Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, Makroalga merupakan organisme tumbuhan yang paling primitif
dan biasa disebut sebagai fitoplankton. Adapun berdasarkan warna pigmentasinya, alga
yang tergolong dalam fitoplankton dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu Cyanobacteria
(alga biru-hijau), Chlorophyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Pyrrhophyta
(alga api), dan Euglenophyta Cyanobacteria (alga biru-hijau) merupakan kelompok alga
prokariotik yang mampu tumbuh di padang guruun, salju dan sumber air panas (Prasadi,
2008).
Cyanobacteria memiliki jenis yang bermacam-macam diantaranya, Anabaena sp.,
Chamaesiphon sp., Oscillatoria sp., Gleocapsa sp., Nostoc sp., Oscillatoria sp., dan
Rivularia sp. Semua jenis Cyanobacteria ini ada yang memiliki peran positif, yaitu sebagai
suplemen makanan, serta penghasl senyawa nitrogen di dalam perairan. Adapun beberapa
jenis Cyanobacteria diketahui dapat memproduksi senyawa toksin (racun), tetapi beberapa
jenisnya dapat memproduksi senyawa yang digunakan dalam produksi obat-obatan
(Nining, dkk., 2008).
Ayat al-qur’an terkait dengan Cyanobacteria termuat dalam surat al-An’am ayat
99 yang berbunyi: “Dan Dialah yang menurunkan air, yaitu hujan, dari langit, lalu Kami
tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang
menghijau itu butir yang banyak padahal sebelumnya hanya satu biji atau benih.” Dari ayat
tersebut kita tahu bahwa Allah SWT menciptakan berbagai jenis tumbuhan yang diawali
dari tumbuhan tingkat rendah hingga tumbuhan tingkat tinggi melainkan untuk bisa
diambil manfaatnya. Demikian, praktikum ini akan membahas tentang cara untuk
mengidentifikasi jenis-jenis Cyanobacteria mulai dari morfologi hingga peranannnya.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik dari jenis-jenis Cyanobacteria?
2. Bagaimana ciri-ciri alga hijau-biru?
3. Bagaimana habitat dari beberapa taksa Cyanobacteria?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengenal karakter jenis-jenis Cyanobacteria
2. Memahami ciri-ciri alga hijau-biru
3. Mengetahui habitat dari beberapa taksa Cyanobacteria
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cyanobacteria (Alga hijau-Biru)


Cyanobacteria (alga hijau-biru) merupakan kelompok Eubacteria yang umumnya
banyak ditemukan diberbagai tempat, seperti tanah, perairan, dan bebatuan. Umumnya,
alga ini biasa tumbuh di perairan yang memiliki kadar ph netral atau perairan yang yang
memiliki sedikit kandungan basa. Alga ini diketahui mampu bersimbiosis dengan
organisme lain, seperti Nostoc yang dapat bersimbiosis denan alga membentuk lichen. Di
dalam Cyanobacteria terdapat kandungan klorofil, karotenoid, fikosianin dan fikoeritrin.
Adapun fungsi fikosianin adalah Cyanobacteria memiliki pigmen khas, yaitu hijau
kebiruan (Whitton, et al., 2002)
Cyanobacteria bersifat kosmopolit yang artinya dapat ditemukan di berbagai
tempat. Cyanobacteria dapat mengalami blooming yang dapat memberikan warna hijau
biru pada perairan tawar dan warna merah pada air laut. Apabila Cyanobacteria mengalami
blooming maka peru diwaspadai karena dapat memberikan efek yang merugikan berupa
racun-racun yang membentuk endotoksin, sehingg dapat membahayakan makhluq hidup
disekitar apabila mengkonsumsinya. Adapun spesies penghasil racun antara lain,
Microcystis sp., Anabaena sp., Oscillatoria sp., Nostoc sp., Nodularia sp., Aphanizomenon
sp., Cylindrospermopsis sp., dan Lyngbya sp. (Rani, et al., 2016).

2.2 Karakteristik Cyanobacteria


Karakteristik Cyanobacteria (alga hijau-biru), yaitu bersifat uniseluler dengan
ukuran tubuh berkisar 1mm-60mm, struktur selnya prokariotik, Tubuh ada yang berbentuk
filamen atau benang dan berbentuk bulat, dinding sel mengandung peptidoglikan, peptide,
hsemiselulosa, dan selulosa, memiliki pigmen fikobilin, dapat melakukan fotosintesis,
biasa ditemukan di tanah yang lembab atau perairan, memiliki membrane sel yang bersifat
selektif semipermeable, memiliki lapisan lender yang menyelimuti dinding sel, tidak
berflagel, serta memiliki kandungan pigmen warna seperti karotenoid, klorofil, fikosianin,
dan fikoeritrin (Dodds, et al., 1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca objek
3. Kaca gelas
4. Pipet tetes
5. Cutter

3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Air sawah, tanah lembab, dan air kolam
2. Azolla pinnata
3. Spesimen awetan
4. Aquades

3.2 Prosedur kerja


Prodesur kerja pada praktikumm ini adalah sebagai berikut:
1. Daun paku air (Azolla pinnata) diambil, kemudian dilakukan pengamatan dibawah
mikroskop, selanjutnya sel Anabaena azollae yang ditemukan Digambar dan
didokumentasikan. Apabila tidak berhasil menemukan spesies yang ingin diamati,
maka dapat mengamati specimen pada kelompok lain.
2. Tanah/ air sawah/ air kolam diambil, kemudian dilakukan pengamatan di bawah
mikroskop, selanjutnya sel dan koloni Nostoc sp. Dan Oscillatoria sp. Digambar
dan didokumentasikan. Apabila tidak ditemukan spesies yang diinginkan, maka
dapat mengamati specimen dari kelompok lain.

Anda mungkin juga menyukai