Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK K3

CARA PENANGANAN B3

Di Susun Oleh :
Kelompok 5 :

ADRIAN GIRVAN FINIAN PIRADE NIM : P07234019053


ANNISA FEBRIANTI NIM : P07234019060
ERNA SARI NIM : P07234019065
NUR IFANA IDRIATI NIM : P07234019083
NURUL ALIDASYAH NIM : P07234019085
YOHANES SEPTA DWI PRASETYO NIM : P07234019097

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TINGKAT 1 B
DAFTAR ISI

I. BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan................................................................................................ 4

II. BAB 2 ISI


A. Definisi Racun ................................................................................... 4
B. Simbol Kimia Bahan Berbahaya Atau Beracun ............................ 6
C. Tingkat Keracunan Bahan Beracun ............................................. 10
D. Faktor Yang Menentukan Tingkat Keracunan ........................... 10
E. Bahaya Kesehatan .......................................................................... 12
F. Usaha Pencegahan .......................................................................... 12

III. BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ..................................................................................... 14
B. Saran ................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil menimbulkan keracunan
pada manusia atau mahluk hidup lainnya. Keracunan adalah salah satu masalah
kesehatan yang semakin meningkat baik di Negara maju maupun negara berkembang.
Angka yang pasti dari kejadian keracunan di Indonesia belum diketahui secara pasti,
meskipun banyak dilaporkan kejadian keracunan di beberapa rumah sakit, tetapi
angka tersebut tidak menggambarkan kejadian yang sebenarnya di masyarakat. Dari
data statistik diketahui bahwa penyebab keracunan yang banyak terjadi di Indonesia
adalah akibat paparan pestisida, obat obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif,
alkohol dan beberapa racun alamiah termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat
dan beberapa tanaman beracun lainnya. Keracunan adalah keadaan sakit yang
ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung
mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi
zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada
tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak
diinginkan dalam jangka panjang.

B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan definisi racun
2. Menjelaskan Simbol-simbol bahan kimia atau beracun
3. Tingkat keracunan bahan beracun
4. Factor Yang Menentukan Tingkat Keracunan
5. Menjelaskan tentang bahaya racun terhadap kesehatan.
6. Menjelaskan tentang usaha pencegahan

3
C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui dan memahami tentang racun atau bahan kimia.
2. Mengetahui dan memahami langkah diagnosis penyakit akibat bahan kimia.
3. Mengetahui dan memahami manaterial dalam usaha-usaha pencegahan.

BAB II
ISI
A. Definisi Racun
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah
kecil menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan
kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau
menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat
pernafasan atau kontak lewat kulit. Dan keracunan didefinisikan sebagai keadaan
sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan racun yang masuk ke dalam tubuh dapat
langsung mengganggu organ tubuh tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan
lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung
sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek
yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada umumnya zat toksik masuk lewat
pernafasan atau kulit dan kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ
tubuh tertentu. Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh
tertentu seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut
berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan efek
kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam tubuh dapat
melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.

1. Pengertian Bahan Berbahaya dan Beracun


Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau

4
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan
iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang
memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan
bahan tersebut atau meyebabkan kerusakan pada barang-barang. 3 macam bahan
kimia dalam kelompok besar :
a. Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan-bahan
kimia, diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda, bahan peledak, pestisida, cat ,
deterjen, dan lain-lain. Industri kimia dapat diberi batasan sebagai industri yang
ditandai dengan penggunaan proses-proses yang bertalian dengan perubahan kimiawi
atau fisik dalam sifat-sifat bahan tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan
komposisi suatu zat.
b. Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan bahan kimia
sebagai bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan
listrik, pengolahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
c. Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian dan pengembangan
serta pendidikan. Kegiatan laboratorium banyak dipunyai oleh industri, lembaga
penelitian dan pengembangan, perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi.

