Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

LOGAM BERAT MERKURI (Hg)

DOSEN PEMBIMBING

Diah Navianti, S.Pd., M.Kes.

OLEH :

Nama Kelompok NIM

1. Andini Dwi Ramadhan PO.71.33.1.18.004


2. Hilda Ramadhanti PO.71.33.1.18.012
3. Tifani Chika Aurelia PO.71.33.1.18.031
4. Tria Effrilia Harahap PO.71.33.1.18.033

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

PALEMBANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-Nyalah

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Logam

Berat Merkuri” dengan baik dan tepat waktu yang ditentukan.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan harapan sebagai penulis semoga

makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para

pembaca. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh

karena itu kami sebagai penyusun menerima masukan dan saran yang bersifat

membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang bisa kami sampaikan. Akhir kata kami ucapkan terima kasih

kepada para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga

Makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca. Aamiin.

Palembang, Mei 2019

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................2

1.3 Tujuan...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3

2.1 Pengertian Merkuri ......................................................................3

2.2 Sumber Merkuri ...........................................................................4

2.3 Dampak Pencemaran Merkuri.....................................................5

2.4 Cara Pengendalian Pencemaran Merkuri .....................................8

2.5 Penggandaan Merkuri dalam Rantai Makanan...........................10

2.6 Keracunan Merkuri.....................................................................11

2.7 Kasus Merkuri Minamata Diasease............................................13

BAB II PENUTUP ......................................................................................14

3.1 Kesimpulan ................................................................................14

3.2 Saran ..........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemaran lingkungan dapat menyebabkan lesi toksik pada manusia,
perubahan biosfer atau perubahan dalam lingkungan luar. Orang harus
membedakan antara pencemaran kimia lingkungan yang menyangkut kerja
kimia dari zat yang merugikan pada lingkungan dan pembebanan lingkungan
secara fisika, umpamanya kenaikan suhu air permukaan karena kerja energi.
Di samping itu ada pencemaran lingkungan dengan limbah kimia biokimia
yang lembam, relatif stabil, misalnya bahan kemasan dari plastik.
Selanjutnya harus disebut limbah nuklir sering masih aktif selama ratusan
tahun.
Toksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang racun.
Menurut Taylor, racun adalah setiap bahan atau zat yang dalam jumlah
tertentu bisa masuk kedalam tubuh akan menimbulkan reaksi kimiawi yang
akan menyebabkan penyakit dan kematian. Racun dapat masuk ke dalam
tubuh seseorang melalui mulut, saluran pernapasan, suntikan, kulit yang sehat
ataupun sakit, dan melalui dubur atau vagina. Berdasarkan dan tempat dimana
racun-racun tersebut mudah di dapat, maka racun dapat di bagi menjadi 5
golongann, yaitu :
1. Racun rumah tangga, misal : kosmetik, deterjen, dan lain-lain
2. Racun pertanian atau perkebunan, misal : pestisida, dan herbisida
3. Racun dunia pengobatan, misal : sedative, analgetika, dan lain-lain
4. Racun industri dan laboratorium, misal : merkuri, asam, basa, dan
lain-lain\
5. Racun di alam bebas, misal : opium, ganja, dan lain-lain
Buangan industri yang mengandung unsur dan/atau senyawa logam berat
juga merupakan toksikan yang mempunyai daya racun tinggi, bungan industri
yang mengandung persenyawaan logam berat tersebut bukan hanya bersifat
toksik terhadap tumbuhan , tetapi juga terhadap hewan dan manusia. Sebagai
contoh adalah logam merkuri (Hg). pencemaran yang disebabkan oleh
buangan industri yang mengandung unsur dan/atau persenyawaan dari logam

1
merkuri, telah mengakibatkan timbulnya penyakit aneh pada penduduk yang
hidup disekitar telur minanata di Jepang. Toksikan yang sangat berbahaya
umumnya berasal dari buangan industri, terutama sekali industri kimia
(produk dari industri pestisida) dan industri yang melibatkan logam berat
(Hg, Cd, PB, Cu, dan Cr) dalan proses produknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan toksikan merkuri?
2. Apa saja sumber merkuri?
3. Apa saja dampak dari merkuri?
4. Bagaimana cara pengendalian merkuri?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang toksikan merkuri
2. Untuk mengetahui tentang sumber merkuri
3. Untuk mengetahui tentang dampak dari merkuri
4. Untuk mengetahui tentang cara pengendalian merkuri

