Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA INTRUMEN I

“PENENTUAN Zn MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN


ATOM (AAS)”

KELOMPOK III

AHMAD AHDI MAULANA 1911012210013


AHMAD HELMI MUSLIM 1911012110010
MARISA SHELLYANTI 1911012220012
MUHAMMAD ROJAB 1911012310001
NOOR NASHAR 1911012310008
SHOFI AINUR MUFIDAH 1711012320005

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Prinsip Percobaan


Penetapan kadar suatu unsur atau zat dapat dilakukan dengan menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom. Spektrofotometri serapan atom sangat sensitif
untuk menetapkan suatu zat dalam jumlah yang sangat kecil. Prinsip kerja
Spektrofotometri serapan atom yaitu adanya atom-atom yang tereksitasi dalam
keadaan dasar dan mengabsorbsi radiasi dari sumber cahaya dengan panjang
gelombang tertentu (Suhartati, 2013).

1.2 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar Zn dengan metode adisi
standart dalam ultivitamin menggunakan spektrofotometer serapan atom.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada


pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube (Maylani dkk, 2019). Spektrometri serapan atom
pertama kali digunakan sebagai teknik analitis, dan prinsip-prinsip dasar yang
didirikan pada paruh kedua abad ke-19, oleh Robert Wilhelm Bunsen dan Gustav
Robert Kirchhoff, baik profesor di Universitas Heidelberg, Jerman. Bentuk modern
AAS sebagian besar dikembangkan selama tahun 1950 oleh sebuah tim ahli kimia
Australia. Mereka dipimpin oleh Sir Alan Walsh pada CSIRO (Commonwealth
Scientific and Industrial Research Organization), Divisi Kimia Fisika, di Melbourne,
Australia. Teknik ini memanfaatkan spektrometri serapan untuk menentukan
konsentrasi suatu analit dalam sampel (Dwichandra dkk, 2016).
Atomic absorption spectroscopy (AAS) adalah prosedur spectroanalytical untuk
penentuan kuantitatif unsur kimia menggunakan penyerapan radiasi optik (cahaya)
oleh atom-atom bebas dalam keadaan gas. Dalam kimia analitik teknik ini digunakan
untuk menentukan konsentrasi elemen tertentu (analit) dalam sampel yang akan
dianalisis. AAS dapat digunakan untuk menentukan lebih dari 70 elemen yang
berbeda dalam larutan atau langsung dalam sampel padat (Dwichandra dkk, 2016).
Spektrofotometri serapan atom sangat sensitif untuk menetapkan suatu zat dalam
jumlah yang sangat kecil. Prinsip kerja Spektrofotometri serapan atom yaitu adanya
atom-atom yang tereksitasi dalam keadaan dasar dan mengabsorbsi radiasi dari
sumber cahaya dengan panjang gelombang tertentu (Suhartati, 2013).
Prinsip SSA adalah absorpsi energi sinar dengan panjang gelombang tertentu
oleh atom-atom bebas hasil proses atomisasi. Oleh karena itu di dalam SSA harus
dilakukan proses atomisasi. Proses atomisasi dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu dengan nyala (flame), tungku grafit (graphite furnace) dan dengan penguapan
(vapour generation) (Hidayat dkk, 2007). Logam berat jika sudah terserap ke dalam
tubuh maka tidak dapat dihancurkan, bersifat toksik dan mengganggu kehidupan
organisme. Pada manusia logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan tergantung
pada bagian mana logam berat tersebut terikat di dalam tubuh. Logam berat dapat
juga sebagai penyebab alergi, karsinogen bagi manusia dan dalam konsentrasi yang
tinggi akan menyebabkan kematian (Siregar dkk, 2017).
Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometrik
Serapan Atom (AAS) yang didasarkan pada hukum Lambert-Beer, yaitu banyaknya
sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar zat. Oleh karena yang
mengabsorpsi sinar adalah atom, maka ion atau senyawa logam berat harus diubah
menjadi bentuk atom. Larutan standar sampel dimasukkan dalam tabung reaksi yang
tersedia pada alat AAS, dilakukan pengaturan pada komputer alat AAS penggunanya,
dihidupkan api dan lampu katoda AAS, posisi lampu juga diatur untuk memperoleh
serapan maksimum. Kemudian diaspirasi larutan standar kedalam nyala udara
asitelin, penunjukan hasil bacaan pengukuran harus nol. Secara berturut-turut larutan
baku dianalisis menggunakan AAS, hasil pengukuran serapan atom akan dicatat
kemudian dihitung untuk mendapatkan konsentrasi logam pada larutan contoh (Warni
dkk, 2017).
Data pembuatan kurva standar dan adisi standar terdapat hubungan antara
Konsentrasi (C) dengan Absorbansi (A) maka nilai yang dapat diketahui adalah nilai
slope dan intersep, Kemudian nilai konsentrasi sampel dapat diketahui dengan
memasukkan ke dalam persamaan regresi linear dengan menggunakan hukum
Lambert-Beer. Penentuan Linearitas Linearitas merupakan daerah (range) konsentrasi
analit tertentu pada grafik absorbansi terhadap konsentrasi yang memberikan respon
linier dimana kenaikan absorbansi berbanding lurus dengan kenaikan konsentrasi
(Dewi, 2012).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat & Bahan


