Anda di halaman 1dari 20

TEKNIK LABORATORIUM

“Chemical Hazards”

Disusun oleh :
3425160132 Khansa Nur Aziza
3425162387 Galuh Fadillah Musa
3425162490 Victoria Theodora B.S.

Biologi A , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JAKARTA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknik
Laboratorium,orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah memberikan dorongan
dan motivasi sehingga makalah ini dapat selesai dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.

Disini penulis juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan makalah ini
terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati
menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga apa yang di harapkan kami dapat di capai dengan
sempurna. Amin.

Jakarta, 23 November 2016

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI …………….................................................................................... ii .

BAB 1 PEMBUKAAN
a. Latar Belakang …….………..................................................................... 1
b. Tujuan ........................................................................................................ 1
c. Ruang Lingkup Materi .............................................................................. 1
BAB 2 PEMBAHASAN
a. Chemical Hazards ..................................................................................... 2
b. Klasifikasi Chemical Hazard…………………………………………..... 2
c. Safety Data Sheets …………………………............................................ 9
d. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium …………………………. 11
BAB 3 PENUTUP
a. Kesimpulan .............................................................................................. 16
b. Saran ………………................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17
BAB 1
PEMBUKAAN

a. Latar Belakang
Pengenalan tentang bahaya-bahaya kimia khususnya bagi para
mahasiswa, sangatlah penting. Pengenalan materi ini guna mengetahui apa
saja dampak yang diterima apabila kita berhubungan dengan bahan bahan
kimia sesuai dengan karakter fisis dan kimianya, juga penggunannya dalam
kehidupan dan lingkungan.

b. Tujuan
 Mengetahui klasifikasi dari Chemical Hazard
 Memahami sifat-sifat dari bahan bahan kimia
 Mengetahui cara pertolongan pertama dalam laboratorium kimia
 Mengetahui alat-alat dan fungsi dari peralatan di laboratorium kimia

c. Ruang Lingkup Teori


Teori chemical hazard berdasarkan dari Occupational Safety and
Health Administration (OSHA) yang merupakan bagian dari Departemen
Tenaga Kerja di Amerika Serikat yang dibentuk di bawah Undang-Undang
Keselamatan dan Kesehatan, yang ditandatangani oleh Presiden Richard M.
Nixon, pada 29 Desember 1970. OHSA memiliki misi mencegah cedera yang
terkait dengan pekerjaan, penyakit, dan kematian dengan menegakkan
peraturan (standarisasi) untuk kesehatan dan keselamatan kerja.
BAB 2
PEMBAHASAN

a. Chemical Hazards
Chemical hazards merupakan bahan dan zat kimia berbahaya, campuran
dan bahan yang dapat diklasifikasikan menurut dampak pada kesehatan,
resiko fisikokimia dan bahayanya.
Bahaya kesehatan termasuk iritasi pada kulit, karsinogen, atau
berdampak buruk pada sistem respirasi dan berpengaruh ada kesehatan akibat
dari kontak langsung, atau terpapar bahan kimia yang biasanya melalui
inhalasi, kontak kulit, ataupun pencernaan.
Bahaya Fisikokimia umumnya hasil dari sifat fisik dan kimia zat tertentu,
seperti halnya dengan zat yang mudah terbakar, bersifat korosif,
pengoksidasi,bersifat eksplosif, atau bersifat toksik.
Beberapa bahayanya bahan kimia umum yang dapat berdampak buruk
bagi kesehatan,diantaranya:
 Iritasi kulit, luka bakar, cedera mata atau kebutaan yang disebabkan oleh
produk kimia korosif.
 Racun yang dihasilkan dari produk, seperti uap dan asap, yang disebabkan
oleh pencampuran bahan kimia yang tidak kompatibel.
 Luka bakar serius dari pelarut yang mudah terbakar yang terbakar akibat
bereaksi.
 Cedera akibat dari wadah bahan kimia yang meledak, seperti kaleng
semprot.
 Keracunan akibat menelan bahan kimia.

b. Klasifikasi Chemical Hazards

Chemical Hazards dibagi menjadi beberapa kelas, seperti ; kesehatan dan


bahaya fisik ke dalam kelas terpisah seperti toksisitas, iritasi, sensitisasi,
mudah terbakar, dll yang dimana keparahan setiap bahaya di setiap kelas
dijelaskan oleh beberapa kategori. Kelas, kategori dan Piktogram mereka
adalah sebagai berikut:

