Dosen Pembimbing:
DISUSUN OLEH:
ADEFA KAESA ARKANA (B2R22001)
TULUNGAGUNG
2022-2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas limpah
dan rahmat-Nya sehingga makalah Pencegahan infeksi dalam pengambilan
specimen darah biologi
ini dapat terselesaikan. Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah K3
Makalah ini disusun berdasarkan beberapa literatur yang kami
ambil,Selain itu makalah Pencegahan infeksi dalam pengambilan specimen darah
biologi susun agar dapat memberikan manfaat untuk pembaca dalam mempelajari
Oleh karena itu, kami sangat mengaharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama mahasiswa STIKes Hutama Abdi
Husada.
A. LATAR BELAKANG
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Penyakit infeksi masih merupakan salah
satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya
infeksi dapat berasal dari komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari
lingkungan rumah sakit (Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah
infeksi nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan
untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan tidak sesuai prosedur maka
berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien yang lain atau bahkan pada
petugas kesehatan itu sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara pasti asal infeksi, maka
sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru
yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak
hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, serta tidak terbatas
infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat
melakukan tindakan perawatan pasien (Akib et al, 2008).
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan
memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai "pengendalian". Secara
hirarkis hal ini telah ditata sesuai dengan efektivitas pencegahan dan pengendalian infeksi
(Infection Prevention and Control– IPC), yang meliputi: pengendalian bersifat administratif,
pengendalian dan 10 rekayasa lingkungan, dan alat pelindung diri (Slamet et al, 2013).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, rumusan masalah makalah ini adalah:
C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui pengertian dari infeksi
2. Mengetahui pengambilan spesimen darah
3. Mengetahui tentang infeksi dalam Pengembilan spesimen darah biologi
4. Mengetahui pencegahan infeksi dalam pengembilan spesimen darah biologi
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN INFEKSI
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba patogen dan bersifat sangat
dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup memiliki cara bertahan hidup dengan berkembang
biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari reservoir lainnya yang baru dengan
cara menyebar atau berpindah. Penyebaran mikroba patogen ini tentunya sangat merugikan bagi
orang-orang yang dalam kondisi sehat, lebih-lebih bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan
sakit. Orang yang sehat akan menjadi sakit dan orang yang sedang sakit serta sedang dalam
proses asuhan keperawatan di rumah sakit akan memperoleh “tambahan beban penderita” dari
penyebaran mikroba patogen ini.
Pemeriksaan darah rutin di laboratrium biasanya dipakai darah vena. Darah vena yang biasa
digunakan pada orang dewasa adalah salah satu dari daerah antecubital lengan dan pada bayi
dapat digunakan vena jugularis superficialis atau juga darah dari sinus sagitalis superior
(Gandasoebrata, 2007). 8 Daerah pungsi vena pada daerah antecubital lengan biasanya terletak
cukup dekat dengan permukaan. Vena yang paling menonjol adalah vena mediana cubiti, vena
sefalika dan vena basalika. Vena mediana cubiti biasanya lebih dekat dengan permukaan, lebih
stasioner dan menempati daerah dengan letak syaraf yang sedikit. Vena tersebut merupakan
pilihan utama untuk pungsi vena, diikuti dengan vena sefalika mediana. Vena basilika adalah
pilihan terakhir karena dekat dengan syaraf medianus dan arteri brakialis yang bisa saja tertusuk
tanpa sengaja.Vena dilakukan dengan palpasi pada daerah antecubital lengan dengan cara
menekan pada kulit dengan ujung jari telunjuk. Selain menemukan vena, dengan meraba dapat
membantu menetukan patensinya, ukuran dan kedalamannya serta alurnya. Telusuri alur untuk
menentukan tempat tusukan (Kiswari, 2014).
Tertusuk jarum suntik adalah salah satu penyebab infeksi yang disebabkan oleh kelalaian
petugas dalam pengambilan darah NSI (Needle Stick Injury) merupakan salah satu luka yang
disebabkan ole jarum suntik seperti jarum suntik hipordemik, jarum pengambil darah, stylet
intravena, dan jarum penghubung dari sistem pengiriminan intravena yang secara tak tak
disengaja menusuk kulit.
NSI adalah potensi bahaya bagi orang yang bekerja dengan jarum hipodermik dan peralatan
jarum lainnya. Luka ini dapat teriadi pada saat proses penggunaan, pembongkaran, dan
pembuangan jarum. Jika tidak dibuang secara taat, jarum dapat terselip pada linen atau sampah
dan melukai pekerja lainnya.
Infeksi akibat tertusuk jarum dalam pengambilan darah bisa saja menjadi salah satu penyebaran
penyakit berbahaya dari pasien dan menular pada petugas laboraturium yang terkena.Oleh
karena itu sangat penting karena jika petugas laboratorium memperhatikan dan menjalankan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam bekerja maka dapat mengakibatkan gangguan kesehatan
seperti tertular penyakit infeksi.
-
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN