Anda di halaman 1dari 7

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD)

DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM


PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP
1)
Rahmi Dwi Ariyani, 1)Indrawati, 1)I Ketut Mahardika
1)
Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember
Email : rahmidwia92@gmail.com

Abstract
This research focuses on the application of Guided Discovery learning model
with Audiovisual media.The purpose of this research were: (1) to describe students
science process skill using guided discovery learning model with audiovisual media
in teaching science physics in junior high school and (2) to assess the influence of
guided discovery learning model with audiovisual media to the student’s science-
physic achievement in junior high school. This type of research is an experimental
research by post test only control group design that held in SMPN 1 Sumbersuko,
Lumajang in the odd semester of the 2016/2017 academic year. The technique of
data collection were observation, documentation, interview and test. The data were
analyzed by using descriptif technique and independent sample t-test from SPSS 26.
The findings of this research were: (1) students science process skills by using
guided discovery model along with audiovisual media in science-physics study is
classified in good criteria; (2) guided discovery learning model with audiovisual
media significantly influences to the student’s science-physic achievement in junior
high school.

Key words: guided discovery learning model, audiovisual media, science process
skill, achievement.

PENDAHULUAN

Fisika merupakan bagian dari Ilmu menerima informasi, lebih cenderung


Pengetahuan Alam (IPA) yang untuk menghafal informasi yang
mempelajari tentang gejala alam dan didapatkan tanpa mencoba mengaitkan
menerangkan cara gejala tersebut terjadi. dengan konsep yang pernah dimiliki
Fisika dalam pembelajaran atau sebelumnya. Hal ini dikarenakan siswa
pelaksanaan pendidikan menyangkut dua tidak mendapatkan pengalaman belajar
aspek proses dan produk, dalam aspek secara langsung selama pembelajaran
proses diharapkan dapat memunculkan sehingga siswa cenderung pasif selama
keterlibatan ilmiah dalam individu proses pembelajaran dan keterampilan
sehingga tiap individu dapat menemukan proses sains siswa selama pembelajaran
fakta-fakta, membangun konsep-konsep, kurang nampak dan pada akhirnya masih
teori, dan sikap ilmiah yang dapat banyak siswa yang menganggap bahwa
berpengaruh positif terhadap kualitas fisika merupakan pelajaran yang sulit.
maupun produk pendidikan. Permasalahan Oleh karena itu, pemilihan model
pada bidang studi IPA terutama bidang pembelajaran harus sesuai dengan kondisi
fisika yakni pembelajaran fisika selama ini karakteristik siswa sehingga dapat
lebih banyak menghafalkan rumus dan mengembangkan potensi yang telah
teori, bukan berdasarkan pemahaman. dimiliki oleh siswa secara optimal. Salah
Dahar (dalam Harahap dan satu model pembelajaran yang dapat
Harahap, 2012) menyatakan siswa dalam melibatkan siswa untuk aktif dalam

397
Ariyani, Model Pembelajaran Guided... 398

pembelajaran adalah model pembelajaran Menurut Munadi (2010), media


guided discovery (GD) disertai media audiovisual merupakan peralatan suara
audiovisual. dan gambar dalam satu unit, seperti film
Model guided discovery adalah bersuara, televisi, dan video. Agar menjadi
suatu model pembelajaran yang lebih efektif pada proses pembelajaran
melibatkan siswa untuk belajar secara aktif media visual sebaiknya dikombinasikan
dan mandiri dalam suatu kegiatan guna dengan suara (audio) dan ditempatkan
menemukan konsep atau pemecahan suatu pada konteks yang bermakna dan siswa
masalah dengan bimbingan dari guru. harus berinteraksi dengan visual (image)
Bruner mengemukakan bahwa dalam untuk meyakinkan terjadinya proses
pembelajaran penemuan (discovery) informasi yang tepat dan akurat (Arsyad,
peserta didik akan berperan lebih aktif 2006:57-58). Menurut Semendiriadis
karena peserta didik berusaha sendiri (dalam Purwono, 2014) media audiovisual
memecahkan masalah dan memperoleh memperkaya lingkungan belajar,
pengetahuan tertentu yang benar-benar memelihara eksplorasi, eksperimen dan
bermakna (Rachmawati, 2015:65). Peran penemuan, dan mendorong siswa untuk
guru dalam model guided discovery ini mengembangkan pembicaraan dan
adalah sebagai fasilitator dalam proses mengungkapkan pikirannya
pembelajaran, yaitu dengan membantu Anderson (dalam Priandono, 2012)
siswa agar dapat menggunakan konsep dan menyatakan bahwa media audiovisual
keterampilan yang telah dipelajari (video) memiliki kelebihan dalam ranah
sebelumnya untuk mendapatkan kognitif, afektif dan psikomotor.
pengetahuan baru melalui pertanyaan- Kelebihan dalam ranah kognitif antara
pertanyaan yang diajukan. Model guided lain dapat digunakan untuk menunjukan
discovery ini mengharuskan siswa contoh dan cara bersikap atau berbuat
menggunakan informasi yang diperoleh dalam suatu penampilan, khususnya yang
untuk mengkontruksi pemahamannya menyangkut interaksi siswa. Kelebihan
sendiri sehingga pemahaman materi lebih dalam ranah afektif antara lain dapat
berbekas dalam ingatan siswa (Melani, menjadi media yang sangat baik dalam
2012). mempengaruhi sikap dan emosi.
Model Guided Discovery juga Kelebihan dalam ranah psikomotor
memiliki beberapa kelemahan. Salah satu antara lain dapat memperlihatkan contoh
kelemahan pada model guided discovery keterampilan yang menyangkut gerak,
ini adalah siswa harus mempunyai baik dengan cara memperlambat maupun
kesiapan dan kematangan mental mempercepat gerakan yang ditampilkan.
(Pakpahan, 2014). Misalnya, siswa yang Media audiovisual tidak hanya memiliki
lamban mungkin bingung ketika berusaha kelebihan saja, tetapi juga memiliki
untuk mengembangkan pikirannya jika keterbatasan. Suleman (dalam Zamri,
berhadapan dengan hal-hal yang abstrak, 2009) mengemukakan keterbatasan
menemukan ketergantungan antara audiovisual yang digunakan untuk tujuan
pengertian dalam suatu subyek atau dalam pendidikan adalah biaya perangkat
usahanya menyusun suatu hasil penemuan audiovisual relatif mahal dan memerlukan
dalam bentuk tertulis. Oleh karena itu, pengetahuan serta keterampilan khusus
untuk mengurangi kelemahan tersebut, tentang audiovisual untuk
model guided discovery ini dapat menjalankannya.
dipadukan dengan media pembelajaran. Beberapa penelitian yang
Salah satu media pembelajaran yang dapat mendukung adalah penelitian yang
dipadukan dengan model pembelajaran dilakukan oleh Septiani (2014) yang
guided discovery adalah media menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
audiovisual. menggunakan model guided discovery
399 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 397-403

dapat meningkatkan keterampilan proses penilaian oleh peneliti, penilaian oleh


sains siswa. Penelitian terkait lainnya observer, dan post-test. Teknik analisis
tentang pengaruh guided discovery data menggunakan teknik deskriptif dan
terhadap hasil belajar siswa adalah uji statistik berbantuan softwwere SPSS
penelitian Kusuma (2015) yang 26.
menyatakan bahwa hasil belajar siswa Untuk menganalisis keterampilan proses
dengan menggunakan model pembelajaran sains siswa selama kegiatan pembelajaran
guided discovery mengalami peningkatan. IPA dengan mengunakan model guided
Penelitian lain yang relevan dengan discovery disertai media audiovisual,
penggunaan media audiovisual dilakukan digunakan persentase keterampilan proses
oleh Haryoko (2009) yang menyimpulkan sains siswa dengan rumus sebagai berikut.
adanya peningkatan hasil belajar dengan 𝑋
𝑁𝐴 = × 100%
menggunakan media audiovisual. 𝑁
Tujuan penelitian ini adalah untuk Keterangan:
mendeskripsikan keterampilan proses NA : nilai akhir keterampilan proses
sains siswa menggunakan model sains siswa
pembelajaran Guided Discovery (GD) X : jumlah skor perolehan tiap
disertai media audiovisual dalam indikator keterampilan proses sains
pembelajaran IPA fisika di SMP dan siswa
mengkaji pengaruh model pembelajaran N : jumlah skor maksimum tiap
Guided Discovery (GD) disertai media indikator keterampilan proses sains
audiovisual terhadap hasil belajar IPA siswa
fisika siswa di SMP.
Menurut Widayanto (dalam Kale, 2013),
METODE kriteria untuk keterampilan proses sains
siswa ditunjukkan pada Tabel 1. sebagai
Penelitian ini merupakan penelitian berikut.
eksperimen yang dilaksanakan di SMPN 2
Sumbersuko, Lumajang. Populasi dalam Tabel 1. Kriteria keterampilan proses
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas siswa
VII SMPN 2 Sumbersuko Lumajang pada No Interval Kriteria
tahun ajaran 2016/2017 meliputi kelas VII 1 75% ≤ skor < 100% Baik
A, VII B, VII C, dan VII D. Sebelum 2 55% ≤ skor < 75% Cukup baik
pengambilan sampel maka, dilakukan uji 3 40% ≤ skor <55% Kurang baik
homogenitas terlebih dahulu untuk 4 skor < 40% Tidak baik
mengetahui tingkat keberagaman
kemampuan siswa pada tiap-tiap kelas. Untuk mengkaji pengaruh hasil belajar
Adapun data yang digunakan untuk uji siswa menggunakan model guided
homogenitas yaitu nilai ulangan tengah discovery disertai media audiovisual
semester (UTS) pada semester gasal tahun digunakan uji Independent Sample T Test
ajaran 2016/2017. Penentuan sampel pada SPSS 26 dengan kriteria pengujian
penelitian dilakukan dengan menggunakan a) Jika nilai signifikansi (Sig. (2-tailed))
metode cluster random sampling dengan < 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak
teknik undian. Desain penelitian b) Jika nilai signifikansi (Sig. (2-tailed))
menggunakan posttest only control group > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak
design.
Teknik dan instrumen pengumpulan HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang digunakan dalam penelitiana ini
meliputi observasi, wawancara, tes dan Berdasarkan hasil uji homogenitas,
dokumentasi. Sumber data berasal dari keempat kelas VII di SMPN 2
Ariyani, Model Pembelajaran Guided... 400

Sumbersuko, Lumajang memiliki selama observasi yang dilakukan oleh


kemampuan yang homogen. Sampel pada observer dan dokumentasi yakni berupa
penelitian ini adalah kelas VII B sebagai penilaian hasil lembar kegiatan siswa
kelas kontrol dan kelas VII C sebagai (LKS) yang dilakukan oleh peneliti.
kelas eksperimen yang diperoleh dari Keseluruhan indikator keterampilan proses
metode cluster random sampling dengan sains dalam penelitian ini mencakup aspek
teknik undian. kognitif proses dan aspek psikomotor
1. Keterampilan Proses Sains seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1
Penilaian keterampilan proses sains merupakan nilai rata-rata tiap indikator
siswa diperoleh dari lembar penilaian keterampilan proses sains siswa

Tabel 2. Skor rata-rata persentase keterampilan proses sains tiap indikator


Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-Rata
Aspek
(%) (%) (%)
Menyusun Hipotesis 100 100 100
Mengklasifikasikan 86,11 94,44 90,27
Merancang Penyelidikan 75,00 98,61 86,80
Melakukan Eksperimen 76,39 94,44 85,41
Melakukan Pengamatan 80,55 98,61 89,58
Mengumpulkan dan mengolah
66,67 94,44 80,55
data
Mengkomunikasikan 90,28 93,06 91,67
Menyimpulkan 100 93,06 96,53
Rata-rata 84,37 95,83 90,10
minat siswa dalam pembelajaran
Tabel 2. menunjukkan bahwa nilai dikarenakan terdapat penyampaian proses
rata-rata persentase keterampilan proses informasi yang tepat dalam bentuk video,
sains siswa mengalami peningkatan pada gambar bergerak dan suara. Media
tiap pertemuan. Indikator mengumpulkan audiovisual yang disajikan pada siswa
dan mengolah data memiliki nilai rata-rata dalam proses pembelajaran berupa
persentase yang lebih rendah daripada fenomena alam yang terjadi di kehidupan
indikator yang lain yakni sebesar 80,55%. sehari-hari sehingga membuat siswa
Sedangkan indikator menyusun hipotesis memperoleh pengalaman langsung dan
memiliki nilai rata-rata persentase yang terlibat aktif selama pembelajaran.
lebih tinggi daripada indikator yang lain Berdasarkan uraian diatas, model guided
yakni sebesar 100%. Nilai rata-rata discovery disertai dengan media
persentase secara keseluruhan indikator audiovisual dapat meningkatkan
keterampilan proses sains siswa dalam keterampilan proses sains siswa baik
kategori “baik” dengan nilai 90,10%. Hal dalam aspek kognitif proses maupun aspek
ini membuktikan bahwa dengan psikomotor.
menerapkan model guided discovery 2. Hasil Belajar Siswa
disertai dengan media audiovisual dapat Data hasil belajar siswa yang
meningkatkan keterampilan proses sains digunakan dalam penelitian ini adalah data
siswa. hasil belajar siswa pada ranah kognitif
produk yang diperoleh dari nilai post test.
Peningkatan pada keterampilan Diketahui bahwa nilai rata-rata post test
proses sains siswa ini dikarenakan model kelas eksperimen yakni 63,54 sedangkan
pembelajaran guided discovery disertai kelas kontrol yakni 50,88. Hal ini
media audiovisual yang diterapkan dalam menunjukkan bahwa nilai rata-rata post
pembelajaran ini mampu untuk menarik test kelas eksperimen lebih tinggi daripada
401 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 397-403

kelas kontrol. Namun demikian, Hasil wawancara dengan guru


diperlukan pengujian dan analisis dengan bidang studi IPA dan beberapa siswa kelas
menggunakan uji Independent Sample T- VII C memperoleh tanggapan yang positif
Test dengan menggunakan program SPSS terhadap model pembelajaran Guided
26 untuk menunjukkan adanya perbedaan Discovery disertai media audiovisual.
hasil belajar siswa antara kelas eksperimen Guru bidang studi IPA menyatakan bahwa
dengan kelas kontrol. model pembelajaran Guided Discovery
Berdasarkan hasil perhitungan data disertai media audiovisual cukup menarik
hasil belajar dengan menggunakan uji perhatian siswa dalam pembelajaran IPA.
independent sample T-Test didapatkan Hal ini dikarenakan terdapat media
nilai signifikansi (2-tailed) pada equal audiovisual yang membantu siswa dalam
variances assumed adalah 0,005. Hal ini mempelajari suatu materi dengan lebih
menunjukkan bahwa nilai sig. (2-tailed) mudah dan menarik sehingga perhatian
yang didapatkan dari hasil perhitungan siswa lebih terfokus selama pembelajaran.
lebih kecil daripada 0,05 atau 0,005 < Selain itu, petunjuk-petunjuk yang
0,05. Hasil analisis data dikonsultasikan diberikan guru kepada siswa dapat
dengan pedoman pengambilan keputusan memfasilitasi siswa untuk menemukan
diketahui bahwa hipotesis nihil (H0) sendiri hasil yang diperoleh selama
ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) pembelajaran. Beberapa siswa juga
diterima, sehingga dapat disimpulkan mengaku bahwa pembelajaran dengan
bahwa nilai hasil belajar kelas eksperimen model guided discovery disertai media
lebih baik daripada kelas kontrol. audiovisual cukup menyenangkan karena
Berdasarkan hasil analisis data dapat dalam proses pembelajarannya terdapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran video sehingga mudah untuk dipelajari.
Guided Discovery (GD) disertai media Penerapan model pembelajaran
audiovisual berpengaruh signifikan Guided Discovery disertai media
terhadap hasil belajar IPA (fisika) di audiovisual pada proses pembelajaran ini
SMP. juga tidak lepas dari kendala yang
Penggunaan model pembelajaran ditemukan saat melakukan penelitian,
Guided Discovery disertai media yaitu membutuhkan persiapan yang cukup
audiovisual pada siswa dapat membantu matang. Hal ini dikarenakan guru harus
memudahkan siswa dalam menemukan menyiapkan sebuah permasalahan yang
pengetahuan dengan menghadirkan berhubungan dengan topik pembelajaran
petunjuk-petunjuk yang diberikan guru yang berasal dari kehidupan sehari-hari
sehingga tujuan pembelajaran dapat dan dapat menarik minat siswa. Selain itu
dicapai. Adanya media audiovisual ini kurang lengkapnya peralatan praktikum
mampu menghadirkan fenomena alam juga menjadi kendala peneliti, sehingga
secara langsung yang dikemas secara peneliti harus menggantinya dengan alat
menarik dalam bentuk video, gambar dan sederhana yang ada di kehidupan sehari-
suara sehingga pembelajaran menjadi hari agar siswa tetap bisa melakukan
lebih menarik dan bermakna. Ketertarikan eksperimen.
siswa dalam proses pembelajaran yang
menarik membuat materi yang telah KESIMPULAN
dipelajari lebih mudah diingat karena
dalam proses pembelajaran dengan Berdasarkan hasil dan pembahasan
menggunakan model pembelajaran Guided dapat diperoleh kesimpulan sebagai
Discovery disertai media audiovisual ini berikut: 1) keterampilan proses sains siswa
siswa dapat terlibat langsung dalam proses dengan menggunakan model pembelajaran
menemukan pengetahuan sesuai dengan Guided Discovery (GD) disertai media
fenomena alam yang terkait. audiovisual dalam pembelajaran IPA
Ariyani, Model Pembelajaran Guided... 402

fisika tergolong dalam kriteria baik dengan Pelajaran 2011/2012. Jurnal


nilai rata-rata presentase keterampilan Pendidikan Biologi. Vol. 4 (1):97-
proses sains siswa adalah 90,10%, dan 2) 105.
model pembelajaran Guided Discovery
(GD) disertai media audiovisual Munadi,Y. 2010. Media Pembelajaran.
berpengaruh signifikan terhadap hasil Jakarta: Gaung Persada Press.
belajar siswa.
Saran yang dapat diberikan adalah Pakpahan, R. 2014. Upaya
sebagai berikut: 1) bagi guru, dibutuhkan Meningkatkan Hasil Belajar
waktu dan persiapan yang matang dalam Siswa Dengan Menggunakan
menggunakan model pembelajaran Guided Metode Discovery Pada Mata
Discovery (GD) disertai media audiovisual Pelajaran Matematika Di Kelas
ini terutama pada bahan ajar dan IV SD Negeri 155686
permasalahan yang akan disajikan Untemungkur II Kecamatan
sehingga tujuan pembelajaran dapat Kolang Kabupaten Tapanuli
tercapai secara efektif dan efisien dan 2) Tengah. School Education
bagi peneliti lain dapat dijadikan referensi Journal PGSD FIP UNIMED.
untuk penelitian berikutnya. Vol. 1 (2): 73-89.

DAFTAR PUSTAKA Priandono, F. E. 2012. Pengembangan


Media Audio-Visual Berbasis
Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. Kontekstual dalam Pembelajaran
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Fisika Di SMA. Jurnal
Pembelajaran Fisika. Vol. 1 (3):
Harahap dan Harahap. 2012. Efek Model 247-253.
Pembelajaran Advance Organizer
Berbasis Peta Konsep dan Aktivitas Haryoko, S. 2009. Efektivitas
Terhadap Hasil Belajar Fisiska Pemanfaatan Media Audio-Visual
Siswa. Jurnal Penelitian Inovasi Sebagai Alternatif Optimalisasi
Pembelajaran Fisika. Vol. 4 (2): Model Pembelajaran. Jurnal
32-37. Edukasi Elektro. Vol. 5 (1): 1-10.

Kale, M. 2013. Penerapan Purwono, J. 2014. Penggunaan Media


Keterampilan Proses Sains Audio-Visual Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam Di Sekolah
Melalui Model Think Pair Share
Menengah Pertama Negeri 1
Pada Pembelajaran Fisika di Pacitan. Jurnal Teknologi
SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. Pendidikan dan Pembelajaran. Vol.
Vol. 2 (2): 233-237. 2 (2): 127-144.
Kusuma, T. A. 2015. Model Discovery Rachmawati, T. 2015. Teori Pembelajaran
Learning Disertai Teknik Probing dan Proses Pembelajaran yang
Prompting Dalam Pembelajaran Mendidik. Yogyakarta: Gava Media
Fisika Di MA. Jurnal Pembelajaran
Fisika. Vol. 3 (4): 336-341. Septiani, L. R. 2014. Pengaruh Model
Guided Discovery Terhadap
Melani, R. 2012. Pengaruh Metode Keterampilan Proses Sains dan
Guided Discovery Learning Hasil Belajar IPA-Fisika Siswa
Terhadap Sikap Ilmiah dan Hasil Kelas VII SMP Negeri 1 Jelbuk.
Belajar Kognitif Biologi Siswa Jurnal Pembelajaran Fisika. Vol. 2
SMA Negeri 7 Surakarta Tahun (4): 349-355.
403 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 4, Desember 2017, hal 397-403

Zamri, N. 2009. Pembelajaran Sastra Indonesia: Fakultas Ilmu


Dengan Menggunakan Media Audio Pengetahuan Budaya.
Visual di MTs. Universitas

Anda mungkin juga menyukai