NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
BAB II
TUJUAN:
1. PRE-LAB
Molaritas adalah suatu konsentrasi larutan yang menyatakan banyaknya mol senyawa
atau zat setiap kilogram pelarut (solvent). Molaritas umum digunakan untuk menyatakan
konsentasi larutan. Saat praktikum sering dijumpai molaritas contohnya HCl 2 M. Dalam botol
tersebut terkandung 2 mol HCl dalam 1 liter larutan. (Krisna,2015)
Molalitas merupakan satuan dari konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang
terdapat pada 1000 gram pelarut. Seperti contoh didalam sebuah botol di laboratorium tertera
sebuah label bertuliskan 1 m CuSO4, hal tersebut berarti pada larutan terdapat 1 mol CuSO4
dalam 1000 gram pelarut. (Johari, 2009)
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v),
%(b/b), ppm,dan ppb !
Molar (M) adalah menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam setiap liter larutan atau jumlah
mmol zat terlarut dalam tiap mL larutan. (Enigma,2016)
Normal (N) adalah menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan.
(Widagdo,2015)
%(b/v) adalah gram zat terlarut dalam 100 ml larutan(Tesyar, 2012).
%(v/v) adalah mililiter zat terlarut dalam 100 ml larutan (Tesyar, 2012).
%(b/b) adalah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan(Tesyar, 2012).
Ppm (parts per milion) adalah jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000 bagian larutan.
Satuan yang dipakai adalah berat per berat, dengan satuan berat yang sama misalnya mg
per mg (Sumardjo, 2008).
Ppb (parts per bilion) adalah jumlah bagian zat terlarut dalam 1.000.000.000 bagian larutan.
Satuan yang dipakai sama dengan ppm yaitu berat per berat (Sumardjo, 2008).
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!
Pengenceran HCl dari larutan pekatnya dilakukan dengan cara menambahkan air ke
dalam larutan pekat HCl, sebaliknya untuk pengenceran H2SO4 dari larutan pekatnya
dilakukan dengan menambahkan larutan pekat H2SO4 ke dalam air (Sutresna, 2007).
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
2. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian dan Sifat Larutan
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun
ion dari dua zat atau lebih. Larutan disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah dan dapat juga disebut homogen karena susunanya begitu
seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan
dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair.
Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, paduan logam yang lain.
Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan
terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada bagian ini dibahas larutan cair.
Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform,
eter, dan alkohol. (Thomas,2013)
Sifat larutan :
Tidak ada bidang batas antar komponen – kompone penyusunnya.
Antara partikel solven (pelarut) dan solut (terlarut) tidak dapat dibedakan.
komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan
berbentuk cair, maka air yang dianggap sebagai pelarut.
komposisi di seluruh bagian adalah sama. (Sutresna,2007)
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu
pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap
pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila
mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer
(Fika,2013).Cara menyatakan konsentrasi antara lain bisa dengan molar, molal, persen,
fraksi mol, bagian persejuta (ppm), dan lain-lain. Untuk bagian persejuta (ppm) adalah
massa komponen larutan (g) per 1 juta gram larutan. Untuk pelarut air, 1 ppm setara
dengan 1 mg/liter, sedangkan persen berat, menyatakan jumlah gram berat zat terlarut
dalam larutan 100 gram (Stocker, 2013).
Perhitungan dalam konsep larutan :
massa zat terlarut
Persen massa (%) = massa larutan
x 100% (Marheni,2007)
mol zat terlarut
Molaritas (konsentrasi molar) (mol dm–3) = liter larutan
(Marheni,2007)
mol zat terlarut
Molalitas (mol kg–1) = kg pelarut
(Marheni,2007)
ekuivalen (ek)
Normalitas (N) = (Rhomdoni, 2009)
V
massa zat terlarut (g)
Persen berat (% b/v) = 100 𝑔
x 100% (Marheni,2007)
volume zat terlarut
Persen volume (% v/v) = 100 mL
x 100% (James, 2008)
mol zat terlarut (mol)
Fraksi mol (X) = (Marheni,2007)
mol zat terlarut (mol)+mol zat pelarut (mol)
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
3. DIAGRAM ALIR
a. Pembuatan 100 ml Larutan NaCl 0,1 M
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
NaCl 10 mg
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Etanol 96%
Dihomogenkan
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Gula 5 gram
Dihomogenkan
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Aquades secukupnya
Dihomogenkan
Hasil
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
Solute
Solven (pelarut) /
Larutan Konsentrasi (zatterlarut) /
satuan (g/ml)
satuan (g/ml)
Penjelasan :
%×10×ρ
0,585=gr M= Mr
32×10×1,19
2. Larutan NaCl 100 ppm M= 36,5
massa (mg)
ppm = = 10,4 M
V (L)
massa (mg)
100 = V1 ×M1 = V2 × M2
0,1
10 mg =massa (mg) V1 ×10,4 = 0,1× 100
V1 =0,96 ml
3. Larutan Etanol 10% (v/v)
V1 ×M1 = V2 × M2
V1 ×96%= 100 × 10%
1000
V1 =
96
V1 =10,41 ml
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
5. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal penting yang harus diperhatikan dari padatan dan cairan yaitu pertama,
sifat dari senyawa itu sendiri dengan memahami MSDS sebelum menggunakan bahan
tersebut. Penghitungan konsentrasi, ppm, %volume, dan %berat haruslah tepat dan
cermat karena apabila terjadi kesalah kecil saja dapat menyebabkan praktikum gagal
dan harus mengulang kembali (Alfian,2009).