Bahan kimia berbahaya diklasifikasikan di bagi menjadi berapa golongan :


1. Bahan Kimia Beracun (Toxic)
2. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
3. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
4. Bahan Kimia Peledak (Explosive)
5. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
6. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air(Water Sensitive Substances)
7. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
8. Gas Bertekanan (Compressed Gases)
9. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

5
Dan adapun Bahan-bahan beracun dalam industri dapat digolongkan dalam
beberapa golongan yaitu:
a. Senyawa logam dan metaloid
b. Bahan pelarut
c. Gas-gas beracun
d. Bahan karsinogenik
e. Pestisida

1. Bahan-Bahan Kimia Umum Yang Sering Menimbulkan Racun


Bahan kimia umum yang sering menimbulkan keracunan adalah sebagai-berikut :
a. Golongan pestida, yaitu organo klorin, organo fosfat, karbamat, arsenik.
b. Golongan gas, yaitu Nitrogen (N2), Metana (CH4), Karbon Monoksida (CO),
Hidrogen Sianida (HCN), Hidrogen Sulfida (H2S), Nikel Karbonil (Ni(CO)4),
Sulfur Dioksida. (SO2), Klor (Cl2), Nitrogen Oksida (N2O; NO; NO2),
Fosgen (COCl2), Arsin (AsH3), Stibin (SbH3).
c. Golongan metalloid/logam, yaitu timbal (Pb), Posfor (P), air raksa (Hg),
Arsen (As), Krom (Cr), Kadmium (Cd), nikel (Ni), Platina (Pt), Seng (Zn).
d. Golongan bahan organic, yaitu Akrilamida, Anilin, Benzena, Toluene, Xilena,
Vinil Klorida, Karbon Disulfida, Metil Alkohol, Fenol, Stirena, dan masih
banyak bahan kimia beracun lain yang dapat meracuni setiap saat, khususnya
masyarakat pekerja industri.

B. Simbol-Simbol Bahan Kimia Berbahaya atau Beracun


Saat ini banyak industri besar menggunakan bahan kimia berbahaya dalam
pelaksanaan produksinya. Jika dilihat 50 tahun yang lalu, mungkin hanya 1 juta ton
dihasilkan setiap tahunnya tetapi sekarang kurang elbih 400 juta ton bahan kimia
yang dihasilkan setiap tahunnya.
Di antara 5 sampai 7 juta bahan kimia yang diketahui lebih dari 80.000 dipasarkan
dan diperkirakan 500 sampai 10.000 bahan kimia diperdagangkan mengandung

6
bahaya yang diataranya 150 sampai 200 jenis kemungkinan dapat menyebabkan
kanker pada manusia.
Penggunaan bahan kimia ini digunakan pada perusahaan seperti;
1. Pertanian (Agrochemical)
2. Industri
3. Labolatorium
4. Kedokteran
Berdasarkan United Nation / North America UN/UNA, bahan Kimia berbahaya
ini dibagi menjadi 7:

a. KELAS 1 : MUDAH MELEDAK


Semua bahan atau benda yang dapat menghasilkan efek ledakan, termasuk bahan
yang dalam campuran tertentu atau jika mengalami pemanasan, gesekan, tekanan
dapat mengakibatkan peledakan.
Contoh :
Amonium nitrate, Amonium perchlorate, amonium picrate, detonator untuk
ammunisi, diazodinitrophenol, dinitropenol, dynamite, bubuk mesiu, picric acid,
(TNT, Nitro Glycerine, Amunisi, bubuk untuk blasting)

b. KELAS 2 : GAS-GAS
Terdiri dari :
1) Gas yang mudah terbakar (acetelyne, LPG, Hydrogen, CO, ethylene, ethyl
flouride, ethyl methyl ether, butane, neopentane, propane, methane,
methyl chlorodiline, thinner, bensin.
2) Gas bertekanan yang tidak mudah terbakar (oksigen, nitrogen, helium,
argon, neon, nitrous oxide, sulphur hexafolride)
3) Gas Beracun (chlorien, methil bromide, nitric oxide, ammonium-
anhidrous, arsine, boron trichloride carbonil sulfit, cyanogen, dll

