KIMIA DASAR
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
NAMA :
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :
JURUSAN :
ASISTEN :
Molaritas (M) adalah satuan konsentrasi dalam System Internasional yang banyak
dipergunakan dan didefinisikan sebagai banyak mol zat terlarut dalam 1 L (1000 mL)
larutan dengan satuan M
Molalitas (m) adalah satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang
terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol.
Normalitas (N) adalah satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau
anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitasi didefinisikan banyaknya zat dalam
gram ekivalen dalam satu liter larutan dengan satuan N
(James, 2008)
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v),
%(b/b), ppm, dan ppb!
Molar menyatakan jumlah milimol zat terlarut dalam 1 mL larutan
Normalitas adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan
% berat/volume (b/v) gram zat terlarut per volum larutan di kali 100
% volume/volume (v/v) Konsentrasi suatu larutan dari dua cairan dikali 100
% berat/berat (b/b) gram zat terlarut per gram larutan dikali 100
Satuan ppm (gram zat terlarut per 100 gram larutan) ekuivalen dengan 1 mg zat
terlarut dalam 1 Liter larutan
Satuan ppb (gram zat terlarut per satu juta gram larutan) ekuivalen dengan 1ug zat
terlarut per 1 Liter larutan
(Chang, 2006).
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!
Perbedaan pengenceran larutan terdapat pada penuangan air atau aquades. Pada
dalam larutan HCl pekat. Sedangkan, pada H2SO4 dilakukan dengan cara yang
(Redjeki, 2010).
B. TINJAUAN PUSTAKA
a. Pengertian dan Sifat Larutan
Pengertian larutan :
Campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-
masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri
dari zat pelarut dan terlarut (Sumardjo, 2008).
Sifat larutan :
1. Memiliki komposisi dan ukuran yang sama
2. Tidak memiliki bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak
bedakan secara langsung antara)
3. Partikel ukurannya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari
dua zat atau lebih
4. Dalam larutan fase cair, pelarutnya adalah cairan dan zat yang terlarut bisa
berwujud padat, cair, atau gas
5. Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar
(Underwood, 2006).
Pengertian konsentrasi :
Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat
terlarut dan pelarut. Umunya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan (Underwood, 2006).
1) MOLARITAS (M)
Banyak mol zat terlarut dalam 1000 mL larutan (Brady, 2011).
2) MOLALITAS (m)
Jumlah mol zat yang terdapat di dalam 1000 gram pelarut dengan satuan mol
(Brady, 2011).
Keterangan
m : molalitas (mol/kg)
Mr : massa relatif zat terlarut (g/mol)
3) NORMALITAS (N)
Banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan (Lister, 2009).
Keterangan:
BE: Berat Ekivalen (Mr yang telah dipengaruhi oleh reaksi berdasarkan lepas
atau diterimanya atom H. Rumus BE = Mr/Banyak atom H yang dilepas atau di
terima)
Aquades Secukupnya
Aquades
Dihomogenkan
Hasil
2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm
NaCl 10 mg
Aquades Secukupnya
Dilarutkan
Dihomogenkan
Hasil
Etanol 96%
Dihomogenkan
Hasil
4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)
Gula Pasir
Dihomogenkan
Hasil
Hasil
D. DATA HASIL PRAKTIKUM
5 gram
Gula 5% (b/v) 100 ml aquades
4,9967 gram
gr 1000 massa
0,1 = x 5= x 100
58,5 100 100
mg
100 = M = 10,433
0,1
V1 = 10 /10,433
M1 . V1 = M2 . V2
96 . V1 = 10 . 1000
V1 = 1000/96
= 10,4 ml
E. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan dan cairan
(larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal yang harus diperhatikan adalah keselamatan kerja yang lebih utama. Pembuatan
larutan membutuhkan kehati-hatian yang tinggi. Ada salah satu larutan pekat yang
akan membahayakan jika ditambahkan air seperti H 2SO4 karena bersifat panas dan
bisa merusak alat-alat kimia yang terbuat dari kaca, selain itu jika berbentuk padatan
ukuran penimbangan dan volume pelarutlah yang menentukan pembuatan larutan itu
berhasil atau tidaknya. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm
dilakukan dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan
tersebut (Khopkar, 2007).
2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari kristal
padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut menjadi 1 M !
Menghitung massa NaCl menggunakan rumus molaritas dan ppm
g
berat zat terlarut(mg)
M = Mr ppm =
volume larutan( L)
L
g
berat zat terlarut(mg)
10 = 58,5 100 =
0,1 L
0,1 L
g = 5,85 gram g = 10 mg
Memasukkan kaca arloji ke dalam neraca analitik kemudian di nol kan
Mengambil dan menimbang kristal NaCl sebanyak 5,85 gram untuk molaritas
dan 10 mg untuk ppm dan menuangkannya ke dalam bekker glass
Menambahkan aquades supaya tidak ada kristal yang tertinggal
Mengaduk larutan NaCl dan aquades menggunakan pengaduk hingga larut
Menuangkan larutan NaCl 10 M dan 100 pm ke dalam labu ukur
Menambahkan aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas 100ml
Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenisasikan larutan NaCl 10M dan 100 ppm sebanyak 12 kali
Hasil 100 ml larutan NaCl 10 M dan 100 ppm
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 10 M menjadi 1 M.
Menghitung terlebih dahulu volume kedua menggunakan rumus pelarutan.
M1 . V1 = M2 . V2
10 . 100 = 1 . V2
V2 = 1000 ml
Menuangkan 100 ml larutan NaCl 10 M ke dalam gelas beker 1000 ml.
Menuangkan aquades ke dalam gelas beker secukupnya.
Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan
pengaduk.
Menuangkan larutan NaCl 1 M dalam labu ukur 1000 ml.
Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur
dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus bawah
mencapai tanda batas, yaitu tepat 1000 ml.
Menutup labu ukur dengan penutup.
Menghomogenkan 1000 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan
proses homogenisasi sebanyak 12 kali.
Hasil 1000 ml larutan NaCl 1 M
Langkah kerja pengenceran 100 ml larutan NaCl 100 ppm menjadi 1 M
Menghitung terlebih dahulu konsentrasi 100 ml larutan NaCl 100 ppm
berat zat terlarut(mg)
100 =
0,1 L
g = 10 mg
0,01 mg
M = 58,5
0,1
M = 0,001
Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan
M1 . V1 = M2 . V2
0,001 . 100 = 1 . V2
V2 = 0,1 ml
Mengurangi volume larutan hingga 0,1 ml.
Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 12 kali
Hasil 0,1 ml larutan NaCl 1 M (Rohman, 2007).
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 37% !
Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 37% yang akan diencerkan
dalam percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%
dengan menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
% x 10 x ƿ
M1 =
Mr
37 % x 10 x 1,19
M1 =
36,5
M1 = 12,06
M1 . V1 = M2 . V2
12,06 . V1 = 0,1 . 100
0,1 x 100
V1 = = 0,82 ml
12,06
Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan pipet ukur dan memasukkannya
ke dalam labu ukur
Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah
Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% di dalam
labu ukur sebanyak 12 kali
Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37% (Rohman, 2007).
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital garam NaCl!
Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan
dalam percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan
rumus part per million (ppm).
berat zat terlarut(mg)
ppm =
L
mg
100 =
0,05
berat = 5 mg
Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang
telah ada di dalam timbangan analitik dan setelah di nol kan sambil menimbangnya
hingga mencapai massa 5 mg
Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker
Menuangkan aquades ke dalam gelas beker
Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan
pengaduk .
Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur
Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur
dengan menggunakan pipet tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas
Menutup labu ukur dengan penutup
Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan
sebanyak 12 kali
Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm (Gandjar, 2009).
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes,
gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu
menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus
g
molaritas M= Mr . sehingga di temukan massa yang dibutuhkan adalah 0,5 gr.
L
Kemudian mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji
yang telah ada di dalam timbangan analitik hingga mencapai massa 0,5 gram. Setelah
itu ambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan menuangkannya
ke dalam gelas beker. Aduk dengan menggunakan pengaduk kaca dengan di campur
sedikit aquades hingga benar-benar terlaru. Kemudian tuangkan kedalam labu ukur
dengan bantuan corong kaca, tetapi dengan ujung corong tidak menyentuh mulut labu,
sehingga ada udara yang masuk kedalam labu ukur. Kemudian tambahkan kembali
aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga meniskus bawah mencapai
tanda batas. Tutup labu dengan penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu ukur
dengan proses homogenisasi sebanyak 10-12 kali, sehingga menghasilkan 100 ml
larutan NaCl 0,1 M.
