1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari dan memahami
teknik pemisahan komponen dari campuran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
3.1.1 Alat
Cawan krus
Penangas listrik
Neraca analitik
Batang pengaduk
Gelas ukur 10 mL
Corong gelas
Pipet tetes
Spatula
Botol semprot
Gelas piala 150 mL
Kaca arloji
Oven
3.1.2 Bahan
Al2O3
Kertas saring
Akuades
NH4Cl
NaCl
3.2 Prosedur kerja
Natrium klorida
Hasil
BAB 4. PEMBAHASAN DAN HASIL
4.1 Hasil
Perlakuan Hasil
Al2O3 + NaCl + NH4Cl dipanaskan Massa NH4Cl yang hilang = 0,15 gram
selama 25 menit @100ºC
Filtrat diuapkan @100 ºC Massa kristal NaCl = 0,07 gram
Residu dipanaskan di oven @100ºC Massa Al2O3 = 0,53 gram
% Massa yang terbentuk 180 %
4.2 Pembahasan
Praktikum ini membahas mengenai pemisahan komponen pada campuran
dengan teknik pemisahan sublimasi dan filtrasi. Campuran terdiri dari dua zat
ataupun lebih yang bergabung. Sublimasi adalah proses berubahnya fase gas
menjadi padat begitupun sebaliknya, dimana proses ini tidak melewati fase cair
terlebih dahulu. Filtrasi merupakan proses pemisahan komponen padat yang
tersuspensi didalam zat cair, dimana proses pemisahan ini menggunakan suatu
media berpori misalnya adalah kertas saring. Ukuran pori-pori yang rapat pada
media penyaring dapat meminimalisir lolosnya pengotor, sehingga akan tertahan
diatas media penyaring dan yang lolos hanyalah komponen yang memiliki ukuran
partikel lebih kecil dari pori-pori media penyaring. Komponen yang lolos adalah
filtrat.
Percobaan pertama adalah membuat campuran dengan cara
mencampurkan natrium klorida, aluminium trioksida dan ammonium klorida
sebanyak masing-masing 0,1 gram. Campuran tersebut dimasukkan kedalam
cawan krus. Perlakuan ini menghasilkan campuran yang terlihat homogen
dikarenakan masing-masing bahan yang digunakan berwarna putih. Perlakuan
selanjutnya adalah pemanasan campuran tersebut dengan menggunakan oven
bersuhu 100 0C selama 25 menit. Perlakuan berupa pemanasan ini bertujuan agar
zat yang dapat menyublim akan mengalami penguapan, hal ini menyebabkan
massanya akan berkurang. Komponen didalam campuran padat tersebut yang
dapat menyublim adalam ammonium klorida. Rekasi yang terjadi adalah:
NH4Cl(s) → NH4Cl(g) (4.1)
Perlakuan selanjutnya adalah penimbangan, namun cawan didinginkan
didalam suhu ruang terlebih dahulu sebelum ditimbang. Pengaturan suhu pada
cawan sebelum ditimbang bertujuan agar penimbangan sebelum dan sesudah
adalah sama. Penimbangan sampel yang suhunya berbeda dengan suhu neraca dan
suhu ruang akan mengakibatkan aliran udara dipermukaan sampel terbentuk.
Aliran udara yang terbentuk mengakibatkan adanya gesekan dari udara dengan
permukaan sampel, hal ini yang dapat menyebabkan massa yang diperoleh lebih
kecil ataupun lebih besar dari yang sebenarnya. Penimbangan ini mengahsilkan
bahwa massa yang hilang adalah sebesar 0,15 gram. Massa tersebut merupakan
massa yang hilang yaitu ammonium klorida, karena pada komponen didalam
campuran ini hanyalah ammonium klorida yang dapat menyublim. Massa yang
didapatkan adalah lebih besar dari massa awal komponen yakni sebesar 0,1 gram.
Ketidaksesuaian ini terjadi diduga karena suhu sampel ketika ditimbang dengan
suhu ruang dan neracanya adalah berbeda, sehingga menyebabkan massa sampel
sesudah pemanasan yang diperoleh lebih kecil. Ketidak sesuaian juga dapat
disebabkan karena saat penimbangan cawan krus, cawan krus tidak dalam
keadaan benar-benar kering dikarenakan sebelum ditimbang dicuci terlebih
dahulu dengan air. Air mengalami penguapan pada suhu 100 0C sehingga air ikut
mengalami pengupan ketika pemanasan dalam oven dan massa yang hilang
melebihi massa ammonium klorida ketika awal.
Perlakuan berikutnya adalah melarutkan campuran dengan 15 ml akuades
dan diaduk hingga homogen. Perlakuan melarutkan ini berfungsi supaya
komponen natrium klorida larut dengan akuades. Kelarutan natrium klorida
adalah mudah larut dalam air, sedangkan aluminium trioksida sangat sedikit larut
didalam air (Sciencelab, 2018). Natrium klorida terurai menjadi ion positif dan
negatif didalam air. Reaksi yang trejadi adalah:
NaCl(s) + H2O(l) Na+(aq) + Cl-(aq) (4.2)
Sampel yang telah dilarutkan tersebut lalu dilakukan pemisahan menggunakan
teknik pemisahan filtrasi. Filtrasi dilakukan karena natrium klorida telah larut
bersama air, sehingga dapat dipisahkan dan lolos melewati pori-pori pada kertas
saring. Larutan natrium klorida dapat lolos melewati kertas saring dikarenakan
ukuran partikelnya yang lebih kecil dibandingkan dengan ukuran pori-pori pada
kertas saring. Aluminium trioksida tertahan dikertas saring karena masih dalam
bentuk padat, dimana ukuran partikelnya lebih besar dibandingkan ukuran pori-
pori pada kertas saring. Teknik pemisahan filtrasi ini menghasilkan filtrat yang
berupa larutan natrium klorida dan residu berupa aluminium trioksida.
Perlakuan selanjutnya adalah penguapan air pada filtrat dan residu dengan
cara pemanasan. Filtrat yang ditampung pada gelas beaker kemudian dipanaskan
dengan penangas. Residu pada kertas saring diuapkan didalam oven deng suhu
100 0C. Air menguap pada suhu 100 0C, sehingga suhu ini telah sesuai
(Sciencelab, 2018). Pemanasan pada filtrat menghasilkan endapan berwarna putih
kekuningan, warna ini memiliki perbedaan dengan warna saat pertama kali
ditambahkan. Perbedaan warna ini dikarenakan pada dasar cawan krus berwarna
gosong pada awalnya dan terkikis saat pengadukan. Endapan pada pemanasan
filtrat yang didapatkan adalah sebesar 0,07 gram. Hasil ini tidak sesuai dengan
massa komponen natrium klorida awal. Fenomena ini disebabkan karena
kemungkinan ketika ditimbang sampel, suhu ruang dan neraca tidak sama
sehingga menyebabkan massanya tidak sesuai. Fenomena ini juga dapat
disebabkan karena masih terdapat natrium klorida yang belum larut didalam air,
sehingga masih tertahan pada kertas saring. Gambarnya adalah sebagai berikut:
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini adalah prinsip dari
teknik pemisahan filtrasi yaitu pemisahan komponen padat yang tersuspensi
dalam zat cair, dimana pemisahannya menggunakan media kertas saring. Prinsip
pemisahan sublimasi adalah perubahan fase gas menjadi padat maupun sebaliknya
tanpa melewati fase cair, dimana hal ini terjadi hanya pada suhu dan tekanan yang
normal. Komponen yang menyublim adalah ammonium klorida, komponen yang
mengkristal adalah natrium klorida dan komponen yang dapat dipisahkan dengan
filtrasi adalah aluminium trioksida.
5.2 Saran
Saran untuk praktikum ini selajutnya adalah berhati-hati dalam pengaduka,
karena cawan krus didalamnya terkesan rapuh sehingga mudah terkikis. Suhu
harus dikondisikan sebelum dilakukan penimbangan, karena dapat mempengaruhi
massa yang didapat dari perhitungan. Cawan krus kosong harus dikeringkam
hingga benar-benar kering setelah dicuci, agar hasil penimbangan didapatkan
kesesuaian.
DAFTAR PUSTAKA
Sebelum Perlakuan
Massa campuran awal :
- Massa NaCl = 0,1 gram
- Massa Al2O3 = 0,1 gram
- Massa NH4Cl = 0,1 gram
Massa cawan crush kosong = 22,22 gram
Massa cawan + campuran = 22,62 gram (sebelum diberi perlakuan)
Massa kertas saring = 0,65 gram
Setelah perlakuan
1. Cawan crush + campuran ( setelah dioven) = 22,47 gram
Massa yang hilang = 22,62 gram – 22,47 gram
= 0,15 gram
2. Setelah pelarutan dengan akuades dan dipanaskan
Massa kertas saring + residu = 1,18 gram
Residu = (Massa kertas saring + residu) – kertas saring
= 1,18 gram – 0,65 gram
= 0,53 gram
Massa filtrat + cawan crush = 22,29 gram
Filtrat = (Massa filtrat + cawan crush) – cawan crush
= 22,29 gram – 22,22 gram
Filtrat = 0,07 gram
Total Akhir
Sebelum perlakuan massa campuran adalah = 0,4 gram
Setelah akhir perlakuan = filtrat + residu + gas
= 0,07 gram + 0,53 gram + 0,15 gram
= 0,75 gram
Massa campuran akhir
% Massa yang terbentuk ¿ x 100%
Massa campuran awal
0,75 gram
= x 100%
0,4 gram
= 1,8 x 100%
= 180 %