5.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Merkuri


Merkuri atau raksa atau air raksa (Latin : Hydrargyrum, air/cairan perak)
adalah unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom
80. Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari lingkungan.
Kebayanyakan merkuri yang terdapat di alam dalam bentuk senyawa dengan
elemen lain dan jarang dijumpai dalam bentuk elemen terpisah. Komponen
merkuri banyak tersebar di karang-karang, tanah, udara, air, dan organisme
hidup melauli proses fisika, kimia, dan biologi yang kompleks.
Unsur golongan transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari
5 unsur (bersama cesium, fransium, galium, brom) yang berbentuk cair dalan
suhu kamar, serta mudah menguap Hg akan memadat pada tekanan 7.640
Atm. Kelimpahan Hg di bumi menempati di uruutan 3-67 di antara elemen
lainnya pada kerak bumi. Di alam merkuri (Hg) ditemukan dalam bentuk
unsur merkuri (HgO), merkuri monovalen (Hg1+), dan bivalen (Hg2+).
Sifat kimia dan fisika merkuri membuat loogam tersebut banyak
digunakan untuk keperluan kimia dan industri. Beberapa sifat tersebut di
antaranya adalah :
1. Merkuri merupakan satu-satunya logam yang berwujud cair pada suhu
kamar (25˚C) dan mempunyai titik beku terendah dibanding logam lain,
yaitu -39˚C.
2. Kisaran suhu dimana merkuri terdapat dalam bentuk cair sangat lebar,
yaitu 396˚C dan kisaran suhu ini merkuri mengembang secara merata.
3. Mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
4. Ketahanan listrik sangat rendah sehingga merupakan konduktor terbaik
dibanding semua logam lain.
5. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen
yang disebut dengan amalgam.
6. Merkuri dan komponen-komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup.

3
2.2 Sumber Merkuri
Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh
buangan industri (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan
senyawa-senyawa merkuri di bidang pertanian. Penggunaan merkuri di dalam
industri sering mengakibatkan pencemaran lingkungan, baik melalui air
limbah maupun melalui sistem ventilasi udara. Merkuri dapat berada dalam
bentuk metal, sennyawa-senyawa anorganik dan senyawa organik.
Terdapatnya merkuri di perairan dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu pertama
oleh kegiatan perindustrian seperti pabrik cat, kertas, peralatan listrik, clorine,
dan coustic soda; kedua oleh alam itu sendiri melalui proses pelapukan batuan
dan peletusan gunung berapi.
Penggunaan merkuri yang terbesar adalah dalam industri klor-alkali,
dimana produksi klorin (Cl2) dan coustic soda (NaOH) dengan cara
elektrolisis garam NaCl. Kedua bahan ini sangat banyak gunanya sehingga
diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun. Fungsi merkuri dalam proses ini
adalah sebagai katode dari sel elektroda
Pengguanaan kedua terbesar adalah dalam produksi alat-alat listrik untuk
berbagai keperluan. Sebagai contoh, misalnya lampu uap merkuri yang
banyak digunakan dalam penerangan jalan dan pabrik karena mempunyai
biaya instalasi dan operasi yang lebih rendah dari pada lampu pijar dan dapat
dioperasikan pada tegangan tinggi. Penggunaan lainnya, misalnya pada
baterai merkuri yang mempunyai umur relatif panjang dan dapat digunakan
pada kondisi suhu dan kelembaban yang tinggi.
Penggunaan merkuri terbesar ketiga beserta komponen-komponennya
adalah fungisida. Dalam hal ini merkuri digunakan untuk membunuh jamur di
dalam cat, pulp, kertas dan industri-industri pertanian. Cat yang digunakan
untuk kapal sering ditambah merkuri okside (HgO) sebagai anti jamur atau
merkuri asetat sebagai anti lapuk. Fenil merkuri asetat (FMA) merupakan
komponen organo merkuri yang banyak digunakan secara komersil untuk
mencegah pembentukan lendir pada pulp kertas yang masih basah selama
pengolahan dan penyimpanan. Tetapi penggunaan organomerkuri untuk
kepentingan tersebut telah dilarang oleh Food And Drug Administration

