Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PLEBOTOMI

(Pengambilan Darah Kapiler dan Komplikasi Pengambilan Darah Kapiler)

Disusun oleh :

Yanty Damayanti

D-IV Tingkat 2
DAFTAR ISI

A Pendahuluan………………………………………………………………1

B Indikasi…………………………………………………………………….1

C Kontraindikasi…………………………………………………………….2

D Lokasi………………………………………………………………………2

E Prosedur……………………………………………………………………2

F Komplikasi dan Cara Mengatasinya…………………………………….3

G Daftar Pustaka……………………………………………………………4
PENGAMBILAN DARAH KAPILER
A. PENDAHULUAN

Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti proses
pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Metode yang digunakan adalah metode heel
sticks. Heels stick adalah suatu teknik pengambilan darah yang mudah digunakan untuk
memperoleh sampel darah kapiler untuk berbagai tes laboratorium, terutama bilirubin, screening
pada bayi baru lahir dan pemeriksaan kadar glukosa darah. Teknik laboratorium ini hanya
memerlukan volume sampel yang lebih kecil kemudian ditemukanlah metode heels stick ini
untuk meminimalkan trauma dan rasa sakit, heels stick adalah metode yang baik untuk
memperoleh darah untuk pemeriksaan atau tes darah rutin.
Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :
1 Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga
2 Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3  bagian tepi telapak kaki
atau pada ibu jari kaki.
3 Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.
Perangkat fingerstick digunakan untuk menusuk kulit pada ujung jari yang bertujuan
mendapatkan spesimen darah dalam jumlah yang sedikit, kurang dari 0,5 ml, misalnya untuk
pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit ( mikrohematoktrit ) atauanalisa gas darah
( capillary method). Instrument ini dilengkapi dengan lancet kecil bermata pisau atau jarum.
Beberapa perangkat fingerstick dirancang untuk disposable atau sekali pakai, namun kini ada
beberapa yang merancang fingerstick dapat dipakai ulang atau lebih dari sekali.

B. INDIKASI
Pengambilan sampel darah metode Heel stick diindikasikan bila :
 Sampel yang dibutuhkan relatif kecil
 Sumber lain pengambilan darah (pusat vena kateter, kateter umbilikalis, garis arteri)
belum tersedia.misalnya, pada bayi.
 Pada Orang Dewasa
 Bila vena sulit ditemukan
 Bila vena diperlukan untuk prosedur lain seperti kemoterapi
 Bila pasien mempunyai kecenderungan thrombosis
 Untuk tes-tes pemantauan di rumah, misalnya : glukosa
 Pada Bayi dan Anak-anak
 Merupakan metode pilihan karena venipuncture dapat merusak vena dan jaringan
sekitarnya.
 Pengambilan darah yang berlebihan pada bayi dapat mengakibatkan anemia atau
“cardiac arrest”.
Sampel Heels stick dapat digunakan untuk pemeriksaan kimia umum dan tes fungsi hati,
jumlah darah lengkap (CBCS), toksikologi, skrining bayi yang baru lahir dan analisis gas darah.
C. KONTRAINDIKASI

Tidak boleh dilakukan jika ada luka, infeksi, anomali, atau edema pada daerah tumit
sampling. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti
vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis
setempat.karna pada terjadi pucat pada sekitar daerah yang akan di ambil sehinggga jika
dilakukan pengambilan darah sampel akan terjadi rendah palsu karna o2 yang terkandung rendah
Tes darah yang membutuhkan volume sampel yang relatif besar tidak layak dengan sampel
heels stick. Kultur darah memerlukan teknik sempurna, steril dan karenanya, tidak dapat
dilakukan dengan sampel yang diperoleh melalui heels stick. Beberapa tes canggih lainnya juga
tidak dilakukan pada sampel heels stick (misalnya, analisis kromosom dan imunoglobulin
tertentu dan titer).

D. LOKASI

Kriteria umum pemilihan bagian kulit untuk pengambilan darah kapiler :


1.      Hangat
2.      Berwarna merah jambu
3.      Bebas dari guratan kasar, luka, memar atau ruam kulit.
Lokasi pengambilan darah kapiler dengan menggunakan finger stick
dilakukan padaujunga jari ( distal phalanx ) :
 Jari tengah atau jari manis dari tangan yang tidakdominan
 Pengambilan dilakukan di bagian tengah yang berdaging
 Jangan menusuk pada bagian tepi atau terlalu ujung karena rasa nyeri sedikit berkurang.
 Jangan menusuk paralel dengan guratan sidik jari karena dapat menyebabkan darah
mengalir ke bawah jari dan sulit ditampung
  Jangan menusuk jari telunjuk karena lebih keras
  Jangan menusuk jari kelingking karena lebih tipis

Pengambilan darah kapiler tidak boleh dilakukan pada:


 Daerah bekas luka
 Oedema
 Keradangan
 Dermatitis
 Cyanosis atau pucat

E. PROSEDUR

Persiapan alat :
1.      Kapas alkohol 70 %
2.      Kapas steril
3.      Lancet steril dan berujung tajam
4.      Penampung darah
Persiapan pengambilan darah :
1 Jelaskan kepada pasien alasan pengambilan darah yang akan dilakukan dan pemeriksaan
yang akan dilakukan dengan spesimen tersebut.
2 Sebelum melakukan pengambilan darah bersihkan tangan menggunakan alkohol 70 %
dan gunakan sarung tangan.
3 Pilihlah bagian ujung jari yang berdaging 
4 Hangatkan bagian kulit yang akan ditusuk dengan
membungkusnyamenggunakan  handuk hangat (kurang dari 42̊ C), minimal 3 menit
untuk melancarkan aliran darah.
Cara Pengambilan Darah Kapiler :
1 Membersihkan ujung jari tangan 2/3/4 dengan kapas alcohol 70%, tunggu sampai kering.
2 Memegang bagian jari yang akan ditusuk dan ditekan supaya berkurang rasa nyeri.
3 Menusuk dengan cepat menggunakan lancet steril, menghindari menekan-nekan untuk
mendapatkan cukup darah.
4 Membuang tetesan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tetesan selanjutnya
digunakan untuk pemeriksaan.

F. KOMPLIKASI DAN CARA MENGATASINYA

1 Rasa Nyeri
Rasa nyeri berlangsung tidak lama sehingga tidak memerlukan penanganan khusus. Nyeri
bisa timbul alibat alkosol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat.
Cara pencegahan:
 Setelah disinfeksi kulit, yakin dulu bahwa alcohol sudah mongering sebelum
pengambilan darah dilakukan
 Penarikan jarum tidak terlalu kuat
 Penjelasan / Menggambarkan sifat nyeri yang sebenarnya (memberi contoh)

2 Alergi
Alergi bisa terjadi terhadap bahan- bahan yang dipakai dalamflebotom, misalnya terhadap zat
antiseptic/ desinfektan, latex yang adapada sarung tangan, turniket atau plester.Gejala alergi bisa
ringan atau berat, berupa kemerahan, rhinitis,radang selaput mata; kadang-kadang bahkan bisa
(shock).
Cara mengatasi :
 Tenangkan pasien, beri penjelasan
 Panggil dokter atau perawat untuk penanganan selanjutnya
Cara pencegahan :
 Wawan cara apa ada riwayat allergi.
 Memakai plester atau sarung-tangan yang tidak mengandung latex.

3 Trombosis
Terjadi karena pengambilan darah yang berulang kali ditempatyang sama sehingga
menimbulkan kerusaka dan peradangan setempatdan berakibat dengan penutupan ( occlusion )
pembuluh darah. Hal ini juga terlihat pada kelompok pengguna obat ( narcotics ) yang
memakaipembuluh darah vena.
Cara pencegahan:
 Hindari pengambilan berulang ditempat yang sama
 Pembinaan peninap narkotika

4 Radang Tulang
Penyakit ini sering terjadi pada bayi karena jarak kulit-tulang yangsempit dan pemakaian
lanset yang berukuran panjang.
Cara mengatasi :
 Mengatasi peradangan tulang
Cara Pencegahan :
 Menggunakan lanset yang ukurannya sesuai.
Saat ini sudah dipasarkan lanset dalam berbagai ukuran disesuaikan dengan kelompok usia.
Setiap kejadian komplikasi Phlebotomi harus dilaporkan kepada dokter dan dicatat dalam buku
catatan tersendiri dengan mencantumkan identitas pasien selengkapnya, tanggal dan jam
kejadian,dan tindakan yang diberikan.

5 Amnesia
Pada bayi, terutama bayi baru lahir dimana volume darah sedikit, pengambilan darah
berulang dapat menyebabkan anemia. Selain itu pengambilan darah kapiler pada bayi terutama
yang bertulang dapat menyebabkan selulitis, abses, osteomielitis, jaringan parut dan
nodulklasifikasi. Nodul klasifikasi tersebut mula-mula tampak seperti lekukan yang 4-12 bulan
kemudian akan menjadi nodul dan menghilang dalam 18-20 bulan.

6 Komplikasi Neurologis
Komplikasi neurologist dapat bersifat local karena tertusuknya syaraf dilokasi penusukan,
dan menimbulkan keluhan nyeri atau kesemutan yang menjalar ke lengan. Walaupun jarang,
serangan kejang ( seizures ) dapat pula terjadi.
Cara Penanganan
Pasien yang mengalami serangan saat pengambilan darah harusdilindungi dari perlukaan.
 Hentikan pengambilan darah
 Baringkan pasien dengan kepala dimiringkan ke satu sisi
 Bebaskan jalan nafas
 Usahakan lidah tidak tergigit
 Hubungi dokter
 Lakukan penekanan secukupnya di daerah penusukan sambilmembatasi pergerakan
pasien.
DAFTRA PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai