BAHAYA KIMIA
DOSEN PEMBIMBING
DI SUSUN OLEH :
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
makalah mata kuliah “K3”. Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-
Makalah ini merupakan salah satu tugas ujian praktek mata kuliah K3.
Saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Tujuan Makalah.......................................................................................................2
1.3 Manfaat Makalah.....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Faktor Kimia B3 dan Klasifikasinya........................................................................3
2.2 Pengendaliannya....................................................................................................12
2.3 Pokok-pokok Isi.....................................................................................................14
2.4 Sumber MSDS.......................................................................................................16
2.5 Konten MSDS........................................................................................................17
2.6 Dokumentasi dan Updating....................................................................................17
BAB III............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
bahan kimia tersebut, contohnya kilang minyak. Setiap aktivitas kerja manusia
akan selalu memiliki peluang atau potensi untuk terjadi kecelakaan terhadap
bahan kimia maka diperlukan pengetahuan tentang faktor kimia ditempat kerja
menjadi sangat penting. Dalam statistik kecelakaan akibat faktor kimia yang
terjadi diIndonesia perlu adanya kesadaran baik dari pihak perusahaan maupun
ada ditempat kerja. Racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
adalah salah satu masalah kesehatan yang semakin meningkat baik di Negara
maju maupun negara berkembang.. Dari data statistik diketahui bahwa penyebab
keracunan yang banyak terjadi di Indonesia adalah akibat paparan pestisida, obat
obatan, hidrokarbon, bahan kimia korosif, alkohol dan beberapa racun alamiah
termasuk bisa ular, tetradotoksin, asam jengkolat dan beberapa tanaman beracun
lainnya. Keracunan adalah keadaan sakit yang ditimbulkan oleh racun. Bahan
racun yang masuk ke dalam tubuh dapat langsung mengganggu organ tubuh
1
tertentu, seperti paru-paru, hati, ginjal dan lainnya. Tetapi zat tersebut dapat pula
terakumulasi dalam organ tubuh, tergantung sifatnya pada tulang, hati, darah atau
organ lainnya sehingga akan menghasilkan efek yang tidak diinginkan dalam
jangka panjang.
umum.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam makalah ini bahaya kimia yang akan kita kaji lebih lanjut. Fakta mengenai
potensi bahaya yang bersumber dari bahan kimia di dunia industry memang
mempergunakan bahan kimia berbahaya, baik yang berupa gas, cairan maupun
padatan.
Bahkan pada industry kimia yang menggunakan B3, potensi bahayanya bias lebih
tertentu.
3
a. Klasifikasi B3
1. Korosi
tempat dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan system pencernaan adalah bagain
tubuh yang paling umum terkena. Contoh: konsentrat asam dan basa, fosfor.
2. Iritasi
bias menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasip ada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema
(bengkak)
Contoh:
Kulit: asam,basa,pelarut,minyak.
3. Reaksi Alergi
Bahan kimia allergen atau sensitizers dapat menyebab kan reaksi alergi pada kulit
Contoh:
4
Kulit : colophony(rosin), formaldehyde, logam seperti chromium atau nickel,
epoxyhardeners, turpentine.
4.Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang mengencerkan atmosfer yang ada,
udara normal tidak boleh kurang dari 19,5% volume udara. Asfiksian kimia
mencegah transport oksigen dan oksigen asinormal pada darah atau mencegah
Contoh:
hidrogensulphide
5. Kanker
Karsinogen padamanusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah terbukti pada
manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara
5
Kemungkinan karsinogen pada manusia: formaldehyde, carbontetrachloride,
dichromates, beryllium
6. Efek Reproduksi
aborsispontan.
Contoh:
pelarut.
7. Racun Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau system
tubuh.
Contoh:
6
Paru-paru : silica, asbestos, debubatubara (pneumoconiosis)
Bahan dan formulasi yang di tandai dengan notasi bahaya„ explosive “dapat
lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi
keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara
yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang
senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi
Dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton,
dietileter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak
7
Oxidizing (pengoksidasi)
biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar
atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran
secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau
Contoh : hidrogenperoksida,kaliumperklorat
Jenis bahaya flammable di bagi menja di dua yaitu Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk
normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan
untuk Bahan dan formulasi di tandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’
8
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik
bahan sangat mudah terbaka rmenghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar
pada temperature kamar tanpa tambahan pasokan energy dan akhirnya terbakar,
juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah
Zat sensitive terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila
Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 210 C. contoh: aseton
dan benzene.
Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang di tandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada
9
konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat kedokter
Ada sedikit perbedaan pada symbolini yaitu dibedakan dengan kode Xn dan Xi.
Untuk Bahan dan formulasi yang ditandai dengan kode Xn memiliki resiko
merusak kesehatan sedangkan jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut
(ingestion), atau kontak dengan kulit. Frase-R untuk bahan berbahaya yaitu R20,
R21 dan R22 Sedangkan Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ atau kode
Xi adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan
kulit atau selaput lendir. Frase-R untuk bahan irritant yaitu R36, R37, R38 dan
R41.
Kode Xn (Harmful)
Contoh : peridin
10
Kemanan : hindari kontak dengan tubuh atau hindari menghirup, segera berobat
Kode Xi (irritant) Bahaya: iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat di
tandai sebagai bahan korosif. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
11
Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
2.2 Pengendaliannya
Bahan Berbahaya Beracun di sertai Undang Undang yang Mengatur Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifatnya dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau membahayakan
dan bebas di gunakan (Lampiran1). Salah satu contoh jenis B3 adalah pestisida.
terbatas (Lampiran2).
di larang jika:
12
3. Termasuk dalam daftar Tabel 2 kelas1 b WHO (Lampiran4)
karsinogenik.
5. Mengandung Timbal (Pb), Cadmium (Cd), Arsenik (As), dan Mercury (Hg).
CHC adalah golongan senyawa yang hanya memiliki 1 atom carbon (C), 1 atom
Toksik adalah sifat bahan penyeba bracun, dengan indicator LD 50, RfD dan LC
50 Persisten adalah sifat bahan yang dapat bertahan lama/tetap di dalam suatu
bahan lain. Bioakumulan adalah substansi beracun (seperti logam berat dan
melalui udara, air dan atau makanan yang terkontaminasi, dan tetap terakumulasi
maka semakin tinggi biokonsentrasinya. Indikatornya adalah tinkat Kow atau log
Kow.Karsinogen adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel liar yang dapat
13
merusak jaringan tubuh. Mutagen adalah sifat bahan yang menyebabkan
Pengendalian bahaya yang bersumber dari bahan kimia berbahaya dan beracun
atau B3 telah diatur oleh keputusan menteri, yakni Keputusan Menteri Tenaga
Bahan (LDKB) atau Material Safety Data Sheet (MSDS) dan label, serta
K3 kimia, di dalam kepmen ini juga di sebutkan beberapa hal pokok di antaranya:
1. Pengusaha wajib melaporkan daftar nama, sifat dan kuantitas (jumlah) bahan
besar dan bahaya menengah .Klasifikasi atau kategori ini di dasarkan pada criteria
14
dan Nilai Ambang Kuantitas (NAK) bahan kimia berbahaya yang ada di
perusahaan tersebut.
3. Kriteria bahan kimia berbahaya terdiri dari bahan beracun, bahan sangat
beracun, cairan mudah terbakar, cairan sangat mudah terbakar, gas mudah
bahaya menengah.
instalasi, pengujian periodic factor kimia, pengujian instalasi secara berkala dan
7. Kewajiban dan kualifikasi petugas dan ahli K3 kimia. Pada bagian lampiran di
jelaskan pula mengenai bentuk LDKB, form pelaporan daftar bahan kimia
Adapun pengertian dari pada MSDS yang wajib kita ketahui sebagai calon ahli K3
guna mengetahui informasi dari sifat serta pengendalian dari bahan kimia yang
15
Bahan kimia berbahaya atau B3 dengan mudah dapat kita temukan di pabrik
kimia. Di perlukan tindakan pengendalian yang tepat agar bahan kimia B3 tidak
Pasal 1, bahan kimia B3 adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran
yang berdasarkan sifat kimia atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap
Salah satu upaya untuk mencegah atau mengurangi resiko akibat penggunaan
MSDS (Material Safety Data Sheet) bahan kimia B3 tersebut. MSDS merupakan
salah satu bentuk pengendalian resiko berkaitan dengan bahan kimia B3.
Jadi sebelum menggunakan bahan kimia B3, hal pertama yang harus kita lakukan
adalah memahami dengan baik MSDS bahan kimia tersebut. Nah, sekarang mari
kita bahas secara singkat satu persatu hal-hal penting yang terkait dengan MSDS.
kepada produsen, distributor atau supplier dimana kita membeli bahan kimia
tersebut. Atau kita bias mengunduhnya lewat internet. Pastikan bahwa MSDS
16
yang kita miliki adalah revisi terbarunya. Perlu di ketahui pula, MSDS yang
dalam hal ini bahasa Inggris. Hanya sebagaian dari bahan kimia yang telah
berbahasa Indonesia. Jadi kita sebagai calon AK3 harus lah mengerti dan paham
d. Data potensi bahaya kebakaran dan ledakan (Fireand Explosion Hazard Data)
print out, CD, disk atau internet. Akan tetapi, pilihlah media yang mudah untuk di
akses dan MSDS harus selalu tersedia di tempat-tempat yang di perlukan. Dan
17
satu lagi, MSDS yang terdokumentasi harus dengan nomor revisi terbaru atau
terakhir. Hal ini penting, karena akan terus ada informasi baru yang masuk atau di
perbaharui. Sebagai contoh ,nomor telepon darurat yang harus dihubungi. Buatlah
Training
mutlak di perlukan. Semua orang yang akan berhubungan dengan bahan kimia B3
harus mendapatkan training MSDS. Termasuk pula bagian dan calon karyawan
yang akan bekerja di pabrik kimia atau mahasiswa yang sedang Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlunya pengetahuan tentang factor kimia beserta klasifikasinya menjadi
meredam laju kecelakaan kerja khususnya dari factor kimia di tempat kerja.
Secara tidak langsung kita telah dapat mencegah adanya kecelakaan kerja
khususnya dari faKtor kimia walaupun hanya dengan pengetahuan tentang factor
kimia yang kita pelajari dapat berupa MSDS, pengetahuan tentang kimia pula.
Dengan hal tersebut kita dapat mengendalikan B3 secara benar dan aman sesuai
19
DAFTAR PUSTAKA
Rineka Cipta.
20