Anda di halaman 1dari 15

1

A. JUDUL: Pembuatan Test Kit untuk Mendeteksi Kandungan Merkuri pada Limbah Penambangan Emas Rakyat B. LATAR BELAKANG MASALAH Merkuri dan persenyawaanya merupakan bahan beracun yang masih banyak digunakan dalam berbagai aktivitas manusia sebagai bahan pertanian, obat-obatan, cat, kertas, dan terutama aktivitas penambangan. Menurut badan POM Indonesia, aktivitas-aktivitas manusia tersebut dapat menghasilkan limbah merkuri hingga 10.000 ton/tahun. Ibarat Amerika yang mengalami gold rush disekitar tahun 1848-an, saat ini Indonesia sedang mengalami demam emas atau gol fever. Hal ini terlihat dari banyaknya penambangan emas rakyat yang sering disebut sebagai GSM (Gold Small Scale Mining) yang telah banyak ditemukan di Indonesia, diantaranya Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, serta Palu-Sulawesi Tengah. Namun, penambangan emas rakyat ini umumnya menggunakan metode amalgamasi yang menggunakan merkuri yang sangat beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia maupun lingkungan. Oleh karena itu, monitoring terhadap merkuri sangat diperlukan untuk mencegah keracunan merkuri dan pencemaran lingkungan. Semakin besar kadar yang dihasilkan oleh merkuri, maka semakin besar pula resiko yang akan diterima jika seseorang kontak secara langsung dengan merkuri. Hal ini dikarenakan merkuri bersifat racun bagi tubuh dalam jumlah yang melebihi batas aman. Batas aman merkuri pada air minum dan air bersih adalah sebesar 0,001 mg/L dan pada udara sebesar 0,1 mg/L. Sedangkan kadar aman merkuri pada makanan memiliki tingkatan yang berbeda-beda, dimana dalam ikan segar adalah 0,5 mg/kg, dalam sayuran sebesar 0,03 mg/kg, dan dalam biji-bijian sebesar 0,05 mg/kg. Beberapa resiko yang dapat terjadi sebagai dampak kontak secara langsung dengan merkuri adalah terjadinya kerusakan pada sistem saraf, terganggunya kerja enzim, rusaknya selaput dinding (membran) sel, bronkitis dan rusaknya paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kematian. Beberapa metode standar untuk mendeteksi kandungan merkuri, seperti AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dan spektrofotometri sinar tampak dapat mendeteksi kandungan merkuri dalam jumlah renik. Akan tetapi, kedua metode tersebut merupakan instrumentasi yang mahal dan hanya bisa dioperasikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian khusus, serta harus dilakukan di dalam laboratorium sehingga kurang cocok untuk analisis di lapangan. Danwittayakul (2008) melaporkan metode sederhana untuk penentuan ion merkuri dengan cara menyaring sampel merkuri dengan penyaring membran ester selulose yang dilapisi dengan ditizon, dan warna yang terbentuk dideteksi secara kolorimetri. Metode ini bisa mendeteksi ion merkuri sampai 0,057 ppb. Kemudahan dan sensitifitas metode ini digunakan sebagai dasar pembuatan test kit merkuri dalam penelitian ini.

Test kit merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi kadar suatu senyawa dengan cukup akurat yang mudah digunakan dan dioperasikan oleh berbagai kalangan. Selain itu, penggunaannya tanpa memerlukan laboratorium, perlengkapan khusus, listrik, ataupun biaya yang mahal, serta dapat digunakan untuk analisis di lapangan. Akan tetapi keberadaan test kit di Indonesia harus diimpor terlebih dahulu, sehingga tidak terjangkau oleh penambangan emas rakyat. Mengingat GSM yang dikelola oleh masyarakat umum cukup banyak, maka ketersediaan test kit merkuri sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan dan dampak negatif yang akan diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, dalam pengajuan PKM ini diusulkan untuk membuat test kit merkuri sebagai metode analisis kuantitatif untuk mendeteksi kandungan merkuri yang ada dalam limbah penambangan emas rakyat. Test kit yang dibuat akan dioptimasi terhadap beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja metode ini, yaitu dengan melihat jenis kertas saring, waktu doping ditizon pada kertas saring, waktu reaksi ditizon dengan sampel merkuri, dan konsentrasi ditizon terhadap kinerja test kit merkuri. Test kit juga akan divalidasi dengan cara mengaplikasikannya dan membandingkan hasilnya dengan hasil dari metode standar. C. PERUMUSAN MASALAH 1. Berdasarkan latar belakang, dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: Bagaimana cara membuat alat analisis sederhana (test kit) yang dapat secara efektif mendeteksi kandungan merkuri pada limbah penambangan emas rakyat? Bagaimana cara mengoptimasi test kit yang dibuat dengan melihat jenis kertas saring, waktu doping ditizon pada kertas saring, waktu reaksi ditizon dengan sampel merkuri, dan konsentrasi ditizon terhadap kinerja test kit merkuri? Bagaimana cara memvalidasi test kit yang digunakan untuk mendeteksi kandungan merkuri yang ada di dalam limbah penambangan emas rakyat?

2.

3.

D. TUJUAN Penelitian ini bertujuan untuk membuat test kit merkuri yang kinerjanya akan dioptimasi terhadap jenis kertas saring, waktu doping kertas saring dengan ditizon, waktu reaksi ditizon dengan merkuri, dan konsentrasi ditizon, serta divalidasi dengan mengaplikasikannya untuk mendeteksi kandungan merkuri pada limbah penambangan emas rakyat. E. LUARAN YANG DIHARAPKAN Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menghasilkan suatu alat (test kit) sebagai pendeteksi kandungan merkuri yang efektif, sederhana, mudah di operasikan, dan lebih ekonomis yang bisa diaplikasikan pada limbah

GSM oleh rakyat setempat, serta dipublikasikan secara ilmiah melalui seminar atau jurnal nasional terakreditasi. F. KEGUNAAN Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan ini antara lain, (1) memahami dasar ilmu dan teknik untuk pengembangan alat analisis, (2) menciptakan alat analisis yang murah dan mudah digunakan untuk mendeteksi kandungan merkuri dalam limbah penambangan emas rakyat, (3) membantu masyarakat bawah dalam menyediakan alat deteksi yang mudah dan murah, sehingga bisa mencegah pencemaran lingkungan dan bahaya keracunan. G. TINJAUAN PUSTAKA G.1 Merkuri G1.1 Sifat dan Keberadaan Merkuri Merkuri merupakan logam yang memiliki nomor atom (NA=80) dan memiliki massa molekul relatif (Mr=200.05). Merkuri diberi simbol Hg yang merupakan singkatan dari bahasa Yunani yaitu Hydrargyricum yang berarti cairan perak. Merkuri satu-satunya logam yang berbentuk cair dalam temperatur kamar (25C), titik leburnya paling rendah -39C, serta titik didih 35C. Selain itu, merkuri juga memiliki kecenderungan menguap lebih besar, mudah berikatan dengan logam lain, dan merupakan konduktor yang baik. Di alam, merkuri paling sering ditemukan dalam bentuk logam raksa, merkuri sulfida, merkuri klorida, dan metil merkuri. Merkuri disebarkan ke lingkungan melalui penggunaan bahan pertanian, obat-obatan, cat, kertas, sisa buangan industri, ataupun hasil sisa pernambangan emas (Alfian, 2006 ; Fardiaz, 1992 ; Lestarisa, 2010). G.1.2 Persenyawaan Merkuri Merkuri dapat membentuk senyawa raksa monovalent atau divalent. Banyak senyawa anorganik dan organik dari raksa dibentuk dari Hg (II). Beberapa bentuk senyawa raksa terjadi secara alami di lingkungan melalui reaksi redoks dan kerja bakteri anaerobik. Merkuri dapat membentuk senyawa kompleks berwarna dengan beberapa unsur atau senyawa seperti diphenylcarbazone, bromida, tiosianat, DMSA (2,3-dimercapto succinic acid), ataupun dengan ditizon. Salah satu contoh reaksi pembentukan kompleks merkuri adalah kompleks merkuri-ditizon yang berwarna orange seperti pada reaksi 1 (Fardiaz, 1992 ; Paci, 2000).

Merkuri

Ditizon Merkuri (II) ditizon (orange)

. . . (1)

Reaksi pembentukan kompleks merkuri(II)-ditizon digunakan sebagai dasar analisis merkuri pada metode standar spektrofotometri, dimana merkuri(II) diekstraksi dengan ditizon dalam pelarut kloroform suasana asam (pH 0,3). Pada kondisi ini ion logam lain seperti timbal, seng, besi, kobalt, tembaga dan cadmium tidak mengganggu pengukuran. Metode ini bisa digunakan untuk mengukur ion merkuri(II) dari konsentrasi 0.002-0,040 mg/L. Asam asetat seringkali digunakan untuk menstabilkan kompleks merkuri(II)-ditizon hingga 1 jam (Apha, 1992). Danwittayakul (2008) melaporkan metode sederhana untuk penentuan ion merkuri dengan cara menyaring sampel merkuri dengan penyaring membran ester selulose yang dilapisi dengan ditizon, dan warna yang terbentuk dideteksi secara kolorimetri menggunakan TLC Scanning Densitometer. Metode ini bisa mendeteksi ion merkuri sampai 0,057 ppb. Untuk menjaga kestabilan ditizon pada membran, penyimpanan dilakukan dalam kantong plastik yang sudah divakumkan, untuk menghindari oksidasi dari oksigen. Pengganggu kation dimasker dengan EDTA sedangkan anion tidak mengganggu pengukuran. Metode ini telah berhasil diaplikasikan untuk analisis ion merkuri dalam air dengan presisi dan keterulangan yang baik. G.1.3 Toksisitas Merkuri dan Efek Bagi Kesehatan Merkuri merupakan racun yang sangat berbahaya dan dapat menimbulkan kematian, baik dalam bentuk unsur, gas, maupun dalam garam organik dan anorganik. Pada manusia, semua komponen merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada otak, hati, dan ginjal. Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik karena terjadinya proses presipitasi protein sehingga menghambat kerja enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat pada gugus sufihidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim. Toksisitas yang ditimbulkan oleh merkuri sesuai dengan bentuk kimianya (Alfian, 2006 ; Lestarisa, 2010). Menurut peraturan di Indonesia, merkuri memiliki batas aman sebagai tercantum pada Tabel 1 (Lestarisa, 2010). Tabel 1: Batas aman merkuri (Lestarisa, 2010) No 1. 2. 3. Peraturan Kadar Hg yang Diperbolehkan

Permenkes No.907/2002: Kadar merkuri 0,001 mg/l dalam air minum Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990: 0,001 mg/l Kadar merkuri dalam air bersih Kepmenkes: 261/Menkes/SK/II/1998: 0,001 mg/l Kadar Hg dalam udara tempat kerja

4.

Keputusan Badan Pengawasan Obat dan Dalam ikan segar: 0,5 mg/kg Makanan No.3725/B/SK/VII/1989: Kadar Dalam sayuran: 0,03 mg/kg merkuri dalam makanan dan minuman Dalam biji-bijian: 0,05 mg/kg KepMenLH No.O2/MenKLH/2002: Kadar Golongan A: 0,001 mg/l merkuri dalam air sungai Golongan B: 0,001 mg/l Golongan C: 0,002 mg/l Golongan D: 0,005 mg/l

5.