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 0,1 M dan 100 ppm dari kristal
padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !
Langkah yang pertama, menghitung terlebih dahulu massa NaCL yang akan
digunakan dalam praktikum pembbuatan larutan NaCl 0,1 M dan NaCl 100 ppm dengan
rumus molaritas ppm.
gr 1000 berat zat terlarut (mg)
M = × ppm =
Mr V (ml) volume larutan (L)
gr 1000 berat zat terlarut (mg)
0,1 = × 100 =
58,5 100 0,1 L
g = 0,585 gram g = 10 mg
Selanjutnya, mengambil padatan NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya ke gelas
arloji. Setelah itu menimbangnya di timbangan analitik hingga massanya mencapai
0,585 gram untuk 0,1 M dan 10 mg untuk 100 ppm. Kemudian, memindahkan NaCl
yang sudah ditimbang ke dalam gelas beaker dan tambahkan akuades secukupnya.
Setelah itu, aduk hingga padatan benar benar larut dan pindahkan campuran tersebut
ke dalam labu ukur. Tuangkan larutan NaCl 0,1 M dan larutan NaCl 100 ppm ke dalam
labu ukur masing-masing larutan. Tambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke
dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus
bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. Selanjutnya, tutup labu ukur dan
homogenkan 100 ml larutan NaCl 0,1 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali dan juga homogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. Setelah
homogenisasi, itulah hasil dari 100 ml larutan NaCl 0,1 M dan 100 ml larutan NaCl 100
ppm (Santoso,2008).
Sedangkan untuk pengenceran 100 ml larutan NaCl 0,1 M menjadi 1 M.
menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan.
V1 ×M1 = V2 × M2
100×0,1 = V2 × 1
V2 =10 ml
Setelah mendapatkan volume kedua, tuang 100 ml larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas
beker 100 ml. Lalu, menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya dan aduk
larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk. Kemudian,
tuang larutan NaCl 1 M dalam labu ukur 100 ml. Tambahkan aquades sedikit demi
sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga
meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. Selanjutnya, tutup labu
ukur dan homogenkan. Setelah homogenisasi, itulah pengenceran 100 ml larutan NaCl
0,1 M menjadi 1 M (Santoso,2008).
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 32%!
Langkah pertama, kita harus menghitung konsentrasi HCl 32% dalam (M) dan
menghitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran.
%×10×ρ
M= V1 ×M1 = V2 × M2
Mr
32×10×1,19
M = V1 ×10,4 = 0,1× 100
36,5
= 10,4 M V1 = 0,96 ml
Lalu HCl tersebut dimasukkan pada labu ukur dan tambahkan aquades sedkit demi
sedikit hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Setelah mencapai tanda batas,
larutan tersebut dihomogenkan (Mustafa,2007)
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl!
Untuk mengetahui massa NaCl yang dibutuhkan, hitung terlebih dahulu dengan
rumus ppm.
massa (mg)
ppm =
V (L)
massa (mg)
100 =
0,1
10 mg =massa (mg)
Dengan perhitungan tersebut, didapatkanlah massa NaCl 10 mg. Lalu NaCl ditimbang
dengan timbangan analitik . Setelah mendapatkan massa sesuai dengan perhitungan,
NaCl tersebut dimasukkan pada beaker glass. Tambahkan aquades secukupnya pada
beaker glass. Kemudian kedua zat tersebut dilarutkan. Setelah itu campuran tersebut,
dipindahkan kedalam labu ukur . Aquades ditambahkan sampai meniskus bawah
mencapai tanda batas. Setelah mencapai tanda batas, larutan tersebut dihomogenkan
(Mustafa,2007).