4
(FDA) karena dapat mengontaminasi makanan yang dibungkus dengan kertas
tersebut.
Logam merkuri juga digunakan sebagai katalis dalam industri kimia,
terutama pada industri vinil klorida yang merupakan bahan dasar berbagai
plasstik. Logam merkuri juga digunakan d dalam termometer dan alat-alat
pencatat suhu karena bentuk cairannya ada pada kisaran suhu yang lebar,
sifatnya uniform, koefisien mualai panasnya besar dan konduktivitas
listriknya besar.
Namun pencemaran merkuri yang disebabkan kegiatan alam
pengaruhnnya terhadap biologi maupun ekologi tidak signifikan di antara
beberapa sumber polutan yang menyebabkan penimbunan merkuri di
lingkungan laut, menurut MANDLLI didalam PORTMANN (1976) yang
terpenting adalah industri penambangan logam, industri biji besi, termasuk
metal plating, industri yang memproduksi bahan kimia, baik organik maupun
anorganik, dan offshore dumping sampah domestik, lumpur dll.

2.3 Dampak Pencemaran Merkuri


Telah kita ketahui merkuri digunakan dalam bidang perindustrian, tetapi
penggunaan merkuri di dalam industri sering mengakibatkan pencemaran
lingkungan, baik melalui air limbh maupun melalui sistem ventilasi udara.
Merkuri yang terbuang mengkontaminasi ikan dan makhluk air lainnyaa,
termasuk ganggang dan tumbuhan air.selanjutnya, ikan-ikan kecil dan akhluk
air lainnya mungkin akan dimakan oleh ikan-ikan atau hewan air lainnya
yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui ingsang. Kerang juga
dapat mengumpulkan merkuri ke dalam rumahnya. Ikan-ikan dan hewan air
yang kemudian di komsumsi oleh manusia sehingga manusia pun dapat
mengumpulkan merkuri ke dalam tubuhnya. FDA menetapkan batasan
kandungan merkuri maksimal adalah 0,005 ppm untuk makanan, sedangkan
WHO(world health organization) menetapkan batasan maksimum yang lebih
rendah, yaitu 0,0001 ppm untuk air. Keracunan merkuri di sebabkan oleh
konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau konsumsi biji-bijian yang di beri

5
perlakuan dengan merkuri.selain itu biasanya zat berbhaya ini di gunakan
oleh produk kecantikan yang bertujua untuk memutihkan kulit.
Walaupun mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum di ketahui
dengan jelas, tetapi beberapa hal mengenai gaya racun merkuri dalam jumlah
yang cukup dapat di uraikan sebagai berikut:
Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beacun terhadap tubuh.
Gejala keracunan merkuri:
a. Gangguan fungsi saraf sensor, kepekaan menurun dan sulit
menggerkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya
pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha
b. Gangguan saraf motorik, lemah, sulit berdiri,mudah jatuh, ataksia,
tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.
c. Gangguan liver: merusak sel-sel liver
d. Gangguan ginjal: fungsi ginjal tergantung sehingga menyebabkan
gagal ginjal
Masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik
dalam daya racunnya, distribusi, akumulasi, atau pengumpulan dan waktu
resistensinya di dalam tubuh.
Transformasi biologi dapat terjadi di dlam lingkungan atau di dalam tubuh
dimana komponen merkuri di ubah dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.
Pengaruh merkuri di dalam tubuh di duga karena dapat menghambat
kemampuan kerja enzim dan mengakibatkan kerusakan sel yang di sebabkan
kemampuan merkuri untuk terikat dengan grup yang mengandung sulfur di
dalam molekul yang terdapat di dalam enzim dan dinding sel. Keadaan ini
mengakibatkan penghambatan aktivitas enzimdan reaksi kimia di katalisasi
oleh enzim tersebut.
Kerusakan tunuh yang disebabkan oleh merkuri biasanya berifat permanen
dan sampai saat ini belum dapat di sembuhkan. Keracunan kronis oleh
merkuri dapat terjadi akibat kontak kulit, makanan, minuman, pernapasan.
Toksisitas kronis berupa gangguan sistem pencernaan dan sistem saraf atau
gingvitis, akumulasi Hg dalam tubuh dapat menyebabkan tremor, parkimson,
gaangguan lensa mata berwarna abu-abu, serta anemia ringam, di lanjutkan

6
dengan gangguan susunan saraf yang sangat peka terhadap Hg dengan gejala
pertama adalah parestesia, ataksia, disaltria, ketulian, dan akhinya kematian.
Wanita hamil yang terpapar alkil merkuri bisa menyebabkan kerusakan pada
otak janin sehingga mengakibatkna kecacatan pada bayi yang di lahirkan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa otak janin lebih rentan terhadap metil
merkuri di bandingkan dengan otak dewasa. Konsentrasi Hg 20µgL dalam
darah wanita hamil sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada otak janin.
Merkuri memiliki afinitas yang tinggi terhadap fosfat, sistim, histidil yang
merupakan rantai samping dari protein, purin, pirimidin, pteridin, dan
porofirin. Dalam konsentrasi rendah ion Hg+ sudah mampu menghambat
kerja 50 enzim yang menyebabkan metabolisme tubuh. Garam merkuri
anorganik bisa mengakibatkan presipitasi protein, merusak mukosa saluran
pencernaan, merusak membran ginjal maupun membran filter glomerulus.
Toksisitas kronis dari merkuri organik ini dapat menyebabkan kelainan
berkelanjutan berupa tremor, terasa pahit di mulut, gigi tidak kuat dan rontok,
albuminuria, eksantema pada kulit, dekomposisi eritrosit, serta menurunkan
tekanan darah Menurut Peraturan Menteri Kesehatan, kadar merkuri
maksimum di dalam air adalah 0,0001 mg/l.
Bahaya Merkuri pada Kosmetik
Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat mengakibatkan :
1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin
2. Mengakibatkan keguguran (Kelamatian janin dan Mandul)
3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila
pemakaian dihentikan, flek itu dapat/akan timbul lagi dan bertambah
parah (melebar)
4. Efek Rebound, yaitu memberikan respon berlawanan (kulit akan
menjadi gelap/kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan)
5. Bagi wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek hitam
yang sangat parah (lebar)
6. Dapat mengakibatkan kanker kulit
Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit,
kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan

7
mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya gagal ginjal yang sangat
parah (Bisa meyebabkan kematian). Merkuri dalam krim pemutih (yang
mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila
digunakan untuk waktu lama.
Waktu tidak seburuk efek merkuri yang tertelan (dari makanan ikan yang
tercemar), tetap menimbulkan efek buruk pada tubuh. Kendati cuma
dioleskan ke permukaan kulit, merkuri mudah diserap masuk ke dalam darah,
lalu, memasuki system syaraf tubuh. Manifestasi gejala keracunan merkuri
akibat pemakaian krim kulit muncul sebagai gangguan sistem syaraf, seperti
tremor (gemetar), insomnia (tidak bisa tidur), pikun, gangguan penglihatan,
ataxia (gerakan tangan tak normal), gangguan emosi, depresi, dll.

2.4 Cara Pengendalian Pencemaran Merkuri


Pencemaran air oleh merkuri tidak bisa diatasi hanya dengan cara
penyaringan, koagulasi, kopulasi, pengendapan, atau pemebrian tawas. Hal
ini karena merkuri di air berbentuk ion. Cara terbaik untuk menghilangkan
merkuri dalam air ini adalah dengan pertukaran ion. Yaitu mempergunakan
suatu resin yang mampu mengikat ion merkuri hingga menjadi jenuh,
kemudian diregenerasi kembali dengan penambahan suatu asam, sehingga
merkuri bisa dinetralisir. Namun karena biaya ionisasi ini sangat mahal, maka
biaya termurah dan terbaik adalah dengan mencegah merkuri tidak masuk
perairan. Cara lain, yaitu penyulingan. Tapi biaya yang akan dikeluarkan
untuk penyulingan pun juga sangat mahal.
Penelitian tentang pengobatan keracunan merkuri sangat terbatas. Akhir-
akhir ini dapat digunakan chelators N-acetyl-D,L-penicillamine (NAP),
British Anti-Lewisite (BAL), 2,3-dimercapto-1-propanesulfonic acid
(DMPS), dan dimercaptosuccinic acid (DMSA). Pada penelitian dengan
sampel kecil dilakukan pada pekerja tambang yang ter-eskpos air raksa
diberikan DMSA dan NAP. Obat ini bekerja dengan cara memperkecil
parikel air raksa, sehingga pengeluaran ke ginjal bisa di tingkatkan.

Akan tetapi pencegahan adlah lebih baik dari pengobatan. Artinya, ini
kembali pada kesadaran dan kepedulian masyarakat terkait. Khususnya untuk

8
kasus PETI (Penambangan Emas Tanpa Izin), kebijakan publik, gubernur,
bupati, dan Departemen Pertambangan sangat menentukan dalam mengurangi
pencemaran sungai. Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan penyuluhan-
penyuluhan pada masyarakat penamban. Tentu saja buakan perkara yang
mudah, sebab penggunaan merkuri berkait dengan mata pencarian serta juga
pendapatan daerah. Tidak selalu pengobatan dapat berhasil dan kecacatan
yang terjadi sudah permanen, oleh karena itu peran pemerintah untuk
melakukan AMDAL terhadap suatu perusahaan yang menggunakan air raksa
harus dilakukan dengan benar dan sanksi yang tegas apabila AMDALnya
membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Pengendalian/penanggulangan pencemaran air di Indonesia telah diatur
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Secara umum hal ini meliputi
pencemaran air baik oleh instansi ataupun non-instansi. Salah satu upaya
serius yang telah dilakukan Pemerintah dalam pengendalian pencemaran air
adalah melalui Program Kali Bersih (PROKASIH)
Program ini merupakan upaya untuk menurunkan beban limbah cair
khususnya yang berasal dari kegiatan usaha skala menengah dan besar, serta
dilakukan secara bertahap untuk mengendalikan beban pencemaran dari
sumber-sumber lainnya. Pogram ini juga berusaha untuk menata permukiman
di bantara sungai dengan melibatkan masyarakat setempat (KLH, 2004).

Pada prinsipnya ada 2 (dua) usaha untuk menanggulangi pencemaran,


yaitu penanggulangan secara non-teknis dan secara teknis. Penaggulangan
secara non teknis yaitu suatu usaha untuk menciptakan peraturan
perundangan yang dapat merencanakan, mengatur, dan mengawasi segala
macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sehingga tidak terjadi
pencemaran. Peraturan perundangan ini hendaknya dapat memberikan
gambaran secara jelas tentang kegiatan industri yang akan dilaksanakan,
misalnya meliputi AMDAL, pengaturan dan pengawasan kegiatan dan
menanamkan perilaku disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis
bersumber pada perlakuan industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya

9
dengan mengubah proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang
dapat mengurangi pencemaran.
Selain itu juga, suatu laporan yang dibuat oleh Enviromental Protection
Agency (EPA) memuat beberapa rekomendasi untuk mencegah terjadinya
pencemaran merkuri di lingkungan. Rekomendasi tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pestisida alkil merkuri tidak boleh digunakan lagi.
2. Penggunaan pestisida yang menggunakan komponen merkuri lainnya
dibatasi untuk daera-daerah tertentu.
3. Semua industri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah
industri dengan terlebih dahulu mengurangi limbah jumlah merkurinya
sampai batas normal.
Pelaksanaan rekomendasi tersebut tidak seluruhnya dapat memecahkan
masalah pencemaran merkuri di lingkungan. Pencemaran tetap terjadi dan
menghasilkan CH3HG+ yang dillepaskan ke badan air sekelilingnya.

2.5 Penggandaan Merkuri Dalam Rantai Makanan


Masuknya merkuri ke dalam tubuh organisme hidup, terutama melalui
makanan yang dimakannya, karena hamper 90% dari bahan beracun ataupun
logam berat (merkuri) masuk ke dalam tubuh melalui bahan makanan.
Sisanya akan masuk secara difusi atau perembesan lewat jaringan dan melalui
peristiwa pernafasan
Melalui jalur makanan, logam merkuri masuk melalui du acara, yaitu
lewat air (minuman) dan tanaman (bahan makanan). Jumlah merkuri yang
masuk lewat minuman bisa menjadi sangat tinggi. Jumlah tersebut bisa
berlipat kali dibandingan jumlah merkuri yang masuk melalui tanaman. Hal
ini dapat terjadi disebabkan logam merkuri dalam air bisa jadi telah
mengalami pelipatgandaan dari jumlah awal yang masuk. Pelipatgandaan
merkuri dalam air berawal dari proses bacterial terhadap ion logam atau
merkuri yang terdapat dalam atau pengendapan pada lumpur di dasar
perairan. Proses bacterial ini bisa terjadi di semua badan perairan (sungai
ataupn danau) yang telah kemasukan senyawa merkuri.

10
Ada 3 (tiga) macam proses bacterial utama yang mempengaruhi
transportasi logam, termasuk merkuri dalam tata lingkungan, yaitu :
1. Degradasi senyawa-senyawa logam organik menjadi senyawa-
senyawa dengan bobot molekul yang lebih rendah
2. Perubahan bentuk-bentuk logam yang terjadi melalui aktivitas
metabolism organisme hidup
3. Perubahan ion logam an-organik menjadi bentuk senyawaa logam
organik karena adanya proses oksidasi-reduksi (redoks).
Proses pada 3 item ini umumnya melibatkan peristiwa-peristiwa
metilisasi dengan bantuan bakteri. Selain logam merkuri, logam-logam lain
yang juga mengalami proses metilisasi dengan bantuan bakteri adalah : As,
Pb, Se, dan Sn.

2.6 Keracunan Merkuri


Peristiwa keracunan logam merkuri telah dikenal cukup lama. Dalam era
tahun 1960-an, tercatat beberapa peristiwa keracunan merkuri di seluruh
dunia.
Keracunan yang disebabkan oleh merkuri ini, umumnya berawal dari
kebiasaan memakan makanan dari laut, terutama sekali ikan, udang, dan tiram
yang telah terkontaminasi oleh merkuri. Awal peristiwa kontaminasi merkuri
terhadap biota laut adalah masuknya industry yang mengandung merkuri ke
dalam badan perairan teluk (lautan). Selanjutnya dengan adanya proses
biomagnifikasi yang bekerja di lautan, konsentrasi merkuri yang masuk akan
terus ditingkatkan di samping penambahan yang terus menerus dari buangan
pabrik, merkuri yang masuk tersebut kemudian berasosiasi dengan system
rantai makanan, sehingga masuk ke dalam tubuh biota perairan dan ikut
termakan oleh manusia bersama makana yang diambil dari perairan yang
tercemar oleh merkuri pada waktu pembibitan dan penyamaian,
Meskipun kerja racun merkuri di dalam tubuh belum seluruhnya dapat
dipahami, namun penelitian-penelitian yang pernah dilakukan telah
memberikan beberapa masukan yang sangat berguna. Beberapa hal terpenting

11
yang dapat dijadikan patokan terhadap efek yang ditimbulkan oleh merkuri
terhadap tubuh adalah sebagai berikut :
1. semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada
dalam jumlah yang cukup
2. senyawa-senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan
karakteristik yang berbeda pula dalam daya racun yang
dimilikinya, penyebarannya, akumulasi, dan waktu retensinya di
dalam tubuh
3. Biotransformasi tertentu yang terjad dalam suatu tata lingkungan
dan/atau dalam tubuh organsme hidup yang telah kemasukan
merkuri, disebabkan oleh perubahan bentuk atas senyawa-
senyawa merkuri itu, dari satu tipe ke tipe lainnya
4. pengaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubuh
adalah menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding
(membrane) sel. Keadaan itu disebabkan karena kemampuan
merkuri dalam membentuk ikatan kuat dengan gugus yang
mengandung belerang (sulfur, S) yang terdapat dalam enzim
dan/atau dinding sel
5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh
umumnya bersifat permanen. Sampai sekarang belum diketahui
cara efektif untuk memperbaiki kerusakan fungsi-fungsi itu.
Sebagai bahan pencemar yang sangat beracun, keberadaan merkuri dalam
tata lingkungan selalu menjadi topik yang selalu hangat untuk di bahas.
Pembahasan mengenai tingkah laku merkuri dalam tubuh biasanya tidak
terlepas dari 3 jenis senyawa merkuri yang biasa mencemari lingkungan,
yaitu :
1. Senyawa merkuri an-organik termasuk logam merkuri
2. Senawa alkil-merkuri yang mempunyai struktur hidrokarbon
rantai lurus
3. Senyawa aril-merkuri dengan struktur yang mengandung cincin
hidrokarbonaromatik.