Health Hazard
1. Toksisitas Akut (Kategori 1 sampai 5)

Senyawa dalam Kategori 1 sampai 3 diidentifikasi oleh Skull and


Cross atau Tengkorak dan tulang yang disilangkan. Piktogram ini
menandakan bahwa suatu zat kimia sangat beracun dalam jumlah kecil
dan dapat menyebabkan efek kesehatan yang serius atau kematian.
Senyawa dalam Kategori 4 diberi label dengan simbol Exclamation Mark
(!) atau dikenal dengan tanda seru. Piktogram ini menandakan bahwa
suatu zat kimia masih berbahaya tetapi menyebabkan efek mematikan
hanya setelah terpapar dalam jumlah besar. Senyawa di Kategori 5 dapat
menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Sebagai toksisitas tergantung pada
eksposur, bahan kimia mungkin memiliki kategori yang berbeda untuk
oral, kulit, atau toksisitas inhalasi.

2. Korosif terhadap kulit (Kategori 1 sampai 3)

Senyawa dalam Kategori 1 dapat menyebabkan kerusakan kulit


yang parah. Mereka ditandai dengan simbol Korosi. Senyawa dalam
Kategori 2 dan 3 dapat menyebabkan kerusakan reversibel dan diberi
label dengan simbol tanda seru (!).
3. Efek pada Mata
Senyawa yang dapat menyebabkan ireversibel, kerusakan mata
yang serius diklasifikasikan sebagai Kategori 1 dan ditandai dengan
simbol Korosi. iritasi mata diklasifikasikan sebagai Kategori 2a dan 2b.
Zat kimia yang diberi pictogram ini dapat menyebabkan efek samping
reversibel dan diberi label dengan seru.

4. Sensitisasi
Sensitizer pernapasan yang dapat menginduksi hipersensitivitas
saluran pernapasan setelah menghirup ditandai dengan simbol Health
Hazard. Sebuah sensitizer kulit yang dapat menginduksi respon alergi
setelah melakukan kontak kulit diberi label dengan lambang seru.
Senyawa dengan klasifikasi kesehatan berikut diberi label dengan simbol
Bahaya Kesehatan, diantaranya:
 Mutagenisitas (Kategori 1a, 1b dan 2)
Senyawa Kategori 1 dikenal untuk menghasilkan mutasi diwariskan
pada sel germinal manusia. Senyawa dalam Kategori 2 diduga
menyebabkan mutasi.
 Karsinogenik (Kategori 1a, 1b dan 2)
Kategori Senyawa 1a diketahui menyebabkan tumor ganas pada
manusia. Senyawa dalam Kategori 1b diduga menyebabkan kanker
pada manusia berdasarkan sifat karsinogen pada hewan. Untuk
senyawa dalam Kategori 2, bukti terbatas, sehingga tidak dapat
teridentifikasi apakah menyebabkan karsinogenisitas pada manusia
atau hewan.
 Toksisitas terhadap Reproduksi (Kategori 1a, 1b dan 2)
Kategori Senyawa 1a diketahui menyebabkan efek pada reproduksi
atau perkembangan manusia. Senyawa dalam Kategori 1b yang
diduga menyebabkan efek tersebut didasarkan hasil penelitian pada
hewan percobaan. Senyawa dalam Kategori 2 diduga menyebabkan
dampak pada reproduksi. Kategori tambahan menggambarkan dampak
pada ibu menyusui.
 Toksisitas pada Organ (Kategori 1 sampai 3)
Zat kimia dalam kategori ini memiliki efek kesehatan yang signifikan
setelah terpapar tunggal atau berulang yang dapat mengganggu fungsi
dari satu atau lebih organ. Kategori 1 mengacu pada bahan kimia yang
diketahui menyebabkan efek tersebut. Senyawa dalam Kategori 2
yang dianggap menyebabkan efek merugikan terhadap organ.
Kategori 3, bahan kimia menyebabkan efek narkotika sementara atau
iritasi saluran pernapasan dan diberi label dengan simbol tanda seru.
Environmental Hazard
1. Toksisitas air akut dan kronis

Sebuah zat yang dapat menyebabkan luka atau dampak buruk


lainnya terhadap organisme perairan baik pada paparan jangka pendek
maupun jangka panjang. Toksisitas perairan akut kategori 1 dan
toksisitas perairan kronis kategori 1 dan 2 ditandai dengan label di atas.
Bahaya Fisik

1. Korosif pada logam


Sebuah zat yang akan bereaksi dengan logam dan juga merusak
logam. Kelompok ini ditandai dengan symbol Corrosion/Korosi (simbol
yang sama dengan simbol yang digunakan untuk Korosi kulit dan mata).

2. Mudah meledak (Explosives)


Explosives (Bahan mudah meledak): Bahan kimia yang mampu
menghasilkan gas pada temperatur, tekanan, dan kecepatan yang dapat
menyebabkan kerusakan serius kepada sekitarnya. Bahan mudah terbakar
dibagi kedalam grup 1.1 hingga 1.6, tergantung pada sensivitasnya.
Pembagian pada kategori 1.1 hingga 1.4 dilabeli dengan simbol
Exploding Bomb.

3. Bahan yang mudah terbakar/ Flammables

Semua bahan yang mudah terbakar diidentifikasikan oleh simbol


Flame, termasuk:
- Gas: Gas yang memiliki tingkat mudah terbakar di udara pada
keadaan standar (20°C, 101,3 kPa)
- Aerosol: Gas terlarut, atau campuran gas dalam wadah yang tidak
dapat diisi ulang yang mengandung komponen yang mudah terbakar.
- Cairan: Sebuah cairan mempunyai titik nyala pada titik yang tidak
lebih tinggi dari 93°C/ 200°F. Berdasarkan dari titik nyala tersebut,
cairan yang mudah terbakar ditempatkan pada Kategori 1 dan 4.
- Benda padat: Padatan yang mudah terbakar atau yang dapat
menyebabkan atau memberikan kontribusi untuk api melalui
gesekan. Berdasarkan laju pembakaran, padatan yang mudah
terbakar ditempatkan pada Kategori 1 atau 2.

4. Gas dibawah tekanan (Gases under pressure)


Gas- gas yang terkandung dalam wadah pada tekanan yang tidak
kurang dari 280 Pa dengan suhu tidak kurang dari 20°C atau sebagai
cairan yang didinginkan. Gas- gas tersebut diidentifikasikan oleh simbol
Gas Cylinder.

5. Peroksida Organik (Organic Peroxides)


Cairan atau padatan organik yang mengandung struktur O-O
bivalen. Zat- zat tersebut dapat meledak, terbakar dengan cepat, sensitif
terhadap gesekan atau benturan, atau bereaksi dengan zat kimia lainnya
secara berbahaya. Zat- zat tersebut digolongkan pada kategori A hingga
G, dengan A sebagai yang paling berbahaya. Senyawa- senyawanya
dilabeli dengan simbol Exploding Bomb untuk Kategori A dan B, atau
simbol Flame untuk kategori C hingga F.

6. Oxidizing gases, liquids or solids

Zat- zat kimia yang tidak bersifat mudah terbakar namun dapat
menyebabkan dan/atau berperan dalam pembakaran bahan lainnya.
Kategori ini dilabeli dengan simbol Flame Over a Circle.

7. Cairan dan Padatan Piroforik (Pyrophoric liquid or solid)


Zat- zat kimia yang terbakar dalam jangka waktu lima menit
setelah bersentuhan dengan air. Kategori ini dilabeli dengan simbol
Flame.
8. Self-heating substances
Zat- zat yang memanaskan dirinya sendiri dengan cara bersentuhan
dengan udara. Tidak seperti zat- zat piroforik, zat- zat ini hanya terbakar
dalam jumlah yang banyak (kilogram) dan setelah jangka waktu yang
panjang (jam atau hari). Kategori ini dilabeli dengan simbol Flame.

9. Self-reactive substance
Cairan yang panasnya tidak stabil/ padatan yang dapat melalui
dekomposisi eksotermis tanpa bantuan oksigen. Dimasukkan dalam
kategori A hingga G. Senyawa- senyawa pada kategori A dan B memiliki
properti peledak dan ditandai dengan simbol Exploding Bomb. Kategori
C hingga G tidak lebih berbahaya dan ditandai dengan simbol Flame.

10. Zat- zat yang mengeluarkan gas yang mudah terbakar jika bersentuhan
dengan air. (Substances, which in contact with water emit flammable
gases).
Padatan atau cairan yang mengeluarkan gas yang mudah terbakar
dalam jumlah yang berbahaya ketika bersentuhan dengan air.
Dimasukkan kedalam kategori 1 hingga 3 tergantung pada kecepatan
evolusi gas. Semua zat ditandai dengan simbol Flame.

Piktogram Ringkasan
Gambar di bawah ini menunjukkan Piktogram yang digunakan untuk
pelabelan.
c. Safety Data Sheets
Safety Data Sheets
Safety Data Sheet (SDS), sebelumnya disebut Material Safety Data
Sheets (MSDS), yang berfungsi mengkomunikasikan bahaya yang
berhubungan dengan penggunaan bahan kimia. SDS merupakan sumber
informasi yang penting bagi pekerja, tenaga laboratorium, responden darurat,
dan tenaga medis darurat. Karena SDS memberikan informasi yang terbatas
pada prosedur penanganan yang aman, SDS ini harus digunakan bersamaan
dengan panduan dan sumber referensi lainnya.
Konten dari Lembar Data Keselamatan
Sesuai dengan Standar Komunikasi Bahaya yang baru, SDS dibagi
menjadi 16 bagian dan wajib memberikan informasi berikut:
1. Identification: Identifier Produk yang digunakan pada label; produsen
atau nama distributor, alamat, nomor telepon, nomor telepon darurat;
penggunaan yang direkomendasikan; dan pembatasan penggunaan.
2. Hazard Identification: Bagian ini berisi daftar klasifikasi dan bahaya
laporan GHS. Setiap pernyataan bahaya memiliki pernyataan pencegahan
yang sesuai dan merekomendasikan langkah-langkah untuk
meminimalkan atau mencegah efek samping, seperti "Jangan menghirup
debu." Bagian ini juga dapat menunjukkan Piktogram label dan
memberikan informasi lain yang terkait dengan bahaya yang diketahui
dari produk. Klasifikasi oleh badan lain seperti OSHA, HMIS, atau
NFPA juga dapat dicantumkan.
3. Composition/Information on Ingredients memberikan daftar semua
bahan berbahaya, nomor CAS (Chemical Abstract Service) bahan kimia,
dan konsentrasi bahan, kimia atau rentang konsentrasi dalam produk.
Untuk masing-masing bahan, klasifikasi bahaya diberikan.
4. First-Aid Measures menjelaskan gejala potensial dan efek akut atau
tertunda akibat paparan bahan kimia. Ini memberikan informasi tentang
bagaimana untuk menanggapi paparan dan pengobatan medis yang tepat.
5. Fire-Fighting Measures -Fighting berisi teknik yang cocok pemadam
dan peralatan serta potensi bahaya yang timbul dari api, seperti asap
beracun.
6. Accidental Release Measures berisi prosedur darurat untuk menanggapi
tumpahan, peralatan pelindung yang dibutuhkan, dan metode dasar
penahanan dan pembersihan.
7. Handling and Storage berisi tindakan pencegahan singkat untuk
penanganan dan penyimpanan yang aman. Ini harus berisi informasi
tentang tidak kompatibel dengan bahan kimia lain, tetapi sering tidak
lengkap.
8. Exposure Controls/Personal Protection berisi Batas OSHA, Exposure
(PELs) dan Nilai Ambang Batas (TLV) untuk masing-masing bahan.
Bagian ini juga harus memberikan informasi tentang alat pelindung diri
(APD); misalnya, respirator yang sesuai dan sarung tangan.
9. Physical and Chemical Properties daftar karakteristik produk seperti
warna, titik didih, pH, dan kepadatan dll
10. Stability and Reactivity berisi daftar reaktivitas stabilitas kimia,
kemungkinan reaksi berbahaya, kondisi untuk menghindari, bahan yang
tidak kompatibel, dan produk dekomposisi yang berbahaya.
11. Toxicological Information menjelaskan rute yang mungkin akibat
paparan bahan; gejala yang berhubungan dengan fisik, kimia dan
toksikologi; Efek akut dan kronis; dan langkah-langkah numerik
toksisitas seperti nilai-nilai LD50 jika tersedia.
12. Ecological information mencakup informasi yang tersedia di
ekotoksisitas, penguraian, bioakumulasi, dan efek samping lainnya pada
lingkungan.
13. Disposal considerations untuk layanan pembuangan limbah
profesional. Mengacu pada DRS panduan limbah kimia untuk praktik
pembuangan.
14. Transport information berisi nomor DOT PBB, nama pengiriman yang
tepat, dan kelas.
15. Regulatory information termasuk peraturan daerah yang berlaku
lainnya pada keselamatan, kesehatan, dan lingkungan.
16. Informasi lain meliputi tanggal penyusunan SDS atau revisi terakhir.

d. Prosedur Keselamatan Kerja di Laboratorium

Laboratorium merupakan suatu ruangan yang dirancang khusus agar kita


dapat melakukan suatu percobaan dengan aman. Agar kegiatan di
laboratorium dapat berjalan dengan lancar dan aman, setiap praktikan perlu
melaksanakan prosedur keselamatan kerja di laboratorium. Keselamatan kerja
di laboratorium merupakan usaha atau tindakan pencegahan agar dalam
kegiatan di laboratorium terhindar dari kecelakaan.

Perlengkapan Saat Berada di Laboratorium


Demi keamanan pada saat praktikum, sebelum memasuki laboratorium,
setiap praktikan harus mengenakan perlengkapan berikut.
1. Jas Laboratorium: berfungsi untuk melindungi pakaian yang kita
kenakan dari kontak fisik zat-zat dan senyawa kimia.
2. Masker: Pada saat memasuki laboratorium, kita akan mencium aroma
yang tidak sehat. Oleh karena itu, kita harus memakai masker.
3. Sarung Tangan: digunakan saat akan melakukan berbagai reaksi kimia.
Tujuannya agar tangan tidak berkontak langsung dengan bahan kimia
tersebut.
4. Kacamata: Kacamata yang dimaksud di sini adalah kacamata yang dapat
melindungi mata dari reaksi-reaksi dan bahan kimia.
5. Sepatu: berfungsi untuk melindungi kaki dari tumpahan bahan-bahan
kimia.

Alat Keselamatan Kerja


Di dalam laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan
kerja agar pada saat terjadi kecelakaan atau keadaan darurat bisa diatasi
dengan cepat.
Alat keselamatan kerja yang harus ada di laboratorium antara lain:
1. Pemadam kebakaran (hydrant);
2. Eye washer;
3. Water shower;
4. Kotak P3K;
5. Peralatan pembersih;
6. Obat-obatan;
7. Kapas; dan
8. Plaster pembalut.

Tata Tertib Keselamatan Kerja


Agar kegiatan di dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik, aman,
dan lancar, setiap praktikan harus mematuhi aturan-aturan yang ada di
laboratorium. Setiap Laboratorium memiliki tata tertib yang berbeda sesuai
dengan kebutuhan dan jenis Laboratorium itu sendiri.

Penggunaan Bahan-Bahan Kimia di laboratorium


Seperti kita ketahui bahwa bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium
ada yang berbahaya dan beracun. Oleh sebab itu, dalam penggunaannya harus
berhati-hati dan sesuai dengan prosedur.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat penggunaan bahan kimia antara lain
sebagai berikut.
1. Tabung reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah
sendiri atau orang lain.
2. Senyawa kimia tidak boleh dibaui.
3. Larutan kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai harus
segera dibersihkan. Jika asam pekat maka harus dinetralkan dengan
NaCO₃. Jika basa kuat dinetralkan dengan NH₄Cl. Kemudian, ditambah
air secukupnya.
4. Larutan pekat yang tidak terpakai harus segera dibuang setelah
diencerkan terlebih dahulu.
5. Senyawa/ zat kimia tertentu tidak boleh dicampur karena akan terjadi
reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak akan
menimbulkan bahaya.
6. Senyawa/ zat yang sudah tertuang ke dalam botol jangan dikembalikan
ke tempatnya semula.

Penyimpanan Bahan Kimia


Untuk mencegah bahaya yang tidak diinginkan, bahan-bahan kimia harus
disimpan dengan baik. Hal-hal yang harus diperhatikan pada penyimpanan
bahan kimia antara lain sebagai berikut.
1. Botol-botol yang berisi bahan kimia disimpan pada rak atau lemari yang
telah disediakan khusus.
2. Jangan mengisi botol-botol sampai penuh.
3. Jangan menggunakan tutup dari kaca untuk botol yang berisi basa karena
lama kelamaan tutup itu akan melekat pada botol dan susah dibuka.
4. Semua peralatan/ gelas kimia yang berisi bahan kimia harus diberi label
yang menyatakan nama bahan itu.
5. Bahan kimia yang dapat bereaksi hebat hendaknya jangan disimpan
berdekatan.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)


Jika terjadi kecelakaan di laboratorium, pertolongan pertama yang dapat
kita lakukan antara lain sebagai berikut.
1. Luka bakar akibat zat asam: bersihkan zat asam dengan kain halus
atau kapas, lalu cuci dengan air mengalir. Selanjutnya cuci dengan
larutan Na₂CO₃ 1%. Cuci lagi dengan air, lalu keringkan. Olesi dengan
salep levertran dan balut dengan kain perban.
2. Luka bakar akibat zat basa: Cuci dengan air mengalir, bilas dengan
asam asetat 1%. Lalu cuci kembali dengan air, keringkan. Olesi dengan
salep boor dan balut dengan kain perban.
3. Luka bakar karena panas: Kompres dengan air es secepatnya. Tutup
luka dengan perban dan segera bawa ke dokter.
4. Mata terkena percikan bahan kimia: Basuh dengan air sebanyak-
banyaknya.
5. Keracunan zat melalui hidung: Bawa korban ke tempat yang udaranya
segar. Bila korban tidak dapat bernapas, berikan napas bantuan.
6. Keracunan melalui mulut: Segera muntahkan. Bila tidak bisa muntah,
pancing dengan segelas air yang dicampur dengan dua sendok garam
dapur atau pancing dengan jari yang dimasukkan ke pangkal tenggorokan.
Jika korban pingsan, segera bawa ke dokter.

Mengendalikan bahaya kimia di tempat kerja


 Mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan kimia berbahaya bila
memungkinkan.
 Mengatur sistem ventilasi yang memadai untuk mengurangi konsentrasi
bahan kimia di udara.
 Praktek kebersihan pribadi yang baik (misalnya cuci tangan) dan
mempertahankan biasa rutinitas membersihkan tempat kerja dapat
mengurangi jumlah zat kimia yang diserap oleh tubuh pekerja.
 Memperkenalkan kontrol administratif untuk meminimalkan paparan
bahan kimia (misalnya sistem rolling pekerja melalui pekerjaan yang
berbeda atau lokasi, melakukan pekerjaan pemeliharaan di jam kosong
sehingga zat beracun yang mempengaruhi pekerja lebih sedikit).
 Gunakan alat pelindung diri dan perangkat.
 Menjaga peralatan dalam rangka baik untuk mencegah kebocoran dan
kerusakan yang mungkin melepaskan zat beracun.
Tips untuk keamanan pada Bahan Kimia
 Selalu membaca label pada botol kimia.
 Selalu ikuti petunjuk dan tindakan pencegahan yang tercantum pada label.
 Jangan menggunakan bahan kimia yang apabila Anda tidak yakin apa itu
atau cara melindungi diri sendiri.
 Selalu meluangkan waktu untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang
yang bekerja di sekitar Anda.
 Selalu membuang bahan kimia yang dengan benar. Setiap kota memiliki
tempat untuk membuang lokasi limbah. Untuk pembuangan yang aman
dari produk kimia di tempat kerja, hubungi perwakilan kesehatan dan
keselamatan Anda.
BAB 3
PENUTUP

a. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat penulis tarik kesimpulan bahwa


kimia merupakan ilmu yang penting bagi pelajar dan pembelajaran, khususnya
tentang bahaya – bahaya zat kimia yang berada di lingkungan tempat kita bekerja
baik di pabrik maupun laboratorium.

Bahaya – bahaya kimia dapat diperkecil resikonya dengan memahami


konsep dasar dari setiap zat kimia tersebut. Dengan demikian, kita dapat
mengetahui kiat – kiat tentang keselamatan kerja di tempat kita bekerja.

b. Saran
Saran dari penulis adalah sebagai manusia, seyogyanya memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi mengenai suatu hal. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu kita
harus di dasari oleh pemahaman dan keterampilan dalam suatu bidang, khususnya
dalam hal zat kimia yang berbahaya. Kita sebagai manusia terpelajar harus
memahami secara baik dan benar mengenai pembahasan tersebut agar tidak
terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Luxon,S.G . 1992 . Hazard in the Chemical Laboratory Fifth Edition . Great


Britain . The Royal Society of Chemistry

A Guide to The Globally Harmonized System of Classification and Labeling of


Chemicals (GHS): http://www.osha.gov/dsg/hazcom/ghs.html

OSHA 1910.1200 Hazard Communication Standard:


http://www.osha.gov/pls/oshaweb/owadisp.show_document?p_table=STANDAR
DS&p_id=10099

OSHA Brief: Hazard and Communication Standard: labels and Pictograms


http://www.osha.gov/Publications/OSHA3636.pdf

Anda mungkin juga menyukai