Anda di halaman 1dari 14

JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN


YANG BERBASIS POWER POINT MODEL POP UP UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI
KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB
Dodi Misbah 1, Mohamad Surya2, Maskur3)
1)
Sekolah Pascasarjana Institut Pendidikan IndonesiaProgram Studi Teknologi Pendidikan
Email: dodimisbah@institutpendidikak.ac.id
2)
Sekolah Pascasarjana Institut Pendidikan IndonesiaProgram Studi Teknologi Pendidikan
Email: msurya@yahoo.com
3)
Sekolah Pascasarjana Institut Pendidikan IndonesiaProgram Studi Teknologi Pendidikan
Email: masur@institutpendidikak.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini berlatarbelakang dari pengalaman siswa-siswa yang ada di SMA Muhammadiyah
Banyuresmi Garut, yang mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Arab khususnya materi kosakata.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang menggunakan media audio visual model
powerpoint berbasis Pop Up dengan model konvensional pada siswa kelas X di SMA Muhammadiyah
Banyuresmi Garut. Metode yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif,
membandingkan kelas eksperimen kuasi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes awal (prates)
dan tes akhir (pascates) yang diterapkan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari penelitian : 1)
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran materi kosakata identitas diri mengenalkan orang lain
dengan mo del powerpoint berbasis Pop Up dapat meningkatkan hasil belajar siswa; 2) upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MIA di SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut,
menggunakan model powerpoint berbasis Pop Up pembelajaran bahasa Arab sangat efektif. 3) data hasil
penelitian setelah di analisis, diperoleh hasil nilai thitung = 4.071, dan bandingkan dengan t tabel = 1.991 maka
didapat t hitung > t tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat perbedaan hasil belajar yang
signifikan.
Abstract
This research is based on the experience of students in SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut, who
have difficulty in learning Arabic especially vocabulary material. This study aims to determine differences in
learning outcomes that use audio visual media powerpoint model based on Pop Up with conventional model in
the class X students in SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut. The method used is quasi experiment with
quantitative approach, comparing quasi experiment class. Data collection is done by conducting pretest and final
tests (pascates) applied to the experimental class and control class. The result of research: 1) the use of audio
visual media in the learning of vocabulary material of self identity introducing others with Poptop based mo del
powerpoint can improve student learning outcomes; 2) efforts are made to improve the learning outcomes of
students of class X MIA in SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut, using powerpoint model based on Pop Up
learning Arabic very effective. 3) data result of research after analysis, obtained result of tcount = 4,071, and
compare with t table = 1.991 then got t count> t table so Ho rejected and Ha accepted, meaning there are
difference of significant learning result.

A. PENDAHULUAN seperti kehilangan makna karena terlalu


Pendidikan di Indonesia terkadang menuntun standar kompetensi. Hal itu
hanya memikirkan bagaimana agar jelas salah satu penyebab rendahnya mutu
mencapai standar pendidikan saja, bukan pendidikan di Indonesia. Untuk
bagaimana agar pendidikan yang diambil meningkatkan mutu pendidikan di
efektif dan dapat digunakan. Tidak peduli Indonesia, salah satunya dengan
bagaimana cara agar memperoleh hasil menambah fasilitas pembelajaran, antara
atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, lain dengan menggunakan media
yang terpenting adalah memenuhi nilai di (Darmawan, 2017).
atas standar saja. Hal seperti ini sangat Media merupakan salah satu alat
disayangkan karena berarti pendidikan bantu mengajar guru dalam menyampaikan

404
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

materi pembelajaran. Berhasil atau tokoh – tokoh terkemuka, puisi, drama dan
tidaknya suatu kegiatan pembelajaran yang suara alam, (3) alat peraga yang dapat
diberikan seorang guru tergantung media diraba dan dimanipulasi. Yang tergolong
dan kemampuan menggunakannya, dalam kelompok ini seperti biji bijian,
sehingga dapat memotivasi belajar siswa. model, binatang, tumbuhan, alat alat
Penggunaan media membantu guru dalam laboratorium. Kesempatan memanipulasi
penyajian materi secara baik, bagi siswa alat bantu pembelajaran memberikan
bukan hanya termotivasi tetapi akan makna yang sangat berarti bagi
memperoleh kebermaknaan dalam pemahaman materi pelajaran secara
belajarnya (Nur’aini, 2017). Media mendalam. Semua alat peraga ini dapat
termasuk ke dalam teknologi. Teknologi dipilih atau divariasikan sesuai dengan
dapat membantu guru dan siswa dalam fungsi dan tujuan pembelajaran asalkan
proses belajar mengajar dalam rangka penggunaannya memperhatikan situasi dan
menambah ilmu pengetahuan. kemampuan guru agar pembelajaran
Media audiovisual dapat berupa alat menjadi lebih efektif dan efesien
peraga yang dapat divariasikan sesuai (Darmawan, 2016). Media pembelajaaran
dengan fungsi dan tingkat kesensitifan yang menggunakan audio visual akan
indera siswa. Sebagaimana diketahui membuat suasana belajar yang kondusif
bahwa cara belajar siswa ada yang cepat bagi tumbuhnya struktur kognitif baru
belajar menggunakan visual saja, ada yang yang mengadopsi berbagai informasi baru
cepat dengan melihat, mencium, meraba, yang diadaptasi.
atau dengan memberikan keempat Hasil penelitian Ruswandi dan
melakukan kegiatan rangsangan Badrudin (2008:8) menyimpulkan bahwa
rangsangan proses dari luar yang diterima “kegiatan belajar mengajar akan lebih
siswa sebagai bagian dari proses belajar efektif dan mudah bila dibantu dengan
bahasa memerlukan efektifitas kerja sarana visual, dimana 11% dari yang
penginderaan seperti penglihatan, dipelajari terjadi lewat indra pendengaran,
pendengaran dan perabaan. Efektifitas dan sedangakan 83% lewat indra penglihatan.
efesiensi kerja indera tersebut sangat Di samping itu, dikemukakan bahwa kita
terbantu melalui peranan dan penggunaan hanya dapat mengingat 20% dari apa yang
berbagai peragaan dan alat peraga. kita dengar tetapi dapat mengingat 50%
Berdasarkan variasi tersebut Winataputra dari apa yang dilihat dan didengar”.
(1997), berpendapat, alat peraga Teknologi komputer merupakan sebuah
pembelajaran dapat dikelompokan sebagai penemuan yang memungkinkan
berikut yaitu (1) alat peraga yang dapat menghadirkan beberapa atau semua bentuk
dilihat. Alat peraga ini adalah paling peka stimulus yaitu hubungan atau interaksi
peningkatan perhatian dan minat anak manusia, realita, gambar bergerak atau
dalam pembelajaran. Yang termasuk tidak, tulisan dan suara yang direkam.
kelompok ini seperti gambar gambar, Dengan demikian, pembelajaran akan
grafik, diagram, papan bulletin, slide, lebih optimal, sebagai contoh nya adalah
ukiran, peta, film, (2) alat peraga yang implementasi computer based test (CBT)
dapat didengar. Pada umumnya alat bantu (Darmawan, 2016:8641). Tetapi masalah
ini mendominasi kelas. Oleh karena itu yang timbul tidak semudah yang
guru harus mampu menarik perhatian dibayangkan. Pengajar atau guru
siswa, guru mampu memvariasikan suara merupakan orang yang mempunyai
sendiri, dari yang tinggi, rendah, sedih, kemampuan untuk merealisasikan kelima
gembira, bersemangat, keras dan lembut. bentuk stimulus tersebut dalam bentuk
Selain menggunakan suaranya sendiri pembelajaran. Namun kebanyakan
dapat pula divariasikan dengan alat bantu pengajar tidak mempunyai kemampuan
seperti rekaman suara binatang, pidato,

405
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

untuk menghadirkan kelima stimulus itu Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dengan program komputer. penulis memutuskan penelitian dengan
Solusinya adalah merealisasikan judul " Penggunaan Media Audio Visual
stimulus-stimulus itu dalam program dalam pembelajaran yang berbasis Power
komputer sehingga dengan demikian para Point Model Pop Up untuk
pengajar akan dengan mudah Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada
merealisasikan ide-ide pengajarannya. Materi Kosakata Mata Pelajaran Bahasa
Salah satu kriteria agar pembelajaran Arab ( Penelitian Kuasi Eksperimen pada
dalam kelas menjadi menyenangkan Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah
terutama bagi siswa adalah dalam Banyuresmi Garut Tahun Pelajaran
penggunaan media pembelajarannya. 2014-2015)".
Banyak sekali kasus ditemukan dimana Adapun identifikasi masalah yang
siswa merasa bosan dalam pelajaran, melatarbelakangi penelitian yang akan
banyak faktor dan salah-satunya karena dilakukan adalah sebagai berikut ini,
media pembelajaran yang kurang menarik 1) Apakah penggunaan media
dan cenderung monoton (Fajar, 2017). pembelajaran audiovisual berbasis
Lalu, solusinya adalah dengan powerpoint model pop up di SMA
memanfaatkan teknologi (ICT ) komputer Muhammadiyah Banyuresmi Garut
yang telah ada untuk dijadikan sebagai pada materi kosakata mata
media pembelajaran audio visual yang pelajaran Bahasa Arab dapat
dapat menarik perhatian siswa, karena meningkatkan hasil belajar siswa?
proses belajar dengan menggunakan media 2) Bagaimanakah upaya untuk
audio visual dapat menimbulkan motivasi meningkatkan hasil belajar siswa di
belajar terhadap siswa, sehingga proses SMA Muhammadiyah Banyuresmi
belajar mengajar akan berlangsung dengan Garut?
efektif, jika media yang digunakannya 3) Apakah terdapat perbedaan hasil
mempunyai nilai-nilai edukatif yang dapat belajar antara yang menggunakan
direspon oleh siswa dengan sikap yang media pembelajaran audio visual
edukatif pula. berbasis powerpoint model Pop up
Siswa yang mendapatkan manfaat dengan yang konvensional pada
dari penggunaan teknologi komputer akan siswa Kelas X SMA
berbeda dengan yang tidak memanfaatkan Muhammadiyah Banyuresmi Garut
teknologi komputer. Siswa yang tidak pada materi kosakata mata
memanfaatkan teknologi komputer, pelajaran Bahasa Arab?
kecenderungannya kurang mendapatkan
dorongan atau daya tarik akan belajar B. KAJIAN LITERATUR
khususnya proses belajar mengajar di 1. Media Pembelajaran
sekolah. Sehingga guru harus berpikir Secara umum media merupakan
keras untuk bisa memotivasi siswa agar kata jamak dari “medium”, yang berarti
mereka mampu menangkap apa yang perantara atau pengantar. Istilah media
diajarkan oleh guru. digunakan dalam bidang pengajaran atau
SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut pendidikan, sehingga istilahnya menjadi
merupakan sebuah Lembaga Pendidikan media pendidikan atau media
Swasta, yang dalam proses belajar- pembelajaran. Media bukan hanya berupa
mengajar sebagian sudah menggunakan alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain
media sebagai alat untuk menyampaikan yang memungkinkan siswa dapat
materi kepada siswanya, namun masih memperoleh pengetahuan. Media jika
ditemukan permasalahan penggunaan dipahami secara garis besar meliputi:
media audio visual dan hasil belajar orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang
siswa.. menciptakan kondisi yang memungkinkan

406
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

siswa memperoleh pengetahuan, diharapkan dapat memberikan pengalaman


keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam kongkret, motivasi belajar serta
pengertian ini media bukan hanya alat mempertinggi daya serap siswa.
perantara seperti TV, radio, slide, bahan Media memiliki kontribusi dalam
cetakan, tetapi meliputi orang atau meningkatkan kualitas pembelajaran.
manusia sebagai sumber belajar atau juga Kehadiran media tidak hanya membantu
berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, pengajar dalam menyampaikan materi
karyawisata. Simulasi dan lain sebagainya ajarnya, tetapi memberikan nilai tambah
yang dikondisikan untuk menambah pada kegiatan pembelajaran. Hal ini
pengetahuan dan wawasan, mengubah berlaku bagi segala jenis media, baik yang
sikap siswa, atau untuk menambah canggih dan mahal ataupun media yang
keterampilan. sederhana dan murah. Apabila dikaikan
Dalam kegiatan belajar mengajar, dengan pembelajaran maka media dapat
sering pula pemakaian kata media diartikan sebagai komunikasi yang
pembelajaran digantikan dengan istilah- digunakan dalam proses pembelajaran
istilah seperti bahan pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar
(instructional material), komunikasi ke peserta didik. Dengan demikian, media
pandang dengar (audiovisual pembelajaran adalah segala bentuk alat
communication), alat paraga pandang komunikasi yang dapat digunakan untuk
(visual education), alat peraga dan media menyampaikan informasi dari sumber atau
penjelas. Berdasarkan uraian diatas, dapat pengajar ke peserta didik yang bertujuan
disimpulkan bahwa media pembelajaran merangsang mereka untuk mengikuti
adalah suatu alat yang digunakan oleh kegiatan pembelajaran secara utuh, dapat
seseorang untuk menyampaikan pesan juga dimanfaatkan untuk menyampaikan
pada orang lain dengan maksud untuk bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran,
menjelaskan isi pesan tersebut. selain itu berfungsi pula memberikan
Proses pembelajaran terdiri daribeberapa penguatan maupun motivasi.
komponen yang satu sama lain saling . Media pembelajaran memiliki fungsi dan
berinteraksi dan berinteralisasi. peranan sebagai berikut : (1) menangkap
Komponen-komponen tersebut adalah suatu objek atau peristiwa-peristiwa
tujuan, materi pelajaran, metode atau tertentu, (2) memanipulasi keadaan,
strategi pembelajaran, media dan evaluasi. peristiwa, atau objek tertentu, (3)
Sebagai suatu sistem kita perlu menambah gairah dan motivasi belajar
menganalisis berbagai komponen yang siswa.
membentuk sistem proses pembelajaran. 2. Media Audio Visual
Media merupakan salah satu komponen Media audio visual atau sering disebut
dalam sistem pembelajaran. Media juga video mempunyai potensi tinggi
pembelajaran walaupun fungsinya sebagai dalam penyampaian pesan maupun
alat bantu, akan tetapi memiliki peran yang kemampuannya dalam menarik minat dan
tidak kalah penting. Dalam kemajuan perhatian peserta didik. Media video telah
teknologi seperti sekarang ini terbukti memiliki kemampuan yang efektif
memungkinkan siswa dapat belajar dari (penetrasi lebih dari 70%) untuk
mana kapan saja dengan memanfaatkan menyampa ikan informasi, hiburan, dan
hasil-hasil teknologi. Media belajar pendidikan. Dengan demikian, salah satu
berkaitan dengan segala sesuatu yang media pembelajaran yang efektif dan
memungkinkan siswa dapat memperoleh efesien dalam pecapaian kompetensi atau
pengalaman belajar. Pengalaman itu dapat tujuan pembelajaran adalah video
berupa pengalaman langsung dan pembelajaran. Dengan kata lain, media
pengalaman yang tidak langsung. Sebagai video pembelajaran adalah program video
alat bantu dalam mengajar, media yang dirancang, dikembangkan, dan

407
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

digunakan untuk mencapai tujuan OS, meskipun pada awalnya aplikasi ini
pembelajaran. berjalan di atas system operasi Xenix.
Penggunaan media audio visual Aplikasi ini sangat berguna apalagi oleh
dalam kegiatan pembelajaran yaitu untuk kalangan perkantoran dan pebisnis, para
menjembatani keterbatasan pengalaman pendidik siswa dan trainer. Dimulai dari
peserta didik terhadap objek yang versi Microsoft Office System 2003,
langkahnya terlalu cepat atau lambat Microsoft mengganti nama menjadi
memberikan pengalaman nyata kepada Microsoft Office Power Point. Aplikasi
peserta didik, memicu keterlibatan peserta Microsoft Power Point pertama kali
didik secara aktif dalam pembelajaran dikembangkan oleh Bob Gaskins dan
(melalui diskusi), mendorong munculnya Dennis Austin sebagai presenter uuntuk
pola pembelajaran yang bervariasi (seperti perusahaan bernama Forenthought Ich
diskusi, melakukan kajian pustaka, yang kemudian mereka ubah namanya
melakukan penelitian lapangan, membuat menjadi power point.
laporan ilmiah, presentasi dan sebagainya), Dengan PowerPoint sebenarnya
dan sekaligus membuat pesan yang siapapun bisa memanfaatkannya,
disampaikan sulit dilupakan oleh peserta sepanjang ditujukan untuk menyampaikan
didik. informasi. Pelajar bisa menggunakan
Potensi yang dimiliki media audio PowerPoint untuk menyajikan pekerjaan
visual jika dimanfaatkan sebagai media rumah yang perlu disampaikan kepada
pembelajaran yang memungkinkan peserta bapak/ibu guru dan rekan-rekan sekelas.
didik akan dapat mengamati secara la Guru atau dosen bisa menyajikan materi
ngsung wujud benda yang sesungguhnya kuliah di kelas. Informasi di tempat
(aslinya), mengamati perbedaan warna, umumpun bisa disampaikan dengan
dan mengamati suatu gerakan dan lain-lain menggunakan PowerPoint. Dalam hal ini,
yang diiringi dengan suara. Sekarang ini pemakai bisa meng-klik tombol-tombol
penggunaan media audio visual sebagai secara interaktif untuk mendapatkan
media pembelajaran semkin luas, baik informasi yang dikehendaki.
yang disampaikan melalui video compact Sedangkan istilah pop up adalah
disk (VCD) ataupun yang disampaikan sekumpulan script yang bila berjalan akan
melalui siaran televisi. Kemajuan menampilkan sebuah kotak secara pop up
teknologi yang semakin pesat telah (atau paling atas dari semua objek). Dalam
mengakibatkan harga DVD/VCD player kotak tersebut dapat disisipkan gambar,
pesawat televisi semakin murah sehingga iklan, menu atau subscriber yang berfungsi
penggunaannya semakin meluas. untuk mengajak pengunjung untuk
3. Powerpoint Model PopUp memasukan data mereka seperti nama dan
Microsoft PowerPoint merupakan alamat email. Kotak pop up ini sangat
sebuah program komputer untuk presentasi bermanfaat terutama bagi blogger yang
yang dikembangkan oleh Microsoft. berkecimpung dalam internet. Dengan
Adapun pengertian Power point disini tampilan PowerPoint teknik pop up ini
yaitu : “Microsoft Power Point adalah diharapkan pula bisa menampilkan
program aplikasi untuk membuat atau beberapa slide tentang informasi, gambar
mengelola data presentasi. Data presentasi bahkan video pembelajaran Bahsa Inggris
yang dibuat dapat beruoa teks, tabel yang nantinya dapat meningkatkan
gambar, bagan organisasi, dan sebagainya. pemahaman siswa.
(Gumawang, 2005:356)”.
PowerPoint berjalan diatas 4. Hasil Belajar Siswa
computer PC berbasis operasi Microsoft Untuk keberhasilan Hasil belajar
Windows dan Apple Macintosh yang siswa, terdapat banyak faktor yang
menggunakan sistem operasi Apple Mac mempengaruhinya, termasuk dalam

408
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

pembelajaran Bahasa Arab. Faktor itu ada sebagai berikut: Faktor lainnya yang
yang dari dalam siswa, dari guru atau dari hampir sepenuhnya tergantung pada guru
lingkungan masyarakatnya. Prinsip adalah kemampuan (kompetensi), suasana
pengajaran Bahasa Arab diajukan untuk belajar, dan kepribadian guru sebagai
diterapkan, guru harus memperhatikan manusia model (Ruseffendi, 1991: 8).
sebelum pembelajaran, pada saatnya Keberhasilan belajar peserta didik itu
mengajar, dan pada akhir suatu dilihat seolah-olah yang utama ada dalam
pembelajaran melakukan kegiatan berikut : genggaman guru, dan kemudian
1. Belajar ilmu yang akan diajarkannya masyarakat juga menentukannya. Kadang
sehingga betul-betul menguasainya. kadang masyarakat tidak menunjang
2. Memilih topik dan mengurutkan kepada usaha guru dan usaha dunia
pelajarannya sesuai dengan pendidikan umumnya, sehingga terdapat
perkembangan mental peserta didik kesenjangan antara kebutuhan masyarakat
itu sendiri. dan tuntutan dunia pendidikan. Tetapi
3. Membuat model Rencana keberhasilan belajar peserta didik dalam
Pelaksanaan pembelajaran (RPP). pemahaman konsep integral, tergantung
4. Melakukan pengecekan secara pada motivasi dan antusias belajar integral
individual untuk memeriksa apakah dari peserta didik itu sendiri, juga
konsep yang diajarkannya sudah konsentrasi yang tinggi dan kesungguhan
difahami atau belum. Bila belum, meningkatkan pengetahuannya tentang
maka guru menggunakan macam- integral tak tentu dan integral tertentu
macam teknik mengajar sehingga fungsi aljabar, dengan didukung
peserta didik lebih faham. kelengkapan sarana dan prasarana.
5. Memberikan pujian atau hukuman Dalam kegiatan pendidikan formal
kepada peserta didik yang patut tes hasil belajar dapat berbentuk ulangan
menerimanya. harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan
6. Bila sudah diperlukan guru membuat ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan
alat evaluasi yang menyeluruh (test tinggi. Pengertian hasil belajar adalah
sumatif). sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat
7. Mencatat hasil belajar baik sebagian- dicapai. Untuk mencapai suatu hasil
sebagian maupun menyeluruh. belajar siswa harus mengalami proses
8. Melakukan analisis diri sepanjang pembelajaran. Dalam melaksanakan proses
pengajaranya berjalan. pembelajaran siswa akan mendapatkan
(menggunakan “tape recorder” pengetahuan, pengalaman, dan
misalnya) (Ruseffendi, 1991: 6). keterampilan.
Tujuan utama dari guru yaitu 5. Kosakata Bahasa Arab
mendidik dan mengajar agar pembelajaran Kosakata merupakan salah satu aspek
itu dapat difahami sebaik-baiknya oleh bahasa yang sangat penting
peserta didik, baik pemahaman konsepnya keberadaannya.
maupun pemahaman perhitungan dan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
pemahaman untuk diaplikasikan dalam (Dekdikbud, 1996: 527), Kosakata
kehidupannya sehari-hari yang terlihat dari diartikan sebagai, “perbendaharaan kata”.
hasil belajarnya.Faktor-faktor dari dalam Berikut ini pendapat beberapa ahli
diri peserta didik dapat muncul sebagai mengenai makna dari kosakata:
hasil dari keterampilan guru mengguankan Dari definisi di atas dapat disimpulkan
pendekatan pelajarannya kepada setiap bahwa kosakata merupakan suatu aspek
peserta didik. Sedangkan faktor dari luar bahasa yang dimiliki seseorang yang
juga tidak kalah penting untuk mengacu pada konsep tertentu, memiliki
diperhatikan, supaya peserta didik hasil aturan serta kaidah-kaidah tertentu, dan
belajarnya tinggi, dapat dikemukakan digunakan untuk memberi dan menerima

409
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

informasi. Kosakata yang akan siswa sekolah seperti terdapat pada table
dipergunakan dalam penelitian ini adalah berikut ini.
kosakata bahasa Arab. Beberapa contoh
kosakata bahasa Arab yang harus dikuasai

Tabel 2.1
Kosakata Bahasa Arab Benda tentang Identitas Diri
No Arti Kosakata Cara Membaca
1 Guru laki laki ‫مدرس‬
ّ Mudarrisun
2 Guru perempuan ‫مدرسة‬ ّ Mudarrisatun
3 Murid laki laki ‫طالب‬ Thoolibun
4 Murid perempuan ‫طالبة‬ Thoolibatun
5 Dokter perempuan ‫طبيبة‬ Thobiibatun
6 Insinyur ‫مهندس‬ Muhandisun
7 Saudara laki laki ‫اخ‬ Akhun
8 Saudara perempuan ‫اخت‬ Ukhtun
9 Teman laki laki ‫صديق‬ Shodiiqun
10 Teman perempuan ‫صديقة‬ Shodiiqotun
11 Saya ‫انا‬ Ana
12 Kamu laki laki َ‫انت‬ Anta
13 Kamu perempuan َ‫انت‬ Anti
14 Ini laki laki ‫هذا‬ Haadza

C. METODE PENELITIAN Cipicung, Banyuresmi Kabupaten Garut.


Metode yang akan digunakan Waktu penelitian pengambilan data
dalam penelitian ini adalah metode kuasi dimulai pada bulan September 2014 dan
eksperimen. Eksperimen adalah studi direncanakan berakhir bulan Oktober
kasus pemecahan masalah dimana ada dua 2014.
variabel yang berbeda yang bertujuan Populasi yang akan digunakan penelitian
untuk memperoleh dan mengetahui tentang adalah siswa kelas X SMA
faktor sebab akibat dalam hubungan antar Muhammadiyah Banyuresmi Garut 2014-
variabel. Metode eksperimen ini akan 2015 yang berjumlah 4 (empat) kelas,
mengadakan perbandingan antara satu yakni X MIA 1, X MIA 2, X IIS 1 dan X
situasi dengan situasi lain yang dicobakan IIS 2 . Kemudian dari populasi tersebut
kepada sekelompok sampel, sehingga digunakan sampling, yaitu pengambilan
dapat ditarik kesimpulan dari penelitian sample dari populasi. Sedangkan yang
yang dilakukan terhadap objek yang diteliti sebanyak 40 siswa. Menurut
diteliti. Hasil dari kegiatan percobaan ini Surakhmad (1994:100) "menyatakan
nantinya akan menegaskan hubungan bahwa untuk pedoman umum dapat
kausial antara variabel-variabel yang dikatakan bahwa bila populasi cukup
diselidiki. homogeny (sejenis) terhadap populasi
Lokasi penelitian di SMA dibawah seratus dipergunakan sampel
Muhammadiyah Banyuresmi Garut yang sebesar 50%, dan diatas 500 sebesar 15%".
berlokasi di Jl. Hasan Arif No.10

410
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

Pengambilan sampel dari populasi, dipilih f) Mencari rata-rata hitung dari hasil
2 kelas sebagai sampel, yaitu kelas X MIA T2 untuk masing-masing
1 sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas kelompok, kemudian mencari
yang mendapatkan proses pembelajaran selisih atau mencari perbedaan dua
menggunakan media audiovisual. rata-rata itu (T2e- T1e) dan (T2p-
Sedangkan kelas X MIA 2 sebagai kelas T1p).
kontrol, yaitu kelas yang mendapatkan g) Membandingkan perbedaan-
proses pembelajaran konvensional. perbedaan tersebut untuk
Sehingga sampel yang digunakan untuk menentukan apakah penerapan
masing-masing kelas sebanyak 40 siswa. perlakuan X itu berkaitan dengan
Metode penelitian eksperimen yang perubahan yang lebih besar pada
digunakan yaitu desain eksperimen kelompok eksperimen (T2e- T1e) -
kelompok dengan kelas kontrol. (T2p- T1p).
Sedangkan jenis dari desain eksperimen h) Menggunakan tes statistik untuk
kelompok kontrol ini menggunakan bentuk menentukan apakah perbedaan hasil
desain kelompok kontrol dengan prates itu signifikan atau tidak pada taraf
dan pascates. signifikansi tertentu. (Sanjaya,
Adapun bentuk desain ini dapat dilihat dari 2013:105-106)
skema di bawah ini:
Tabel 3.1 D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain Kelompok Kontrol dengan Pada bab ini akan dipaparkan
Prates dan Pascates mengenai hasil penelitian dan
pembahasannya yang diperoleh melalui
Prates kel.Eks Perlakuan tahapan-tahapan penelitian yang telah
Pascates kel.Eks dilakukan. Hasil penelitian berupa data
Kel.Eks. T1e X T2e perhitungan statistika yang datanya
Prates kel.kontrol Pascates
diperolehkel.kontrol
dari subjek penelitian. Untuk
Kel.Kontrol. T1p T2p
memperoleh gambaran yang menyeluruh
dari seluruh tahapan yang telah
dilaksanakan, sistematika penyajiannya
adalah sebagai berikut: (1) analisis data
kuantitatif kelas eksperimen dan kelas
Prosedur penelitiannya meliputi: kontrol berdasarkan hasil prates dan
a) Menentukan subjek untuk dijadikan pascates, (2) pelaksanaan pembelajaran
sampel penelitian dan model PowerPoint berbasis Pop Up dalam
mengelompokkannya pada kelompok meningkatkan hasil belajar siswa pada
eksperimen dan kelompok kontrol. pelajaran Bahasa Arab.
b) Memberikan prates (T1), baik untuk Dalam penelitian ini, dua kelas
kelompok eksperimen (T1e) maupun dipilih sebagai sampel dimana kelas
kelompok kontrol sebagai eksperimen menggunakan pembelajaran
kelompok pembanding (T1p). model PowerPoint berbasis Pop Up yaitu
c) Mencari rata-rata T1 untuk kedua kelas X MIA 1 dengan jumlah siswa 40
kelompok tadi. orang sedangkan kelas kontrol yaitu kelas
d) Memberikan perlakuan (X) pada
X MIA 2 tidak menggunakan
kelompok eksperimen dan menjaga
agar kelompok kontrol tidak pembelajaran model PowerPoint berbasis
terpengaruh oleh perlakuan. Pop Up dengan jumlah siswa 40 orang.
e) Memberikan pascates (T2), baik untuk Sehingga keseluruhan jumlah siswa adalah
kelompok eksperimen (T2e) maupun 80 orang.. Pada saat pelaksanaan baik
kelompok kontrol sebagai pratest maupun pascates, seluruh siswa
kelompok pembanding (T2p). hadir baik pada kelas eskperimen maupun

411
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

pada kelas kontrol, sehingga jumlah siswa SMA Muhammadiyah antara lain:
untuk kelas eksperimen 40 orang dan kelas Lapangan Footsal, Lapangan Basket,
kontrolpun 40 orang, jumlah seluruhnya Lapangan Folli. Selain itu Laboratorium
80 orang. yang ada diantaranya: Laboratorium
Data yang diperoleh merupakan Fisika, Laboratorium Biologi,
data dari kedua kelas sehingga akan diolah Laboratorium Kimia dan Laboratoriun
dan dianalisis nilai hasil belajarnya. Data Komputer. Ditambah lagi Perpustakaan
prates diperoleh pada pertemuan pertama yang dilengkapi dengan komputer yang
dari kedua kelas. Selanjutnya untuk menggunakan fasilitas WiFi.
pertemuan selanjutnya, kelas eksperimen 1. Analisis Data Prates Siswa
diberi perlakuan dengan menggunakan Setelah diketahui bahwa kedua data
pembelajaran model PowerPoint berbasis prates berdistribusi normal dan kedua
Pop Up, sedangkan data pascates diperoleh variannya homogen, maka pengolahan
pada pertemuan terakhir. Data yang data selanjutnya dilakukan pengujian Uji t.
diperoleh kemudian dianalisis dengan Adapun langkah-langkah perhitungan Uji t
tahapan teknik pengolahan data sesuai seperti akan dijelaskan di bawah ini :
dengan pendekatan kuantitatif yang 1) Merumuskan hipotesis nol dan
menggunakan perhitungan statistik. hipotesis alternatifnya.
SMA Muhammadiyah Banyuresmi Ho : Tidak terdapat perbedaan
adalah sekolah menengah swasta yang kemampuan awal yang signifikan
didirikan tahun 1985. Yang bertempat di antara siswa kelas eksperimen dan
Jl. H. Hasan Arif No. 10 Cipicung, siswa kelas kontrol.
Kecamatan Banyuresmi Garut. Berdiri Ha : Terdapat perbedaan
diatas tanah seluas kurang lebih 2 hektar. kemampuan awal yang signifikan
SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut antara siswa kelas eksperimen dan
memiliki visi dan misi. Visi yang dimiliki siswa kelas kontrol.
SMA Muhammadiyah adalah “ Kokoh 2) Menentukan nilai t hitung :
Dalam Aqidah, Anggun dalam Moral, Pertama: menentukan nilai
Unggul dalam Prestasi “. Sedangkan misi simpangan baku gabungan, dengan
sekolah sebagai berikut: rumus:
a) Membina kader umat yang beriman (𝑛1−1)𝑆12 +(𝑛2−1)𝑆22
serta berakhlakul karimah/berbudi 𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 = √
𝑛1+𝑛2−2
luhur. (40−1)(1.71)2 +(38−1)(1.41)2
b) Menjalankan amanah rosul; = √ 40+38−2
c) Mempererat Ukuwah Islamiyah 39(2.92)+37(1.99)
d) Mencerdaskan bangsa = √ 76
e) Ikut serta dalam membangun
114+73.56
mental spiritual umat = √ 76
f) Mengembangkan serta
= 1,571
meningkatkan mutu pendidikan
g) Melaksankan pendidikan yang
Maka untuk mencari nilai t hitung adalah:
berorientasi kepada Al-Quran dan µ1−µ2
Al-Hadist. t hitung = 𝑛1+𝑛2
𝑆𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 √
h) Mengembangkan amanah 𝑛1(𝑛2)
6,43−6,45
masyarakat = 40+38
= - 0,056
i) Iptek menjadi tolak ukur 1,571√
40(38)
menjalankan pendidikan pada masa 3) Menentukan nilai t tabel dengan
yang akan datang. rumus:
Fasilitas yang dimiliki oleh SMA t tabel = tα(db=n1+n2-2) = t0.05(76) =
Muhammadiyah Banyuresmi Garut ini 1,992

412
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

4) Kriteria pengujian hipotesis: Ho sederhana, yang hanya memanfaatkan


diterima jika - t tabel < t hitung < t tabel media sederhana.
Karena nilai t hitung = -0,056 < t tabel = 1,992 Sebagaimana yang dikemukakan oleh
maka Ho diterima, artinya tidak terdapat Mayer yang intinya berkesimpulan bahwa
perbedaan kemampuan awal antara siswa multimedia bisa membantu siswa lebih
kelas eksperimen dan kelas kontrol. memahami materi yang disampaikan guru.
2. Analisis Data Pascates Siswa Pemanfaatan media dalam pembelajaran
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat membangkitkan keinginan dan minat
setelah diketahui bahwa kedua data baru, dan bahkan berpengaruh secara
pascates berdistribusi normal dan kedua psikologis kepada peserta didik. Teori
variannya homogen, maka pengolahan tersebut sesuai dengan hasil penelitian
data selanjutnya dilakukan pengujian Uji t, yang membuktikan tentang pembelajaran
dalam hal ini peneliti menggunakan Bahasa Arab di kelas X MIA 1 pada materi
perhitungan dengan program SPSS versi ‘Attaaruf wattahiyyaat’ (identitas diri
16.0. Maka diperoleh hasil perhitungan mengenalkan orang lain) dengan
sebagai berikut: menggunakan pembelajaran model
Paired Samples Statistics PowerPoint berbasis Pop Up membuat
siswa lebih antusias dalam pembelajaran,
Std. Std. Error menumbuhkan sikap kreatif siswa,
Mean N Deviation Mean
meningkatkan daya eksplorasi siswa,
Pair VAR00 sehingga pemahaman siswa lebih
7.3000 40 1.38119 .21839
1 001
meningkat. Dilihat dari hasil belajar siswa
VAR00
002
8.3750 40 1.14774 .18147 dari kedua kelas, yaitu kelas eksperimen
dan kelas control yang nilai rata-rata yang
berbeda cukup jauh yaitu 8.01dan 7.30.
Hipotesis:
Kelas eksperimen lebih bagus
H0 = Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar yang signifikan sebelum
dibandingkan kelas kontrol setelah
dan sesudah menggunakan pembelajaran model PowerPoint berbasis
diterapkan model pembelajaran
Pop Up pada pembelajaran Bahasa Arab.
menggunakan Powerpoint berbasis Pop
Ha = Terdapat perbedaan prestasiUpbelajar
denganyang
materisignifikan
yang sama.sebelum dan
sesudah menggunakan pembelajaran
Tampilan materi pelajaran berbasis
model PowerPoint Pop
yang dikemas
Up pada pembelajaran Bahasa Arab.pembelajaran PowerPoint berbasis
dalam
PopUp mampu menarik perhatian dan
Dari pembahasan di atas diperoleh hasil- semangat siswa dalam belajar saat itu.
hasil penelitian yaitu sebagai berikut Tampilan presentasi materi yang baru,
1. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa variatif, jelas, disertai efek suara dan
Arab dengan model PowerPoint sisipan film pembelajaran berisi materi
berbasis Pop Up pelajaran yang sesuai, membuat siswa
Selama pelaksanaan pembelajaran fokus dan termotivasi pada saat kegiatan
ini, peneliti menemukan beberapa data belajar mengajar berlangsung.
penting, antara lain sebagai berikut : Pada pertemuan pertama, siswa tampak
Penerapan pembelajaran model belum cukup memahami cara belajar
PowerPoint berbasis Pop Up merupakan dengan pembelajaran model PowerPoint
hal yang baru bagi siswa kelas X MIA di berbasis Pop Up, karena model ini adalah
SMA Muhammadiyah Banyuresmi Garut. model yang baru bagi mereka. Siswa pada
Hal ini menciptakan suasana pembelajaran umumnya belum memahami dengan baik
yang lain dari sebelumnya, karena pada akan tuntutan dari pembelajaran ysng
umumnya selama ini siswa belajar secara disampaikan. Proses evaluasi pun
konvensional, yaitu dalam bentuk ceramah dilakukan oleh peneliti dengan mengkaji
yang terus menerus dengan media semua yang terjadi pada pembelajaran di

413
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

pertemuan pertama tadi. Sehingga pada bahwa peningkatan prestasi belajar


proses pembelajaran di pertemuan tersebut memiliki pengaruh yang
selanjutnya, karena berbagai kendala pada signifikan terhadap hasil belajar siswa.
pertemuan pertama sudah mampu teratasi Dengan kata lain ada perbedaan
maka secara umum pembelajaran model peningkatan hasil belajar antara sebelum
PowerPoint berbasis Pop Up berjalan siswa menggunakan pembelajaran model
dengan baik dan sesuai rencana PowerPoint berbasis Pop Up yakni di
pelaksanaan pembelajaran (RPP). kelas eksperimen (kelas X MIA 1) dan
2. Hasil Belajar Siswa Setelah kelas kontrol (kelas X MIA 2) dengan
Mendapatkan Pembelajaran model setelah siswa menggunakan pembelajaran
PowerPoint berbasis Pop Up model PowerPoint berbasis Pop Up yang
Berdasarkan hasil prates dan pascates hanya diterapkan di kelas eksperimen saja.
yang telah disajikan di atas khususnya Maka pada langkah selanjutnya
pada kelas eksperimen, ada beberapa pengaruh dari variabel x yaitu
temuan yang akan peneliti kemukakan, pembelajaran model PowerPoint berbasis
yaitu Jika melihat rata-rata kelas, pada Pop Up, terhadap variabel y yaitu hasil
nilai prates kelas eksperimen mendapatkan belajar siswa. Dari hasil perhitungan
nilai 6,43 dan kelas kontrol mendapat nilai statistik diperoleh data bahwa nilai thitung
6,45. Nilai ini bukan merupakan nilai yang adalah 4.071, dan bandingkan dengan t tabel
baik karena keduanya berada di bawah = 1.991 maka didapat t hitung > t tabel
standar nilai KKM. Nilai KKM untuk sehingga Ho ditolak dan Ha diterima,
Bahasa Arab kelas X yaitu 6,50. Setelah artinya terdapat perbedaan hasil belajar
kelas eksperimen diberi perlakuan, yaitu yang signifikan sebelum dan sesudah
dengan pembelajaran model PowerPoint menggunakan pembelajaran model
berbasis Pop Up, siswa mengalami PowerPoint berbasis Pop Up pada
motivasi yang besar pada proses pembelajaran Bahasa Arab. Hal ini
pembelajaran sehingga prestasi belajarnya membuktikan bahwa peranan media audio
pun meningkat. Hal ini dapat peneliti lihat visual sangat besar terhadap keberhasilan
pada nilai pascates yang telah diberikan. belajar siswa. Media audio visual sebagai
Terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas. produk teknologi pembelajaran
Untuk kelas eksperimen dari nilai mempunyai tujuan utama yaitu
sebelumnya 6,43 berubah meningkat memecahkan masalah belajar atau
menjadi 8,10. Nilai ini merupakan memfasilitasi pembelajaran dan
perkembangan dan perubahan yang baik meningkatkan kinerja.
karena rata-rata kelas sudah memenuhi
KKM..Sedangkan pada kelas kontrol nilai E. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
rata-rata kelas setelah diberikan pascates Simpulan
juga memenuhi KKM. Hal ini terlihat dari Penggunaan media audio visual
nilai rata-rata sebelumnya 6.45 berubah berbasis PowerPoint model Pop Up yang
hanya menjadi 7,30. Nilai sudah dipergunakan dalam pembelajaran bahasa
memenuhi nilai KKM untuk Bahasa Arab Arab sangat efektif dalam proses
yaitu 6,50. Dengan demikian hal ini meningkatkan hasil belajar siswa.
membuktikan bahwa pembelajaran model Berdasarkan hasil penelitian awal, siswa
PowerPoint berbasis Pop Up berpengaruh diobservasi dengan menggunakan prates
terhadap peningkatan hasil belajar siswa, dan hasil prates antara kelas eksperimen
yang dalam hal ini diterapkan untuk mata dan kelas kontrol dianalisis secara statistik,
pelajaran Bahasa Arab kelas X MIA materi keduanya tidak menunjukkan adanya
Attahiyyat wattaaruf. Melanjutkan perbedaan nilai kemampuan awal dalam
pembahasan pada point di atas, setelah pembelajaran bahasa Arab. Kelas
peneliti menemukan data yang menyatakan eksperimen dan kelas kontrol diberi

414
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

perlakuan seperti yang telah ditentukan Berdasarkan hasil penelitian dan


yaitu memberikan pembelajaran kesimpulan mengenai penggunaan
menggunakan media audio visual kepada pembelajaran model PowerPoint berbasis
kelas eksperimen dan pembelajaran Pop Up, maka dapat diajukan beberapa
menggunakan metode konvensional rekomendasi sebagai berikut:
kepada kelas kontrol. Pada tahap akhir 1. Pembelajaran Bahasa Arab di Sekolah
kedua kelas diberikan tes untuk Menengah Atas saat ini kurang efektif,
mendapatkan hasil belajar siswa. hal ini terlihat dari tenaga pengajar
Hasil belajar siswa sebelum menggunakan yang kurang menguasai teknologi
model PowerPoint berbasis Pop Up pembelajaran. Tenaga pengajar dapat
mengalami nilai kurang dari Kriteria memanfaatkan hasil penelitian ini dan
Ketuntasan Minimal pembelajaran Bahasa mempraktekannya untuk menggunakan
Arab. Hal ini terlihat dari data penelitian model PowerPoint berbasis Pop Up
yang dilakukan pada saat prates, diperoleh dalam kegiatan mengajar khususnya
nilai rata-rata kelas baik kelas eksperimenَ pada materi Identitas diri Mengenalkan
maupun kelas kontrol berada dibawah nilai Orang Lain. Untuk mata pelajaran lain,
KKM. Kemudian setelah menggunakan dalam kegiatan pembelajarannya dapat
model Powerpoint berbasis Pop Up, hasil menggunakan model PowerPoint
belajar siwa mengalami peningkatan yang berbasis Pop Up yang cara
signifikan. Hal ini sesuai dengan pendapat pembuatannya sama yaitu dengan
Briggs (dalam Rahadi, 2003 : 10) menyajikan point-pointnya saja dari
mengartikan “media sebagai alat untuk materi yang disampaikan, dengan
memberikan perangsang bagi siswa agar langkah-langkah pembelajaran
terjadi proses belajar”. Selain itu, Gagne disesuaikan dengan model
(dalam Rahadi, 2003 : 10) menyatakan pembelajaran yang akan dipakai.
bahwa “ media sebagai jenis komponen Kemudian disusun dari mulai
dalam lingkungan siswa yang dapat pendahuluan, kegiatan inti, sampai
merangsang mereka untuk belajar”. kegiatan akhir berupa evaluasi
Berdasarkan data hasil penelitian, pembelajaran.
setelah dianalisis diperoleh hasil Ho 2. Pembelajaran akan terlaksana dengan
ditolak dan Ha diterima, berarti terdapat efektif apabila ditunjang dengan
perbedaan peningkatan hasil belajar siswa fasilitas yang memadai. Mengingat
antara kelas eksperimen yang adanya pengaruh yang positif dari
menggunakan pembelajaran model penggunaan pembelajaran model
PowerPoint berbasis Pop Up dengan kelas PowerPoint berbasis Pop Up baik
kontrol yang tidak menggunakan terhadap hasil belajar siswa, maka bagi
pembelajaran model PowerPoint berbasis sekolah yang belum merata
Pop Up. Hal ini sesuai dengan Suparman pengetahuan tentang model-model
& juhairi (dalam Warsita, 2008 : 10) yang pembelajaran, cara membuat dan
menyatakan bahwa “Teknologi menggunakan PowerPoint, hendaknya
pembelajaran bertujuan untuk pihak sekolah memfasilitasi dan
memecahkan masalah belajar atau memberikan kesempatan supaya tenaga
memfasilitasi kegiatan pembelajaran. pengajar menambah pengetahuan
Teknologi pembelajaran sebagai perangkat sehingga bertambah wawasan yang
lunak (software technology) yang mendukung profesionalismenya.
berbentuk cara-cara yang sistematis dalam 3. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki
memecahkan masalah pembelajaran keterbatasan lokasi, sampel dan
semakin canggih dan mendapat tempat instrumen penelitian. Sehingga di
secara luas dalam dunia pendidikan”. penelitian selanjutnya peneliti mampu
Rekomendasi mengatur waktu dan melaksanakan

415
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

penggunaan pembelajaran model Research, Volume 11, Number 15


PowerPoint berbasis Pop Up dengan (2016) pp 8641-8645.
waktu pertemuan yang relatif banyak Fajar, M.Y., Harahap, E., Sukarsih, I.,
sehingga kegiatan belajar mengajar Rohaeni, Onoy., Suhaedi, Didi.,
sesuai dengan rencana pelaksanaan “Implementation of Lesson Study on
pembelajaran serta pembelajaranpun Integral Calculus Course“,
berlangsung lebih efektif dan Proceeding The 8th International
menyenangkan. Penelitian ini dapat Conference on Lesson Study (ICLS)
dilanjutkandengan aspek penelitian 2017, pp. 400-407, Universitas
yang lain pada kajian yang lebih dalam Hamzanwadi, Lombok Nusa
rangka menyempurnakan hasil Tenggara Barat, Indonesia, 14-16
penelitian dan meneliti lebih lanjut September 2017. ISBN: 978-602-
media pembelajaran audio visual 98097-8-7.
sebagai media pembelajaran yang bisa
digunakan dalam proses belajar ____________. )2012(. Inovasi
mengajar sehari-hari. Pendidikan : Pendekatan Praktik
Teknologi Multimedia dan
F. REFERENSI Pembelajaran Online. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Arikunto,S. (2009). Prosedur Penelitian. ____________. )2012(. Teknologi
Jakarta: PT Rineka Cipt Pembelajaran. Bandung : Remaja
_________(2012).Dasar-Dasar Rosdakarya.
Evaluasi Pendidikan, Edisi 2.
J a k a r t a : B u m i Aksara. Kustandi, C dan Sutjipto, B. (2011).
Arsyad, Azhar. (2013). Media Media Pembelajaran Manual dan
Pembelajaran : Metode Digital. Jakarta : PT Ghalia
Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Indonesia.
Grafindo Persada. Nasution, N dan Suryanto, A. (2000).
Darmawan, D. )2010(. Pemrograman Evaluasi Pengajaran. Jakarta :
Pembelajaran : Computer Assisted Universitas Terbuka.
Instruction. Konsep dan Aplikasi. Nasution. )2012(. Teknologi Pendidikan.
Bandung : Arum Mandiri. Bumi Aksara : Jakarta
Darmawan, D., Ruyadi, Y., Abdu, W.J.,
Hufad, A., (2017). Efforts to Know Nur’aini, I. L., Harahap, E., Badruzzaman,
the Rate at which Students Analyze F.H., Darmawan, D. (2017).
and Synthesize Information in Pembelajaran Matematika Geometri
Science and Social Science Secara Realistis Dengan GeoGebra.
Disciplines: A Multidisciplinary Matematika: Jurnal Teori dan
Bio-Communication Study, OnLine Terapan Matematika. Vol. 16 No. 2
Journal of Biological Sciences, Desember 2017. pp. 88-94.
Volume 17, Number 3 (2017) pp
226-231. Rahadi, A. (2003). Media Pembelajaran.
Darmawan, D., Harahap, E. (2016). Jakarta : Dirjen Dikdasmen.
Communication Strategy For Ruseffendi, E.T. (1991). Dasar-dasar
Enhancing Quality of Graduates Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Nonformal Education Through Sinar Baru.
Computer Based Test (CBT) in West Ruswandi dan Badrudin. (2008). Media
Java Indonesia, International Pembelajaran. Bandung : CV. Insan
Journal of Applied Engineering Mandiri.31

416
JTEP-Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 2 , September 2017

Sadiman, A (2008). Media Pendidikan: ________. )2012(. Menjadi Guru :


Pengertian Pengembangan dan Saripati Pengalaman Limapuluh
Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Tahun Berhidmat Sebagai Guru.
Grafindo Persada. Bandung : Buletin Mitra Surya.
___________(2011). Belajar dan ________. dkk. )2010(. Landasan
Mengajar ; Interaksi dan Motivasi Pendidikan : Menjadi Guru Yang
Jakarta : Baik. Bogor : Ghalia Indonesia.
PT Raja Grafindo Persada. Sukmadinata, N.S.(2010). Metode
Sadulloh, U (2010). Pengantar Filsafat Penelitian Pendidikan. Bandung :
Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta. PT Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Syamsudin, A . (1998). Psikologi
Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta Pendidikan. Bandung : PT Remaja
: Kencana, Prenada Media Grup. Rosda Karya.
____________(2006). Strategi Tarigan, Henry Guntur. )1994(. Menulis
Pembelajaran Berorientasi Standar Sebagai Suatu Keterampilan
Proses Pendidikan. Jakarta : Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Kencana, Prenada Media Grup. Trianto.(2007). Model-model
Sudjana, Nana. (2005). Media Pengajaran. Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Bandung : Sinar Baru Algensindo. Konstruktivistik. Surabaya : Prestasi
Sundayana, R. )2010(. Statistika Penelitian Pustaka
Pendidikan. STKIP Garut Press : Warsita, Bambang (2008). Teknologi
Garut. Pembelajaran: Landasan dan
Sugiyono. )2010(. Metode Penelitian Aplikasinya. Jakarta : PT Rineka
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Cipta.
Bandung : Alfabeta. Wahyudin. (2013). Statistika Terapan.
Surakhmad, Winarno. )1994(. Pengantar Bandung : Mandiri.
Penelitian Ilmiah Dasar dan Metode Winaputra. (1997). Strategi Belajar
Teknik. Bandung. Tarsito. Mengajar. Jakarta : UT.
Surya, M. )2004(. Psikologi Pembelajaran
dan Pengajaran. Bandung : Pustaka
Bani Quraisy.

417

Anda mungkin juga menyukai