12
2.7 Kasus Merkuri Minamata Disease
Penyakit minamata atau sindrom minamata adalah sindrom kelainan
fungsi saraf yang disebabakan oleh keracunan akut air raksa. Gejala-gejala
sindrom ini seperti kesemuttan pada kaki dan tangan, lemas-lemas,
penyempitan sudut pandang dan degradasi kemampuan berbicara ndan
pendengaran. Pada tingkatan akut, gejala ini biasanya memburuk disertai
dengan kelumpuhan, kegilaan, jatuh koma dan akhirnya mati.
Penyakit ini mendapat namanya dari kota minamata, prefektur kumamoto
di jepang, yang merupakan daerah dimana penyakit ini mewabah mulai tahun
1958. pada waktu itu terjadi masalah wabah penyakit di kota minamata
jepang. Ratusan orang mati akibat penyakit yang aneh dengan gejala
kelimpuhan syaraf. Mengetahui hal tersebut, para ahli kesehatan menemukan
masalah yang harus segera di amati dan di cari penyebabnya. Melalui
pengamatan yang mendalam tentang gejala penyakit dan kebiasaan orang
jepang, termasuk pola makan kemudian diambil suatu hipotesis.
Hipotesisnya,adalah bahwa penyakit tersebut mirip orang yang keracunan
logam berat. Kemudian dari kebudayaan setempat diketahui bahwa orang
jepang mempunyai kebiasaan mengonsumsi ikan laut dalam jumlah banyak.
Dari hipotesis dan kebiasaan pola makan tersebut kemudian dilakukan
eksperimen untuk mengetahui apakah ikan-ikan di teluk minamata banyak
mengandung logam berat (merkuri). kendian disusun teori bahwa penyakit
tersebut diakibatkan oleh keracunan logam merkuri yang terkandung pada
ikan. Ikan tersebut mengandung merkuri akibat adanya orang atau pabrik
yang membusng merkuri ke nlaut. Penelitian berlanjut dan akhirnya
ditemukan bahwa sumber merkuri berasal dari pabrik batu baterai hisso.
Akhirnya pabrik tersebut ditutup dan harus membayar kerugian kepada
penduduk minamata kurang lebih dari 26,6 juta dolar.

13
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Merkuri atau Raksa atau Air Raksa (Latin : Hydrargyrum, air/cairan
perak) adalah unsur kimia pada table periodic dengan symbol Hg dan nomor
atom 80. Merkuri merupakan elemen alami, sering mencemari linkungan.
Kadar merkuri yang tinggi pada perairan umumnya diakibatkan oleh buangan
industry (industrial wastes) dan akibat sampingan dari penggunaan senyawa-
senyawa merkuri di bidang pertanian. Pengguaan merkuri yang terbesar
adalah dalam industry klot-alkali, dimana produksi klorin (Cl2) dan kaustik
soda (NaOH) dengan cara elektrolisi gram NaCl. Kedua bahan ini sangat
banyak gunanya sehingga diproduksi dalam jumlah tinggi setiap tahun.
Fungsi merkuri dalam proses ini adalah sebagai katode dari sel elektroda.
Semua komponen merkuri dalam jumlah cukup beacun terhadap tubuh.
Gejala keracunan merkuri:
a. Gangguan fungsi saraf sensor, kepekaan menurun dan sulit
menggerkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya
pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha
b. Gangguan saraf motorik, lemah, sulit berdiri,mudah jatuh, ataksia,
tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.
c. Gangguan liver: merusak sel-sel liver
d. Gangguan ginjal: fungsi ginjal tergantung sehingga menyebabkan
gagal ginjal
Cara terbaik untuk menghilangkan merkuri dalam air ini adalah dengan
pertukaran ion. Yaitu mempergunakan suatu resin yang mampu mengikat ion,
merkuri hingga menjadi jenuh, kemudia diregenerasi kembali dengan
penambahan suatu asam, sehingga merkuri bisa dinetralisir.

3.2 Saran
Sebaiknya pemerintah lebih mengawasi terhadap pembungan limbah pada
industry-industri terutama pada industry logam berat ini. Pemberian sanksi
kepada pihak industry yang melanggar sangatlah baik dan efektif demi

14
terjaganya lingkungan dan kesehatan manusia. Kesadaran pada diri kita untuk
menjaga keseimbangan lingkungan maka akan berdampak positif bagi
kesehatan manusia itu sendri.

15
DAFTAR PUSTAKA

Syafni, Febrinaldy. https://id.scribd.com/doc/118171425/Makalah-Merkuri. 28


Desember 2012

Palar, Heryando. 2006. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta :


Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai