Disusun Oleh :
2) Pemrograman Alat
Tanda [param entry] ditekan untuk mengatur parameter dalam analisis lalu
ketik N dan dienter
Posisi lampu dipilih dengan menekan angka yang sesuai dengan jenis
unsurnya
Pemilihan kondisi default dengan memilih kata Yes dan kemudian dienter
Tanda [param entry] ditekan jika ingin mengubah waktu integrasi (INT.
TIME) dengan menekan angka kemudian enter
Untuk mengatur kurva kalibrasi dipilih angka 1 untuk non-linier dan tekan
enter
Untuk pemiihan jenis pengukuran pilih sistem HOLD lalu tekan enter
Untuk mencetak kurva kalibrasi standar dan ukurannya tinggal menekan enter
karena telah terprogramkan
3) Optimasi Pembakaran/Pengatoman
Gas atau Udara kompresor dialirkan dengan menekan tombol gas on
Untuk mengetahui serapan tiap saatnya dapat dengan menekan tombol Key
Cont
Besar kecilnya nyala api diatur dengan menggulirkan tombol gas dan
pembakar
4) Mencari Kurva Standar Tembaga
Key data dan Key print ditekan
E. Data Pengamatan
Data absorbansi pada berbagai konsentrasi larutan standar
Conc (ppm) Absorbansi
0.5000 0.0274
1.0000 0.0559
2.0000 0.1101
3.0000 0.1672
4.0000 0.2162
5.0000 0.2561
F. Perhitungan
Larutan standar Cu dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm
dan dari larutan standar Cu 1000 ppm:
a) M1 = 0,5 ppm d) M1 = 3 ppm
M1V1 = M2V2 M1V1 = M2V2
0,5 ppm. 10 ml = 1000 3 ppm. 10 ml = 1000 ppm.
ppm. V2 V2
V2 = 0,005 ml V2 = 0,03 ml
b) M1 = 1 ppm e) M1 = 4 ppm
M1V1 = M2V2 M1V1 = M2V2
1 ppm. 10 ml = 1000 ppm. 4 ppm. 10 ml = 1000 ppm.
V2 V2
V2 = 0,01 ml V2 = 0,04 ml
c) M1 = 2 ppm f) M1 = 5 ppm
M1V1 = M2V2 M1V1 = M2V2
2 ppm. 10 ml = 1000 ppm. 5 ppm. 10 ml = 1000 ppm.
V2 V2
V2 = 0,02 ml V2 = 0,05 ml
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah spektroskopi serapan atom
untuk melakukan analisis pada sampel, labu takar yang digunakan untuk mengencerkan
larutan, pipet volumetrik untuk mengambil zat dengan teliti, pipet tetes untuk
mengambil zat, dan beker gelas untuk wadah. Bahan yang digunakan untuk praktikum
ini adalah Cu 1000 ppm yang digunakan sebagai larutan standar, air sumur sebagai
sampel yang akan dianalisis, dan akuades sebagai pelarut dan untuk mengencerkan.
Berikutnya perlu dilakukan pembuatan larutan standar Cu yang dibuat dengan berbagai
variasi konsentrasi yaitu 0.5, 1, 2, 3, 4, dan 5 ppm. Variasi tersebut akan dianalisis dan
kemudian digunakan untuk membentuk kurva standar larutan Cu. Pembuatan variasi
larutan standar Cu dilakukan dengan cara pengenceran dari larutan induk Cu 1000 ppm.
Konsentrasi 0,5 ppm dibuat dengan mengambil 0.05 ml larutan induk kemudian
diencerkan dengan akuades hingga volume 10 ml. Untuk konsentrasi yang lain cara
yang dilakukan sama namun untuk volume larutan induknya berbeda. Konsentrasi 1
ppm digunakan volume 0.1 ml, 2 ppm digunakan volume 0.2 ml, 3 ppm digunakan
volume 0.3 ml, 4 ppm digunakan volume 0.4 ml, dan 5 ppm digunakan volume 0.5 ml.
No Sampel Absorbansi
1 0,3963
2 0,3969
3 0,3964
Hasil percobaan yang didapatkan ternyata sesuai dengan teori dimana hubungan
absorbansi dan konsentrasi berbanding lurus. Hal ini ditunjukkan dengan bentuk kurva
yang lurus naik. Namun demikian, tetap ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam analisis menggunakan spektroskopi serapan atom seperti laju aspirasi cuplikan,
derajat dispersi, suhu nyala, dan gangguan serta pengotor pada kondisi sampel.
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan analasisis ini dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja
spektroskopi serapan atom dalam sampel adalah molekul yang didisosiasikan menjadi
atom-atom dalam nyala api. Sedangkan untuk kadar Cu dalam sampel 1 adalah 7,574
ppm, sampel 2 adalah 7,585 ppm, dan sampel 3 yaitu 7,5756 ppm.
I. Jawaban pertanyaan
1) Jelaskan tentang atom dalam keadaan standar dan keadaan tereksitasi!
Jawaban:
Atom dalam keadaan standar (ground state) adalah kondisi dimana saat elektron
mengisi orbital dari tingkat rendah yaitu K,L,M, dst. Sedangkan keadaan
eksitasi yait saat elektron menyerap energi sehingga elektron tersebut akan
berpindah ke orbital dengan tingkat energi yang lebih tinggi.
2) Jelaskan hubungan antara konsentrasi dan absorbansi atom suatu unsur!
Jawaban:
Absorbansi suatu unsur dengan konsentrasinya saling berbanding lurus yakni
ketika konsentrasi semakin tinggi maka absorbansi juga meningkat. Hal itu
dikarenakan ketika konsentrasi suatu unsur meningkat, maka ada lebih banyak
molekul yang tereksitasi sehingga energi yang dikeluarkanpun semakin besar.
Ketika energi besar maka detector akan membacanya sebagai serapan yang
tinggi pula.
3) Apa perbedaan spektroskopi UV-Vis dengan serapan atom?
Jawaban:
Perbedaanya terletak pada dasar analisis yang digunakan dimana spektroskopi
UV-Vis didasarkan pada penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan berwarna
sedangkan serapan atom didasarkan pada interaksi tenaga radiasi dari atom yang
dianalisis.
4) Apa hubungan antara bahan bakar + zat oksidator terhadap unsur yang
dianalisis?
Jawaban:
Hubungan bahan bakar dan zat oksidator dengan unsur yang dianalisis yakni
pada saat unsur dianalisis maka nyala api yang digunakan berasal dari bahan
bakar dimana api terjadi apabila terdapat zat oksidator. Untuk menghasilkan
nyala api dengan suhu tertentu pastinya diperkukan bahan bakar dan zat
oksidator yang sesuai.
J. Daftar Pustaka
Basset, J. (1994). Buku Ajar Vogel Kimia Analisa Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.
Khopkar, S. M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia
Press.
Underwood, A., & R.A., D. (2001). Analisa Kimia Kualitatif Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.