Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LINGKUNGAN (K3L)

BAHAN KIMIA BERBAHAYA BERDASARKAN SIFAT


FISIKNYA

Dosen Pengampu : Fadliyah Al Maida, S.T., M.T.


Disusun Oleh : Kelompok 4
Anggota : Nurmala Sari /4022022045
Ningsa /4022022044
Nani asrianti /40220220
Muhammad ifdal /40220220
Muhammad ikbal /40220220
Yuliana sukma /
Ilmi /

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI
POLITEKNIK BOMBANA
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yan telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Bahan Kimia Berbahaya Berdasarkan Sifat Fisiknya”.

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam
mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L). Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bahan kimia
berbahaya yang berada pada industri maupun rumah tangga bagi para pembaca
dan juga penulis.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang saya miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang


sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami Ibu Fadliyah Al Maida, S.T., M.T.
yang telah memberikan tugas makalah dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.

Bombana, 18 Februati 2024

Nurmala Sari, dkk

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3 Tujuan.......................................................................................... 2
1.4 Manfaat........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1 Bahan Kimia................................................................................ 3
2.2 Bahan Kimia Berbahaya Dan Beracun........................................ 4
2.3 Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya...........................................
2.4 Penggunaan Bahan Kimia...........................................................
BAB III PENUTUP................................................................................... 15
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 15
5.2 Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan bahan berbahaya dan beracun (B-3) pada dasarnya tidak
dibatasi oleh lingkungan tertentu. Artinya B-3 bisa berada di lingkungan mana
saja, sesuai dengan tingkat kebutuhan dan aktivitas manusia (masyarakat). Banyak
masyarakat yang dalam kesehariannya akrab dengan B-3 karena profesinya, atau
sebagai pengguna atau konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin masyarakat tidak menyadari bahwa bahan
yang mereka konsumsi atau alat (perkakas) yang mereka manfaatkan sebetulnya
termasuk katagori B3, misalnya: bahan insektisida, bahan bakar (minyak/gas),
makanan yang mengandung zat pewarna dan pengawet, dan lain-lain. Dengan
demikian, B-3 bukan selalu berarti limbah atau bahan cemaran lingkungan. Bahan
cemaran (bahan penyebab pencemaran) pada dasarnya disebabkan oleh
pembuangan limbah yang langsung dari sumbernya sehingga dapat menimbulkan
gangguan bagi mahluk hidup dilokasi atau di sekitar tempat pembuangan limbah
tersebut, termasuk dalam tubuh manusia. Bahan-bahan cemaran ini pada
umumnya ada yang bersifat berbahaya, dan ada yang bersifat beracun, atau
bersifat keduanya. Tidak semua bahan berbahaya bersifat racun, sedangkan bahan
beracun sudah tentu berbahaya.
Bahan berbahaya dan beracun dapat berupa bahan baru sebagai bahan
proses untuk menghasilkan suatu produk, atau sisa dari suatu proses. Bahan yang
tergolong B-3 pada umumnya adalah bahan kimia. Bahan berbahaya adalah
bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan dan
penggunaanya menimbulkan atau membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau
radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan
dan bahaya lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi
orang yang berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau meyebabkan
kerusakan pada barang-barang.

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan bahan kimia?
2. Apa yang dimaksud dengan bahan kimia berbahaya dan beracun?
3. Sebutkan dan jelaskan contoh dan simbol dari bahan kimia berbahaya
berdasarkan sifat fisiknya?
4. Sebutkan dan jelaskan penggunaan bahan kimia pada industri dan
rumah tangga?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dari bahan kimia
2. Mengetahui pengertian dari bahan kimia berbahaya dan beracun
3. Mengetahui contoh dan simbol dari bahan kimia berbahaya dan
beracun
4. Mengetahui pengguanaan dari bahan kimia pada industri dan rumah
tangga

1.4 Manfaat
Dapat memahami serta menambah wawasan bagi para pembaca tentang
bahan kimia berbahaya, contoh, dan penggunaannya dalam dunia industri
maupun rumah tangga.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bahan Kimia


Zat kimia (juga disebut zat murni) didefinisikan sebagai "semua material
dengan komposisi kimia tertentu" dalam pendahuluan buku teks kimia umum.
Menurut definisi ini, sebuah zat kimia dapat berupa unsur kimia murni atau
senyawa kimia murni. Tetapi, terdapat pengecualian untuk definisi ini; suatu zat
dapat juga didefinisikan sebagai suatu bentuk materi yang memiliki baik
komposisi yang pasti dan sifat yang berberda. Indeks zat kimia yang diterbitkan
oleh CAS juga mencakup beberapa paduan dengan komposisi yang tidak tentu.
Senyawa non stoikiometri adalah kasus khusus (dalam kimia anorganik) yang
melanggar hukum komposisi konstan, dan untuk mereka, kadang-kadang sulit
untuk menarik garis antara campuran dan senyawa, seperti dalam kasus paladium
hidrida. Dapat dijumpai definisi bahan kimia atau zat kimia yang lebih luas,
misalnya: "istilah 'bahan kimia' adalah segala zat organik atau anorganik dengan
identitas molekul tertentu, termasuk segala kombinasi zat yang terjadi seluruhnya
atau sebagian sebagai hasil eraksi kimia atau terjadi secara alami".
Dalam geologi, zat dengan komposisi seragam disebut mineral, sementara
campuran fisika (agregat) beberapa mineral (zat yang berbeda) didefinisikan
sebagai batu. Namun, banyak mineral saling melarutkan membentuk larutan
padat, sedemikian rupa sehingga batuan tunggal adalah zat seragam meski dalam
istilah stoikiometri adalah campuran. Felspar adalah contoh umum: anortoklas
adalah suatu alkali aluminium silikat, dengan logam alkali bergantian antara
natrium atau kalium.
Dalam hukum kimia, "zat kimia" dapat mencakup baik zat murni maupun
campuran dengan komposisi atau proses manufakturing tertentu. Misalnya,
regulasi UE, REACH, mendefinisikan "zat monokonstituen", "zat
multikonstituen" dan "zat dengan komposisi tak diktahui atau bervariasi". Dua
yang terakhir mengandung banyak zat kimia; namun, identitas mereka dapat
ditetapkan baik melalui analisis kimia langsung atau merujuk pada proses

6
manufakturing tunggal. Sebagai contoh, arang adalah sangat kompleks, campuran
polimer parsial yang dapat didefinisikan melalui proses manufakturingnya. Oleh
karena itu, meskipun identitas kimia pastinya tidak diketahui, identifikasi dapat
dilakukan dengan akurasi yang memadai. Indeks CAS juga mencakup campuran.

2.2 Bahan Kimia Berbahaya dan Beracun


Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,
pengangkutan, penyimpanan, dan penggunannya menimbulkan atau
membebaskan debu, kabut, uap, gas, serat, atau radiasi sehingga dapat
menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain
dalam jumlah yang memungkinkan gangguan Kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada
barang-barang.

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia apabila terserap dalam tubuh
melalui pernafasan, tertelan, atau kontak melalui kulit. Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3), yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun atau
disingkat B3 adalah bahan karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan
atau merusak lingkungan hidup.

2.3 Klasifikasi Bahan Kimia Berbahaya

a. Bahan Kimia Beracun (Toxic)

Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap


kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap ke dalam
tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.

Pada umumnya zat toksik masuk lewat pernafasan atau kulit dan
kemudian beredar keseluruh tubuh atau menuju organ-organ tubuh tertentu.
Zat-zat tersebut dapat langsung mengganggu organ-organ tubuh tertentu
seperti hati, paru-paru, dan lain-lain. Tetapi dapat juga zat-zat tersebut

7
berakumulasi dalam tulang, darah, hati, atau cairan limpa dan menghasilkan
efek kesehatan pada jangka panjang. Pengeluaran zat-zat beracun dari dalam
tubuh dapat melewati urine, saluran pencernaan, sel efitel dan keringat.

b. Bahan Kimia Korosif (Corrosive)

Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan


kerusakan apabila kontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.

Zat korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran
pernafasan. Kerusakan dapat berupa luka, peradangan, iritasi (gatal-gatal) dan
sinsitisasi (jaringan menjadi amat peka terhadap bahan kimia). Bahan ini reaktif
terhadap zat lain sehingga dapat mengakibatkan kerusakan apabila berkontak
dengan jaringan hidup atau bahan lain. Bahan-bahan ini meliputi asam-asam,
alkali-alkali dan bahan-bahan kuat lainnya. Dilihat dari wujud/fasenya, bahan
kimia korosif ada tiga macam, yaitu:

1. Bahan korosif padatan, misalnya: kaustik soda, NaOH; kalium hidroksida,


KOH; kalsium hidroksida, Ca(OH)2.
2. Bahan korosif cairan, misalnya: asam sulfat, H2SO4; asam cuka,
CH3COOH; asam klorida, HCl; asam nitrat, HNO3.
3. Bahan korosif gas, misalnya: ammonia, NH3; formaldehida, HCOH; asam
klorida, HCl; asam asetat, CH3COOH; belerang oksida, SO2/SO3; klorin,
Cl2; ozon, O3.
c. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan dapat
menimbulkan kebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat dapat juga
menimbulkan ledakan.

1. Padatan mudah terbakar, misalnya: belerang, fosfor, kertas/rayon, hidrida


logam, kapas dan padatan berupa
2. Cairan mudah terbakar, seperti: eter, alkohol, aseton, benzena, heksan dan
lain-lain. Bahan-bahan tersebut pada umumnya digunakan sebagai bahan
pelarut organik, pada suhu kamar akanmenguap, dan dalam perbandingan

8
tertentu dapat terbakar oleh adanya api terbuka atau loncatan listrik.
Bahan-bahan pelarut organik banyak ditemukan dalam industri, seperti
pada: Industri cat: petroleum, eter, alkohol, aseton, ester, heksan, isobutil,
keton dan lain-lain. Industri kertas: karbon disulfida Pabrik alkohol:
metanol, etanol. Pengolahan minyak: bensin, benzena, toluena dan ksilena
Industri obat-obatan: aseton, eter, alkohol Laboratorium kimia : hampir
semua pelarut organik

d. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena suatu
reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta
suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya.

Zat eksplosif amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau
tumbukan), ada yang dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak
seperti trinitrotoluene (TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3).

e. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar, tetapi
dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran bahan-bahan
lainnya. Bahan-bahan ini kaya dengan oksigen sehingga dapat membantu dan
mempercepat proses pembakaran, karena bisa menghasilkan oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran bahan-bahan lain. Beberapa contoh bahan kimia
oksidator seperti: permanganat, perklorat, dikromat, peroksida, persulfat. Oksida-
oksida lain dapat terbentuk pula pada penyimpanan pelarut (solvent) organik
seperti: eter, ester dan keton.

f. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)

Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar. Bahan ini mudah bereaksi
dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas mudah terbakar. Beberapa contoh
bahan ini antara lain:

9
a. Alkali (natrium, Na; kalium, K) dan alkali tanah (Calsium, Ca)

b. Logam halida anhidrat (aluminium tribromida, AlBr3)

c. Logam oksida anhidrat (CaO). Bahan-bahan tersebut di atas harus dijauhkan


dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering

g. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam


menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan
korosif. Bahan yang mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas
yang mudah terbakar atau gas beracun dan korosif serta eksplosif. Bahan-bahan
ini adalah alkai-alkali atau senyawa-senyawa alkali. Misal: kalium klorat (KclO3),
kalium permanganate (KmnO4).

h. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan
maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan. Gas
bertekanan disimpan dalam tekanan tinggi, baik gas yang ditekan, gas cair atau
gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan. Gas bertekanan ini banyak
digunakan dalam 41ermanga maupun laboratorium. Bahaya dari gas ini adalah
efek dari tekanan tinggi dan juga mungkin bersifat racun, aspiksian, korosif dan
mudah terbakar.

i. Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)

Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan sinar


radioaktif dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0,002 microcurie/gram. Bahan ini
mempunyai kemampuan memancarkan sinar-sinar radioaktif dari zat itu sendiri.
Radiasi yang dipancarkan adalah sinar alfa, sinar beta, sinar gamma, sinar netron
dan lain-lain. Bahaya radioaktif terutama terkait dengan sinar radiasinya.Radiasi

10
ini jika masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan efek somatik dan genetik.Efek
somatik bisa bersifat akut dan bisa pula kronis. Efek kronis akibat radiasi dosis
rendah, sedangakan efek akut akibat radiasi dosis tinggi dari 200 Rad sampai
5000 Rad. Pada efek akut mungkin terjadi sindroma sistem syaraf sentral dan
sindroma kelainan darah.

Simbol Keterangan
Nama : Irritant
Lambang : Xi
Arti : Bahan yang dapat menyebabkan
iritasi, gatal-gatal dan dapat
menyebabkan luka bakar pada kulit.
Tindakan : Hindari kontak langsung
dengan kulit.
Contoh : NaOH, C6H5OH, Cl2
Nama : Toxic
Lambang : T
Arti : Bahan yang bersifat beracun,
dapat menyebabkan sakit serius
bahkan kematian bila tertelan atau
terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan
dihirup, hindari kontak langsung
dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena
Nama : Very Toxic
Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat
beracun dan lebih sangat berbahaya
bagi kesehatan yang juga dapat
menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung
dengan tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen
sulfida, Nitrobenzene dan Atripin.

11
Nama : Corrosive
Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif,
dapat merusak jaringan hidup, dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, gatal-
gatal dan dapat membuat kulit
mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung
dengan kulit dan hindari dari benda-
benda yang bersifat logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)
Nama : Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai
titik nyala rendah, mudah terbakar
dengan api bunsen, permukaan metal
panas atau loncatan bunga api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda
yang berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin

Nama : Highly Flammable


Lambang : F
Arti : Mudah terbakar di bawah
kondisi atmosferik biasa atau
mempunyai titik nyala rendah (di
bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api,
api terbuka dan loncatan api, serta
hindari pengaruh pada kelembaban
tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Nama : Extremely Flammable
Lambang : F+
Arti : Bahan yang amat sangat mudah
terbakar. Berupa gas dan udara yang
membentuk suatu campuran yang
bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal.
Tindakan : Jauhkan dari campuran
udara dan sumber api.
Contoh : Dietil eter (cairan) dan

12
Propane (gas).
Nama : Explosive
Lambang : E
Arti : Bahan kimia yang mudah
meledak dengan adanya panas atau
percikan bunga api, gesekan atau
benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan sumber
nyala lain bahkan tanpa oksigen
atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro
Toluena (TNT).
Nama : Oxidizing
Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat
pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas
saat kontak dengan bahan organik dan
bahan pereduksi.
Tindakan : Hindarkan dari panas dan
reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium
perklorat.

2.4 Penggunaan Bahan Kimia

Bahan kimia banyak di gunakan dalam lingkungan kerjang yang dapat di

a. Industri kimia
Yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan bahan- bahan
kimia, di antaranya industry pupuk, asam sulfat, soda, dan bahkan peldeak,
pestisida, cat, deterjen, dan lain-lain. Industry kimia dapat di beri Batasan
sebagai industry yang di tandai dengan penggunaan proses-proses yang
brtailan dengan perubahan kimiawi atau fisik dalam sifat-sifat bahan
tersebut dan khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) Pembangkit Listrik Tenaga
Gas Uap (PLTGU). Pembangkit listrik digerakkan antara lain dengan

13
menggunakan tenaga air, uap, minyak bumi, gas dan batubara. Dampak
terhadap lingkungan dari kegiatan pembangkit listrik yang sering menjadi
sorotan dalam pengoperasiannya adalah penggunaan bahan bakar yang
memberikan keluaran berupa emisi gas rumah kaca sehingga berkontribusi
terhadap pemanasan global.
b. Pada Rumah Tangga
Natrium hipoklorit sering terdapat dalam cairan pemutih. Pemutih
biasanya digunakan untuk membersihkan bakteri dan jamur, atau
memutihkan dan mencerahkan warna baju. Natrium hipoklorit yang
terkandung dalam pemutih biasanya sekitar 3-8%.
Natrium hipoklorit yang dilarutkan dapat membebaskan gas
berbahaya yaitu klorin, yang mana jika terkena beberapa bagian tubuh
akan menimbulkan iritasi. Jika terkena pada area mata dan kulit, maka
akan menimbulkan sensasi terbakar dan kemerahan.
Bahan kimia ini juga bisa menyebabkan masalah pada sistem
pernapasan jika terhirup. Misalnya, menyebabkan iritasi di bagian hidung
dan paru-paru, sehingga menimbulkan batuk dan kesulitan bernapas.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut:

1. Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dalam jumlah kecil
menyebabkan bahaya terhadap kesehatan manusia apabila terserap
dalam tubuh melalui pernafasan, tertelan, atau kontak melalui kulit.
2. Jenis bahan kimia berbahaya dan beracun antara lain meliputi
bahan kimia korosif, beracun, mudah terbakar, gas bertekanan dan
lain-lain.
3. Penggunaan bahan kimia berbahaya dalam dunia industri dan
rumah tangga meliputi bahan kimia yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan yang tidak baik bagi kesehatan.

3.2 Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar memahami, memperdalam, materi
tentang bahan-bahan kimia berbahaya berdasarkan fisiknya agar dapat mencegah
adanya kecelakaan di lingkungan kerja.

15
DAFTAR PUSTAKA

Djajadiningrat, Surna T.; Imam Hendargo Ismoyo; dan Rijaluzzaman. 1995.


Ecolabelling dan Kecenderungan Lingkungan Hidup Global, PT
Bina Rena Pariwara, Jakarta.
Gintings, Perdana. 1992.Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri,
Cetakan pertama, CV Muliasari, Jakarta. Hart, Richard.
1981.Chemistry Matter, Oxford University Press, Toronto.
Imamkhasani, Soemanto. Mengenal Bahan-bahan Kimia Berbahaya, Makalah
pada Kursus Teknik analisa Cemaran Kimia dalam Air Limbah
Industri, Puslitbang Kimia Terapan, Bandung, 13-21 Juni 1995.
Kusnoputranto, Haryoto. 1995.

16

Anda mungkin juga menyukai