Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MERCURY

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

Dhea Gita 20111101124

Giovani Langi 20111101199

Mitha N Tavadjio 20111101223

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

2023
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas pertolongan- Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktu yang telah diberikan sebelumnya.
Makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ergonomi tentang materi
“Mercury”.

Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi mahasiswa
yang ingin mengetahui tentang materi “Mercury”. Bila terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah ini kami mohon maaf, karena kami menyadari makalah ini masih jauh
dari kata sempurna untuk itu kami menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan ke arah yang lebih baik. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Manado,25 April 2023

Penulis,

Kelompok 9

1
DAFTAR ISI

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembangunan sektor industri saat ini merupakan suatu kegiatan mengubah keadaan
kearah yang lebih maju. Dalam masa pembangunan tersebut, selain dapat memajukan
kehidupan manusia, disadari atau tidak disadari seringkali ada banyak hal juga yang harus
dikorbankan, mulai dari lingkungan bahkan sampai pada manusianya. Setiap usaha
pembangunan ekonomi, negara dihadapkan pada pembangunan ekonomi serta melestarikan
lingkungan.

Industri pertambangan skala kecil sering kali memakai merkuri sebagai alat pengikat
emas dengan proses amalgamasi yaitu proses pengikatan logam emas dari bijih tersebut
dengan menggunakan merkuri, penggunaan tersebut dikarenakan logam ini adalah bahan
kimia yang mudah, efisien, serta efektif untuk memperoleh emas dari bijih emas. Oleh karena
itu seringkali industri penambangan kecil mengambil alternatif menggunakan merkuri.
Namun dampaknya dapat dilihat pada ampas yang terbuang ke dalam sungan yang nantinya
akan tercemar dengan merkuri.

Merkuri merupakan logam berat yang dapat digunakan dalam untuk keperluan
industri. Merkuri sering disalahgunakan oleh produsen ilegal sebagai bahan pemutih kulit
dengan menghambat melanin, namun penggunaan merkuri dalam alat kosmetik mempunyai
efek samping yang berbahaya bagi kesehatan seperti dapat merusak sistem saraf pusat dan
kanker.

1.2 Rumusan Masalah


A. Apa yang dimaksud dengan mercury?
B. Sejarah mercury ?
C. Keungguluan mercury dalam industry ?
D. Bahaya mercury dalam industry ?
E. Bagaimana mencegah masalah kesehatan dari bahan merkuri?

1.3 Tujuan
A. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan mercury
B. Dapat mengetahui bagaimana sejarah mercury
C. dapat mengetahui keunggulan mercury dalam industry
D. Dapat mengetahui bagaimana bahaya mercury dalam industry
E. Dapat mengetahui mencegah masalah kesehatan dari bahan mercury

3
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Merkuri
Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan logam yang berbentuk cairan dalam suhu ruang
( 25°C) berwarna keperakan. Sifat merkuri sama dengan sifat kimia yang stabil terutama di
lingkungan sedimen, yaitu mengikat protein, mudah menguap dan mengemisi atau
melepaskan uap merkuri beracun walaupun pada suhu ruang. Uap merkuri di atmosfir dapat
bertahan selama 3 bulan hingga 3 tahun sedangkan yang melarut dalam air hanya bertahan
beberapa minggu. Beberapa jenis merkuri yang digunakan dalam dunia kesehatan antara lain
Merkuri Elemental (Hg), Merkuri Inorgnanik dan Merkuri Organik. Merkuri Elemental (Hg)
terdapat dalam termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan
cat. Selain itu, merkuri elemental juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda
kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida. Sedangkan Merkuri
Inorganik dalam bentuk Hg++(Mercuric)dan Hg+(Mercurous) dapat ditemukan pada
desinfektan, teething powder dan laksansia (calomel) serta mercurous fulminate yang bersifat
mudah terbakar. Serta Merkuri Organik yang terdapat dalam beberapa bentuk, antara lain
metil merkuri dan etil merkuri yang keduanya termasuk bentuk alkil rantai pendek dijumpai
sebagai kontaminan logam di lingkungan, misalnya memakan ikan yang tercemar zat tersebut
dapat menyebabkan gangguan neurologis dan kongenital dan merkuri dalam bentuk alkil dan
aryl rantai panjang dijumpai sebagai antiseptik dan fungisida.

2.2 Sejarah Merkuri


Nama tersebut populer mendunia diantaranya karena tragedi Minamata. Minamata adalah
nama sebuah teluk yang terletak di kota Minamata, Kumamoto Perfecture, Jepang. Tragedi
ini tejadi pada tahun 1953. Penduduk Teluk Minamata, mengkonsumsi ikan yang sudah
tercemar Metil merkuri (Methyl mercury), limbah yang dikeluarkan oleh pabrik baterai
Chisso corp. Penduduk mengalami kerusakan saraf dan organ lainnya. PT. Chisso didirikan
pada tahun 1908 dan mengalami perkembangan pada tahun 1930an. Dalam
perkembangannya perusahaan tersebut menghasilkan limbah merkuri yang mencemari
perairan laut di teluk Minamata, dimana penduduk di daerah tersebut banyak mengkonsumsi
ikan dari teluk tersebut. Kasus Merkuri lainnya yang pernah terjadi adalah di di Irak sekitar
tahun 1960-an dan 1970-an yang meracuni 6.500 orang dan lebih dari 450 orang meninggal

4
dunia. Kasus ini terjadi akibat penduduk memakan roti yang gandumnya diimpor dari
Meksiko. Gandum tersebut diawetkan dengan menggunakan fungisida yang mengandung
Metil merkuri (Methyl mercury). Gandum tersebut tadinya akan digunakan sebagai bibit.
Sebenarnya gandum tersebut telah diberi label peringatan namun menggunakan bahasa
Spanyol yang tidak dimengerti oleh penduduk Irak. Disamping itu juga gandum tersebut telah
diberi warna merah yang merupakan indikator bahwa gandum tersebut telah diberi Metil
merkuri. Namun warna tersebut hilang pada saat dicuci dengan air.

2.3 Keunggulan Mercury Dalam Industri


Dalam bidang industri, terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik yang menggunakan
lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Mungkin ini disebabkan biaya
pemasangan dan operasi yang murah dan arus listriknya dapat dialiri dengan voltase yang
tinggi. Merkuri juga digunakan pada pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan yang
mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembapan yang tinggi. Selain
itu, merkuri juga digunakan dalam industri pembuatan klor alkali yang menghasilkan klorin
(Cl2), di mana perusahaan air minum memanfaatkan klorin untuk penjernihan air dan
pembasmi kuman (proses klorinasi). Juga di dalam pembuatan kaustik soda yang diproduksi
dengan jalan elektrolisis dari larutan garam NaCl, menggunakan merkuri dalam bentuk
amalgam dicampur dengan logam natrium dan digunakan sebagai katoda yang banyak
digunakan dalam pembuatan baterai basah maupun kering. Penggunaan merkuri di sini pada
dasarnya berbentuk larutan konduksi dan kemampuannya mengikat logam natrium sebagai
amalgam dan membebaskan klor. Merkuri juga digunakan dalam campuran cat yang
digunakan untuk mengecat pada daerah yang mempunyai kelembapan tinggi sehingga dapat
mencegah tumbuhnya jamur.

2.4 Bahaya Merkuri Dalam Industri


Zat merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada otak, ginjal, dan organ lainnya. Merkuri
terkait dengan autise, gangguan spektrum autisme, ADHD, keterlambatan perkembangan,
gangguan penglihatan, masalah emosional dan perilaku, dan masalah kesehatan lainnya.
Bahaya dari merkuri tersebut dapat dilihat dari lingkungan industri terutama industri
pertambangan serta industri kosmetik.

Dari beberapa penelitian yang pernah dilakukan, ternyata masih banyak masyarakat yang
belum mengetahui adanya kandungan merkuri pada kosmetk yang beredar dipasaran. Hal ini
sangat berebahaya karena masyarakat hanya melihat dampak positif dari penggunaan

5
kosmetik yang memiliki kandungan merkuri tanpa mengetahui dampak negatif dalam
penggunaan merkuri sebagai kosmetik.

Berbagai negara telah menetapkan peraturan khusus terhadap penggunaan merkuri


sebagai bahan pencerah kulit. . Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.1175/MENKES/PER/ VIII/2010 tentang Izin Produksi Kosmetika, dinyatakan bahwa
pembuatan kosmetika hanya dapat dilakukan oleh industri kosmetik yang mempunyai izin
dan menerapkan cara pembuatan kosmetika yang baik serta memenuhi persyaratan seperti
persyaratan keamanan, bahan, penandaan, dan klaim. Sesuai Peraturan Kepala Badan POM
No 23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetik, dinyatakan bahwa Mercury
dan senyawanya termasuk daftar bahan yang tidak diizinkan dalam kosmetika. Berdasarkan
Peraturan Kepala Badan POM nomor 17 tahun 2014 tentang Persyaratan Cemaran Mikroba
dan Logam Berat dalam Kosmetika, menyebutkan bahwa persyaratan cemaran logam berat
secara berturut-turut untuk merkuri (Hg), timbal (Pb), Arsen (As) dan cadmium (Cd) adalah
tidak lebih dari 1 mg/kg, 20 mg/kg, 5 mg/kg dan 5 mg/kg.

Contoh lainya yaitu pertambangan emas rakyat yang sering ditemukan masih
menggunakan merkuri dengan berbagai proses yang nantinya akan berakhir pada pembungan
ampas (tailing) pada pengelolaan tersebut, walaupun sudah tidak ada kandungan emasnya,
namun bahan merkuri masih tetap terkandung dalam ampas tersebut. Dari ampas tersebut,
umumnya pada penambang langsung membuangnya ke tanah maupun sungai. Hal tersebut
sangatlah berbahaya mengingat dengan membuang zat zat sisa yang mengandung merkuri di
lingkungan tanpa melakukan pengolahan secara tepat akan berdampak tidak baik terutama
pada lingkungan sekitar.

2.5 Cara Mencegah Masalah Kesehatan Dalam Merkuri


a. APD sangat penting bagi yang bekerja di industri manufaktur, kesehatan, energi, dan
pertambangan emas skala kecil. Penggunaan APD yang terdiri atas pakaian
pelindung, kacamata, masker, sarung tangan, helm, dan pelindung telinga, akan
mengurangi potensi paparan langsung merkuri ke tubuh. Pasalnya, pekerja bisa
terpapar dari:
a. Sentuhan langsung,
b. Interaksi dengan air yang terkontaminasi,
c. Asap pembakaran yang terhirup,

6
Pembagian APD bagi penambang di wilayah Minahasa Utara GOLD-ISMIA. Sangat
penting untuk penambang emas tradisional untuk menggunakan Alat Perlindungan
Diri (APD) guna mengurangi paparan langsung merkuri di sekitar mereka.

b. Mengikuti Tata Cara Pembuangan Benda Mengandung Merkuri


Benda sehari-hari yang terdapat di rumah juga ada yang mengandung merkuri, seperti
batu baterai, neon, dan termometer raksa. Jika dibuang sembarangan, kandungan
merkuri pada benda-benda ini bisa lepas ke udara, serta mencemari air dan tanah.
Sebagai kategori barang B3 (limbah berbahaya), baterai dan neon harus dibuang ke
fasilitas pengolahan limbah B3 terdekat. Jika tidak ada sama sekali, maka seminimal
mungkin jangan membuang barang-barang ini begitu saja, melainkan
membungkusnya dahulu dengan bahan non konduktor (tidak menghantar listrik),
seperti pelastik.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Merkuri atau air raksa (Hg) merupakan logam yang berbentuk cairan dalam suhu
ruang ( 25°C) berwarna keperakan. Sifat merkuri sama dengan sifat kimia yang stabil
terutama di lingkungan sedimen, yaitu mengikat protein, mudah menguap dan
mengemisi atau melepaskan uap merkuri beracun walaupun pada suhu ruang.
 Dalam bidang industri, terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik yang menggunakan
lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya.
 Zat merkuri menyebabkan kerusakan pada otak, ginjal, dan organ lainnya.
 Penggunaan Merkuri ini sering dipakai pada industri pertambangan emas dikarenakan
penggunaan nya yang mudah, efektif dan efisien serta di industri kosmetika.
 Penggunaan merkuri ini sering tidak diketahui oleh masyarakat karena masyarakat
hanya berpikir pada dampak positif dari merkuri tanpa mengetahui dampak negatif
penggunaanya.

8
DAFTAR PUSTAKA
2018. Merkuri Kegiatan PESK. Direktorat Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
https://sitkb3.menlhk.go.id/infomerkuri/?p=288#:~:text=Sebagaimana%20dalam
%20situs%20World%20Health,ginjal%2C%20dan%20dapat%20berakibat%20fatal.

Anugrah, N. 2021. Jelang COP-4 Minamata, KLHK Edukasi Masyarakat Bahaya Merkuri.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
http://ppid.menlhk.go.id/berita/siaran-pers/6167/jelang-cop-4-minamata-klhk-edukasi-
masyarakat-bahaya-merkuri#:~:text=Merkuri%20bisa%20menyebabkan%20gangguan
%20pencernaan,iritasi%20kulit%20hingga%20kanker%20kulit.

Bernadus, G., Polii, B., & Rorong, J. 2021. Dampak Merkuri Terhadap Lingkungan Perairan
Sekitar Lokasi Pertambangan Di Kecamatan Loloda Kabupaten Halmahera Barat
Provinsi Maluku Utara. Jurnal Transdisiplin Pertanian, Sosial, dan Ekonomi. Vol 17,
No 2. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jisep/article/download/35429/33151

Faricah, N. 2019. Merkuri dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Manusia. Yogyakarta :


RSUP Dr Sardjito. https://sardjito.co.id/2019/06/21/merkuri-dan-dampaknya-terhadap-
kesehatan-manusia/

Lamakarate, S., dkk. 2022. Gangguan Kesehatan Akibat Merkuri Dalam Kosmetika. E
Prosiding Semnas Polkesdo. Vol 1. No. 02.
https://ejurnal.poltekkes-manado.ac.id/index.php/eprosiding2022/article/view/1709

Pemerintah Kota Medan. 2015, Bahaya Merkuri dan Penanggulangannya.


https://www.pemkomedan.go.id/artikel-13356-bahaya-merkuri-dan-
penanggulangannya.html

Sumarjono, E., & Utamakno, L. 2019. Undang Undang Nomor 11 Tahun 2017 Sebagai
Upaya Perlindungan Dan Penyelamatan Lingkungan Terhadap Bahaya Merkuri. Jurnal
Sumberdaya Bumi Berkelanjutan. Vol 1, No. 1.
http://ejurnal.itats.ac.id/semitan/article/view/848

Anda mungkin juga menyukai