MEDIA PEMBELAJARAN
Dosen Pembimbing:
Novri Gazali,M.Pd
Disusun Oleh:
ALDI
NPM:216610207
PRODI PENJASKESREK
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2021/2022
BAB I
HAKIKAT MEDIA PEMBELAJARAN
1.1 Pendahuluan
Proses pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak yaitu guru
sebagai fasilitator dan siswa sebagai pembelajaran yang melibatkan perantara untuk
menyampaikan pesan berupa pengetahuan (kognitif). keterampilan (psikomotor), dan sikap
serta nilai-nilai postif (afektif). Dalam penyampaian pesan tersebut diperlukan perantara agar
value dan transfer of knowledge dapat tercapai dengan tepat pada sasarannya. Perantara
tersebut merupakan media dan sumber-sumber belajar yang sangat menunjang dan
memengaruhi keberhasilan belajarnya. Proses pembelajaran yang berlangsung baik di dalam
kelas maupun di luar kelas merupakan proses yang dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan hingga dapat merubah seorang peserta didik dari yang tadinya tidak bisa
menjadi bisa. Pembelajar memperoleh pengetahuan dan pengalaman selama proses
pembelajaran yang berlangsung secara terus menerus tersebut. Dalam hal ini komunikasi
dalam penyampaian pesan antara guru sebagai penyampai pesan dan siswa sebagai
pembelajar yang menerima pesan ditunjang oleh media pembelajaran sehingga pesan-pesan,
nilai, dan knowledge dapat diterima oleh siswa dengan baik sesuai dengan tujuan dan
indikator pembelajaran yang ingin dicapainya.
Lasswell (1948) secara eksplisit membagi proses komunikasi menjadi lima bagian atau
elemen, yang digambarkan dalam pertanyaan who (siapa); says what (pesan apa); in which
channel (saluran mana); to whom (untuk siapa); With What Effect? (apa efeknya). Kelima
elemen tersebut dapat digambarkan sebagai komunikasi dalam proses pembelajaran seperti
pada gambar di bawah.
Gambar 1.1 :Elemen komunikasi dan kedudukan media dalam komunikasi proses
pembelajaran (Dimodifikasi dari (Lasswell, 1948) dan (Wenxiu, 2015))
Berdasarkan pada gambar 1,1 di atas,dapat dilihat bahwa guru, widyaiswara, pendidik
sebagai komunikator dan fasilitator yang menyampaikan pesan atau informasi berupa materi
pembelajaran yang di dalamnya memuat aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pesan
tersebut disampaikan melalui saluran informasi yaitu media pembelajaran kepada siswa
sebagai penerima informasi (audiens) dengan harapan dapat memberikan efek dan dampak
yang signifikan sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Dalam
sistem komunikasi, media pembelajaran sebagai saluran informasi ini tak luput dari gangguan
dan hambatan (noise and barrier). Kemp, (1980); Kemp, (1987); Susilana dan Riyana, (2009)
menggambarkan proses penyampaian pesan atau informasi melalui media pembelajaran
dalam suatu sistem komunikasi seperti pada gambar
Gambar 1.2: Sistem komunikasi dalam proses penyampaian pesan (Susilana dan Riyana, 2009)
Elemen komunikasi yang dikemukakan oleh (Lasswell, 1948) kemudian dijabarkan oleh
(Susilana dan Riyana, 2009) seperti pada gambar 1.2 bahwa pesan yang disampaikan oleh
komunikator kepada penerima pesan (komunikan) dilakukan melalui sebuah saluran yang dalam hal
ini adalah media pembelajaran. Selama proses penyampaian informasi itu berlangsung, bisa saja
terdapat gangguan dan hambatan (noise and barrier) yang memengaruhi hasil dan kualitas pesan yang
disampaikan. Oleh karena itu, sedapat mungkin gangguan dan hambatan ini diminimalisir agar pesan
yang disampaikan oleh komunikator dapat secara utuh dan komprehensif diterima oleh komunikan
dengan baik. Hasil pesan yang diterima oleh komunikan yang dalam hal ini adalah siswa atau peserta
didik dapat dilihat dari umpan balik (feedback) yang diberikan oleh komunikan. Umpan balik ini
dapat berupa hal-hal positif maupun hal negatif berdasarkan pesan dan informasi yang didapatkan
selama proses komunikasi dalam proses pembelajaran.
Dari berbagai pendapat mengenai batasan media pembelajaran, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
media pembelajaran merupakan sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan pesan melalui
berbagai saluran, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Haryoko (2012) media
pembelajaran umumnya didefinisikan sebagai alat, metode, dan teknik yang digunakan untuk lebih
memudahkan komunikasi dan interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran yang lebih efektif. Dengan demikian media pendidikan merupakan bagian integral dari
proses pendidikan, dan merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai oleh setiap guru dalam
melaksanakan fungsi profesionalnya. Karena bidang ini telah berkembang karena kemajuan dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan sikap masyarakat, telah ditafsirkan lebih luas dan
memiliki fungsi yang lebih luas, sehingga memiliki nilai yang sangat penting dalam pendidikan.
Media sebagai penyampai pesan pembelajaran yang juga dipengaruhi oleh konteks di mana ia
digunakan. Pembelajaran didistribusikan antara media, pembelajar, dan konteksnya. Jonassen,
Campbell dan Davidson (1994) berikutnya berpendapat bahwa media adalah bagian dari konteks
(lingkungan di mana siswa belajar) yang berfungsi dalam konteks sosial yang lebih besar (media
dalam konteks dan media sebagai konteks). Selain media sebagai konteks, Jonassen (1984) juga
berpendapat bahwa media dan pengalaman belajar sebagai fenomena. Fenomenologi berpendapat
bahwa kita hanya dapat mengetahui dunia sewaktu kita secara sadar mengalaminya. Pengalaman atau
fenomena ini adalah konstruksi pribadi yang menyaring aspek dari dunia nyata. Media adalah saluran
fenomenologis yang berusaha untuk menangkap esensi dari suatu peristiwa. Namun, setiap medium
membatasi pengalaman dari orang yang merasakan. Empat proposisi filosofis untuk
mempertimbangkan pengalaman dan media teknologi pendidikan: a) belajar adalah kegiatan
konstruktif sehingga teknologi harus membebaskan, tidak membatasi pelajar; b) media menghasilkan
ontologi acara yang terpisah dari pengalaman pribadi;
Media pembelajaran merupakan sarana untuk menyalurkan pesan pembelajaran dan informasi. Media
pembelajaran yang dirancang dengan baik akan sangat membantu pelajar mencapai tujuan
pembelajaran. Masing-masing jenis media pembelajaran memiliki karakteristik, keuntungan, dan
kerugian. Oleh karena itu, perlu untuk membuat perencanaan sistematis untuk penggunaan media
instruksional. Unsur media pembelajaran terdiri dari alat perangkat kerasnya serta isi pesan (konten)
yang akan disampaikan/disalurkan oleh media tersebut. Dalam memilih jenis media pembelajaran
yang akan dibuat, pendidik dapat berpedoman pada kerucut pengalaman (cone of experience) yang
dikemukakan oleh Edgar Dale seperti pada gambar 1.4.
BAB II
PEMBAHASAN