Secara kimia, merkuri dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu merkuri elemental, merkuri anorganik, dan merkuri organik. Merkuri elemental jika terhirup dapat masuk ke dalam paru-paru atau menembus kulit, kemudian akan masuk ke dalam sistem peredaran darah. Sedangkan merkuri anorganik dapat menembus kulit dan terserap oleh lambung, yang menyebabkan gagal ginjal, sindroma nefrotik dan nefropati yang berhubungan dengan gangguan imunologis. Merkuri organik dalam bentuk rantai pendek alkil (metilmerkuri) dapat dengan mudah masuk melalui plasenta dan berakumulasi dalam fetus yang mengakibatkan kematian dalam kandungan, serta menyebabkan disfungsi otak sebelum perkembangannya sempurna melalui degenerasi neuron di korteks cerebri dan cerebellum, sehingga mengakibatkan parestesi distal, ataksia, disartria, serta tuli. (Setiabudi, 2005). G.1.4 Kegunaan Merkuri Merkuri dimanfaatkan dalam berbagai bidang, diantaranya bidang perindustrian, pertanian, penambangan, maupun bidang lainnya. Dalam industri pulp dan kertas banyak digunakan senyawa FMA (fenil merkuri asetat) untuk mencegah pembentukan kapur pada pulp dan kertas basah selama proses penyimpanan. Merkuri juga digunakan dalam industri cat untuk mencegah pertumbuhan jamur sekaligus sebagai komponen pewarna. Dalam bidang pertanian, merkuri banyak digunakan sebagai fungisida. Sedangkan dalam bidang penambangan, logam merkuri digunakan untuk proses amalgamasi. Pada penambangan emas, logam merkuri digunakan untuk mengikat dan memurnikan emas melalui pembentukan amalgam (Lestarisa, 2010). Merkuri digunakan dalam proses pemurnian emas, yaitu memisahkan bijihnya yang masih tercampur dengan komponen lain seperti perak, pasir, dan lain sebagainya. Dalam prosesnya, bijih emas mentah tersebut dicampur merkuri dengan membentuk amalgam agar emas terpisah dari logam lain. Emas tidak bereaksi dengan merkuri, namun komponen lain yang bereaksi dengan merkuri hingga larut, sehingga amalgam Hg-Au yang memiliki berat jenis lebih besar dari larutan dapat dipisahkan dari komponen lain. Proses ini diikuti dengan penguapan sehingga akhirnya didapat emas murni. Limbah merkuri dan komponen lain

kemudian dibuang ke lingkungan atau perairan sungai tanpa memikirkan akibat selanjutnya. Butiran emas murni akan dibentuk menjadi batangan emas (Lestarisa, 2010). Proses penambangan yang dilakukan merupakan proses penambangan emas rakyat dalam skala kecil (Gold Small Scale Mining GSM). Beberapa GSM yang ada di Indonesia diantaranya adalah didaerah Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, serta PaluSulawesi Tengah (Limbong, 2002 ; Safrul, 2003 ; Subanri, 2008). G.2 Test Kit Merkuri Test kit merupakan suatu metode analisa yang dikemas sebagai sistem komersial yang mudah digunakan untuk menentukan keberadaan suatu analit spesifik dalam suatu matriks tertentu tanpa memerlukan ketrampilan ataupun pelatihan kimia khusus dalam penggunaannya. Untuk teknik pembacaannya, di dalam test kit terdapat kisaran warna yang proporsional terhadap konsentrasi. Apabila test kit disimpan pada temperatur antara 15C-25C, test kit akan tetap stabil hingga tiga tahun. Penggunaan test kit dilakukan tanpa memerlukann laboratorium, listrik, ataupun biaya yang mahal, sehingga dapat digunakan pula untuk analisis di lapangan secara kuantitatif. Pada umumnya test kit yang ada di pasaran berisi 1 colour strip pada kotak kit dan beberapa tabung yang digunakan untuk tempat reaksi. Untuk mengetahui seberapa besar kandungan merkuri yang terdapat dalam suatu sampel, dapat dilakukan dengan membandingkan warna yang diperoleh dalam sampel dengan colour strip yang ada. Gambar 1 adalah contoh pewarnaan yang tersedia dalam colour strip pada test kit merkuri (Anonimous!, 1994 ; Anonimous", 2012 ; Anonimous#, 2012)

Gambar 1: Colour Strip (Anonimous#, 2012) H. METODA PELAKSANAAN H.1 Bahan dan Alat Penelitian H.1.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini baik untuk pembuatan test kit, maupun pengujian, dan validasi secara spektrofotometri adalah ditizon, HgCl!, HNO", sampel limbah penambangan emas, aquades, dan CHCl3 yang digunakan untuk pelarut ditizon pada uji validasi secara spektrofotometri.

H.1.2 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan test kit adalah 5 macam kertas saring (whatman) dengan tipe polaritas yang berbeda, lapis tipis (KLT), tabung reaksi dan rak tabung reaksi. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam preparasi bahan adalah botol sampel, labu ukur, pipet volume, pipet tetes, pinset, spatula, neraca analitik, dan spektronic-20. H.2 Tahapan Penelitian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penelitian dilakukan dalam tahapan-tahapan sebagai berikut: Preparasi sampel Preparasi larutan Pemilihan jenis kertas saring Optimasi waktu perendaman ditizon Optimasi waktu perendaman sampel Optimasi konsentrasi ditizon Uji validasi test kit merkuri

H.3 Cara Kerja Penelitian H.3.1 Preparasi Sampel Sampel sintetis dibuat dengan cara melarutakan zat standar merkuri dengan konsentrasi yang memenuhi kisaran deteksi test kit yang dibuat dan dikondisikan pada pH 2 dengan penambahan HNO3. Sedangkan sampel alami diambil dari sungai yang dekat dengan penambangan emas, kemudian disaring, dan ditambahkan HNO3 hingga pH larutan menjadi 2. H.3.2 Preparasi Larutan Larutan induk ditizon 1% dibuat dengan melarutkan ditizon sebanyak 1 gram ke dalam 100 mL CHCl3. Larutan ditizon konsentrasi lebih rendah dibuat dengan cara mengencerkan larutan induk ke dalam volume yang sesuai. Larutan induk merkuri 100 ppm dibuat dengan cara melarutkan 0,0135 gram HgCl! (Mr = 271,6 gram/mol) dan dilarutkan dengan aquades sampai volumenya 70 mL, kemudian ditambah dengan HNO3 pekat dan diencerkan menjadi 100 mL dalam labu ukur 100 mL dengan aquades. H.3.3 Pemilihan Jenis Kertas Saring Kertas saring dipotong memanjang, 1 cm x 5 cm direndam dalam larutan ditizon 0,01 % selama 5 menit, kemudian dibiarkan kering angin. Kertas saring yang mengandung ditizon kemudian dicelupkan dalam 5 mL larutan sampel yang mengandung ion merkuri 0, 0,2, 0,5, 1, 2, 4, 6, 8, dan 10 ppb, dikocok 1 menit. Warna yang terbentuk difoto sehingga diperoleh sederetan warna yang intensitasnya sebanding dengan konsentrasinya. Setelah itu, merkuri dipipet dan

dimasukkan masing-masing ke dalam gelas kimia berbeda. Prosedur ini diulang untuk berbagai (4) jenis kertas saring lain yang digunakan dalam penelitian ini. Kertas saring yang memberikan deretan intensitas warna yang tinggi dipilih untuk percobaan berikutnya. H.3.4 Optimasi Waktu Perendaman Ditizon Optimasi waktu perendaman ditizon dilakukan seperti percobaan H.3.3 menggunakan kertas saring terbaik, namun waktu perendaman ditizon divariasi menjadi 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Waktu perendaman ditizon yang memberikan deretan intensitas warna yang tinggi dipilih untuk percobaan berikutnya. H.3.5 Optimasi Waktu Perendaman Sampel Optimasi waktu perendaman sampel dilakukan seperti percobaan H.3.4 menggunakan kertas saring terbaik dan waktu perendaman ditizon optimum, namun waktu perendaman sampel divariasi dari 2, 4, 6, 8, dan 10 menit. Waktu perendaman sampel yang memberikan deretan intensitas warna yang tinggi dipilih untuk percobaan berikutnya. H.3.6 Optimasi Konsentrasi Ditizon Optimasi konsentrasi ditizon dilakukan seperti percobaan H.3.5 menggunakan kertas saring terbaik, waktu perendaman ditizon, dan perendaman sampel optimum, namun konsentrasi ditizon divariasi menjadi 0,001, 0,05, 0,1, dan 1%. Konsentrasi ditizon yang memberikan deretan intensitas warna yang tinggi dipilih sebagai komparator. Komparator ini difoto agar warna tidak mudah berubah untuk jangka waktu yang cukup lama. H.3.7 Uji Validasi Test Kit Merkuri Uji validasi test kit dilakukan dengan cara mengaplikasikan tes kit yang dibuat untuk mendeteksi konsentrasi merkuri dalam sampel merkuri buatan maupun sampel merkuri dari limbah tambang emas. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran metode standar spektrofotometri [APHA, 1992] yang didasarkan pada pembentukan kompleks merkuri ditizon dalam pelarut kloroform. Sampel merkuri diperlakukan seperti pada percobaan H.3.6 menggunakan kertas saring yang terbaik, waktu perendaman ditizon dan perendaman sampel optimum, dan konsentrasi ditizon optimum. Warna yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan komparator warna yang telah dibuat dari percobaan H.3.6, warna yang sesuai menunjukkan konsentrasi yang bersesuaian. I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM Penelitian ini akan dilakukan dalam waktu 4 bulan dengan rincian:

No

Nama Kegiatan

Bulan 1

Bulan 2

Bulan 3

Bulan 4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Preparasi bahan dan alat Pemilihan kertas saring test kit Optimasi perendaman ditizon Optimasi perendaman sampel Optimasi konsentrasi ditizon Aplikasi test kit pada sampel buatan Aplikasi test kit pada limbah merkuri Uji validasi dan analisis data Penyusunan laporan

J.

RANCANGAN BIAYA J.1 Biaya Transportasi dan Komunikasi

No 1. 2. 3.

Jenis Kegiatan

Biaya (Rp) / Satuan

Volume Harga (Rp) 2 orang 1 kali 5 orang 3.000.000,200.000,500.000,3.700.000,-

Transport observasi ke lokasi 1.500.000/pp/orang Transport pembelian alat dan bahan Komunikasi JUMLAH J.2 Biaya Alat dan Bahan 150.000,@100.000,-

No 1. 2. 3. 4.

Nama Barang Ditizon HgCl! HNO" CHCl3

Biaya (Rp) / Satuan 1.060.000,- / 5 gr 999.000,- / 50 gr 404.000,- / L 250.00,- / L

Volume 5 gram 50 gram 1L 1L

Harga (Rp) 1.060.000,999.000,404.000,250.000,-

10

5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Aquades Kertas whatman no.1 Kertas whatman no.2 Kertas whatman no.3 Kertas whatman no.4 Kertas whatman no.5 Lapis Tipis (KLT) Botol sampel Tabung Reaksi

1.500,- / L 150.000,- / pack 130.000,- / pack 100.000,- / pack 85.000,- / pack 65.000,- / pack 300.000,- / pack 3.000,- / buah 3.500,- / buah JUMLAH

10 L 3 pack 3 pack 3 pack 3 pack 3 pack 3 pack 72 buah 72 buah

15.000,450.000,390.000,300.000,255.000,195.000,900.000,216.000,252.000,6.586.000,-

J.3 Biaya Identifikasi dengan Instrumen No 1. Instrumen Spektronic-20 Biaya Satuan (Rp) 15.000,- / sampel JUMLAH J.4 Biaya Lain-lain No 1. 2. Scanner Pembuatan laporan JUMLAH J.5 Rekapitulasi Biaya Total No 1. 2. 3. 4. Jenis Biaya Biaya transportasi dan komunikasi Biaya alat dan bahan Biaya identifikasi dengan instrumen Biaya lain-lain JUMLAH Harga (Rp) 3.700.000,6.586.000,1.080.000,300.000,11.666.000,Nama Biaya Satuan (Rp) 50.000,250.000,Jumlah 1 paket 1 paket Harga (RP) 50.000,250.000,300.000,Jumlah Sampel 72 sampel Harga (Rp) 1.080.000,1.080.000,-

11

K. DAFTAR PUSTAKA Alfian, Zul. 2006, Merkuri: antara Manfaat dan Efek Penggunaannya bagi Kesehatan Manusia dan Lilngkungannya. Medan: Universitas Sumatera Utara. Anonimous!. 1994. Test Kit Definitions and Modifications Guideline. AOAC Research Institute. Anonimous". 2012. Test Kit. Germany: Merck KgaA Darmstadt. Anonimous#. 2012. HMT Merkuri Test Kit. Canada: Osumex Natural Alternatives LTD. Danwittayakul, S., Takahasi Y., Suzuki T., Tanhabunsombut A. 2008. Simple Detection of Mercury Ion Using Dithizon nanoloaded membrane. J. Metals, Minerals, and Materials, Vol. 18, No.2, 37-40. Fardiaz, S. 1992. Polusi Air & Udara. Jakarta: penerbit Kanisius. Grenberg, Armold E. et.al. 1992. Standard Methods 18th Edition 1992 for The Examination of Water and Wastewater. America: American Public Health Association. Lestarisa, T. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keracunan Merkuri (Hg) pada Penambang Emas Tanpa Ijin (Peti) Di Kecamatan Kurun, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Semarang: Universitas Diponegoro. Limbong, Daniel et.al. 2002. Emissions and Environmental Implications of Merkuri from Artisanal Gold Mining in North. Sulawesi. Paci, B. et.al. 2000. Picosecond Anisotropy of the Transient Absorption of the Photochromic Merkuri Ditizon Complex in Solution. Safrul, Halimah. 2003. Pencemaran Merkuri dan Strategi Penanganan Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Pongkor, Jawa Barat. Jakarta: University Indonesia. Setiabudi, B.T. 2005. Penyebaran Merkuri Akibat Usaha Pertambangan Emas di Daerah Sangon, Kabupaten Kulon Progo, D.I. Yogyakarta. Yogyakarta.! Subanri. 2008. Kajian Beban Pencemaran Merkuri (Hg) Terhadap Air Sungai Menyuke Dan Gangguan Kesehatan Pada Penambang Sebagai Akibat Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) Di Kecamatan Menyuke Kabupaten Landak Kalimantan Barat. Semarang: Program Pasca Sarjana Magister Kesehatan Lingkungan Universitas Diponegoro. ! L. LAMPIRAN 1. Biodata Ketua dan Anggota Kelompok a. Biodata Ketua Kelompok Nama Lengkap NIM Fakultas / Jurusan : Febriyana Rizky Hapsari : 105090200111016 : MIPA / Kimia

12

Tempat / Tanggal Lahir Alamat Email No.Telepon / HP

: Gresik, 19 Februari 1992 : febriyana19@gmail.com : 0813 3174 4070 Ketua

Febriyana Rizky Hapsari NIM. 105090200111016 b. Biodata Anggota Kelompok 1) Nama Lengkap NIM Fakultas / Jurusan Tempat / Tanggal Lahir Alamat Email No.Telepon / HP : Silvi Avianti Indriana : 105090200111012 : MIPA / Kimia : Kediri, 29 Maret 1992 : cilvie3@gmail.com : 0818 0518 8873 Anggota

Silvi Avianti Indriana NIM. 105090200111012 2) Nama Lengkap NIM Fakultas / Jurusan Tempat / Tanggal Lahir Alamat Email No.Telepon / HP : Bhurman Pratama Putra : 105090200111010 : MIPA / Kimia : Sidoarjo, 23 Juli 1992 : bhurmantabjaya@gmail.com : 0878 5320 5358 Anggota

