Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 5

Laporan Praktikum AMAMI

I. Nama Anggota Kelompok :


1. Safira Prinasti (P1337434119009)
2. Qonita Nur Aini (P1337434119012)
3. Herlenna Kusuma Wardhani (P1337434119029)
4. Farasta Aguna Dewangga (P1337434119034)
5. Aisha Nurul Aini (P1337434119050)
II. Judul Praktikum :
Penetapan Kadar Fe dalam Filtrat Bayam secara Spektrofotometri
III. Tujuan :
Untuk mengetahui kadar Fe dalam filtrat bayam secara spektrofotometri
IV. Dasar Teori :
Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi hampir di semua tempat
bumi ini. Tubuh manusia hanya mengandung 4 g zat besi. Adanya unsur besi didalam
tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam mengatur
metaolisme tubuh. Metode analisis besi yang digunakan adalah dengan spektrofotometri
sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah.
Analisis kuantitatif dengan spektrofotometri dikenal 2 metode yaitu metode orto-
fenantrolin dan metode tiosinat. Spektofotometri adalah suatu metode analisis yang
berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dan tabung foton hampa.
V. Alat dan Bahan :

Alat Bahan
 Labu ukur 50 ml  Hidroksilamin Hidroklorida
 Kaca arloji  Sampel bayam
 Pipet volume  Natrium asetat
 Pipet tetes  O-fenantrolin
 Sendok tanduk
 Kuvet
 Spektronik 20

VI. Prosedur
1. Pembuatan larutan kurva kalibrasi standar dengan larutan induk FeCl 3.6 H2O
100 ppm
2. Membuat larutan standar FeCl3.6 H2O (masing masing dengan konsentrasi 10
ppm 5 ml, 20 ppm dengan volume 10 ml, 30ppm volume 15 ml, 40 ppm 20
ml ) sebanyak 50 ml.
3. Memasukkan standar FeCl3.6 H2O dengan konsentrasi 10 ppm, 20 ppm,
30ppm, 40 ppm dalam labu takar 50 ml ditambahkan pereaksi 0,5 M
Hidroksilamin HCL 5 tetes, 2 ml pereaksi orto phenantrolin dan 1 ml Na
asetat.
4. Menambahkan aquades sampai tanda batas kemudian tutup labu takar
kemudian dihomogenkan
5. Kemudian menyiapkan alat spektrofotometer, apabila sudah siap dipakai
mencari panjang gelombang dengan spectrum absorpsi.
6. Memasukkan blangko dan satu sampel untuk menentukan panjang gelombang
maksimum. Lalu mengeklik start, maka akan muncul grafik yang
menunjukkan panjang gelombang maksimum. Berdasarkan data yang
diperoleh panajang gelombang maksimumnya adalah 550 nm.
7. Menukur absorbansi larutan
8. Menginsert 8 sampel yang ingin diukur absorbansinya yaitu 1 blanko, 5
larutan standar, dan 2 sampel.
9. Pada larutan sampel dimasukkan konsentrasinya di layar monitor.
10. Memasukkan larutan blanko ke dalam kuvet.
11. Memasukkan kuvet yang berisi larutan blanko yang akan diukur
absorbansinya.
12. Memasukkan larutan satandar ke dalam kuvet.
13. Memasukkan kuvet yang berisi larutan standar tanpa mengeluarkan blanko.
14. Mengulangi kembali dengan mengganti larutan standar 1 dengan larutan
standar 2,3,4,5 dan sampel tanpa mengeluarkan blanko
VII. Hasil Pengamatan
Pembuatan larutan standar 10 ppm, 20 ppm, 30ppm, 40 ppm

a. FeCl3 10 ppm 50 ml larutan yang c. FeCl3 30 ppm 50 ml larutan yang


tersedia 100 ppm tersedia 100 ppm
V1 x M1 = V2 x M2 V1 x M1 = V2 x M2
50 ml x 10 ppm = V2 x 100 ppm 50 ml x 30 ppm = V2 x 100 ppm
V2 = 5 ml (diencerkan sampel 50 V2 = 15 ml
ml) d. FeCl3 40 ppm 50 ml larutan yang
b. FeCl3 20 ppm 50 ml larutan yang tersedia 100 ppm
tersedia 100 ppm V1 x M1 = V2 x M2
V1 x M1 = V2 x M2 50 ml x 40 ppm = V2 x 100 ppm
50 ml x 20 ppm = V2 x 100 ppm V2 = 20 ml
V2 = 10 ml

Absorbansi standar dg panjang gelombang 550 nm

No Konsentrasi (C) sumbu X


Absorbansi (A) sumbu Y
1 10 ppm 0,12
2 20 ppm 0,25
3 30 ppm 0,56
4 40 ppm 0,38
5 50 ppm 0,50

Setelah dimasukkan ke dalam regresi linier diperoleh persamaan :


Y= absorbansi
3
Y = 8,9 x 10 ⁻ X + 0,095 X = konsentrasi

Untuk mencari konsentrasi sampel yang tidak diketahui :

absorbansi sampel−0,095
X=
8,9 x 10 ⁻3

No Replikasi Absorbansi sampel Konsentrasi sampel


1 0,30 23,03 ppm
2 0,28 20,78 ppm
3 0,29 21,91 ppm
Rata-rata Konsentrasi sampel 21,90 ppm

0,30−0,095 0,205
Konsentrasi abs 1 = = = 23,03
8,9 x 10⁻ 3 8,9 x 10 ⁻3
0,28−0,095 0,185
Konsentrasi abs 2 = = = 20,78
8,9 x 10⁻ 3 8,9 x 10 ⁻3
0,29−0,095 0,195
Konsentrasi abs 3 = = = 21,91
8,9 x 10 ⁻ 3 8,9 x 10 ⁻3
VIII. Pembahasan

Praktikum penetapan kadar Fe ini menggunakan sampel bayam menggunakan


metode spektrofotometri. Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan kandungan Fe
pada sampel bayam. Spektrofotometri ini menggunakan 2 buah sumber cahaya yang
berbeda, sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Prosedur penetapan kadar Fe
dilakukan sesuai lngkah-langkah kerja dengan benar. Fungsi penambahan hidroksilamin
hidroklorida adalah untuk mereduksi Fe 3+ menjadi Fe 2+ sehingga pada saat
penambahan fenantralin diperoleh kompleks stabil. Penambahan 0-fenantrolin digunakan
untuk pembentukan komplek larutan berwarna, pengompleksan akan memberikan warna
jingga. Reaksi antara besi dengan 0-fenantrolin merupakan reaksi kesetimbangan dan
berlangsung pada pH 6 sampai 8.

IX. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sampel bayam tersebut
mengandung Fe sebesar 21,90 ppm

Anda mungkin juga menyukai