6. ANALISIS PROSEDUR
Dalam pengembuatan dan pengenceran larutan, kita perlu memperhatikan alat dan
bahan yang digunakan. Analisis prosedur dalam pembuatan dan pengenceran larutan
adalah sebagai berikut :
yaitu tepat 100 ml. Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu
ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali, sehingga menghasilkan 100 ml
larutan etanol 10%. Dalam proses pengenceran ini, diusahakan pengenceran
berlangsung cepat karena sifat etanol yang mudah menguap.
6.5 Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu antara lain HCl, labu ukur 100 ml, pipet ukur,
botol semprot berisi aquades, bulb, pipet tetes. Langkah pertama yang harus dilakukan
%×10×ρ
adalah menghitung molaritas menggunakan rumus M = dan didapatkan
Mr
molaritas sebesar 10,4 M. Kemudian menghitung lagi untuk mencari V1 menggunakan
rumus V1 ×M1 = V2 × M2 . Dengan perhitungan tersebut, maka V1 yang diperlukan
sebesar 0,96 ml. Pasang bulb pada bagain atas pipet ukur, ambil HCl sebanyak 0,96
ml. Pada saat pengambilan larutan, posisi pipet harus tegak dan lurus dengan mata
kita karena untuk menjaga agar bulb tidak kemasukan larutan dan bisa merusak bulb.
HCl mempunyai perlakuan khusus yaitu memasukkan aquades terlebih dahulu
sebelum menuangkan HCl karena akan menimbulkan reaksi. Pastikan aquades sudah
menyentuh batas bawah meniscus bawah. Lalu homogenkan kedua zat cair tersebut
sebanyak 12 kali dan menghasilkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%.
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
7. ANALISA HASIL
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari pembuatan larutan dari bahan cair
atau padat dengan konsentrasi tertentu sedangkan proses pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume akhir yang lebih besar dengan konsentrasi yang lebih rendah
(Alfian,2009).
M1. V1 = M2. V2
96%. V1 = 10%. 100
1000
V1 = = 10,41 ml
96
(Sunarya,2010)
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
7.5 Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
Dalam pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% menggunakan
rumus molaritas larutan untuk mencari volume awal larutan dalam satuan milliliter.
Diketahui massa jenisnya 1,19, massa molekul relatifnya HCl 36,5, kadarnya 32%,
konsentrasi awal larutan 96%, konsentrasi akhir larutannya 20%, dan volume akhirnya
100 ml.
p x % x 10 1,19 x 32 x 10
M = = = 10,4 M
Mr 36,5
M1. V1 = M2. V2
10,4. V1 = 0,1. 100
10
V1 = = 0,96 ml
10,4
(Zumdahl, 2010).
Nama Fariska Vera Imanda
NIM 175100907111026
Kelas Y
Kelompok Y3
8. KESIMPULAN
Tujuan praktikum kali ini yaitu supaya praktikan mengetahui langkah langkah dalam
pembuatan dan pengenceran larutan dalam konsentrasi tertentu. Larutan merupakan
campuran antara zat pelarut dengan zat terlarut yang bercampur secara homogen. Adapun
maksud dari pengenceran larutan ialah untuk memperkecil konsentrasi larutan dan
pengenceran menyebabkan volume serta kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah zat terlarut
tetap.
Terdapat 5 kali percobaan yaitu pertama, pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan
perhitungan menggunakan rumus molaritas didapatkan zat terlarut sebanyak 0,585 gram.
Kedua, pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan perhitungan menggunakan rumus
ppm atau part per million menghasilkan 10 mg zat yang terlarut. Percobaan yang ketiga adalah
pembuatan 100 ml larutan etanol 10% (v/v). Untuk mengetahui volume etanol yang akan
dibuat maka dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus pengenceran larutan dan
didapatkan hasilnya sebesar 10,41 ml. Percobaan keempat yaitu pembuatan 100 ml larutan
gula 5% (b/v) dan dilakukan perhitungan didapatkan hasil 5 gram zat terlarut. Terakhir,
pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%. Sebelumnya kita harus mengetahui
konsentrasi HCl dalam bentuk (M) dan volume larutan HCl yang akan dibuat dengan
penghitungan. Setelah dihitung, didapatkan hasil sebesar 0,96 ml. Untuk mendapatkan hasil
larutan sesuai yang diinginkan, praktikan harus melaksanakan sesuai prosedur di diagram alir.