Anda di halaman 1dari 5

Nama : Bima Prasetya Nugraha

Kelas : Pendidikan Kimia A 2019


NIM : 19303241023

Klasifikasi Media Pembelajaran Menurut Gagne dan Duncan serta Relevansinya


dengan Perkembangan Teknologi Media Pembelajaran

Seperti yang telah kita ketahui, pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap pebelajar (Falahudin, 2004). Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penggunaan media pembelajaran, para pakar mengelompokkan dan mengklasifikasikan jenis
media pembelajaran didasarkan pada sifat, karakteristik, rumit dan sederhananya pesan yang
disampaikan (Rohani, 2019).
Gagne mengklasifikasikan media pembelajaran tersebut menjadi tujuh kelompok,
berdasarkan fungsinya dalam pembelajaran yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi
lisan, media cetak, gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Tabel
klasisifikasi menurut Gagne adalah sebagai berikut (gambar: PPT Tim Media Pembelajaran
FT UNY):

Dapat dilihat bahwa ketujuh kelompok media pembelajaran tersebut dikaitkan dengan
kemampuannya memenuhi fungsi menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar
stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberikan kondisi eksternal,
menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik
(Gagne, 1985). Dari ketujuh klasifikasi oleh Gagne, masing-masing memiliki kelebihan dan
keterbatasannya masing-masing dimana disetiap jenis media pembelajaran dapat memberikan
pengaruh yang baik, terbatas, atau tidak sama sekali terhadap fungsinya dalam pembelajaran.
Berdasarkan tabel taksonomi Gagne, terlihat bahwa penyampaian lisan, film dengan suara,
dan mesin pembelajaran memiliki fungsi terbanyak dengan masing-masing hanya memiliki
satu keterbatasan dimana penyampaian lisan terbatas pada stimulus yang diberikan,
sedangkan film dengan suara dan mesin pembelajaran terbatas pada alih kemampuan yang
diberikan.
Jika Gagne membuat taksonomi berdasarkan fungsi pembelajaran, Duncan menyusun
taksonomi berdasarkan hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Taksonomi menurut
Duncan adalah sebagai berikut (gambar: PPT Tim Media Pembelajaran FT UNY):

Berdasarkan diagram tersebut, dapat dilihat bahwa Duncan ingin menjajarkan biaya
investasi, kelangkaan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu sisi dan kemudahan
pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran, dan rendahnya biaya di lain sisi
dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Semakin rumit jenis media
yang dipakai, maka semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, juga
semakin umum penggunaannya, dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin
sederhana perangkat media yang digunakan, maka biayanya akan lebih murah, pengadaannya
lebih mudah, sifat penggunannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas
(Mahmudah, 2012).
Dua pendapat pakar diatas hanyalah sebagian kecil dari taksonomi media
pembelajaran yang telah diteliti sebelumnya. Misalnya taksonomi berdasarkan indra oleh
Rudy Bretz, taksonomi berdasarkan karakteristik siswa, tugas instruksional, bahan, dan
transmisi oleh Briggs, taksonomi berdasarkan rancangan belajar oleh Edling, taksonomi
berdasarkan ranah belajar oleh Anderson, dan masih banyak lagi yang belum saya bahas
dalam artikel ini.
Di samping itu semua, berdasarkan taksonomi menurut Gagne dan Duncan, kita bisa
mengaitkannya dengan relevansinya terhadap perkembangan teknologi media pembelajaran
saat ini dimana saat ini kita memasuki era revolusi indistru 4.0 dan era society 5.0 dimana
teknologi sudah melekat hampir diseluruh segmen kehidupan salah satunya adalah
pendidikan. Jika dilihat dengan seksama, kedua taksonomi baik milik Gagne maupun Duncan
keduanya memiliki kemiripan dimana kosa-kata yang digunakan sudah mulai asing ditelinga
masyarakat jaman sekarang seperti penggunaan gambar diam, gambar gerak, film dengan
suara, pita audio, piringan rekaman, dll. Tidak heran hal ini terjadi dikarenakan penelitian
yang dilakukan oleh Duncan, Gagne, dkk sudah berlangsung sejak tahun 1900-an kebawah.
Akibatnya, parameter dan teknologi yang digunakan oleh pakar-pakar tersebut adalah
keadaan di tahun tersebut.
Perkembangan teknologi di era revolusi 4.0 dan era society 5.0 menyebabkan adanya
perubahan karakteristik masyarakat yang perlu ditindaklanjuti dengan adanya perubahan
kultur guru dalam pembelajaran sehingga guru perlu mentransformasikan diri secara teknik
maupun sosio-kultural (Hayes et al., 2017). Di zaman yang serba digital ini, menurut saya
taksonomi media pembelajaran milik Gagne maupun Duncan perlu diperbarui menjadi lebih
spesifik lagi dimana tidak hanya membedakan antara gambar diam, gambar bergerak, film
bisu, dan film bersuara, namun lebih eksplisit tentang konten apa yang dimasukkan ke dalam
media tersebut. Hal ini disebabkan jika hanya mengandalkan gambar dan video saja, tidak
hanya melalui pembelajaran di sekolah, kini siswa sudah bisa mengakses sendiri video dan
gambar yang mereka inginkan melalui sosial media (IG, YouTube, Tiktok, Twitter, dll.)
maupun melalui media yang lebih konvensional seperti TV dan radio, dimana teknologi
tersebut masih belum sebagus sekarang disaat Gagne dkk melakukan penelitian ini.
Akibatnya, jika konten media pembelajaran tidak dipersiapkan secara lebih eksplisit,
nantinya media pembelajaran hanya akan kalah pamor dengan video maupun konten lainnya
yang tersebar di perangkat para siswa. Sebagai contoh kongkrit adalah semakin berkurangnya
minat siswa dalam membaca buku, padahal menurut taksonomi Gagne media cetak dan
gambar diam yang digunakan secara bersama dengan penyampaian lisan akan memberi nilai
fungsi yang optimal. Kesimpulannya klasifikasi Gagne dan Duncan sebenarnya masih bisa
relevan asalkan selalu diperbarui lagi sesuai dengan perkembangan zaman dan kultur saat ini.
Daftar Pustaka

Falahudin, I. (2004). Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran. Jurnal Lingkar Widyaiswara,


1(4), 104–117.

Hayes, C., Hardian, H., & Sumekar, T. (2017). Pengaruh Brain Training Terhadap Tingkat
Inteligensia Pada Kelompok Usia Dewasa Muda. Diponegoro Medical Journal (Jurnal
Kedokteran Diponegoro), 6(2), 402–416.

Mahmudah, Z. (2012). MENGGUGAH SPIRIT GURU DALAM MEMANFAATKAN


MEDIA PEMBELAJARAN. INSANIA, 17(1), 81–96.

Rohani. (2019). Diktat Media Pembelajaran. In Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

Gagne Robert, ( 1985 ), The Conditionng Of Learning, New York, Hot Rinehart
and Winston.

Anda mungkin juga menyukai