a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Neraca analitik
2. Gelas piala
3. Sudip
4. Pipet
5. Gelas arloji
6. Labu takar 100 mL
7. Spektrofotometer serapan atom-205

b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah :
1. Sampel
2. HCl 6 M
3. HCl 0.1 M
4. Akuades

3.2. Prosedur Kerja


1. Preparasi sampel
Sampel

ditimbang dan dicatat beratnya

ditumbuk halus

ditimbang dengan neraca analitik sebanyak 5 gram

Hasil
2. Destruksi basah
5 gram Sampel

dimasukkan ke dalam gelas beaker

40 mL HCl 6 M

ditambahkan ke dalam gelas beaker

diaduk secara merata sampai larut sempurna

disaring menggunakan kertas saring dengan metode dekantasi

Filtrat

3. Preparasi sampel Multivitamin

Filtrat

dipipet sebanyak 1 mL ke dalam labu takar 100 mL

HCl 0.1 M

ditambahkan hingga tanda batas labu takar 100 mL

dikocok secara perlahan-lahan

Hasil
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Konsentrasi Absorbansi
0 ppm 0,0183
1 ppm 0,1658
2 ppm 0,3052
3 ppm 0,4187
4 ppm 0,5281
Absorbansi sampel = 0,713
4.2 Perhitungan
1. Pembuatan larutan standar Zn dengan konsentrasi 0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3
ppm; dan 4 ppm.
Diketahui: M1: 10 ppm
M2: 0 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm
V2: 50 mL
Ditanya: V1: ?
Penyelesaian:
a. Pembuatan larutan standar Zn 0 ppm
M1.V1= M2.V2
10 ppm . V1 = 0 ppm . 50 mL
V1 = 0 ppm . 50 mL
10 ppm
V1 = 0 mL
b. Pembuatan larutan standar Zn 1 ppm
M1.V1= M2.V2
10 ppm . V1 = 1 ppm . 50 mL
V1 = 1 ppm . 50 mL
10 ppm
V1 = 5 mL
c. Pembuatan larutan standar Zn 2 ppm
M1.V1= M2.V2
10 ppm . V1 = 2 ppm . 50 mL
V1 = 2 ppm . 50 mL
10 ppm
V1 = 10 mL
d. Pembuatan larutan standar Zn 3 ppm
M1.V1= M2.V2
10 ppm . V1 = 3 ppm . 50 mL
V1 = 3 ppm . 50 mL
10 ppm
V1 = 15 mL
e. Pembuatan larutan standar Zn 4 ppm
M1.V1= M2.V2
10 ppm . V1 = 4 ppm . 50 mL
V1 = 4 ppm . 50 mL
10 ppm
V1 = 20 mL
2. Grafik konsentrasi terhadap adsorbansi
Grafik konsentrasi terhadap adsorbansi larutan Zn

0.6

0.5 f(x) = 0.12599 x + 0.0339800000000001


R² = 0.994012864553352
Adsorbansi 0.4

0.3

0.2

0.1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi
3. Penentuan konsentrasi sampel
Diketahui: y = 0,126x + 0,034
y = 0,713
Ditanya: Konsentrasi sampel
Penyelesaian:
y = 0,126x + 0,034
0,731 = 0,126x + 0,034
0,731 – 0,034 = 0,126x
0,697 = 0,126x

x = 5,531 ppm
4.3 Pembahasan

Digunakan alat spektrofotometri serapan atom (AAS) dikarenakan prinsip


dasar atom spektrofotometri serapan adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik
dengan atom. Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat
untuk analisis zat pada konsentrasi rendah.. Teknik ini adalah teknik yang paling
umum dipakai untuk analisis unsur. Cara kerja Spektroskopi Serapan Atom ini
adalah. Berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang
terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengapsorbsi
radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode
Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi
kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya
(Khopkar, 2003).

Metoda adisi standar adalah metoda dimana sampel yang akan dianalisis
ditambahkan dengan larutan standar yang diketahui konsentrasinya untuk
meminimalkan kesalahan yang disebabkan oleh perbedaan kondisi lingkungan
(matrik) sampel dan standar. Oleh sebab itulah penetapan kadar seng (Zn) dilakukan
dengan metode adisi standar (Syahputra, 2004).

Grafik konsentrasi terhadap adsorbansi larutan Zn

0.6

0.5 f(x) = 0.12599 x + 0.0339800000000001


R² = 0.994012864553352
0.4
Adsorbansi

0.3

0.2

0.1

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Konsentrasi

Data pengukuran ini menunjukkan bahwa hubungan ini membentuk garis


linier dalam grafik yang menunjukkan bahwa absorbansi. Adalah fungsi dari
konsentrasi. Garis regresi yang diperoleh memiliki persamaan y=0,126x + 0,034
dengan nilai R2 sebesar 0,994. Nilai ini menunjukan bahwa linearitas dari kurva
adalah baik dan dapat digunakan dalam penentuan konsentrasi sampel. Hasil ini
sesuai dengan literatur yang berarti bahwa grafik ini memiliki akurasi dan presisi
yang baik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah berdasarkan data pengukuran menunjukkan


bahwa hubungan ini membentuk garis linier dalam grafik yang menunjukkan bahwa
absorbansi adalah fungsi dari konsentrasi. Garis regresi yang diperoleh memiliki
persamaan y=0,126x + 0,034 dengan nilai R2 sebesar 0,994. Nilai ini menunjukan
bahwa linearitas dari kurva adalah baik dan dapat digunakan dalam penentuan
konsentrasi sampel. Hasil ini sesuai dengan literatur yang berarti bahwa grafik ini
memiliki akurasi dan presisi yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, D. C. 2012. Determinasi Kadar Logam Timbal (Pb) Dalam Makanan Kaleng
Menggunakan Destruksi Basah dan Destruksi Kering. Alchemy. 2(1):
12 – 25.

Dwichandra, A., R. Affrizal, S. Magdalena, & D. I. Purnamawati. 2016. Kandungan


Unsur Logam Dasar (Base Metal) Au, Ag, Cu, Pb Dan Zn Dengan
Metoda Atomic Absorption Spectrometry (AAS) Kecamatan Buayan
Dan Sekitarnya, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah.
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST),
Yogyakarta: 26 November 2016. Hal. 62 – 69.

Hidayat, A., Muhayatun, & D. Supriatna. 2007. Analisis Unsur Cu dan Zn Dalam
Rambut Manusia Dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA).
Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Kimia. 9(1): 73 – 78.

Maylani, A. I., A. Nurfauziah, A. Nida, & A. H. Ariesta. 2019. Isolasi Dan


Identifikasi Kafein Dari Kopi Dengan Instrumen Spektrofotometer
Uv-Vis Dan FTIR.

Siregar, R. S., Budijono, & E. Purwanto. Analysis of Pb and Zn Pollutant


Concentration in the Water, Sediment and the Meat of Cerithidea
Obtusa From the Tanjung Pasir Village, Tanah Merah Sub-District,
Indragiri Hilir Regency, Riau Province. Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. 4(2): 1-13.

Suhartati, S. 2013. Dasar-dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrometri Massa


untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Anugrah Utama Raharja,
Lampung.
Suhartati, S. 2013. Dasar-dasar Spektrofotometri UV-Vis dan Spektrometri Massa
untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Anugrah Utama
Raharja : Lampung.

Warni, D., S. Karina, & Nurfadillah. 2017. Analisis Logam Pb, Mn, Cu, Dan Cd Pada
Sedimen di Pelabuhan Jetty Meulaboh, Aceh Barat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 2(2): 246 – 253.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai