Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antibiotik atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat yang digunakan
untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Alexander flening pada tahun
1927 menmukan antibiotik yang pertama yaitu penisilin. Setelah mulai digunakan secara umum
pada tahun 1940, maka antibiotik biasa dibilang merubah dunia pengobatan, serta mengurangi
angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi.

Arti Antibiotik sendiri pada awalnya merujuk pada senyawa yang dihasilkan oleh
jamur atau mikroorganisme yang dapat membunuh bakteri penyebab penyakit pada hewan dan
manusia. Saat ini beberapa jenis antibiotik merupakan senyawa sintetis (tidak dihasilkan dari
mikroorganisme) tetapi juga dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Secara
teknis, zat yang dapat membunuh bakteri baik berupa senyawa sintetis, atau alami disebut
dengan zat anti mikroba, akan tetapi banyak orang menyebutnya dengan antibiotik. Meskipun
antibiotik mempunyai manfaat yang sangat banyak, penggunaan antibiotik secara berlebihan
juga dapat memicu terjadinya resistensi antibiotik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari antibiotik?
2. Bagaimana klasifikasi antibiotik?
3. Apa saja jenis antibiotik dan bagaimana cara kerjanya?

C. Tujuan
Untuk menjelaskan Pengertian antibiotik, Golongan antibiotik, Cara kerja antibiotik,
Klasifikasi antibiotik, Efek samping antibiotik.

1
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antibiotik

Antibiotik berasal dari kata Anti yang berarti lawan dan Bios berarti hidup. Antibiotik
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman.

B. Golongan Antibiotik

Antibiotik dapat digolongkan berdasarkan struktur kimianya sebagai berikut :

1. Antibiotik golongan aminoglikosid, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari


bakteri.
2. Antibiotik golongan sefalosforin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan
serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
3. Antibiotik golongan klorampenikol, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari
bakteri.
4. Antibiotik golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
5. Antibiotik golongan penisilin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.
6. Antibiotik golongan beta laktam, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan
serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
7. Antibiotik golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim
topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
8. Antibiotik golongan tetrasiklin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.

Setiap antibiotik sangat beragam efektivitasnya dalam melawan berbagai jenis bakteri.
Ada antibiotik yang membidik bakteri gram negatif atau gram positif saja, dan ada pula yang
spektrumnya lebih luas, melawan keduanya. Kemampuan antibiotik dalam menyembuhkan juga
bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi tersebut. Antibiotik
hanya bekerja untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan bakteri. Antibiotik tidak

2
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
bermanfaat mengobati penyakit akibat virus, jamur, atau nonbakteri lainnya. Beberapa bakteri
yang menghasilkan antibiotik adalah:

a) Streptomyces griseus menghasikan antibiotik streptomycin


b) Streptomyces aureofaciens menghasilkan antibiotik tetracycline
c) Streptomyces venezuelae menghasilkan antibiotik chloramphenicol
d) Panicillum menghasilkan antibiotik penisilin
e) Bacillus polymyxa menghasilkan antibiotik polymixin
f) Bacillus brevis menghasilkan antibiotik kerotrisin
g) Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin.

C. Cara Kerja Antibiotik


Berdasarkan cara kerjanya, antibiotik terbagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Agen bakterisid, adalah antibiotik yang cara kerjanya mematikan bakteri dengan cepat.
Contohnya : aminoglikosida, sefalosporin, dan polimiksin.
2. Agen bakteriostatik, adalah antibiotik yang cara kerjanya menghambat
perkembangbiakan bakteri tetapi tidak mematikan bakteri tersebut. Contohnya :
sulfonamid, tetrasiklin, dan kloramfenikol.
Namun antibiotik yang bekerja sebagai bakteriostatik dapat menjadi bakterisid pada
keadaan yang memungkinkan. Faktor yang mempengaruhi antara lain konsentrasi obat dan
jumlah serta jenis bakteri yang ada. Apabila hanya ada sedikit yang sangat peka dan obat yang
diberikan dalam dosis tinggi maka suatu obat bakteriostatik dapat menjadi obat bakterisid.

Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik dibagi dalam lima kelompok :

3
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
1. Penghambatan metabolik
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamide, trimetropim,
asam p-aminosalisilat dan sulfon. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek
bakteriostatik.
2. Penghambatan sintesis dinding bakteri
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin, sefalosporin,
basitrasin, vankomisin dan sikloserin. Dengan mekanisme kerja ini diperoleh efek
menghambat perkembangbiakan dan menimbulkan lisis.
3. Penghambatan permaebilitas membran sel
Antibiotik yang termasuk kelompok ini adalah polimiksin. Polimiksin sebagai
senyawa ammonium-kuartener dapat merusak membran sel setelah bereaksi dengan
fosfat pada fosfolipid membran sel. Polimiksin tidak efektif terhadap kuman garam
positif karena jumlah-jumlah fosfor bakteri ini rendah.
4. Penghambatan sintesis protein sel
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosit,
makrolit, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.

4
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
5. Penghambatan sintesis atau merusak asam nukleat sel
Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin, dan golongan
kuinolon. Rifampisin, salah satu derivat rifamisin, berikatan dengan enzim polymerase-
RNA (pada subunit) sehingga menghambat sintetis RNA dan DNA oleh enzim tersebut.
Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada kuman yang fungsinya menata
kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel kuman
yang kecil.

Cara yang ditempuh oleh antibiotik dalam menekan bakteri dapat bermacam-macam,
namun dengan tujuan yang sama yaitu untuk menghambat perkembangan bakteri. Di bawah ini
adalah antibiotiknya:
1. Beta-laktam menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara berikatan pada enzim DD-
transpeptidase yang memperantarai dinding peptidoglikan bakteri, sehingga dengan
demikian akan melemahkan dinding sel bakteri. Hal ini mengakibatkan sitolisis karena
ketidakseimbangan tekanan osmotis, serta pengaktifan hidrolase dan autolysins yang
mencerna dinding peptidoglikan yang sudah terbentuk sebelumnya. Namun Beta-laktam
(dan penicillin) hanya efektif terhadap bakteri gram positif, sebab keberadaan membran
terluar yang terdapat pada bakteri gram negatif membuatnya tak mampu menembus
dinding peptidoglikan.
2. Penicillin meliputi natural Penicillin, Penicillin G dan Penicillin V, merupakan antibiotik
bakterisidal yang menghambat sintesis dinding sel dan digunakan untuk penyakit-
penyakit seperti sifilis, listeria, atau alergi bakteri gram positif / staphylococcus /
streptococcus.
3. Polypeptide meliputi Bacitracin, Polymixin B dan Vancomycin. Ketiganya bersifat
bakterisidal. Bacitracin digunakan untuk bakteri gram positif, sedangkan Vancomycin
digunakan untuk bakteri staphylococcus dan streptococcus. Adapun Polymixin B
digunakan untuk bakteri gram negatif.
4. Cephalosporin (masih segolongan dengan Beta-laktam) memiliki mekanisme kerja yang
hampir sama yaitu dengan menghambat sintesis peptidoglikan dinding sel bakteri.
Normalnya sintesis dinding sel ini diperantarai oleh PBP (Penicillin Binding Protein)
yang akan berikatan dengan D-alanin, terutama untuk membentuk jembatan

5
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
peptidoglikan. Namun keberadaan antibiotik akan membuat PBP berikatan dengannya
sehingga dinding peptidoglikan menjadi terhambat.
5. Ampicillin memiliki mekanisme yang sama dalam penghancuran dinding peptidoglikan,
hanya saja Ampicillin mampu berpenetrasi kepada bakteri gram positif dan gram negatif.
Hal ini disebabkan keberadaan gugus amino pada Ampicillin, sehingga membuatnya
mampu menembus membran terluar pada bakteri gram negatif.
6. Penicillin jenis lain, seperti Methicillin dan Oxacillin, merupakan antibiotik bakterisidal
yang digunakan untuk menghambat sintesis dinding sel bakteri. Penggunaan Methicillin
dan Oxacillin biasanya untuk bakteri gram positif yang telah membentuk kekebalan
(resistansi) terhadap antibiotik dari golongan Beta-laktam.
7. Antibiotik jenis inhibitor sintesis dinding sel lain memiliki spektrum sasaran yang lebih
luas, yaitu Carbapenems, Imipenem, Meropenem. Ketiganya bersifat bakterisidal.

D. Klasifikasi Antibiotik

Berdasarkan aktivitasnya, antibiotik dikelompokkan sebagai berikut (Kee, 1996) :

a) Antibiotik spektrum luas (broad spectrum) contohnya seperti tetrasiklin dan sefalosporin
efektif terhadap organisme baik gram positif maupun gram negatif. Antibiotik
berspektrum luas sering kali dipakai untuk mengobati penyakit infeksi yang menyerang
belum diidentifikasi dengan pembiakan dan sensitifitas.

b) Antibiotika spektrum sempit (narrow spectrum) golongan ini terutama efektif untuk
melawan satu jenis organisme. Contohnya penisilin dan eritromisin dipakai untuk
mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif. Sedangkan polimiksin dan
asam nalidiksat dipakai untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram
negatif. Karena antibiotik berspektrum sempit bersifat selektif, maka antibiotik-antibiotik
ini lebih aktif dalam melawan organisme tunggal tersebut daripada antibiotik
berspektrum luas.

6
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
E. Efek Samping Antibiotik

1. Toksisitas kimiawi langsung

Dapat diperantarai oleh efek samping secara spesifik terkait dengan obat itu
sendiri. Gejalanya meliputi mual, muntah, dan diare apabila obat masuk melalui
mulut. Gejala yang lebih parah adalah syok anafilaktik yang dapat menuimbulkan
kematian.

Beberapa contoh toksisitas kimiawi langsung diantaranya:

a) Nefrotoksisitas yaitu toksik bagi sel tubulus ginjal.


b) Ototoksisitas yaitu toksik bagi sel di koklea dan struktur vestibulum,
misalnya oleh gantamisin.
c) Efek depresi kloramfenikol pada sumsum tulang.

2. Superinfeksi

Suatu keadaan dimana flora normal tubuh tertekan oleh antibiotik dan digantikan
oleh bakteri yang resisten akibat pemberian antibiotik yang berkepanjangan atau
tidak sesuai. Di saluran nafas atas, flora normal digantikan oleh bakteri koliformis
resisten.

7
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Antibiotik berasal dari kata Anti yang berarti lawan dan Bios berarti hidup. Antibiotik
adalah zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau
menghambat pertumbuhan kuman.
Sir Alexander flening pada tahun 1927 menmukan antibiotik yang pertama yaitu
penisilin. Setelah mulai digunakan secara umum pada tahun 1940, maka antibiotik biasa dibilang
merubah dunia pengobatan, serta mengurangi angka kesakitan dan kematian yang disebabkan
oleh penyakit infeksi.
Antibiotik yang ideal harus memenhi syarat-syarat antar lain mempunyai kemampuan
untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang luas (broad spectrum
antibiotic), tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada pejamu, dan
tidak menggangu keseimbangan flora normal pada pejamu.
Antibiotik dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrum aktivitas, cara kerja, dan
mekanisme kerja. Berdasarkan spektrum aktivitasnya, antibiotik dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu antibiotik berspektrum luas (broad spectrum) dan antibiotik berspektrum sempit
(narrow spectrum). Berdasarkan cara kerjanya, antibiotik dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu Agen bakterisid dan Agen bakteriostatik. Berdasarkan mekanisme kerjanya, antibiotik
dapat dibedakan menjadi lima, yaitu Penghambatan metabolik, Penghambatan sintesis dinding
bakteri, Penghambatan permaebilitas membran sel, Penghambatan sintesis protein sel,
Penghambatan sintesis atau merusak asam nukleat sel.
Pemilihan antibiotik dalam penggunaan klinis dapat dilakukan berdasarkan panduan
laboratorium dan pemantauan kasus individu secara mikrobiologi.

8
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2014. Jasa Bakteri Penghasil Antibiotik. Dalam http://chyrun.blogspot.co.id/2014/05/


jasa-bakteri-penghasil-antibiotik.html. Diakses terakhir pada 16 November 2015 pukul
14.28 WIB.

Anonim.2015. Mekanisme Kerja Antibiotik. Dalam http://www.encrypted-tbn3.gstatic.com/


images?q=tbn:And9GcSOomTBCohzCefuU7YWPnaQHpfQvqFqNhYqcuvgu3FFe_vCz
ye7EpO9a_cl. Diakses terakhir pada 16 November 2015 pukul 14.35 WIB.

Bhat,V. 2008. Classification of Antibiotik, Medical Notebook. Dalam http://pre-


pg.blogspot.com/2007/03/classification/ofantibiotics.html. Diakses pada 16 November
2015 pukul 14.40 WIB.

9
Bakteriologi II “Antibiotik dan Mekanisme Kerja Antibiotik”

Anda mungkin juga menyukai