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet tetes,
gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu
menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part
Kemudian mengambil etanol menggunakan pipet ukur 10 ml sebanyak dua kali dan
pipet ukur 1 ml dengan bantuan bulb, lalu memasukkannya ke dalam labu ukur. Pada
saat memasukkan nya kedalam labu ukur, pipet yang berisi etanol harus menyentuh
dinding labu ukur, agar etanol mengalir dan tidak menetes. Kemudian tambahkan
aquades hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan penutup,
dan homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12
kali.
% X 10 X P
molaritas. Rumusnya adalah : M = .Hasil yang didapatkan
Mr
adalah 10,4 ml. Selanjutnya kita masukkan air ke dalam labu ukur.
Kemudian kita mencari berapa HCl yg di butuh kan dengan
menggunakan rumus M1 . V1 = M2 . V2. Sehingga didapatkan hasil
0,96 ml. Pasang bulb pada bagain atas pipet ukur, ambil HCl
sebanyak 0,96 ml. Pada saat pengambilan posisi pipet harus tegak
dan lurus dengan mata kita. Setelah itu keluarkan etanol di dalam
labu ukur ukuran 100 ml. Tambahkan aquades hingga batas. Tutup
labu ukur menggunakan penutup. lalu kocok labu ukur agar larutan
homogen. Terakhir, buang larutan tersebut ke limbah asam,
kemudian cuci glass ware sampai bersih, kemudian keringkan
menggunakan lap atau tisu.
G. ANALISA HASIL
g
0,1 = 58,5
0,1
H. KESIMPULAN
Data Hasil Praktikum yang pertama mencantumkan bahwa berat pada NaCl
tidak tepat 0,585 gram tetapi 0,5863 gram meski hanya berbeda 0,001 tetapi sudah
sesuai dengan prinsip dan rumus untuk membuat larutan NaCl 0,1 M ; 100 ml.
Kedua, mencantumkan nilai berat 0,0117 gram pada pembuatan larutan NaCl
100 ppm ; 100 ml yang seharusnya berat yang dibutuhkan adalah 0,01 gram, tetapi
sudah sesuai prinsip untuk membuat larutan tersebut.
Ketiga, dalam DHP yang bersangkutan tertulis satuan etanol yang dibutuhkan
10,4 ml dengan pelarut sebanyak 89,6 ml dan sudah sesuai prinsip untuk membuat
larutan etanol 96% ; 100 ml.
Keempat, penimbangan berat gula yang seharusnya 5 gram sesuai rumus
tetapi, pada praktikum tertuliskan 4,9967 yang berarti kurang 0,0023 gram. Meskipun
begitu, sudah sesuai dengan prinsip pembuatan larutan gula 5% ; 100 ml.
Kelima, pembuatan larutan HCl 0,1 M ; 100 ml dengan HCl 32% sudah sesuai
prinsip dan tidak terjadi kekurangan saat pengambilan cairan yaitu sebanyak 0,96 ml
dan pelarut sebanyak 99,04 ml sesuai rumus teoritis.
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2006. General Chemistry: The Essential Concepts. Washington DC:
McGraw-Hill Companies.
James, Joyce. 2008. Principles of Science For Nurse. California: Blackwell Publishing.
Kenkel, John. 2007. Analytical Chemistry for Technician. Florida: CRC Press.
Lister, Ted. 2009. Classic Chemistry Demonstrations. Lancaster: Royal Society Corporation.
Oxtoby, David W. 2006. Principles of Modern Chemistry. New York: Harcourt, Inc.
Redjeki, Tri. 2010. Praktikum Kimia Dasar 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sumardjo, Darmin. 2008. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program
Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Underwood, A.L. 2006. Quantitative Analysis Sixth Edition. London: Prentice-Hall, Inc.
DAFTAR PUSTAKA TAMBAHAN
Baroroh, Umi L. 2009. Diktat Kimia Dasar I. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.
Mulyani, Sri. 2010. Kimia Fisika Jilid 2. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tim Pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar. 2016. Kimia Dasar. Malang: Universitas
Brawijaya.