Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Proteksi Radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi


pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Keselamatan Radiasi adalah
yang dilakukan untuk melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan
hidup dari bahaya radiasi. Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi adalah salah
satu persaratan izin,merupakan dokumen yang dinamis, sangat terbuka untuk
dimutahikan secara periodik.Pemutahiran dilakukan baik atas inisiatif pemegang
izin sendiri maupun melalui masukan yang disampaikan oleh BAPETEN. untuk
mewujudkan hal tersebut dan mengacu pada ketentuan yang diatur dalam :

a. Peraturan Pemerintah no.29 Tahun 2008 tentang perizinan Pemanfaatan


sumber Radiasi Pengion dan Bahan nuklir

b. Peraturan Pemerintah no.33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi


Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif

c. Peraturan Kepala Bapeten nomer 8 tahun 2011 tentang keselamatan Radiasi


dalam penggunaan Pesawat sinar –X Radiologi Diagnostik dan
intervensional

I.2 Tujuan
Tujuan utama program proteksi dan keselamatan radiasi adalah menunjukan
tanggung jawab pemegang izin melalui penerapan struktur menejemen, kebijakan
dan prosedur yang sesuai dengan sifat dan tingkat resiko. Ketika inspeksi dilakukan
disuatu fasilitas,dukumen program proteksi dan keselamatan radisi menjadi salah
satu topik diskusi antara tim inspeksi dengan pemegang izin, PPR dan praktisi
medik. Supaya Penggunan pesawat sinar-x sesuai dengan prosedur dan
memperhatikan faktor-faktor keselamatan kerja dengan sumber radiasi sinar-x, yang
akhirnya mengacu pada keselamatan dan keamanan bagi pasien, pekerja, anggota
masyarakat, dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.

1
I.3 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari program ini adalah, memberikan proteksi radiasi bagi
pekerja, pasien dan masyarakat yang berinteraksi dengan sumber radiasi pengion.
Pekerja adalah orang yang melaksanakan kegiatan pemeriksaan dengan pemanfaatan
sumber radiasi pengion. Pasien adalah orang yang dilakukan pemeriksaan untuk
tujuan menegakkan diagnosa, sedangkan lingkungan adalah semua yang berkaitan
dengan keberadaan sumber radiasi tersebut, misal, tempat, peralatan, dsb.

I.4 Definisi
Keselamatan radiasi pengion di bidang medik yang selanjutnya disebut
keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi pasien,
pekerja,anggota masyarakat,dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi.Tujuan dari
keselamatan radiasi ini adalah untuk mencegah terjadinya efek yang ditimbulkan
oleh penggunaan radiasi pengion dengan memperhatikan proteksi radiasi

Persaratan proteksi radiasi adalah


a) Justifikasi
Harus didasarkan pada pertimbangan bahwa manfaat yang diperoleh jauh
lebih besar daripada resiko bahaya radiasi yang ditimbulkan. Pemberian
paparan radiasi kepada pasien untuk keperluan diagnostik atau intervensional
harus diberikan oleh dokter atau dokter gigi dalam bentuk surat rujukan atau
konsultasi. Setiap pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk keperluan
pekerjaan, legal,atau asuransi kesehatan tampa indikasi klinis tiak
diperbolehkan kecuali diperlukan untuk memberi informasi penting
mengenai kesehatan seseorang yang diperiksa atau proses pembuktian atas
terjadinya suatu pelanggaran hukum.
b) Limitasi Dosis
Harus mengacu pada Nilai Batas Dosis. Nilai Batas Dosis yang dimaksud
berlaku untuk pekerja radiasi dan anggota masyarakat dan tidak berlaku
untuk pasien dan pendamping pasien.

1. Nilai Batas Dosis untuk pekerja radisi tidak boleh melampaui:


a) Dosis Efetif sebesar 20 mSv (duapuluh milisievert) pertahun rata
rata selama 5 (lima) tahun berturut turut

2
b) Dosis Efektif sebesar 50 mSv(limapuluh milisievert) dalam
1(satu) tahun tertentu
c) Dosis Ekivalen untuk lensa mata sebesar 150 mSv (seratus lima
puluh milisievert) dalam 1(satu) tahun;dan
d) Dosis Ekuivalen untuk tangan dan kaki, atau kulit sebesar 500
mSv (lima ratus milisievert) dalam 1 (satu) tahun.

2. Nilai Batas Dosis untuk anggota Masyarakat tidak boleh melampaui :


a) Dosis Efektif sebesar 1 mSv (satu milisievert) dalam 1(satu)
tahun
b) Dosis Ekivalen untuk lensa mata sebesar 15 mSv (limabelas
milisievert) dalam 1 (satu) tahun dan
c) Dosis ekivalen untuk kulit sebesar 50 mSv (lima puluh
milisievert) dalam 1 (satu) tahun.

Pemegang izin untuk memastikan agar Nilai Batas Dosis tidak terlampaui
harus :
1. Menyelenggarakan pemantauan paparan radiasi dengan surveymeter
2. Melakukan pemantauan Dosis yang diterima personil dengan TLD
badge, dosimeter perorangan pembacaan langsung yang sudah dikalibrasi
3. Menyediakan perlengkapan proteksi radiasi.

Dosimeter perorangan pembacaan langsung harus disediakan oleh


pemegang izin untuk pekerja radiasi paling kurang 2 (dua) buah yang menggunakan
pesawat sinar-X inervensional dan C-Arm Penunjang bedah

c) Penerapan Optimasi Proteksi dan keselamatan Radiasi


Harus diupayakan agar pasien menerima Dosis Radiasi serendah mungkin
sesuai yang diperlukan untuk mencapai tujuan diagnostik, meliputi pembatas
dosis untuk pekerja radiasi dan anggota masyarakar dan tingkat panduan
paparan medik untuk pasien.Setiap pekerja radiasi yang melaksankan
pemeriksaan radiologi harus mencegah terjadinya pengulangan papar

3
BAB II
PENYELENGGARA PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

II.1 Struktur Organisasi


Ada tiga tingkat / jenjang kedudukan dalam Rumah Sakit Melati Tangerang
yang memiliki tugas, kewajiban dan tanggung jawab terhadap penggunaan sumber
radiasi pengion yaitu :
a. Pemegang Izin
adalah orang atau badan yang telah menerima izin pemanfatan tenaga nuklir
dari BAPETEN
Direktur PT. Melati Medika Sejahtera selaku pimpinan PT. Melati medika
sejahtera dimana bertindak selaku penanggung Jawab utama keselamatan
radiasi di rumah sakit Melati Tangerang.
b. Petugas Proteksi Radiasi
adalah petugas yang ditunjuk oleh pemegang izin dan oleh BAPETEN
dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan
proteksi radiasi.
c. Pekerja Radiasi
adalah setiap orang yang berkerja di Intalasi Radiologi Diagnostik dan
intervensional yang diperkirakan dapat menerima Dosis radiasi tahunan
melebihi dosis untuk masyarakat umum.
.

4
ORGANISASI PROTEKSI RADIASI
RUMAH SAKIT MELATI TANGERANG

Pemegang izin
Dr. H. Achmad Sofyan Sjadeli
Selaku penanggung jawab Utama
keselamatan Radiasi

PETUGAS PROTEKSI
RADIASI
Asmo wahyu waskito

Pekerja Radiasi
Marina Huliana H
Asmo wahyu waskito
Tasim
Itta puspitasari
Purnomo
II.2 Tanggung Jawab
a. Tanggung Jawab Pemegang Izin
pemegang izin mempunyai tanggung jawab :
1) Menyediakan, melaksanakan, mendokumentasikan program proteksi dan
keselamatan radiasi.
2) Memverivikasi secara sistematis bahwa hanya personil yang sesuai
dengan kompetensi yang berkerja dalam penggunaan pesawat sinar –X.
3) Menyelenggarakan pelatihan proteksi radiasi.
4) Menyelenggarakan pemantauan kesehatan bagi pekerja radiasi.
5) Menyediakan perlengkapan proteksi radiasi dan
6) Melaporkan kepada BAPETEN mengenai pelaksanaan program proteksi
dan keselamatan radiasi, dan verifikasi keselamatan
7)
b. Tanggung Jawab Petugas Proteksi Radiasi (PPR)
Petugas proteksi radiasi (PPR) mempunyai tanggung jawab :
1) membuat dan memutahirkan program proteksi dan keselamatan radiasi.
2) memantau aspek operasional program proteksi dan keselamatan radiasi.

5
3) memastikan ketersediaan dan kelayakan perlengkapan proteksi radiasi
dan memantau pemakainnya
4) meninjau secara sistmatis dan periodik program pemantauan di semua
tempat di mana pesawat sinar-X digunakan.
5) memberikan konsultasi yang terkait dengan proteksi dan keselamatan
radiasi.
6) berpartisipasi dalam mendesain fasilitas radiologi.
7) memelihara rekaman.
8) mengindetifikasi kebutuhan dan mengorganisasi kegiatan pelatihan.
9) melaksanakan latihan dan penanggulangan dan pencarian fakta dalam
hal paparan darurat.
10) melaporkan kepada pemegang izin setiap kejadian kegagalan operasi
yang berpotensi menimbulkan kecelaan radiasi.
11) menyiapkan laporan tertulis mengenai pelaksanaan program proteksi dan
keselamatan radiasi, dan verifiksi keselamatan.
.
c. Tanggung Jawab Dokter Spesialis Radiologi atau Dokter yang berkompeten
1) menjamin pelaksanaan seluruh aspek keselamatan pasien.
2) memberikan rujukan dan justifikasi pelaksanaan diagnosis atau
intervensional dengan mempertimbangkan informasi pemeriksaan
sebelumnya.
3) mengoperasikan pesawat sinar –X flouroskopi
4) menjamin bahwa paparan pasien serendah mungkin untuk mendapatkan
citra radiografi yang seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan
tingkat panduan papara radiasi
5) menetapkan prosedur diagnosis dan intervesional bersama dengan
fisikawan medis / radiografer
6) mengevaluasi kecelakaan radiasi dari sudut pandang klinis
7) menyediakan kriteria untuk pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi

d. Tanggung Jawab Radiografer dan operator Pesawat sinar –X kedokteran gigi


adalah
1) membeikan proteksi terhadap pasien, dirinya sendiri dan masyarakat di
sekitar ruang pesawat sinar –X

6
2) menerapkan teknik dan prosedur yang tepat untuk meminimalkan
paparan yang diterima pasien sesuai kebutuhan
3) melakukan kegiatan pengolahan film di kamar gelap / Computer
Radiografi (CR)

II.3 Pelatihan
Untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkenaan dengan
peningkatan kemampuan yakni dengan diberikannya kesempatan untuk mengikuti
pelatihan. Pelatihan proteksi dan keselamatan radiasi harus diselenggarakan oleh
pemegang izin. Pelatihan paling kurang 1 kali dalam setahun mencangkup materi :
a. Peraturan perundang undangan ketenaga nukliran
b. Sumber radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir
c. Efek biologi radiasi
d. Satuan dan besaran radiasi
e. Prinsip proteksi dan keselamtan radiasi
f. Alat ukur radiasi
g. Tindakan dalam keadaan darurat
h. Pelatihan untuk petugas proteksi radiasi (PPR) diatur dalam peraturan kepala
BAPETEN tersendiri

7
BAB III
DESKRIPSI FASILITAS, PESAWAT SINAR-X, DAN PERALATAN
PENUNJANG, DAN FASILITAS PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI

III.1 Deskripsi Fasilitas

Di Rumah Sakit Melat Tangerang terdapat 1 (Satu) ruangan penggunaan


pesawat sinar-x dengan ukuran 450 cm x 525 cm x 300 cm dengan ruangan
operator terpisah, dengan ukuran 280 cm x 255 cm. ukuran pintu operator 200
cm x 80 cm bahan kayu triplek dengan tebal 3.5 cm + 2 mmPb, ukuran pintu
ruang utama 200 cm x 135 cm bahan kayu trilek dengan tebal 4,5 cm + 2 mmPb.
Dimana ada monitoring perorangan berupa film badge yang di proses di BPFK
dan mulai januari 2014 menggunakan TLD badge yang di proses di Batan
Jakarta. Terdapat 1 apron serta dibuatnya gambar peringatan bahaya radiasi di
luar pintu masuk ruang pemeriksaan radiologi maupun pintu ruang
operator,lampu berwarna merah tanda radiasi terpasang diatas pintu luar ruang
pemeriksaan radiologi.

III.2 Deskripsi Pesawat Sinar-X dan Peralatan Penunjang

8
a. Stasioner X-Ray
Merex : Meditronocs
Type : XD-3
No Seri : 051669
Kondisi Maxsimum : 100 kv/100 mA
Buatan : India

Peralatan Penunjang Pesawat sinar X harus memenuhi ketentuan standar nasional


(SNI) atau standar yang lain yang terselusur yang diterbitkan oleh lembaga
akreditasi atau sertiikat oleh pabrikan.Peralatan penunjang paling kurang terdiri atas
komponen :
a. Tiang penyangga tabung
b. Kolimator
c. Instrumen tegangan
III.3 Deskripsi Pembagian daerah kerja
Pesawat sinar –X harus dioperasikan oleh radiografer. Citra radiografi yang
dihasilkan pesawat sinar–X harus diinterprestasi oleh dokter yang berkopenten, atau
dokter spesialis radiologi, untuk citra radiologi periapical dapat diinterprestasi oleh
dokter gigi.

III.4 Diskripsi Perlengkapan Proteksi Radiasi

Perlengkapan penunjang proteksi radiasi Rumah Sakit Melati Tangerang adalah :


 Dibuatnya tanda peringatan adanya bahaya radiasi di luar pintu masuk ruang
pemeriksaan radiologi dan pintu luar ruang operator
 Lampu berwarna merah tanda radisi diatas pintu luar ruang pemeriksaan
radiologi.
 Terdapat Prosedur pengoperasian pesawat.
 Terdapat 1 Apron,
 TLD sebanyak 6 buah 4 buah untuk petugas 2 untuk kontrol

Monitor perorangan yang digunakan saat ini adalah TLD badge yang
dikeluarkan oleh Batan Jakarta dengan data sebagai berikut :

9
No Nama Pemakai TLD Kode Keterangan
1 Asmo Wahyu Waskito 1392 001 T
2 Tasim 1392 002 T
3 TLD control 2 buah

BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI

IV.1 Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam Operasi Normal


Dengan memperhatikan prosedur kerja yang terdapat pada ruang radiologi
diharapkan akan mampu terhindar dari resiko bahaya radiasi.
1. Ruang sinar-x tidak boleh digunakan lebih dari satu untuk pemeriksaan
radiologi secara simultan.
2. Semua pintu masuk menuju ruang sinar-x dan ruang ganti harus ditutup
ketika pasien berada di ruang sinar-x.
3. Pesawat sinar-x hanya harus dioperasikan oleh, atau dibawah supervisi
langsung orang terlatih dan handal.
4. Setiap petugas wajib menggunakan TLD badge untuk monitoring radiasi.
5. Tidak boleh seorangpun berada di ruang sinar-x ketika paparan dilakukan,
kecuali orang-orang yang berkepentingan.
6. Lampu tanda radiasi harus dihidupkan saat pemeriksaan sedang berlangsung.
IV.1.1 Pengoperasian Pesawat Sinar-X

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL MENYALAKAN DAN MEMATIKAN


PESAWAT STASIONER X RAY
1. Nyalakan Panen kontrol
2. Putar tombil ON / Off pengatur tegangan sampai lampu warna Hijau
3. Atur KV mayor , minor, MA dan second sesuai jenis pemeriksaan dengan
memperhatikan proteksi radiasi
4. Posisikan pasien sesuai pemeriksaan yang diminta
5. tekan tombol ready & ekpos

10
6. Atur KV mayor , minor, MA dan second sampai kondisi paling rendah
7. Putar tombil ON / Off pengatur tegangan ke arah kiri tanda Off
8. Matikan Panen kontrol

IV.1.2 Proteksi dan keselamatan radiasi Untuk personil


1. Setiap petugas selama di ruang radiologi wajib menggunakan TLD badge
2. Petugas harus berada dalam tempat kendali atau dibelakang tabir proteksi
ketika sedang melaksanakan paparan sinar-x. Selalu memperhatikan faktor
eksposi yang digunakan dan menggunakan peralatan proteksi yang
dibutuhkan.
3. Kecuali orang-orang yang yang berkepentingan, tidak boleh seorang pun
berada di ruang sinar-x ketika paparan dilakukan. Semua petugas kecuali
pasien, yang diperlukan berada didalam ruangan dan hendaknya
menggunakan apron. Lempengan Pb atau tirai yang digantungkan pada
pesawat flouroskopi tidak boleh dianggap sebagai penggganti apron.
4. Wadah tabung sinar-x tidak boleh dipegang tangan petugas selama operasi.
5. Tidak seorangpun petugas diperbolehkan melakukan tindakan membantu
memegang pasien pada saat paparan radiasi secara rutin.
6. Dalam satu sekali dalam satu tahun wajib mengikuti tes kesehatan.

IV.1.3 Proteksi dan keselamatan radiasi Untuk pasien


1. Harus diperhatikan bahwa pasien tidak diperkenankan dengan pemeriksaan
radiologi yang tidak perlu, dan apabila prosedur radiologi dibutuhkan maka
pasien harus diproteksi dari paparan yang berlebihan selama pemeriksaan.
2. Pemeriksaan dilakukan bila ada permintaan dari dokter.
3. Untuk organ yang tidak periksa diberi apron, terutama pelvis, kecuali bila
permintaan pemeriksaan daerah pelvis.
4. Untuk pasien yang sedang hamil trisemester pertama tidak diperkenankan
untuk di x-ray kecuali manfaatnya lebih besar dari resiko yang diterima, dan
juga dengan syarat dilindungi bagian perut kebawah dengan apron dan atau
dengan kolimasi yang seminimal mungkin sesuai organ yang diperiksa.
5. menggunakan ukuran kolimator sesuai organ yang diperiksa.
6. Menggunakan faktor eksposi dengan tepat untuk menghindari pengulangan
pemeriksaan.

11
IV.1.4 Proteksi dan keselamatan radiasi Untuk Pendamping Pasien
1. Alat bantu harus digunakan. jika orang tua, pengantar, atau petugas yang
diminta membantu, mereka harus diberikan apron dan sarung tangan proteksi,
dan diatur posisinya sedemikian rupa sehingga terhindar dari berkas utama.
2. Penamping Pasien dalam usia subur wajib ditanya apakah dalam keadan
hamil atau tidak.

IV.2 Rencana penanggulangan keadaan darurat


2.1 Rencana penanggulangan keadaan darurat meliputi
a. Identifikasi terhadap penyebab terjadinya paparan darurat
b. Personil yang melaksanakan intervensi
c. Sistem koordinasi antar penyelenggara keselamatan radiasi
dalam melaksanakan intervensi
d. Penanggulangan paparan darurat
e. Pelaporan
2.2 Penanggulangan paparan darurat meliputi
a. Tindakan protektif untuk mencegah terulangnya paparan darurat.
b. Uji kesesuaian dan perbaikan pesawat sinar –X
c. Perbaikan perangkat lunak
d. Penanganan dan pemulihan pasien atau pekerja yang mendapat
paparan radiasi berlebih

Pemegang izin harus melaksanakan pencarian fakta setelah terjadinya


paparan darurat yang meliputi :
a. Analisis penyebab kejadian
b. Perhitungan atau kajian dosis yang diterima
c. Tindakan korektif yang diperlukan untuk mencegah terulangnya kejadian
serupa
Hasil pencarian fakta harus selalu di catat dalam logbook
Setiap terjadi kecelakaan dibuat laporan kejadian untuk dilaporkan ke
Petugas Proteksi Radiasi, ke Pengusaha Instalasi dan kepusat Koordinasi dan
pengendalian operasi kesiapsiagaan Nuklir Nasional Telp. 021-63858269-70,

12
6302164, 6302615, 6302485Fax. 021-63858275.E-MAIL : sos@ bapeten.org ;
darurat @ centrin.net.id
BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
JL. GAJAH MADA No.

BABV
REKAMAN DAN LAPORAN

V.1 Keadaan Operasi Normal


Dibuatnya beberapa formulir yang dijadikan menjadi sebuah buku untuk
beberapa pencatatan yang penting, antara lain :
Kartu Kesehatan
Kartu kesehatan berisi data pemeriksaan rutin yang dilakukan setiap tahun
yang meliputi pemeriksaan lab, yakni : Hb, leukosit, Basofil, Eosonofil, Batang,
Segmen, Limfosit, Monosit, jumlah eritrosit, trombosit, Ht, Morfologi dan
pemeriksaan thorax.
Kartu Kesehatan dimulai dilakukan pada pekerja sebelum pekerja masuk
atau awal penerimaan pegawai, selama bekerja yang dilakukan sekurang-kurangnya
1 kali dalam setahun, serta setelah pegawai tidak bekerja lagi. Dokumen kesehatan
ini disimpan selama 30 tahun terhitung sejak pekerja radiasi tidak / berhenti bekerja.
Kartu Dosis
Kartu dosis adalah kartu yang berisi data hasil pemantauan perorangan yang
diterima dengan menggunakan monitor radiasi perorangan yang digunakan yakni,
film badge. Setiap pekerja radiasi memepunyai satu berkas yang berisi hasil
pemantauan melalui evaluasi film badge yang dilaporkan setiap bulannya. Dokumen
ini disimpan selama 30 tahun terhitung sejak pekerja radiasi tidak / berhenti bekerja.
Loogbook Operasi
Berisi tentang data pasien yang dilakukan pemeriksaan pada ruang
pemeriksaan tertentu yang berisikan : tanggal dilakukannya pemeriksaan, nama,
usia, alamat, no. foto, dokter pengirim, jenis pemeriksaan, posisi pemeriksaan,

13
penggunaan faktor eksposi, banyaknya pengambilan eksposi, jumlah pemkaian film,
paraf petugas, dan keterangan yang berisi penjelasan mengenai pengambilan eksposi
yang berlebih atau terjadi pengulangan foto. Dokumen ini menjadi bukti terhadap
pasien yang telah dilakukan pemeriksaan dengan sinar-x.

Daftar Inventarisasi
Daftar inventaris berisikan data pesawat yang terdapat di radiologi serta
keterangan lainnya yang meliputi : nama ruangan yang terdapat pesawat sinar-x,
merk pesawat, data tabung yang terdiri dari merk, type dan no. seri, kemudian
kondisi maksimum pesawat (kV, mAs, mA), kondisi pesawat saat ini dan keterangan
atau catatan yang berisikan kapan pesawat di install dan bagaimana keadaan saat ini.

Loogbook Perawatan dan Perbaikan


Data masing–masing pesawat yang berisikan perjalanan perawatan serta
perbaikan yang dilakukan. Format loogbook ini berisikan : no., tanggal, bagian yang
dirawat/diperbaiki terinci tiap bagian dan type serta no. seri, jenis kerusakannya,
perawatan/perbaikan, nama/paraf teknisi dan keterangan/catatan.

V.2 Keadaan Darurat


Bila ada kerusakan pada pesawat pada instalasi listrik yang mungkin terjadi
dan dikhawatirkan membahayakan pasien/petugas, seperti bila terdapat bagian
pesawat yang menyebabkan terkena aliran listrik atau sinar-x yang tidak dapat di
kontrol / keluar sinar-x terus menerus dilakukan tindakan standar, yakni :
a. Tekan tombol emergency stop yang terdapat pada meja pemeriksaaan atau
pada kontrol table.
b. Hentikan pemeriksaan dan turunkan pasien dari meja pemeriksaan.
c. Apabial tombol emergency stop tidak berfungsi, maka untuk keamanan
segera turunkan saklar daya listrik PLN, sehingga semua aliran listrik ke
pesawat teputus.
d. Hubungi petugas teknik untuk memeriksa dan melakukan perbaikan pada
pesawat bila terjadi kerusakan.

14
e. Bila keadaan darurat kebakaran terjadi, lakukan standar keselamatan, setelah
meng-offkan pesawat, gunakan apar untuk memadamkan api, memeinta
pertolongan serta hubungi petugas yang berwenang untuk itu.

Demikian program proteksi yang dilakukan dan program ini terus berkembang
mengikuti perkembangan proteksi radiasi dan keilmuannya.

Tangerang, 20 Januari 2014

Petugas Proteksi Radiasi

Asmo Wahyu Waskito


SIB.06266.224.00.121112

15

Anda mungkin juga menyukai