Bhurman Pratama Putra NIM. 105090200111010 3) Nama Lengkap NIM Fakultas / Jurusan Tempat / Tanggal Lahir : Hikmanita Lisan Nashukha : 105090207111014 : MIPA / Kimia : Ponorogo. 28 Maret 1992

13

Alamat Email No.Telepon / HP

: dududsyalala08@gmail.com : 0812 3209 0764 Anggota

Hikmanita Lisan Nashukha NIM. 105090207111014 4) Nama Lengkap NIM Fakultas / Jurusan Tempat / Tanggal Lahir Alamat Email No.Telepon / HP : David Gunawan : 115090200111002 : MIPA / Kimia : Bangkalan, 05 Maret 1993 : dav_g93@yahoo.com : 0838 5310 4000 Anggota

David Gunawan NIM. 115090200111002 2. Biodata Dosen Pendamping Nama Lengkap Tempat / Tanggal Lahir Jenis Kelamin Bidang Keahlian Mata Kuliah yang Diasuh : Dr. Hermin Sulistyarti : Tulungagung, 29 Mei 1964 : Perempuan : Kimia Analitik : Kimia Dasar 1-2, Kimia Analitik1-2, Teknik Pemisahan Analitik, Metodologi Penelitian, Kimia Forensik, Instrumentasi Kimia, Kimia Analisa Bahan Makanan Kota / Negara Surabaya/Indonesia Melbourne/Australia Th.Lulus 1987 2000 Bidang Studi Kimia Kimia Analitik

No 1 2

Pendidikan: Tempat Pendidikan S1 Universitas Airlangga S2-S3 La Trobe University

14

Penelitian yang sedang dilakukan: No 1 Judul Penelitian Pembuatan Sensor Iodium dan Tiosianat Secara Online untuk diagnose GAKI Peneliti Utama / Anggota Peneliti Utama Sumber Dana Tahun Hibah Institusi Universitas Brawijaya Anggota DPP/SPP FMIPA UB 2012 2012

Pembuatan Sensor Glutamat untuk mendeteksi MSG dalam Makanan

Pengalaman penelitian yang relevan dengan usulan penelitian: No 1 Judul Penelitian Pengembangan instrumentasi kimia berbasis sensor dan teknik injeksi alir: upaya peningkatan pengawasan kualitas pangan dan penanggulangan ketergantungan Impor Pembuatan Test Kit Cyanida Pembuatan Test Nitrogen Amonia Peneliti Utama / Anggota Peneliti Utama Sumber Dana Insentif Ristek Tahun 2007 2008

2 3

Peneliti Utama

Mandiri Mandiri

20007 2008

Kit Peneliti Utama

Dosen Pembimbing

Dr. Hermin Sulistyarti NIDN. 0029056402

15

3.

Gambar Skema Perlakuan Beaker glass disiapkan dan diisi larutan ditizon yang telah dibuat sebelumnya

! ! ! !

Larutan Ditizon

Kertas saring (whatman) dicelupkan seluruhnya ke dalam larutan ditizon dengan menggunakan pinset
"#$%&'!(&$)*+!
!

Larutan Ditizon

! ! !

! ! ! !

Kertas whatman yang telah dicelupkan ke dalam larutan ditizon dikeringkan dengan cara diangin-anginkan
&*+)*! "#$%&'!(&$)*+!,&'&-!

! ! ! ! ! ! ! !

Kertas whatman yang telah dicelupkan ke dalam larutan ditizon dan dikeringkan, selanjutnya dicelupkan ke dalam larutan sampel
"#$%&'!(&$)*+!.#$)*+!
Larutan Sampel

Warna kertas yang telah dicelupkan ke dalam larutan sampel, selanjutnya dicocokkan dengan warna berikut untuk mengethaui kisaran konsentrasi merkuri dalam sampel

Anda mungkin juga menyukai