KIMIA DASAR
REAKSI REDOKS
DISUSUN OLEH:
NAMA : GIBRAN SYAILLENDRA WISCNU MURTI
NIM : K1A021068
ASISTEN : MARWA IRBAH AS-SADIDAH
ii
REAKSI REDOKS
I. TUJUAN
1. Menjelaskan reaksi redoks.
2. Menguasai teknik titrasi redoks.
3. Mengurutkan reaktivitas logam-logam berdasarkan reaksi redoks.
4. Terampil dan dapat melakukan pekerjaan secara baik dan teliti dengan
kesalahan sekecil mungkin.
1
2
menyetarakan reaksi redoks, yaitu dengan cara bilangan oksidasi dan cara
setengah reaksi (Vinsiah, 2020).
Titrasi reduksi oksidasi atau biasa disebut dengan titrasi redoks
merupakan penentuan atau penetapan kosentrasi reduktor atau oksidator atas
dasar terjadinya reaksi reduksi dan oksidasi antara titrat (zat yang terdapat
dalam Erlenmeyer) dengan titran (zat yang terdapat dalam buret). Reaksi
yang terjadi merupakan reaksi serah terima elektron atau reaksi redoks.
Dimana reaksi penyerahan atau pelepasan elektron marupakan reaksi oksidasi
dan reaksi penerimaan atau penangkapan elektron merupakan reaksi reduksi.
Istilah oksidasi dan reduksi berbeda dengan oksidator dan reduktor. Tahukah
Anda makna dari reduktor dan oksidator? Reduktor adalah zat yang
mengalami reaksi oksidasi, sedang oksidator adalah zat yang mengalami
reaksi reduksi. Menurut Khopkar (2014:52) oksidator maupun reduktor tidak
berbicara mengenai atomnya saja melainkan mengacu pada suatu senyawa.
Apabila suatu zat dapat berperan sebagai oksidator maupun reduktor, maka
dapat dikatakan zat tersebut mengalami autooksidasi atau disproporsionasi.
Pada keadaan tertentu banyak reaksi redoks yang terjadi namun berlangsung
lambat, sehingga apabila ingin mempercepat reaksinya dibutuhkan katalis
(Zulaicha & Agustina, 2019).
Macam-macam titrasi redoks adalah sebagai berikut:
1. Permanganometri
Merupakan penetapan kosentrasi zat berdasarkan reaksi redoks
menggunakan Kalium Permanganat (KMnO4). Pada titrasi
permanganometri, kalium permanganat bertindak sebagai oksidator dan
bertindak pula sebagai autoindikator.
2. Bikromatometri
Merupakan penetapan kadar zat berdasarkan reaksi redoks
menggunakan larutan baku Kalium Bikromat. Jika dibandingkan dengan
Kalium permanganat (KMnO4), Kalium Bikromat bertindak sebagai
oksidator yang lebih lemah. Larutan baku kalium bikromat memiliki sifat
lebih stabil dari KMnO4. Indikator yang digunakan pada titrasi ini adalah
natrium difenilbenzidinsulfonat. Perubahan warna terjadi dari hijau ke
violet.
3. Serimetri
Merupakan penetapan kadar zat berdasarkan reaksi redoks
menggunakan larutan baku garam Cerium. Jika dibandingkan kalium
permanganat, garam cerium memiliki sifat lebih stabil. Hasil reduksinya
hanya satu dan tidak dapat mengoksidasi ion Cl-. Kelemahanya, tidak
3
3.2 Bahan
Bahan kimia yang digunakan pada percobaan ini adalah KMnO4,
H2C2O4 0,1 N, H2SO4 4 N, larutan sampel, Fe(NO3)2 0,1 M, ZnSO4 0,1
M, CuSO4 0,1 M, Pb(NO3) 0,1 M, dan HCl 4 M.
KMnO4
Hasil
4
5
Logam Fe
Hasil
IV. DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
Tabel 4.1.1 Titrasi Redoks
No. Perlakuan Pengamatan
50 mL KMnO4 dimasukkan Berwarna ungu pekat
1.
ke dalam buret
- 10 mL asam oksalat + 5 - Larutan tidak berwarna
mL H2SO4 dipanaskan - Larutan mengeluarkan sedikit
pada suhu 80℃ gelembung dan tidak
2.
- Dititrasi dengan KMnO4 berwarna
- Larutan berwarna merah
muda
- 10 mL PbSO4 + 5 mL - Larutan putih keruh
H2SO4 dipanaskan pada - Larutan berwarna merah
3.
suhu 80℃ muda
- Dititrasi dengan KMnO4
6
7
b) Normalitas PbSO4
V PbSO4 x N PbSO4 = V KMnO4 x N KMnO4
10 mL x N PbSO4 = 1,8 mL x 0,0656 N
1,8 mL x 0,656 N
N KMnO4 =
10 mL
N KMnO4 = 0,011808 N
- M PbSO4 = N PbSO4
M PbSO4 = 0,011808 N
m 1000
- M = x
Mr V
m 1000
0,011808 = x
303 10
Massa PbSO4 = 0,03578 gram
Ar Pb
- % Pb terlarut = x 100%
Mr PbSO4
207
= x 100%
303
= 68,3 %
- Kadar Pb = % Pb terlarut x massa Pb
= 68,3% x 0,03578 gram
= 0,0244 gram
8
4.3 Pembahasan
Konsep reaksi oksidasi reduksi ditinjau dari pelepasan dan
pengikatan elektron. Konsep yang dimaksud reaksi redoks adalah
reaksi yang di dalamnya terjadi perpindahan elektron secara berurutan
dari satu spesi ke spesi yang lainnya. Menurut konsep ini, reaksi redoks
terdiri atas dua reksi yaitu reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi
oksidasi adalah reaksi pelepasan elekron, sedangkan reaksi reduksi
adalah reaksi pengikatan elektron. Reaksi oksidasi maupun reakksi
reduksi tidak dapat berlangsung sendiri-sendiri, namun selalu
berlangsung secara bersamaan. Ketika ada elektron yang lepas, maka
harus ada spesi yang menangkapnya. Elektron yang lepas pada reaksi
oksidasi sama dengan elektron yang diikat pada reaksi reduksi. Masing-
masing reaksi (oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah
reaksi), karena diperlukan dua buah setengah reaksi untuk membentuk
sebuah reaksi. Dilepasnnya elektron oleh suatu unsur selama oksidasi
ditandai dengan meningkatnya bilangan oksidasi unsur tersebut.
Reduksi terjadi penurunan bilangan oksidasi karena diperolehnya
elektron oleh unsur tersebut. Reaksi redoks dalam elektrokimia
merupakan proses dari elektrokimia tersebut dan mengandung energi
yang dapat dilepas oleh reaksi spontan untuk diubah menjadi energi
listrik (Suminar, 2007).
Bilangan oksidasi (biloks) adalah jumlah muatan yang dimiliki
atom atau unsur jika bergabung dengan atom atau unsur lain. Bilangan
oksidasi atau tingkat oksidasi diterangkan berdasarkan komposisi
senyawa, keelektronegatifan relatif unsur, dan menurut beberapa aturan
(Surawan, 2013). Bilangan oksidasi suatu unsur dalam unsur bebas
maupun senyawanya, dapat ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
a. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah nol.
Contoh: Bilangan oksidasi atom-atom pada Ne, O2, P4, C, Na
adalah nol.
b. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh: Bilangan oksidasi Na+ = +1, bilangan oksidasi Mg2+ = +2.
c. Jumlah bilangan oksidasi untuk semua atom dalam senyawa adalah
nol.
Contoh: Jumlah bilangan oksidasi atom Cu dan atom O dalam CuO
adalah nol.
d. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom ion poliatom sama dengan
muatan ion poliatomnya.
Contoh: Jumlah bilangan oksidasi atom O dan atom H dalam OH-
adalah -1.
9
10
Reaksi yang terjadi antara asam oksalat dan KMnO4 adalah sebagai
berikut:
5H2C2H4 + 2MnO4 + 6H+ → 2Mn2+ + 5CO2 + 8H2O (Svehla, 1985).
Hasil dari percobaan ini adalah larutan asam oksalat berubah warna
menjadi merah muda setelah dititrasi dengan KMnO4. Hasil
perhitungan diketahui bahwa volume larutan KMnO4 yang terpakai
sebanyak 15,25 mL dengan normalitas 0,0656 N.
Percobaan selanjutnya yaitu menentukan kadar logam. Mula-mula
diambil 10 mL larutan sampel menggunakan pipet dan dimasukkan ke
dalam labu erlenmeyer, lalu tambahkan dengna 5 mL H2SO4 4 N.
Langkah berikutnya adalah titrasi dan hitung normalitas KMnO4 serta
hitung kadar sampel logam (gram) yang terdapat dalam larutan sampel.
Hasil dari percobaan ini adalah larutan sampel berubah menjadi merah
muda dengan normalitas sebesar 0,011808 N. Sedangkan kadar sampel
logam yang terdapat dalam larutan sampel sebanyak 0,0244 gram.
Reaksi yang terjadi antara Pb(NO3)2 dengan KMnO4 adalah sebagai
berikut:
2KMnO4 + 3PbSO4 + 2Pb(NO3)2 + H2O → 2MnSO4 + 5PbO2 + 4HNO3
+ K2SO4 (Svehla, 1985).
Percobaan terakhir adalah percobaan reaktivitas logam. Unsur-
unsur yang disusun berdasarkan urutan potensial elektroda standar
membentuk deret yang dikenal sebagai deret keaktifan logam atau deret
Volta. Berikut merupakan urutan keaktifan logam berdasar deret volta:
Li – K – Ba – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Cr – Fe – Cd – Ni – Sn
– Pb – H – Sb – Bi – Cu – Hg – Ag – Pt – Au
(Setiyana, 2020)
13
b) Reaktivitas logam Zn
c) Reaktivitas logam Cu
d) Reaktivitas logam Pb
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Reaksi redoks adalah reaksi perubahan bilangan oksidasi yang di
dalamnya terdapat reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
2. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan
kalium permanganat.
3. Titrasi redoks merupakan analisis titrimetri yang didasarkan pada
reaksi redoks.
4. Teknik titrasi redoks hampir sama dengan titrasi asam-basa hanya
saja pada titrasi redoks zat yang akan dititrasi dipanaskan terlebih
dahulu hingga suhu mencapai 80 °C.
5. Reaktivitas logam pada percobaan ini adalah Al, Zn, Pb, dan Cu,
berdasarkan percobaan yang dilakukan tingkat reaktivitas
logamnya tingkat yaitu Al > Zn > Pb > Cu.
5.2 Saran
Ketika praktikum titrasi redoks, praktikan harus jeli dan teliti
dalam malakukan titrasi dan mencatat data. Kemudain praktikan juga
harus bersikap lebih berhati-hati dan teliti agar logam benar-benar
digosokkan dan teliti ketika mengamati reaksi yang terjadi saat logam
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diisi dengan larutan.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17