Anda di halaman 1dari 29

Upaya Kesmas

Konsep Dasar IKM


Winslow (1920), membuat batasan kesehatan masyarakat yang
masih relevan saat ini, yaitu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan
seni ; mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan
kesehatan, melalui usaha-usaha pegorganisasian untuk :
 Perbaikan sanitasi lingkungan
 Pemberantasan penyakit2 menular
 Pendidikan kebersihan perorangan
 Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan
untuk diagnosis dini dan pengobatan
 Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya.
Upaya Kesehatan Masyarakat 
Dalam KEPMENKES RI No. 128 tahun 2004 dinyatakan
bahwa fungsi Puskesmas dibagi menjadi tiga fungsi utama: 
 Pertama, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) primer ditingkat pertama di wilayahnya; 
 Kedua, sebagai pusat penyedia data dan informasi kesehatan di
wilayah kerjanya sekaligus dikaitkan dengan perannya sebagai
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan di wilayahnya,
dan; 
 Ketiga, sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) primer/tingkat pertama yang berkualitas dan
berorientasi pada pengguna layanannya.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
75 Tahun 2014
 Upaya kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas
secara umum terdiri dari:
1.      Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat
pertama;
2.      Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)
tingkat pertama.
Pada UKM tingkat pertama terdiri
dari:
 
 UKM Esensial.
 UKM Pengembangan.
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Esensial
harus diselenggarakan oleh setiap Puskesmas untuk mendukung
pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan.
UKM Esensial terdiri dari:
 1.  Pelayanan Promosi Kesehatan;
 2.  Pelayanan Kesehatan Lingkungan;
 3.  Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana;
 4.  Pelayanan Gizi; dan
 5.  Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
Pelayanan Promosi Kesehatan.
Pelayanan Promosi Kesehatan di Puskesmas meliputi :
 Pertemuan bulanan Kader Posyandu
 Survey Rumah Tangga ber PHBS
 Penyuluhan Germas
 Penyuluhan Kesehatan Kelompok Masyarakat
 SMD dan MMD
 Sosialisasi Germas
 Sosialisasi Kawasan Tanpa Rokok
 Sosialisasi eksternal Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga (PIS-PK)
 Pendataan Rumah Sehat
 Pembinaan dan pengembangan Desa Siaga
SMD
 Survei Mawas Diri adalah kegiatan untuk mengenali
keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta
potensi yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi
masalah tersebut.
 Potensi yang dimiliki antara lain ketersediaan sumber
daya, serta peluang-peluang yang dapat dimobilisasi.
Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat
sendiri, agar selanjutnya masyarakat dapat digerakkan
untuk berperan serta aktif memperkuat upaya-upaya
perbaikannya, sesuai batas kewenangannya.
 Tahapannya dimulai dari pengumpulan data primer
dan data sekunder, pengolahan dan penyajian data
masalah dan potensi yang ada dan membangun
kesepakatan bersama masyarakat dan kepala
desa/kelurahan, untuk bersama-sama mengatasi
masalah kesehatan di masyarakat.
 Instrumen SMD/ CSS disusun Puskesmas sesuai
masalah yang dihadapi dan masalah yang akan
ditanggulangi Puskesmas.
 Instrumen yang disusun mencakup format
pendataan yang dilakukan wakil masyarakat yang
dapat mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat dan dapat memberi informasi tentang
Informasi yang diperoleh dr SMD
 Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (KMS) balita
 Status imunisasi dan status gizi balitaKondisi lingkungan permukiman/
rumah tempat tinggal
 Kondisi rumah, ketersediaan air bersih layak konsumsi, cakupan jamban
sehatSarana
 Pembuangan Air Limbah (SPAL) di rumah tangga
 Perawatan balita sehat dan sakit
 Upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan balita (tumbuh kembang, gizi
seimbang, imunisasi
 Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), dll)
 Peranan keluarga dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan di Upaya
Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
 Peranan keluarga pada kegiatan UKBM; dan atau Pertanyaan lain yang
dianggap perlu untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat. 
MMD
 Hasil Survey Mawas Diri (SMD) yang sudah dilakukan
bersama masyarakat ini selanjutnya dibahas bersama dengan
perwakilan warga desa dan masyarakat untuk selanjutnya
dilakukan kegiatan perumusan dan penentuan prioritas
masalah dalam sebuah forum Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD).
 Ini merupakan sebuah forum pertemuan perwakilan warga
desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri (SMD) dan
merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil SMD.
 Kegiatan MMD sangat penting untuk dilaksanakan dalam
rangka menyusun perencanaan kegiatan puskesmas agar sesuai
dengan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di
wilayah kerja.
Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)

 Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan,


pengumpulan dan pengkajian masyarakat kesehatan
yang dilakukan oleh kader dan tokoh masyarakat
setempat dibawah bimbingan kepalaDesa/Kelurahan dan
petugas kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa
 Survei Mawas Diri adalah pengenalan, pengumpulan,
pengkajian masalah kesehatan pekerja untuk
menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai
kesehatan kerja
Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)
1. Dilaksanakannya pengumpulan data, masalah kesehatan,
lingkungan dan perilaku!
2. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan
dan perilaku yang paling menonjol di masyarakat
3. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat
mendukung upaya mengatasi masalahkesehatan
4. Diperolehnya dukungan kepala desa/kelurahan dan pemuka
masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan
pemberdayaan masyarakat di Desa Siaga
Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)
 Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di
desa/kelurahan atau menetapkan sampel
rumahdilokasi tertentu ± 450 rumah yang dapat
menggambarkan kondisi masalah
kesehatan,lingkungan dan perilaku pada umumnya di
desa/kelurahan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
Contoh Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas meliputi :

 Inpeksi Kesehatan Lingkungan di Tempat Tempat Umum (TTU)


 Inpeksi Kesehatan Lingkungan Tempat Pengelolaan Makanan & Depo (Rumah Makan,
Makanan Jajanan & Kantin Sekolah
 Inpeksi Kesehatan Lingkungan Depo Air Minum
 Pemeriksaan Rumah Sehat
 Pemeriksaan Kualitas Air Minum ( Depo )
 Orentasi Kader
 Orentasi Penjamah Makanan
 Sosialisasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
 Pembinaan UKS (Kesling & Kantin Sekolah)
 Akses Penduduk Terhadap Air Minum Yang Layak
 Akses Penduduk Terhadap Sanitasi Yang Layak  /Jamban Sehat
 Inspeksi Sanitasi Sarana Air Minum Yang Layak dan Tidak Layak
 Desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
 Limbah Medis Puskesmas Dikelola Sesuai Standar
 Pertemuan Pengelolaan DAM
3. Pelayanan KIA –KB.

Contoh Pelayanan KIA – KB di Puskesmas meliputi :

1. Kunjungan Bumil K1 dan K4 (Kontak minimal 4 kali selama


masa kehamilan)
2. Komplikasi Kebidanan Yang Ditangan
3. Bumil Mendapat Vitamin Fe
4. Bumil Yang Mempunyai Buku KIA
5. Persalinan Ditolong Nakes
6. Kunjungan Neonatus/0-28 hari
7. Kunjungan Neonatal Pertama (KN 1) Sesuai Standar (0-7 hari )
8. Kunjungan Bayi /0-11 bulan
9. Persalinan Ditolong Non Nakes
10. Pemberian VitaminA Nifas
11. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
12. Kemitraan Bidan Dan Dukun
13. Kunjungan Ibu Nifas
14. Pelayanan Keluarga Berencana
15. Neonatal Komplikasi
16. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak (DDTK)
17. Ibu Hamil Di Tes Hiv
18. Kelas Ibu Balita
19. Cakupan Pelayanan Kesehatan Balita
20. Angka Kematian Bayi  per 100 KH  ( 0-11 BLN )
21. Angka Kematian Balita per 1000 KH ( 0-11 BLN)
22. Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 KH
23. Cakupan P4K (Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi)
 Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu
hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari
aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan.
 Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang
dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon
genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,
pencacatan pemantauan dan informasi KB.
 Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan kesehatan
kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah
keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di
taman kanak-kanak.
Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak
 Tujuan Pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA)
adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu
dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Tujuan khusus pelayanan KIA adalah :
 Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi
tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga,paguyuban 10
keluarga, Posyandu dan sebagainya.
 Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak atau TK.
 Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas, ibu
meneteki, bayi dan anak balita.
 Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.
Prinsip dan Pengelolaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak

 Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan


dengan mutu yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
 Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara
berangsur.
 Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh
tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun
bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus
menerus.
 Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari
1bulan) dengan mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi
tingginya.
4.  Pelayanan Gizi.
Contoh Pelayanan Gizi di Puskesmas Meliputi :

 Penemuan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapatkan Perawatan, Baik Rawat
Jalan Maupun Rawat Nginap
 Balita Yang Di Timbang Berat Badannya (DS)
 Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Mendapat ASI
 Rumah Tangga Mengkumsumsi Garam Beridium 1 Tahun Sekali
 Balita 6-59 bulan Mendapatkan Kapsul Vitamin A.
 Ibu Hamil Yg Mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) Minimal 90 Tablet
Selama kehamilan
 Ibu Hamil Yg Kurang Energi Kronik (KEK ) Yang Mendapat Makanan Tambahan
 Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan
 Remaja Putri Mendapat TTD Siswa Tiap Bulan Selama 6 Bulan
 Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A
 Bayi Yang Baru Lahir Mendapat Inisiasi menyusui Dini (IMD)
 Bayi degan Berat Badan Lahir Rendah (BB <2500 gram )
 Balita Mempunyai Buku KIA/KMS
 Balita Di Timbang Yg Naik Berat Badannya (N/D)
 Balita Ditimbang Yg Tidak Naik Berat Badanya (T)
 Balita Ditimbang Yg Tidak Naik Berat Badannya Dua Kali Berturut-Turut (2T)
 Balita Di Bawah Garis Merah (BGM )
 Ibu Hamil Anemia
 Pemantauan Status Gizi (PSG) di Posyandu
 Anak Balita Kekurangan Gizi ( Underweight ) (BB/U-3SD s/d <-2SD) anak balita (1-5
tahun)
 Anak Baduta ( dibawah 2 tahun ) stunting dan severely stunted ( pendek dan sangat
pendek)( PB/U atau TB/U :Pendek  :  -3 SD s/d < -2SD dan sangat pendek :: < -3SD
 Balita Severely Wasted (sangat kurus) BB/PB atau BB/TB : < -3SD ) Balita 0-5 tahun
 Distribusi Vitamin A ke TK
5.  Pencegahan Penyakit (Surveilans).

Pencegahan Penyakit (Surveilans) di Puskesmas


meliputi :
 Kelengkapan dan Ketepatan Surveilens Terpadu
Penyakit STP
 Kelengkapan dan Ketepatan Sistem Kewaspadaan
Dini Dan Respon (SKDR)
 Respon Alert
 Penangan Kasus Luar Biasa (KLB) bila terjadi kasus
6.  P2 Menular dan P2 Tidak Menular .

P2 Menular dan P2 Tidak Menur di Puskesmas meliputi :


 Penyuluhan Tentang Penyakit Malaria
 Penemuan Penyakit Campak Yang di tangani (80 Kasus tahun 2017)
 Survay kontak & Penyuluhan Penyakit Campak
 Penemuan Penderita TB Paru BTA ( + )
 Kesembuhan Penderita TB Paru BTA ( + )
 Pengobatan TB Paru dengan Strate Dots
 Survay Kontak & Penyuluhan Penyakit TB Paru BTA( + )
 Penderita Prevalensi dan di Rujuk Dengan HIV/AIDS
 Balita Dengan Pneumonia Berat yang Ditangani
 Penyelidikan Balita Dengan Pneomoni Berat
 Penderita Diare Yang Ditangani
 Penyelidikan Epidemologi Penderita Dengan Diare Berat
 Penderita DBD Yang Ditangani
 Penyelidikan Penderita Dengan DBD
 Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
 Penderita Gigitan Binatang Penular Rabies
 Penyelidikan Penderita Gigitan Binatang Penular Rabies
 Penemuan Penderita Kasus Baru Kusta Tanpa Cacat
 Pengobatan Penderita Kasus Baru Kusta
 Penderita Diare anak balita Madurejo
 Penderita Diare anak balita Sidorejo
 Penderita Diare anak balita Pasir Panjang
 Penderita Diare anak balita Puskesmas
 Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Kecacingan  ( Usia 1  s/d 
12 tahun )
B. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengembangan.
1.  Pelayanan UKS dan UKGS.
Pelayanan UKS dan UKGS di Puskesmas meliputi :
 Penyuluhan dan Sikat Gigi Massal
 Pembinaan Usia Sekolah (Pembinaan dokter Kecil )
 Pelatihan Dokter Kecil
 Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah SD Kelas 1
 Pemeriksaan Kesehatan Gigi, Sikat Gigi Massal & Tindak lanjut dilakukan 1 tahun 2 kali

2.  Pelayanan Kesehatan Lansia


Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas meliputi :
 Pelayanan Lansia di Posbindu
 Desa dengan Pos bindu lansia
 Posbindu dengan senam lansia
 kader lansia aktif
 Jumlah Kunjungan Lansia Yang Dilayani Tenaga Kesehatan ( Umur > 60 Tahun)

3.  Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)


Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja di Puskesmas meliputi :
 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi di Sekolah Dasar
 Pelatihan Kader Kesehatan Remaja (Siswa & Pendamping)
 Penjaringan SMP dan SMA
4.  Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan Kesehatan Jiwa di Puskesmas meliputi :
 Pelayanan Kesehatan Orang dengan Gangguan Jiwa Berat (ODGJ)
 Pelayanan Kesehatan Gangguan Jiwa (Gangguan Neurotik )

5.  Pelayanan Kesehatan Tradisional.


Pelayanan Kesehatan Tradisional di Puskesmas meliputi :
 Dokumen data pelayanan kesehatan tradisonal
 Sosialisasi Surat terdaftar penyehat tradisonal (STPT
 Pembinaan Pengawasan Penyehat (Tukang Pijat, Salon, Bekam, Tukang
Jamu )
 Sosialisasi Asuhan Mandiri pemanfaatan

6.  Pelayanan NAPZA


Pelayanan NAPZA di Puskesmas meliputi :
 Penyuluhan NAPZA dan Penyuluhan Pernikahan Dini di SLTP & SLTA

Anda mungkin juga menyukai