7
c. KELAS 3 : CAIRAN YANG MUDAH MENYALA (FLAMMABLE GAS)
Cairan yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan. Cairan yang
mempunyai titik penyalaan kurang dari 61 o C. Uap dari bahan yang termasuk kelas
ini dapat mengakibatkan pingsan bahkan kematian.
Contoh : Yang mudah menyala (flammable solids)
Bahan padat yang mudah menyala (petrol, acetone, benzene, butanol, chlorobenzene,
2 chloropropene ethanol, carbon disuliphide, di-iso-propylane.

d. KELAS 4 : PADATAN
Bahan padat yang mudah menyala bila kontak dengan sumber penyalaan dari luar
seperti percikan api atau api. Bahan ini siap menyala jika mengalami gesekan
Contoh : sulpur, pospor, picric acid, magnesium, alumunium powder, calcium
resinate, celluloid, dinitrophenol, hexamine.
Bahan Padat yang Mudah Terbakar secara spontan (spontaneously Combustible
Substances) Bahan padat kelas ini dalam keadaan biasa mempunyai kemampuan yang
besar untuk terbakar secara spontan. Beberapa jenis mempunyai kemungkinan besar
untuk menyala sendiri ketika lembab atau kontak dengan udara lembab Juga dapat
menghasilkan gas beracun ketika terbakar.
Contoh : carbon, charcoal-non-activated, carbon black, alumunium alkyls,
phosphorus

Padatan yang mudah menyala (FLAMMABLE SOLIDS)


Bahan yang berbahaya ketika basah (Dangerous when wet) Padatan atau cairan
yang dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air. Bahan ini
juga meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam.
Contoh :calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium
hydride, calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium,
aluminium hydride.

8
e. KELAS 5 : BAHAN BEROKSIDASI (OXIDIZING AGENT)
Organic peroxides
Dapat membantu pembakaran dari material yang mudah terbakar. Jika terpapar
panas atau api pada waktu yang lama dapat mengakibatkan peledakan. Jika bereaksi
dengan material yang lain efeknya akan lebih berbahaya. Dekomposisi dari bahan ini
dapat menghasilkan racun dan gas yang mudah terbakar.
Contoh : benzol peroxides, methyl ethyl ketone peroxide, dicetyl perdicarbonate,
peracetic acid.

f. KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI


1) Poisonous (Toxic) Substances
Bahan yang dapat menyebabkan kematian atau cidera pada manusia jika
tertelan, terhirup atau kontak dengan kulit.
contoh : cyanohydrin, calcium cyanide, carbon tetrachloride, dinitrobenzenes,
epichlorohydrin mercuric nitrate, dll
2) Harmful (Toxic) Substances
Bahan yang dapat membahayakan pada manusia jika tertelan, terhirup atau
kontak dengan kulit
Contoh : acrylamide, 2-amino-5-diethylamino pentane, amonium fluorosilicate,
chloroanisidines dll

g. KELAS 6 : BAHAN BERACUN ATAU MENGAKIBATKAN INFEKSI


Bahan yang dapat mengakibatkan infeksi
Bahan yang mengandung organisme penyebab penyakit
Contoh : tisue dari pasien, tempat pengembang biakan virus, bakteri, tumbuhan
atau hewan.

h. KELAS 7 : BAHAN YANG BERADIASI

9
Radioactive
Bahan yang mengandung material atau combinasi dari material yang dapat
memancarkan radiasi secara spontan.
Contoh : uranium, 90Co, tritium, 32P, 35S, 125I, 14C

C. Tingkat Keracunan Bahan Beracun


1. Tidak ada batasan yang jelas antara bahan kimia berbahaya dan tidak
berbahaya
Bahan kimia berbahaya bila ditangani dengan baik dan benar akan aman
digunakan
2. Bahan kimia tidak berbahaya bila ditangani secara sembrono akan menjadi
sangat berbahaya
3. Paracelsus (1493-1541) ” semua bahan adalah racun, tidak ada bahan apapun
yang bukan racun, hanya dosis yang benar membedakan apakah menjadi
racun atau obat”
4. Untuk mengetahui toksisitas bahan dikenal LD50, semakin rendah LD50
suatu bahan, maka makin berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya Racun super:
5 mg/kgBB atau kurang, contoh:
Nikotin Amat sangat beracun: (5-50 mg/kgBB),
Timbal arsenat Amat beracun: (50-500 mg/kgBB),
Hidrokinon Beracun sedang: (0.5-5 g/kgBB),
IsopropanolSedikit beracun: (5-15 g/kgBB),
Asam ascorbat Tidak beracun: (>15 g/kgBB),
Propilen glikol

D. Faktor Yang Menentukan Tingkat Keracunan


1. Sifat Fisik bahan kimia

10
Bentuk yang lebih berbahaya bila dalam bentuk cair atau gas yang mudah
terinhalasi dan bentuk partikel bila terhisap, makin kecil partikel makin terdeposit
dalam paru-paru
Dosis (konsentrasi)
Semakin besar jumlah bahan kimia yang masuk dalam tubuh makin besar efek bahan
racunnya.
E=TxC
E = efek akhir yang terjadi (diturunkan seminimal dengan NAB)
T = time
C = concentration
Pajanan bisa akut dan kronis
a. Lamanya pemajanan
gejala yang ditimbulkan bisa akut, sub akut dan kronis
b. Interaksi bahan kimia
1) Aditif :
efek yang timbul merupakan penjumlahan kedua bahan kimia ex. Organophosphat
dengan enzim cholinesterase.
2) Sinergistik :
efek yang terjadi lebih berat dari penjumlahan jika diberikan sendiri-sendiri. contoh:
Pajanan asbes dengan merokok.
3) Antagonistik :
bila efek menjadi lebih ringan
4) Distribusi
Bahan kimia diserap dalam tubuh kemudian didistribusikan melalui aliran darah
sehingga terjadi akumulasi sampai reaksi tubuh.
5) Pengeluaran
Ginjal merupakan organ pengeluaran sangat penting, selain empedu, hati dan paru-
paru
6) Faktor tuan rumah (host)

11
a. Faktor genetic
b. Jenis kelamin : pria peka terhadap bahan kimia pada ginjal, wanita pada
hati
c. Faktor umur
d. Status kesehatan
e. Hygiene perorangan dan perilaku hidup

E. Bahaya Kesehatan
Bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit atau luka bila dihirup, ditelan
atau disentuh. Bahan kimia tersebut dikelompokkan menjadi 4 kategori.
1. Zat kimia penyebab iritasi (irritants)
zat kimia yang dapat menyebabkan iritasi atau reaksi peradangan (inflamasi) bila
zat tersebut kontak dengan tubuh
2. Zat kimia korosif
zat kimia yang dapat menyebabkan kerusakan (visible destruction) / kerusakan
yang permanen pada jaringan hidup atau zat yang dapat memakan (eating away)
bahan tertentu termasuk jaringan tubuh manusia.
3. Zat kimia penyebab alergi (sensitizers)
zat kimia yang dapat menimbulkan respon yang menyerupai alergi (allergie-like
response) pada mereka yang terpapar zat-zat kimia tersebut secara berulang
4. Zat kimia yang menyerang organ tubuh yang spesifik (target-organ
chemicals)
Zat yang menyebabkan kerusakan pada organsistem tubuh yang spesifik. Zat
kimia tersebut dapat merusak paru, jantung, hati, ginjal dan sistem saraf pusat.

F. Usaha-Usaha Pencegahan
Usaha-usaha pencegahan secara preventif perlu dilakukan dalam setiap industri
yang memproduksi maupun menggunakan baik bahan baku maupun bahan penolong
yang bersifat racun agar tidak kerugian ataupun keracunan yang setiap waktu dapat

12
terjadi di lingkungan pekerja yang menangani bahan kimia beracun. Pencegahan
secara preventif tersebut adalah sebagai-berikut:

1. Management program pengendalian sumber bahaya, yang berupa perencanaan,


organisasi, kontrol, peralatan, dan sebagainya.
2. Penggunaan alat pelindung diri (masker, kaca mata, pakaiannya khusus, krim
kulit, sepatu, dsb)
3. Ventilasi yang baik.
4. Maintenance, yaitu pemeliharaan yang baik dalam proses produksi, kontrol, dan
sebagainya.
5. Membuat label dan tanda peringatan terhadap sumber bahaya.
6. Penyempurnaan produksi: Mengeliminasi sumber bahaya dalam proses produksi,
dan mendesain produksi berdasarkan keselamatan dan kesehatan kerja.
7. Pengendalian/peniadaan debu, dengan memasang dust collector di setiap tahap
produksi yang menghasilkan debu.
8. Isolasi, yaitu proses kerja yang berbahayadisendirikan.
9. Operasional praktis: Inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja, serta analisis
keselamatan dan kesehatan kerja.
10. Kontrol administrasi, berupa administrasi kerja yang sehat, pengurangan jam
pemaparan.
11. Pendidikan, yaitu pendidikan kesehatan, job training masalah penanganan bahan
kimia beracun.
12. Monitoring lingkungan kerja, yaitu melakukan surplus dan analisis.
13. Pemeriksaan kesehatan awal, periodik, khusus, dan screening, serta monitoring
biologis (darah, tinja, urine, dansebagainya).
14. keeping, yaitu kerumahtanggaan yang baik, kebersihan, kerapian,
pengontrolan. 15.Sanitasi, yakni dalam hal hygiene perorangan, kamar
mandi, pakaian, fasilitas kesehatan, desinfektan, dan sebagainya.

13
15. Eliminasi, pemindahan sumber bahaya.
16. Enclosing, menangani sumber bahaya.

Jadi dalam hal ini sangat diperlukan pembekalan pengetahuan dalam pengelolaan
bahan kimia beracun dari segi pengamanan, pengelolaan, penanggulangan kebakaran
dan pertolongan pertama dalam kecelakaan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Racun atau bahan kimia yang beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menimbulkan keracunan pada manusia atau mahluk hidup lainnya atau bahan kimia
yang dapat menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan
kematian apabila terserap ke dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau
kontak lewat kulit.
keracunan didefinisikan sebagai keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh tertentu,
seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula terakumulasi
dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau organ lainnya
sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam jangka panjang. Pada
umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan kemudian beredar
keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu. Bahan Berbahaya dan
Beracun adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap,
gas, serat, atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan,
korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan
kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau
meyebabkan kerusakan pada barang-barang.

14
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah kesehatan adalah hak asasi setiap orang
dan merupakan investasi, juga merupakan karunia Tuhan. Oleh karena itu, siapapun,
kelompok manapun, dimanapun, harus senantiasa memelihara dan meningkatkan
kualitas kesehatan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Asrofudin. 2010.(online) Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.(Online)http://www.ca


nboyz.co.cc/2010/06/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html#, diakses pada tanggal 6
November 2015
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. (Online)
http://dinkes.bantulkab.go.id/documents/20090721100343-skn-2004.pdf diakses pada
tanggal 6 November 2015
Hamid, Fatmawati. 2012. Faktor risiko keluhan dermatitis kontak pada pekerja percetakan
di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini Makassar tahun 2012. Skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin
Kementrian perindustrian. 2010. Pemerintah Disarankan Verifikasi Industry Pengguna
Bahan Kimia Berbahaya. (online) http :// www. indonesia. Go .id/in /kementerian/
kementerian/kementerian-perindustri an/713-lingk ungan-hidup/9511-pemerintah-
disarankan-verifikasi- industri-pengguna-bahan-berb ahaya, diakses tanggal 6
November 2015
Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep. 187/Men/1999 Tentang Pengendalian
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. (online)

Notoatmodjo, S. 2010. Promosi Kesehatan-Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit Rineka


Cipta.

16

Anda mungkin juga menyukai