Anda di halaman 1dari 9

ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.

2 Juli 2016

IMPLEMENTASI MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENURUNKAN BEBAN


KOGNITIF SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP
NEGERI 7 KUNINGAN

THE IMPLEMENTATION OF AUDIO-VISUAL MEDIA TO DECREASE STUDENTS’


COGNITIVE LOAD ON ECOSYSTEM CONCEPT AT 7TH
GRADE IN SMPN 7 KUNINGAN

Tifa Sophia Latifah1), Anna Fitri Hindriana2), Haruji Satianugraha2)


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
2
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi
Program Studi Pendidikan Biologi Fkip Universitas Kuningan

Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi karena guru jarang menggunakan media yang mendukung pada
proses pembelajaran sehingga cara belajar siswa identik dengan menghafal. Permasalahan ini
akan membebani siswa dalam menerima informasi, sehingga siswa memiliki beban kognitif
yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi media audio visual dapat
menurunkan beban kognitif siswa. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 7
Kuningan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 7 Kuningan
pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9 kelas sebanyak 378 siswa.
Sampel penelitian ini terpilih sebanyak 79 siswa yaitu kelas VIID dan VIIE. Metode penelitian
yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan desain “Pretest-Posttest Control Group”
Teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik Simple random sampling. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Instrumen lembar usaha mental penggunaan media
audio visual digunakan untuk mengukur penurunan beban kognitif (extraneous load), serta
Instrumen test objektif untuk mengukur menurunkan beban kognitif (germane load) sehingga
berdampak pada meningkatnya penguasaan konsep siswa. Uji normalitas dari pretest dan
posttest menggunakan chi-kuadrat,uji homogenitas menggunakan uji F dan uji hipotesis
menggunakan uji t. Hasil usaha mental yang diperoleh yaitu rata-rata 2 ini menunjukan bahwa
usaha mental yang dilakukan siswa dalam pembelajaran menggunakan media audio visual
rendah maka terdapat penurunan extraneous load. Rata-rata hasil tes objektif kelas
eksperimen 85,13 lebih besar dibandingkan kelas kontrol yaitu 75,66 maka terdapat penurunan
germane load. Pengujian hipotesis berdasarkan data diperoleh hasil yaitu 3,23 > 2,65 ini
berarti thitung > ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima ini dapat disimpulkan bahwa terdapat
penurunan beban kognitif dengan menggunakan media audio visual dalam proses
pembelajaran.
Kata kunci : Media Audio Visual dan Beban Kognitif

Abstract
The problem which be the background of this research was students’ memorizing learning style
which was created because of teachers’ mistake who began rarely to use learning media in
supporting teaching and learning process in the classroom. The problems would give a high
cognitive load to students in receiving information in the learning process. Therefore, the
purpose of this research was to know the effect audio-visual media implementation in
decreasing students’ cognitive load in the learning process. This research was done at 7th
grade in SMPN 7 Kuningan. All students on even semester in period 2015 – 2016 at 7th grade
of SMPN 7 Kuningan consisting 9 classes which had 378 students in a total be the data
population in this research. After observing the data, VIID and VIIE consisting 79 students in a
total was chosen to be the research sample. The method used in this research was quasi-
experiment with pretest-posttest control group design. The technique of collecting data in this
research was cluster random sampling. The research instrument used was mental effort paper
of the using audio-visual media and objective test to measure the decreasing number of

45
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

extraneous load and germane load in students’ cognitive load which influenced students’
ability in mastering learning concept in the classroom. Normality test from pretest and posttest
used chi quadrat; homogenity test (F test) and hypothesis test (T test) in this research. From the
test, it was shown that the result of effort mental test were 1.98 in average. The data showed, if
mental effort which were done by students in learning process using audio-visual media low,
there would be a decreasing number of extraneous load. Mostly, the result of objective
experimental class test was 85.13 where the result test was higher than control class in 75.66.
The control class test showed a decreasing number in germane load of students’ cognitive load.
In hypothesis experimental, it could be shown that the data which were gotten was 3.23 > 2.65,
which meant tcounting data > ttable, so Ho was refused and H1 was received. In conclusion, it was
shown there was a decreasing number of cognitive students’ load in using audio-visual media
in the learning process.
Keyword : Audio-Visual Media, Students’ Cognitive Load.

1. PENDAHULUAN penggunaan media audio visual sehingga


Pendidikan merupakan hal yang sangat siswa sulit menerima informasi yang
penting bagi kehidupan manusia, karena disampaikan.
seseorang tidak akan mendapatkan ilmu Beban yang diterima siswa dalam hal
tanpa adanya kesempatan untuk belajar. ini menurut Sweller dalam (Hindriana,
Menurut Arsyad (2013:1) Belajar adalah 2014) yaitu beban kognitif. Beban kognitif
suatu proses yang kompleks yang terjadi dapat didefinisikan sebagai beban
pada diri setiap orang sepanjang hidupnya, melakukan tugas tertentu yang berdampak
proses belajar itu terjadi karena adanya pada sistem pengolahan kognitif.
interaksi antara seseorang dengan Akibatnya kapasitas working memory
lingkungannya. Dalam proses kegiatan menjadi terbatas sehingga kemampuan
belajar mengajar pada umumnya siswa kognitif siswa menjadi terbatas pula,
tidak memiliki persiapan untuk memulai kesulitan yang dihadapi ketika belajar
pembelajaran karena siswa belum dapat diakibatkan oleh beban kognitif yang
mempelajari materi yang akan dipelajari. tinggi. Salah satu faktor yang dapat
Siswa menganggap guru sebagai satu- menyebabkan munculnya beban kognitif
satunya pusat pengetahuan sehingga berlebih adalah buruknya strategi
pembelajaran seperti menuangkan air pembelajaran yang digunakan (Kalyuga,
kedalam gelas kosong. dalam Hindriana 2014). Dalam
Siswa hanya bisa mencatat apa yang pembelajaran, bahan ajar yang memiliki
dijelaskan gurunya, adapun jika diberikan dampak positif pada pemahaman dan
tugas kelompok hanya beberapa siswa yang pengetahuan dan sangat cocok untuk
bekerja, sehingga siswa menjadi pasif dan mengurangi beban kognitif (Haslam &
cara belajarnya tidak dapat menggali dan Hamilton, dalam Hindriana, 2014). Akan
menemukan sendiri konsep materi yang tetapi, dampak positif materi ajar terhadap
dipelajari. Pada pembelajaran Biologi saat penurunan beban kognitif pada
ini identik dengan hafalan khususnya pada pembelajaran ini erat kaitannya dengan
materi ekosistem, keadaan ini strategi pembelajaran (kerangka
menyebabkan siswa mengalami kesulitan instruksional) yang digunakan dan
untuk menguasai konsep materi yang kapasitas working memory (working
dipelajari. Adanya permasalahan diatas memory) peserta didik. Hal ini sesuai
akan membebani siswa dalam menerima dengan teori pembelajaran kognitif, di
informasi, karena guru jarang mana belajar terjadi ketika peserta didik
menggunakan media yang mendukung secara aktif membangun sebuah
pada proses pembelajaran. Berdasarkan representasi pengetahuan yang koheren
hasil observasi pendahuluan dengan dengan kapasitas working memory yang
menggunakan angket di SMP Negeri 7 terbatas (Moreno, dalam Hindriana 2014).
Kuningan guru belum memaksimalkan Oleh karena itu perlu proses
penggunaan media pembelajaran seperti pembelajaran efektif didalam kelas.

46
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Menurut Hernawan. (2007:87) Media siswa kelas VII tahun pelajaran 2015/2016.
merupakan salah satu faktor penentu Sampel 79 siswa diambil dengan teknik
keberhasilan pembelajaran, melalui proses simple random sampling, sampel penelitian
pembelajaran bisa lebih menarik dan yaitu siswa kelas VII E menggunakan
menyenangkan. Oleh karena itu dengan media audio visual dan kelas VII D
menggunakan media audio visual dalam menggunakan media visual. Metode yang
proses pembelajaran dapat diharapkan digunakan adalah quasi eksperimen dengan
dapat menurunkan beban kognitif siswa desain pretest-posttest control group
(exstraneous load dan germane load) design. Data yang diambil dalam penelitian
sehingga dapat meningkatkan penguasaan ini menggunakan dua buah instrument
konsep siswa pada materi yang akan yaitu lembar usaha mental digunakan untuk
diajarkan terutama pada materi ekosistem. mengukur penurunan extraneous load dan
Materi ekosistem pada proses test objektif digunakan untuk mengukur
pembelajarannya tidak hanya penurunan germane load siswa.Sebelum
mendengarkan atau membaca saja tetapi digunakan untuk mengambil data,
dibutuhkan keaktifan siswa secara langsung instrumen tes objektif diujicobakan terlebih
dalam proses pembelajaran, selain itu dahulu bertujuan untuk mengetahui apakah
materi ekosistem juga dapat lebih mudah instrumen tersebut layak digunakan untuk
diamati secara langsung sehingga siswa mengambil data atau tidak. Data hasil test
lebih mudah menerapkan konsep dengan objektif dianalisis dengan menggunakan uji
keadaan yang sebenarnya. Jika hanya prasyarat dan uji hipotesis dengan
penjelasan tanpa disertai media menggunakan uji t.
pembelajaran yang relevan dengan materi
tersebut mengakibatkan siswa mengalami 3. HASIL DAN PENELITIAN
kesulitan dalam menguasai konsep tersebut Uji Coba instrumen
dan hanya menghafal. Menurut Hamalik, Instrumen yang diujicobakan adalah
dalam (Arsyad, 2013:19) mengemukaan instrument test objektif penguasaan konsep
bahwa pemakaian media pembelajaran berjumlah tiga puluh soal hasil dari uji
dalam proses belajar mengajar dapat validitas didapat hanya dua puluh tujuh
membangkitkan keinginan dan minat yang soal dinyatakan valid, kemudian hasil uji
baru, membangkitkan motivasi dan reliabilitas diperoleh nilai rhit =0,60
rangsangan kegiatan belajar dan bahkan diinterpretasikan bahwa nilai tersebut
membawa pengaruh-pengaruh psikologis memiliki reliabilitas yang tinggi. Sehingga
terhadap siswa. Selain itu dengan instrumen dalam penelitian ini valid dan
penerapan media audio visual membantu reliable.
dalam proses pembelajaran efektif. Hasil analisis data test objektif
Sehingga diharapkan desain pembelajaran Berdasarkan data yang diperoleh dari
dapat memfasilitasi pembentukan skema hasil pretest-posttest instrument test
akan menurunkan extraneous load dengan objektif penguasaan konsep berupa soal
menggunakan media audio visual dalam pilihan yang diberikan pada kelas
proses pembelajaran. Selain itu akan eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat
berpengaruh terhadap penurunan germane pada Tabel 1
load sehingga proses integrasi konseptual
akan terlaksana dengan baik selama Tabel 1. Nilai Hasil Tes Objektif
pembelajaran dan berdampak pada
Kelas Ekperimen Kelas Kontrol
peningkatkan penguasaan konsep siswa. Data
Pretest Posttest Pretest Posttest

2. METODOLOGI PENELITIAN 38 38 38 38
N
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 7
Kuningan . Waktu pelaksanaan penelitian Rata-rata
60.97 85,13 60,07 75,66
yaitu pada Semester Genap Tahun
pelajaran 2015/2016, pada tanggal 19 April
– 29 April 2016. Populasi adalah seluruh

47
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Hasil uji prasyarat


Pada table.5 menunjukan bahwa rata-
Uji prasyarat digunakan untuk rata n-gainnya kelas eksperimen yaitu 0,64
mengetahui apakah analisis data untuk termasuk kriteria sedang, sedangkan untuk
menguji hipotesis dapat dilanjutkan atau rata-rata n-gainnya kelas kontrol yaitu 0,41
tidak, meliputi uji normalitas dan termasuk kriteria sedang, ini menunjukan
homogenitas. Hasil uji normalitas pretest terjadi peningkatan terhadap kedua kelas
menunjukan hasil pada kelompok tersebut namun pada kelas eksperimen
eksperimen X2hit 9,83 < X2tab 11,3. yang menggunakan media audio visual
Sedangkan pada kelompok kontrol X2hit mengalami peningkatan yang lebih tinggi
6,35 < X2tab 11,3. Dan disimpulkan bahwa dibandingkan dengan kelas kontrol yang
kedua kelompok tersebut berdistribusi menggunakan media visual.
normal, selanjutnya uji normalitas posttest Analisis lembar usaha mental siswa
pada kelompok eksperimen yaitu X2hitung Pada penelitian ini lembar usaha
7,17 < X2tabel 11,3 sedangkan pada mental digunakan untuk mengukur
kelompok kontrol X2hitung 9,55 < X2tabel penurunan exstraneous load pada proses
11,3. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dikelas eksperimen dan kelas
kedua kelompok tersebut berdistribusi kontrol
normal.
Kemudian dilakukan uji homogenitas Tabel 3. Hasil Lembar Usaha Mental
dari hasil perhitungan pretest didapatkan
Skor rata-rata per-indikator
Fhitung 1,03 < Ftabel 2,21, maka dapat Indikator
Nomor
Kelas Kelas
disimpulkan bahwa kedua kelompok Angket
Eksperimen Kontrol
tersebut memiliki variansi yang homogen. 1
1
1,93 2,53
Dan pada uji homogenitas posttest 2
3
didapatkan Fhitung 1,69< Ftabel 2,21, maka 2
4
1,93 2,66
dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok 3
5
1,88 2,96
tersebut memiliki variansi yang homogen. 6
7
Berdasarkan pengujian homogenitas 4
8
1,89 2,68
variansi yang dilakukan,karena kelompok 9
5 2,24 2,54
data pretest dan posttest tersebut homogen 10
2,67
maka pengujian hipotesis dilakukan dengan Jmlh = 1,98 (Tidak
menggunakan uji t. Didapatkan hasil data (Mudah) mudah tapi
pretest menunjukan thitung < ttabel sehingga tidak sulit)
H1 ditolak. sedangkan data posttes
menunjukan thitung > ttabel sehingga H1 Dari tabel.6 Secara keseluruhan
diterima. Hal ini menunjukan bahwa diperoleh kelas eksperimen yaitu 1,98
terdapat penurunan beban kognitif siswa dengan begitu usaha mental siswa dalam
pada konsep dengan menggunakan media pembelajaran menggunakan media audio
audio visual dalam proses pembelajaran. visual termasuk kriteria mudah sedangkan
Hasil uji n-gain pada kelas kontrol diperoleh yaitu 2,67
Uji n-gain digunakan untuk dengan begitu usaha mental siswa dalam
mengetahui peningkatan penguasaan pembelajaran menggunakan media audio
konsep siswa setelah proses pembelajaran visual termasuk kriteria tidak mudah tapi
dikelas eksperimen dan kelas control. hasil tidak sulit.
penghitungan n-gain pada tabel 2. Analisis Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Tabel 2. Hasil uji n-gain pada kelas dan Kelas Kontrol
eksperimen dan kontrol Untuk test objektif berupa soal pilihan
Rata-rata ganda dengan indikator penguasaan konsep
No Kelas Kriteria
n-gain terdiri dari C1-C6. presentase hasil posttest
1 Eksperimen 0.64 Sedang penguasaan konsep siswa dikelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
2 Kontrol 0.41 Sedang
table.4

48
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

Tabel.4 Analisis Posttest Penguasaan penggunaan media audio visual yang


Konsep digunakan telah dipilih dengan menerapkan
Presentase Siswa yang tiga prinsip tersebut. Yaitu prinsip
Jumlah Menjawab Benar
Ranah kognitif koherensi yaitu tidak menampilkan kata-
soal Kelas Kelas
Eksperimen Kontrol
kata atau gambar yang tidak diperlukan
pada tampilan media pembelajaran. Pada
Mengingat (C1) 6 86% 74%
penggunaan media audio visual dalam
Memahami (C2) 8 88% 71%
Mengaplikasikan pembelajaran menggunakan prinsip
4 86% 83%
(C3) koherensi yaitu media pembelajaran tidak
Menganalisis menampilkan gambar yang tidak relevan
4 78% 71%
(C4)
Mengevaluasi dengan materi ekosistem. Dan dalam
3 79% 78%
(C5) memilih media audio visual digunakan
Menciptakan prinsip redundansi yaitu penggunaan narasi
2 96% 92%
(C6)
(kata-kata terucap) tanpa narasi tertulis
(teks pada layar). Dan dalam memilih
Berdasarkan tabel.7 dapat disimpulkan
media audio visual digunakan prinsip
bahwa penguasaan konsep siswa setelah
melaksanakan proses pembelajaran dalam redundansi yaitu penggunaan narasi (kata-
kata terucap) tanpa narasi tertulis (teks
menyelesaikan soal posttest lebih tinggi
pada layar). Prinsip temporal contiguity
pada kelas eksperimen yang menggunakan
yaitu menyajikan kata-kata (narasi) dan
media audio visual dalam proses
pembelajaran dibandingkan dengan kelas gambar pada waktu yang sama.
Pembelajaran menggunakan media audio
kontrol.
visual dalam penelitian ini menggunakan
Pembahasan
pendekatan CTL dan menggunakan strategi
Dalam penelitian ini terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelas dalam menyampaikan materi ajar.
Selanjutnya pada proses pembelajaran
kontrol dan kelas eksperimen, karena pada
menggunakaan media audio visual dapat
kedua kelas tersebut dilakukan proses
berpengaruh pada penurunan germane
pembelajaran, pada kelas kontrol hanya
menggunakan media visual siswa load. Pada fase constructivisme guru
meminta siswa untuk mengingat
cenderung merasa bosan dan lebih sulit
berdasarkan pengalaman yang didapatkan
untuk menerima informasi karena hanya
siswa sehari-hari dan dengan menyajikan
menggunakan visual saja sehingga siswa
harus memerlukan usaha ekstra diluar video mengenai konsep ekosistem sehingga
siswa dapat membangun suatu
kapasitas working memory yang
pengetahuan dari pengetahuan baru yang
mengakibatkan dampak negatif dalam
didapatkan dalam pembelajaran
penguasaan konsep siswa. Sedangkan pada
kelas eksperimen proses pembelajaran berdasarkan pengetahuan yang dimiliki
siswa yang telah diajarkan sebelumnya, dan
menggunakan media audio visual menurut
fase questioning guru memberikan
Moreno dan Mayer (2013) menegaskan
pertanyaan pengarah pada siswa dan
bahwa untuk mewujudkan pembelajaran
yang efektif dapat dibantu dengan mengecek pemahaman siswa mengenai
informasi yang telah disampaikan
multimedia, karena multimedia efektif
sedangkan pada fase inquiry guru meminta
mengurangi beban kognitif extraneous dan
siswa untuk mencari informasi dari
mengurangi beban kognitif germane.
Menurut Afidah (2013) cara untuk penyajian materi menggunakan media
audio visual mengenai satuan-satuan,
meminimalkan pemrosesan beban kognitif
komponen-komponen, hubungan antar
adalah dengan menerapkan tiga prinsip
komponen, tipe-tipe interaksi dalam
dalam mendesain multimedia. Prinsip-
ekosistem, sehingga siswa dapat
prinsip tersebut antara lain koherensi,
menyelidiki mengenai satuan-satuan dan
redundansi, temporal contiguity. Pada
komponen dalam ekosistem sehingga siswa
pembelajaran ekosistem dengan
dapat memahami satuan-satuan dan
menggunakan media audio visual,
mengidentifikasi komponen-komponen

49
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

dalam ekosistem, menganalisis hubungan informasi yang telah tersimpan dalam


antar komponen dalam ekosistem dan longterm memory serta menyimpulkan
mengkategorikan mengenai tipe-tipe materi yang telah dipelajari serta
interaksi antar komponen dalam ekosistem. memberikan penguatan materi ekosistem.
Menurut Hindriana (2014) strategi Dan pada fase penilaian guru memberikan
yang dapat digunakan dalam kuis mengenai materi ekosistem, pada
menyampaikan materi, yang pertama lembar kerja siswa berupa pertanyaan
pentingnya lingkungan belajar, kedua dengan menampilkan video sesuai dengan
pentingnya pengetahuan awal dalam proses indikator penguasaan konsep sehingga
pembelajaran. Pada fase learning comunity dapat melatih siswa dalam kemampuan
ditekankan kepada interaksi sosial didalam penguasaan konsep.
kelas baik siswa dengan guru maupun Berdasarkan teori pengkodean ganda
siswa dengan siswa yang lain. Interaksi Moreno & Mayer (2013) terdapat dua buah
sosial tercermin pada saan guru saluran pemrosesan informasi yaitu
memberikan bimbingan dan pembentukan pemrosesan informasi visual (atau memori
kelompok kecil untuk menyelesaikan LKS, kerja visual) dan pemrosesan informasi
sehingga interaksi sosial siswa akan jauh verbal (atau memori kerja verbal) namun
lebih berkembang jika berinteraksi dengan kedua working memory tersebut memiliki
orang lain ini terbukti mengembangkan kapasitas yang terbatas untuk memproses
perkembangan potensi siswa, siswa yang informasi yang masuk. Kedua working
memiliki kemampuan dibawah rata-rata memory tersebut memiliki kapasitas yang
terbantu untuk menyelesaikan lembar kerja terbatas untuk memproses informasi yang
karena mereka dibantu oleh guru dan teman masuk. Hal terpenting yang dinyatakan
yang memiliki kemampuan yang lebih oleh teori muatan kognitif adalah sebuah
tinggi sehingga cukup mudah dalam gagasan bahwa kemampuan terbatas
menyelesaikan tugas tersebut, dengan memori kerja visual maupun auditori.
begitu usaha mental siswa dikategorikan Dalam pemrosesan informasi terjadi
rendah hal ini menunjukan penurunan tahap pertama informasi memasuki
extraneous load. sistem pemrosesan informasi baik
Pada fase modelling siswa melalui memori kerja verbal dan memori
diinstruksikan untuk membuat suatu kerja visual, pada tahap selanjutnya dengan
ekosistem buatan, dengan mementingkan penggunaan media audio visual dalam
pengetahuan awal siswa terfasilitasi untuk proses pembelajaran dengan menyajikan
menyeleksi informasi tentang satuan dan informasi dalam bentuk animasi gambar
komponen ekosistem, sehingga siswa dan narasi, sehingga siswa dalam menerima
menggali kembali pengetahuan awal informasi pada proses pembelajarannya
mereka sehingga berpengaruh pada memaksimalkan indera penglihatan dan
kontruksi skema kognitif siswa tentang pendengarnya dan informasi - informasi
komponen ekosistem dengan ini kemudian dapat mudah diproses di
menggabungkan beberapa unsur menjadi dalam working memory, sehingga pada
suatu kesatuan, keberadaan skema akan working memory tidak memiliki beban
mengurangi beban dalam memori keja kognitif yang tinggi karena di mana
untuk memproses informasi, working yang bersifat auditori maupun visual
memory akan efektif menerima, memproses dipilih secara terpisah tetapi bersamaan
dan menyimpan informasi pada longterm dan ditata selanjutnya disatukan dan
memory. dikaitkan dengan informasi yang dimiliki
Dengan berkurangnya beban pada siswa yang telah tersimpan di dalam
working memory akan berpengaruh longtrem memory, pengetahuan yang telah
terhadap penurunan extraneous load karena disimpan dalam longtrem memory dapat
siswa akan lebih mudah dalam menerima dengan mudah dipanggil kembali. Hal ini
dan memahami konsep ekosistem. Fase membuktikan bahwa penggunaan media
refleksi siswa diminta untuk audio visual disajikan dalam bentuk
mengingat/mampu menarik kembali animasi gambar dan narasi pada

50
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

pembelajaran dapat memudahkan siswa tidak memiliki beban kognitif yang


dalam memproses informasi mengenai tinggi karena di mana yang bersifat
konsep ekosistem, dengan begitu usaha auditori maupun visual dipilih secara
mental siswa dikategorikan rendah hal ini terpisah tetapi bersamaan dan ditata
menunjukan penurunan extraneous load. selanjutnya disatukan dan dikaitkan
Pada penurunan extraneous load dapat dengan informasi yang dimiliki siswa yang
berpengaruh pada germane load sehingga telah tersimpan di dalam longtrem memory,
meningkatkan penguasaan konsep siswa. pengetahuan yang telah disimpan dalam
Germane load berkontribusi dalam longtrem memory dapat dengan mudah
mengaitkan informasi baru dengan dipanggil kembali.
informasi yang ada dalam longtrem Adapun presentase skor rata-raat
memory (Hindriana,2014) sehingga ketika pretest, posttest dan n-gain penguasaan
siswa diberikan soal-soal penguasaan konsep siswa pada gambar 1. dibawah ini :
konsep siswa dapat dengan mudah
menjawab soal tersebut. 100 85.13
75.66 Kelas
Hal ini terbukti setelah selesai proses 0,64 Eksperimen
61.01
pembelajaran kemudian dilakukan posttest 60.14
dan didapatkan hasil rata-rata kelas 50 0,41
eksperimen yaitu 85,13 sedangkan rata-rata
kelas kontrol 75,66. Kemudian dilakukan
pengujian hipotesis (uji t) didapatkan thitung 0
(3,32) < ttabel (2,65), maka Ho ditolak dan Pretest Posttest N-gain
H1 diterima, ini berarti bahwa terdapat
penurunan beban kognitif dengan Gambar.1 Rata-raat Pretest, Posttest serta
menggunakan media audio visual. N-gain
Sehingga berpengaruh pada peningkatan
penguasaan konsep siswa maka ini Berdasarkan gambar 4.1 dapat
menandakan terjadi penurunan germane disimpulkan bahwa terjadi peningkatan
load, karena penurunan germane load nilai rata-rata pretest dengan nilai rata-rata
terjadi jika skor penguasaan konsep tinggi. posttest pada kelas eksperimen, kemudian
Selaras dengan Suwarna A.P (2014) bahwa di dukung juga dengan menggunakan uji
pembelajaran menggunakan media audio N-gain didapatkan hasil rata-rata untuk
visual berpengaruh positif, juga banyak kelas kontrol 0,41 termasuk kedalam
memberikan kelebihan dibandingkan kriteria sedang, untuk kelas eksperimen
dengan pembelajaran konvensional dan 0,64 termasuk kedalam kriteria sedang.
dapat meningkatan hasil belajar siswa pada Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi
konsep elastisitas. Karena penggunaan peningkatan terhadap kedua kelas tersebut
media audio visual memaksimalkan indera namun pada kelas eksperimen mengalami
ganda siswa yaitu pandang dan dengar peningkatan yang lebih tinggi
sehingga materi yang disampaikan dengan dibandingkan dengan kelas kontrol ini
menggunakan media audio visual karena pada kelas eksperimen pada proses
memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran menggunakan media audio
informasi yang disampaikan. visual.
Dengan penggunaan media audio Berdasarkan diagram diatas diketahui
visual dalam proses pembelajaran dengan bahwa penggunaan audio visual dalam
menyajikan informasi dalam bentuk proses pembelajaran lebih baik
animasi gambar dan narasi, sehingga siswa dibandingkan dengan penggunaan media
dalam menerima informasi pada proses visual dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajarannya memaksimalkan indera siswa juga lebih termotivasi untuk
penglihatan dan pendengarnya dan memahami materi karena penggunaan
informasi - informasi ini kemudian media audio visual juga membuat proses
dapat mudah diproses di dalam working pembelajaran siswa menjadi lebih menarik
memory, sehingga pada working memory

51
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

serta dapat menurunkan extraneous dan 40


germane load siswa pada konsep 30%
30 27% 27%
ekosistem. Dan tidak hanya hanya siswa, 24%
guru pun dituntut untuk dapat 20
menggunakan media pembelajaran sejalan 14%
dengan perkembangan teknologi pada saat 10 3%
ini, sehingga guru termotivasi untuk 0
memilih media audio visual yang C1 C2 C3 C4 C5 C6
bagaimana sehingga dapat menurunkan
beban kognitif siswa dalam proses
Gambar 2. Indikator Penguasaan Konsep
pembelajaran sehingga proses
yang Mengalami Peningkatan Pesat
pembelajaran efektif dan membuat
pembelajaran lebih menarik dan
Berdasarkan gambar.1 bahwa indikator
meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan
penguasaan konsep yang mengalami
dengan pernyataan Dike (Ode, 2014)
peningkatan paling pesat adalah indikator
berpendapat bahwa sumber daya audio
memahami, pada indikator memahami
visual tidak hanya meningkatkan motivasi
berhubungan dengan mengkontruksi makna
guru dan peserta didik, mereka
atau pengetahuan berdasarkan pengetahuan
menambahkan kejelasan pada topik yang
awal yang dimiliki siswa. Dengan
diajarkan dan membuat belajar lebih
penggunaan media audio visual ini
menarik dan menyediakan sumber-sumber
memudahkan dalam menerima informasi.
informasi pada setiap pembelajaran
Sehingga informasi - informasi ini
sehingga menghapus abstraksi dalam
kemudian diproses secara terpisah tetapi
proses belajar mengajar.
bersamaan di dalam working memory
Hal ini membuktikan bahwa
sehingga siswa dapat lebih memahami
penggunaan media audio visual dikelas
materi yang disajikan selanjutnya
eksperimen yang disajikan dalam bentuk
disatukan dan dikaitkan dengan informasi
animasi gambar dan narasi pada
yang dimiliki siswa yang telah tersimpan di
pembelajaran dapat memudahkan siswa
dalam longtrem memory. Hal ini sejalan
dalam memproses informasi mengenai
berdasarkan hasil riset Mayer (2013)
konsep ekosistem, dengan begitu usaha
menyatakan bahwa dengan menambahkan
mental siswa dikategorikan rendah hal ini
animasi pada narasi dapat membantu siswa
menunjukan penurunan extraneous load
lebih memahami materi atau penjelasan
dibuktikan dengan skor usaha mental siswa
yang disajikan. Perbedaan peningkatan
yang rendah 1,98 dengan kriteria mudah,
indikator penguasaan konsep yang telah
jadi jika strategi pembelajaran telah dapat
dipaparkan menunjukan bahwa
pemrosesan informasi dengan baik dan
penggunaan media audio visual lebih baik
memudahkan siswa dalam menerima
daripada penggunaan media visual pada
materi sehingga pemrosesan informasinya
proses pembelajaran dalam menurunkan
menjadi tinggi sehingga berpengaruh pada
beban kognitif siswa pada proses
penurunan germane load dan berdampak
pembelajaran konsep ekosistem.
pada meningkatnya kemampuan
penguasaan konsep siswa. Dengan begitu
terdapat perbedaan pada peningkatan 4. KESIMPULAN
indikator kemampuan penguasaan konsep Berdasarkan hasil uji hipotesis
siswa. didapatkan bahwa bahwa thitung(3,23) >
Berdasarkan hasil posttest dikelas ttabel(2,65) maka Ho ditolak dan H1
eksperimen, maka diperoleh presentase diterima ini berarti bahwa terdapat
keseluruhan indikator kemampuan penurunan beban kognitif siswa dalam
penguasaan konsep yang mengalami konsep ekosistem dengan menggunakan
peningkatan paling pesat dikelas media audio visual. Untuk menurunkan
eksperimen dapat dilihat pada gambar 2. beban kognitif dengan menggunakan media

52
ISSN: 1907 – 3089 Quagga Volume 8 No.2 Juli 2016

audio visual memaksimalkan indera ganda Ode, Elijah O. 2014. Impact of audio visual
sehingga memudahkan dalam memproses (Avs) Resources on Teaching and
informasi sehingga memori kerja tidak Learning in Some Selecte Private
memliliki beban kognitif yang tinggi. Pada Secondary School in Makurdi.
hasil analisis usaha mental penggunaan International Journal of Research
media audio visual diperoleh skor yaitu in Humanities, Arts and Literature
1,98 dengan kriteria mudah ini menunjukan (Impact : IJRHL) ISSN(E) : 2321-
terdapat penurunan extraneous load 8878; ISSN (P): 2347-4564. 2(5) :
memudahkan siswa dalam mengolah 195-202. ( Online ). Tersedia :
informasi dan berpengaruh pada penurunan Http://oaji.net/journal-archive-
germane load sehingga meningkatkan stats.html?number=488&year=201
penguasaan konsep siswa. Dapat 4&issue=1396. Diakses 20 Mei
disimpulkan bahwa terbukti implementasi 2016
media audio visual dapat menurunkan Suwarna, Iwan P & Premavera,Ika, P C.
beban kognitif siswa pada konsep 2014 . Pengaruh Media Audio
ekosistem. Visual Terhadap Hasil Belajar
Kelas XI pada Konsep Elastisitas.
5. REFERENSI Prosiding Seminar Nasional
Afidah,Vivin N. 2013. Pengembangan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif
Media Pembelajaran Interaktif Hidayatullah. ( Online). Tersedia :
untuk Membangun Pemahaman Https://repository.uinjkt.ac.id/dspa
Konsep Garis Singgung ce/handle/123456789/25047.
Persekutuan Dua Lingkaran. Jurnal Diakses 24 Januari 2016
Pendidikan Sains,1(3):258-264.
(Online). Tersedia
https://journal.um.ac.id/index.php/j
ps/article/view/4171. Diakses 2
Juni 2016.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran,
Edisi Revisi. Jakarta : PT.Raja
Grafindo Persada
Hernawan, Asep H. 2007. Media
Pembelajaran Sekolah Dasar.
Bandung : Upi Press
Hindriana, Anna F. 2014. Program
Perkuliahan Fisiologi Tumbuhan
Terintegrasi Struktur Tumbuhan
Berbasis Kerangka Instruksional
Marzano Untuk Menurunkan
Beban Kognitif Siswa. Disertasi.
Sekolah Pascasarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia. Bandung
Moreno, Roxana & Mayer, Richard E.
2013. Nine Ways to Reduce
Cognitive Load in Multimedia
Learning. Educational
Psychologist, 38(1): 43–52 (
Online). Tersedia :
Http://www.google.co.id/?hl=id&i
e=ISO-8859-
1&q=journal+international+cogniti
f+load%2Bmultimedia+moreno+p
df. Diakses 2 Juni 2016.

53

Anda mungkin juga menyukai