Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA :

NIM :

KELAS :

KELOMPOK :

JURUSAN :

ASISTEN :

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
A. PRE-LAB
1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?

Molaritas (M) adalah satuan konsentrasi dalam System Internasional yang banyak
dipergunakan dan didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut dalam 1 L (1000 mL)
larutan dengan satuan M
Molalitas (m) adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang
terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol.
Normalitas (N) adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau
anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitasi didefinisikan banyaknya zat dalam
gram ekivalen dalam satu liter larutan dengan satuan N
(James, 2008)
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v),
%(b/b), ppm, dan ppb!
 Molar menyatakan jumlah milimol zat terlarut dalam 1 mL larutan
 Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan
 % berat/volume (b/v) gram zat terlarut per volum larutan di kali 100
 % volume/volume (v/v) Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dikali 100
 % berat/berat (b/b) gram zat terlarut per gram larutan dikali 100
 Satuan ppm (gram zat terlarut per 100 gram larutan) ekuivalen dengan 1 mg zat
terlarut dalam 1 Liter larutan
 Satuan ppb (gram zat terlarut per satu juta gram larutan) ekuivalen dengan 1ug zat
terlarut per 1 Liter larutan
(Chang, 2006).
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!

Perbedaan pengenceran larutan terdapat pada penuangan air atau aquades. Pada

larutan HCl pekat pengenceran dilakukan dengan menuangkan aquades atau H 2O ke

dalam larutan HCl pekat. Sedangkan, pada H2SO4 dilakukan dengan cara yang

sebaliknya menuangkan larutan H2SO4 ke dalam H2O atau aquades

(Redjeki, 2010).

B. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian dan Sifat Larutan

Pengertian larutan :
Campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri
dari zat pelarut dan terlarut (Sumardjo, 2008).

Sifat larutan :
1. Memiliki komposisi dan ukuran yang sama
2. Tidak memiliki bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak
bedakan secara langsung antara)
3. Partikel ukurannya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari
dua zat atau lebih
4. Dalam larutan fase cair, pelarutnya adalah cairan dan zat yang terlarut bisa
berwujud padat, cair, atau gas
5. Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar
(Underwood, 2006).

b. Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan dalam Konsep Larutan

Pengertian konsentrasi :
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Umunya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan (Underwood, 2006).

Perhitungan dalam konsep larutan :

1) MOLARITAS (M)
Banyak mol zat terlarut dalam 1000 mL larutan (Brady, 2011).

gr zat terlarut 1000


M= x
Mr ml larutan

2) MOLALITAS (m)
Jumlah mol zat yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol
(Brady, 2011).

gr zat terlarut 1000


m= x
Mr gr pelarut

Keterangan
m : molalitas (mol/kg)
Mr : massa relatif zat terlarut (g/mol)
3) NORMALITAS (N)
Banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan (Lister, 2009).

gr zat terlarut 1000


N= x
BE ml larutan

Keterangan:

BE: Berat Ekivalen (Mr yang telah dipengaruhi oleh reaksi berdasarkan lepas
atau diterimanya atom H. Rumus BE = Mr/Banyak atom H yang dilepas atau di
terima)

4) FRAKSI MOL (X)


menyatakan perbandingan jumlah mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah
mol larutan (Oxtoby, 2006).

mol zat terlarut (mol)


Xt = dan
mol zat terlarut ( mol ) +mol pelarut ( mol)

mol zat pelarut (mol)


Xp =
mol zat terlarut ( mol ) +mol pelarut ( mol)

5) PART PER MILLIOIN (ppm)


menyatakan perbandingan bagian dalam satu juta bagian yang lain (Kenkel,
2007).

mg zat terlarut mg zat terlarut


ppm = x 100% atau ppm = x 100%
volume larutan( L) berat larutan( kg)

6) PART PER BILLION (ppb)


adalah menyatakan jumlah mikro gram berat zat yang terlarut dalam volume
atau berat total larutan (Kenkel, 2007).

µ g zat terlarut µ g zat terlarut


ppb = x 100% atau ppb = x
volume larutan( L) berat larutan( kg)
100%

c. Aplikasi Larutan dalam Teknologi Pertanian Indonesia

Proses pembuatan pestisida, pencegahan kerusakan pada hasil makanan, proses


pembuatan urea atau yang biasa dikenal dengan pupuk (Sutanto, 2012).
C. DIAGRAM ALIR

1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M

Dihitung konsentrasi larutan

NaCl 0,585 gram

NaCl ditimbang menggunakan neraca digital

Aquades Secukupnya

Diletakkan dalam beaker glass

Dipindahkan kedalam labu ukur ukuran 100ml

Aquades

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm

NaCl 10 mg

Nacl ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik

Aquades Secukupnya

Dilarutkan

Dipindahkan kedalam labu ukur ukuran 100ml


Aquades

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil

3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 96% (v/v)

Etanol 96%

Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran

Dipindahkan ke dalam labu takar 100ml


Aquades

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)

Gula Pasir

Ditimbang sebanyak 5 gram

Diletakkan kedalam beaker glass


Aquades Secukupnya

Dipindahkan kedalam labu takar 100ml


Aquades

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

Hasil

5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%


Perhitungan konsentrasi HCL 32% dan volume yang dibutuhkan

Konsentrasi HCl 32% dalam (M)

Dihitung volume HCL yang akan diambil dengan rumus pengenceran


Larutan HCl 32%

Diletakkan dalam labu ukur yang berukuran 100ml


Aquades

Ditambahkan hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen

Hasil
D. DATA HASIL PRAKTIKUM

Solute (zat terlarut) / Solven (pelarut) / satuan


Larutan Konsentrasi
satuan (g/ml) (g/ml)
0,585 gram
0,1 M 100 ml aquades
NaCl 0,5863 gram
0,01 gram
100 ppm 100 ml aquades
0,0117 gram

Etanol 96% (v/v) 10,4 ml 89,6 ml

5 gram
Gula 5% (b/v) 100 ml aquades
4,9967 gram

HCl 0,1 M 0,96 ml 99,04 ml

1. NaCl 0,1 M ; 100 ml 4. Gula 5% ; 100 ml

massa(gr) 1000 massa


M= x %= x 100%
Mr Volume(ml) 100 ml

gr 1000 massa
0,1 = x 5= x 100
58,5 100 100

Massa = 0,585 gram massa = 5 gram

2. NaCl 100 ppm ; 100 ml 5. HCl 0,1 M ; 100 ml HCl 32%

mg % .10 . ρ 32. 10 .1,19


Ppm = M= =
V (L) Mr 36,5

mg
100 = M = 10,433
0,1

Massa = 10 mg 10,433 . V1 = 0,1 . 100

V1 = 10 /10,433

3. Etanol 96% ; 100 ml = 0,958 ml

M1 . V1 = M2 . V2

96 . V1 = 10 . 1000

V1 = 1000/96

= 10,4 ml
E. PEMBAHASAN

1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan kerja yang lebih utama. Pembuatan
larutan membutuhkan kehati-hatian yang tinggi. Ada salah satu larutan pekat yang
akan membahayakan jika ditambahkan air seperti H 2SO4 karena bersifat panas dan
bisa merusak alat-alat kimia yang terbuat dari kaca, selain itu jika berbentuk padatan
ukuran penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan larutan itu
berhasil atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm
dilakukan dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan
tersebut (Khopkar, 2007).

2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal
padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !
 Menghitung massa NaCl menggunakan rumus molaritas dan ppm
g
berat zat terlarut(mg)
M = Mr ppm =
volume larutan( L)
L
g
berat zat terlarut(mg)
10 = 58,5 100 =
0,1 L
0,1 L
g = 5,85 gram g = 10 mg
 Memasukkan kaca arloji ke dalam neraca analitik kemudian di nol kan
 Mengambil dan menimbang kristal NaCl sebanyak 5,85 gram untuk molaritas
dan 10 mg untuk ppm dan menuangkannya ke dalam bekker glass
 Menambahkan aquades supaya tidak ada kristal yang tertinggal
 Mengaduk larutan NaCl dan aquades menggunakan pengaduk hingga larut
 Menuangkan larutan NaCl 10 M dan 100 pm ke dalam labu ukur
 Menambahkan aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas 100ml
 Menutup labu ukur dengan penutup
 Menghomogenisasikan larutan NaCl 10M dan 100 ppm sebanyak 12 kali
 Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ppm
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1 M.
 Menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan.
M1 . V1 = M2 . V2
10 . 100 = 1 . V2
V2 = 1000 ml
 Menuangkan 100 ml larutan NaCl 10 M ke dalam gelas beker 1000 ml.
 Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
 Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan
pengaduk.
 Menuangkan larutan NaCl 1 M dalam labu ukur 1000 ml.
 Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur
dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah
mencapai tanda batas, yaitu tepat 1000 ml.
 Menutup labu ukur dengan penutup.
 Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan
proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
 Hasil 1000 ml larutan NaCl 1 M
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1 M
 Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm
berat zat terlarut(mg)
100 =
0,1 L
g = 10 mg
0,01 mg
M = 58,5
0,1
M = 0,001
 Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan
M1 . V1 = M2 . V2
0,001 . 100 = 1 . V2
V2 = 0,1 ml
 Mengurangi volume larutan hingga 0,1 ml.
 Menutup labu ukur dengan penutup
 Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali
 Hasil 0,1 ml larutan NaCl 1 M (Rohman, 2007).
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% !
 Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%
dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
% x 10 x ƿ
M1 =
Mr
37 % x 10 x 1,19
M1 =
36,5
M1 = 12,06
M1 . V1 = M2 . V2
12,06 . V1 = 0,1 . 100
0,1 x 100
V1 = = 0,82 ml
12,06
 Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan pipet ukur dan memasukkannya
ke dalam labu ukur
 Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah
 Menutup labu ukur dengan penutup
 Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam
labu ukur sebanyak 12 kali
 Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% (Rohman, 2007).

4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl!
 Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan
dalam percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan
rumus part per million (ppm).
berat zat terlarut(mg)
 ppm =
L
mg
 100 =
0,05
 berat = 5 mg
 Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang
telah ada di dalam timbangan analitik dan setelah di nol kan sambil menimbangnya
hingga mencapai massa 5 mg
 Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker
 Menuangkan aquades ke dalam gelas beker
 Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan
pengaduk .
 Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur
 Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur
dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas
 Menutup labu ukur dengan penutup
 Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan
sebanyak 12 kali
 Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm (Gandjar, 2009).

5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 10% (b/v)!


 Menghitung terlebih dahulu massa gula yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 10% (b/v) dengan menggunakan %berat
berat zat terlarut( gram)
%berat = x 100 %
100 ml
berat zat terlarut ( gram )
10% = x 100 %
100 ml
Berat zat terlarut = 10 gram
 Mengambil gula sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang
telah di nol kan di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga
mencapai massa 10 gram
 Menuangkan ke dalam gelas beker
 Menuangkan aquades ke dalam gelas beker
 Mengaduk larutan campuran aquades dan gula dengan menggunakan pengaduk
hingga gula larut, tidak terlihat oleh mata dan warna larutan berubah menjadi
kuning kecoklatan
 Menuangkan larutan gula 10% ke dalam labu ukur
 Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit menggunakan pipet tetes
hingga meniskus bawah mencapai tanda batas
 Menutup labu ukur dengan penutup
 Menghomogenkan 100 ml larutan gula 10% sebanyak 12 kali
 Hasil 100 ml larutan gula 10% (Gandjar, 2009).
F. ANALISA PROSEDUR

1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes,
gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu
menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus

g
molaritas M= Mr . sehingga di temukan massa yang dibutuhkan adalah 0,5 gr.
L
Kemudian mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji
yang telah ada di dalam timbangan analitik hingga mencapai massa 0,5 gram. Setelah
itu ambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya
ke dalam gelas beker. Aduk dengan menggunakan pengaduk kaca dengan di campur
sedikit aquades hingga benar-benar terlaru. Kemudian tuangkan kedalam labu ukur
dengan bantuan corong kaca, tetapi dengan ujung corong tidak menyentuh mulut labu,
sehingga ada udara yang masuk kedalam labu ukur. Kemudian tambahkan kembali
aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga meniskus bawah mencapai
tanda batas. Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu ukur
dengan proses homogenisasi sebanyak 10-12 kali, sehingga menghasilkan 100 ml
larutan NaCl 0,1 M.

2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm

Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes,
gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu
menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part

berat zat terlarut(mg)


per million (ppm) : ppm = . massa yang dibutuhkan adalah 10
L
mg. Kemudian mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas
arloji. Setelah itu gelas arloji dan menuangkannya ke dalam gelas beker. Aduk dengan
menggunakan pengaduk kaca dengan di campur sedikit aquades hingga benar-benar
terlarut . Kemudian tuangkan kedalam labu ukur dengan bantuan corong kaca.
Kemudian tambahkan kembali aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas.
Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan sebanyak 12 kali

3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 10% (v/v)


Pertama yang kita lakukan adalah menghitung terlebih dahulu jumlah volume
etanol 96% yang akan diencerkan dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol
10% (v/v) dengan menggunakan rumus pengenceran larutan.
M1 . V1 = M2 . V2
96 . V1 = 10 . 100
10. 100
V1 = = 10,4 ml
96

Kemudian mengambil etanol menggunakan pipet ukur 10 ml sebanyak dua kali dan
pipet ukur 1 ml dengan bantuan bulb, lalu memasukkannya ke dalam labu ukur. Pada
saat memasukkan nya kedalam labu ukur, pipet yang berisi etanol harus menyentuh
dinding labu ukur, agar etanol mengalir dan tidak menetes. Kemudian tambahkan
aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan penutup,
dan homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12
kali.

4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung


massa gula, kita bisa mendapatkannya dengan menggunakan rumus
molaritas terlebih dahulu. Rumusnya adalah :
massa zat terlarut (gr)
%(b/v) =
volume larutan(ml)
Setelah massa gula didapatkan yaitu 5 gr. Langkah selanjutnya
adalah menimbang gula menggunakan timbangan analitik. Lalu,
ambil gula menggunakan spatula sebanyak 5gr. Taruh kristal gula
pada gelas beaker. Setelah itu, berikan aquades secukupnya lalu
aduk menggunakan pengaduk agar gula benar benar tercampur.
Kamudian tuangkan gula ke dalam labu ukur ukuran 100ml,
menggunakan corong, beri aquades sampai garis batas labu ukur
menggunakan meniscus bawah karena larutan bening atau tidak
berwarna. Tutup labu ukur menggunakan penutup. lalu kocok labu
ukur agar larutan homogen. Terakhir, buang larutan tersebut lalu
cuci glass ware sampai bersih, kemudian keringkan menggunakan
lap atau tisu.

5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%.


Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung

% X 10 X P
molaritas. Rumusnya adalah : M = .Hasil yang didapatkan
Mr
adalah 10,4 ml. Selanjutnya kita masukkan air ke dalam labu ukur.
Kemudian kita mencari berapa HCl yg di butuh kan dengan
menggunakan rumus M1 . V1 = M2 . V2. Sehingga didapatkan hasil
0,96 ml. Pasang bulb pada bagain atas pipet ukur, ambil HCl
sebanyak 0,96 ml. Pada saat pengambilan posisi pipet harus tegak
dan lurus dengan mata kita. Setelah itu keluarkan etanol di dalam
labu ukur ukuran 100 ml. Tambahkan aquades hingga batas. Tutup
labu ukur menggunakan penutup. lalu kocok labu ukur agar larutan
homogen. Terakhir, buang larutan tersebut ke limbah asam,
kemudian cuci glass ware sampai bersih, kemudian keringkan
menggunakan lap atau tisu.

G. ANALISA HASIL

1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M


Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M. Menggunakan
rumus molaritas
g
M = Mr
L

g
0,1 = 58,5
0,1

g = 0,585 gram (Baroroh, 2009).


2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan
menggunakan rumus part per million atau bagian per sejuta.
berat zat terlarut(mg)
ppm =
L
mg
100 =
0,1
mg = 0,01 gram (Baroroh, 2009).
3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)
Percobaan pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dengan
menggunakan rumus pengenceran larutan.
M1 . V1 = M2 . V2
96 . V1 = 20 . 100
10. 100
V1 = = 10,4 ml (Mulyani, 2010).
96
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)
Percobaan pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v) dengan
menggunakan rumus %berat.
berat zat terlarut(gram)
%berat = x 100 %
100 ml
berat zat terlarut ( gram )
5% = x 100 %
100 ml
Berat zat terlarut = 5 gram (Sulami, 2006).
5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
% x 10 x ƿ
M1 =
Mr
32% x 10 x 1,19
M1 =
36,5
M1 = 10,43
M1 . V1 = M2 . V2
10,4 . V1 = 0,1 . 100
0,1 x 100
V1= = 0,96 ml (Suminar, 2011).
10,43
Pada data hasil praktikum kelompok saya terdapat
penimbangan ukuran berat maupun volum yang tidak pas tepat
pada perhitungan. Sehingga hal tersebut mempengaruhi nilai
konsentrasi suatu zat. Meski, hanya berbeda 0,001. Penyebab
penimbangan tidak akurat seperti teoritis dikarenakan sulitnya
menepatkan angka pada neraca analitik yang selalu berubah-ubah
(Keenan, 2010).
Kesalahan dalam pengukuran analitik terbagi menjadi tiga:
kesalahan serius, kesalahan acak, kesalahan sistematik. Secara
umum faktor yang menjadi kesalahan dalam pengukuran sehingga
menimbulkan variasi hasil antara lain: perbedaan yang terdapat
pada objek yang diukur, perbedaan situasi pada saat pengukuran,
perbedaan alat dan instrumentasi yang digunakan, perbedaan
penyelenggaraan, perbedaan pembacaan hasil ukuran (Petrucci,
2008).
Pada kelompok kami, kesalahan yang kami lakukan adalah
human error dan rasa tidak sabaran saat melakukan praktikum,
seperti: penambahan aquades yang melebihi batas ukur,
penimbangan padatan yang tumpah, pipet tercelup ke dalam labu
ukur, hal seperti ini mengakibatkan ke gagalan dan harus
mengulang untuk membuat larutan yang baru,serta pembuangan
limbah etanol tidak pada tempatnya.

H. KESIMPULAN

Tujuan dari praktikum pembuatan dan pengenceran larutan adalah mampu


membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mampu mengencerkan larutan dengan
konsentrasi tertentu (Tim Pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar, 2016).

Data Hasil Praktikum yang pertama mencantumkan bahwa berat pada NaCl
tidak tepat 0,585 gram tetapi 0,5863 gram meski hanya berbeda 0,001 tetapi sudah
sesuai dengan prinsip dan rumus untuk membuat larutan NaCl 0,1 M ; 100 ml.
Kedua, mencantumkan nilai berat 0,0117 gram pada pembuatan larutan NaCl
100 ppm ; 100 ml yang seharusnya berat yang dibutuhkan adalah 0,01 gram, tetapi
sudah sesuai prinsip untuk membuat larutan tersebut.
Ketiga, dalam DHP yang bersangkutan tertulis satuan etanol yang dibutuhkan
10,4 ml dengan pelarut sebanyak 89,6 ml dan sudah sesuai prinsip untuk membuat
larutan etanol 96% ; 100 ml.
Keempat, penimbangan berat gula yang seharusnya 5 gram sesuai rumus
tetapi, pada praktikum tertuliskan 4,9967 yang berarti kurang 0,0023 gram. Meskipun
begitu, sudah sesuai dengan prinsip pembuatan larutan gula 5% ; 100 ml.
Kelima, pembuatan larutan HCl 0,1 M ; 100 ml dengan HCl 32% sudah sesuai
prinsip dan tidak terjadi kekurangan saat pengambilan cairan yaitu sebanyak 0,96 ml
dan pelarut sebanyak 99,04 ml sesuai rumus teoritis.
DAFTAR PUSTAKA

Brady, J. E. 2011. Kimia UniversitasAsas dab Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.

Chang, Raymond. 2006. General Chemistry: The Essential Concepts. Washington DC:
McGraw-Hill Companies.

James, Joyce. 2008. Principles of Science For Nurse. California: Blackwell Publishing.

Kenkel, John. 2007. Analytical Chemistry for Technician. Florida: CRC Press.

Lister, Ted. 2009. Classic Chemistry Demonstrations. Lancaster: Royal Society Corporation.

Oxtoby, David W. 2006. Principles of Modern Chemistry. New York: Harcourt, Inc.

Redjeki, Tri. 2010. Praktikum Kimia Dasar 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sumardjo, Darmin. 2008. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program
Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Sutanto, Rachman. 2012. Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.

Underwood, A.L. 2006. Quantitative Analysis Sixth Edition. London: Prentice-Hall, Inc.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN

Baroroh, Umi L. 2009. Diktat Kimia Dasar I. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Gandjar, Susanto. 2009. Perhitungan Kimia Sistematis. Jakarta: Pustaka Publika.

Keenan, Charles W. 2010. Kimia untuk Universitas Jakarta. Jakarta: Erlangga.

Khopkar, SM. 2007. Konsep Dasar Analitik. Jakarta: UI Press.

Mulyani, Sri. 2010. Kimia Fisika Jilid 2. Malang: Universitas Negeri Malang.

Petrucci, Ralph. 2008. Kimia Dasar. Bogor: Erlangga.

Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analitik. Yogyakarta: Pustaka Pelaiar.

Sulami, Emi. 2006. Kimia. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Suminar. 2010. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.

Tim Pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar. 2016. Kimia Dasar. Malang: Universitas
Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai