Anda di halaman 1dari 17

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING UNTUK MELATIH PENGUASAAN KONSEP DAN


KEBERLANJUTAN KONSEP PESERTA DIDIK
MATERI INDRA PENGLIHATAN DAN ALAT
OPTIK DI KELAS VIII SMPN 5 BANJARMASIN

Rikka Thalia Rossalina, Maya Istyadji, Ellyna Hafizah

Pendidikan IPA, Jurusan PMIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat
Jln. Brigjend. H. Hasan Basry, Pangeran, Banjarmasin Utara 70123
riekathalia@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian tentang implementasi model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melatih
penguasaan konsep dan keberlanjutan konsep peserta didik materi indra penglihatan dan alat optik di kelas VIII
SMP Negeri 5 Banjarmasin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil
penguasaan konsep dan keberlanjutan konsep peserta didik sebelum dan setelah diberikan pembelajaran
dengan menerapkan model inkuiri terbimbing pada materi indra penglihatan dan alat optik. Penelitian ini
menggunakan metode pre- experimental dan model desain penelitiannya ialah one group pre test-posttest
design. Sampel penelitian yaitu peserta didik kelas VIII C terdiri dari 31 peserta didik. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes tertulis.
Teknik analisis data menggunakan uji N-gain untuk menganalisis hasil peningkatan penguasaan konsep peserta
didik sebelum dan setelah diberikan pembelajaran sedangkan analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis
hasil keberlanjutan konsep peserta didik sebelum dan setelah diberikan pembelajaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan hasil peningkatan penguasaan konsep peserta didik sebelum dan
setelah diberikan pembelajaran, yang ditunjukkan dari hasil rata-rata uji N-gain yang berkategorikan sedang
0,54 dan (2) terdapat peningkatan hasil keberlanjutan konsep peserta didik, berdasarkan hasil persentase yang
ditunjukkan dari hasil test sebelum dan setelah diberikan pembelajaran yaitu sebesar 35,49%.

Kata kunci: Inkuiri Terbimbing, Penguasaan Konsep, Keberlanjutan Konsep, Indra Penglihatan dan Alat
Optik

Abstract

Research has been carried out on the implementation of guided inquiry learning models to train the mastery of
concepts and the sustainability in the topic of vision sensory material students and optical tools in grade VIII of
SMP Negeri 5 Banjarmasin. This study aims to determine the differences in the results of improving the mastery
of concepts and the sustainability of the concepts of students before and after learning given by applying guided
inquiry learning models to the topic of the vision sensory and optical tools. This study uses a pre-experimental
method and the research design model is one group pretest-posttest design. The sample of the study was
students of grade VIII C consisting of 31 students. The sampling technique used was purposive sampling. Data
collection techniques using written test techniques. The data analysis technique uses the N-gain test to analyze
the results of the increase in students’ mastery of concepts before and after learning, while the descriptive
analysis is used to analyze the results of students’ conceptual sustainability before and after learning. The
results showed that:
(1) there were differences in the results of the increase in students’mastery of concepts before and after being
given learning, which indicated the results of the average N-gain test in the moderate category 0,54 and (2)
there was an increase in the students’sustainability concept, based on the results of the percentage shown from
the results of the test before and after given the lesson that is equal to 35,49%.

Keywords: Guided Inquiry, Mastery of Concepts, Sustainability of Concepts, Vision Sensory and Optical Tools

1
A. Pendahuluan

2
Pendidikan IPA (Ilmu Pengetahuan penguasaan konsep peserta didik dapat
Alam) diarahkan agar inkuiri mampu meningkat disebabkan oleh adanya 3 aspek
membantu peserta didik untuk memperoleh yang saling mendukung diantaranya adalah
pengalaman serta pemahaman yang lebih menyatakan ulang dan menyajikan konsep
mendalam mengenai alam yang berkaitan serta mengaplikasikannya. Selain itu,
dengan kehiudupan sehari-hari secara ilmiah. pemahaman konsep dapat meningkat karena
Tujuan pendidikan IPA berdasarkan kurikulum diperoleh dari penerapan peta konsep yang
2013 ialah menyesuaikan pembelajaran yang menjadikan proses belajar di kelas lebih
dilakukan dengan cara memadukan bermakna melalui sebuah model pembelajaran
pengalaman dalam proses pembelajaran yang diterapkan.
dengan pemahaman IPA. Ilmu pengetahuan Berdasarkan definisi di atas, maka
alam ialah pembelajaran yang berhubungan keberlanjutan konsep bisa dijelaskan sebagai
mengenai alam khususnya pembahasan indra kemampuan awal pesertaa didik pada
penglihatan dan alat optik di kelas VIII. pembelajaran sebelumnya kemudian pada
Sehingga pembelajaran sains bukan hanya pembelajaran yang dipelajari peserta didik
penguasaan melalui kumpulan pengetahuan dapat menghubungkan antar konsep dari
yang terdiri dari konsep, fakta dan prinsip saja, pembahasan yang sudah dipelajari (konsep
tetapi terdiri dari suatu proses penemuan yang lama) ke konsep yang baru. Jika pelajar tidak
bersifat ilmiah. terlalu menguasai (memahami) konsep yang
IPA bukan juga hanya menghafal telah dijelaskan sebelumnya maka peserta
konsep tetapi juga prinsip, hal ini karena diidik belum menguasai konsep berikutnya
pembelajaran sains diharapkan agar peserta untuk melanjutkan ke konsep yang akan
didik mempunyai sikap dan skils yang berguna dipelajari. Hal tersebut bisa dikatakan bahwa
bagi seorang pelajar agar mampu memahami peserta didik belum bisa menguasai konsep
perubahan yang terjadi di lingkungannya yang telah diberikan, karena pada dasarnya
melalui sebuah materi yang dapat melatih pelajaran sains ialah mata pelajaran ilmu
pemahaman konsep peserta didik yaitu yang pengetahuan alam yang setiap konsepnya
mudah dipahami serta berhubungan dengan saling berhubungan dari konsep satu ke
kehidupan sekitar. Berdasarkan penguasaan konsep yang lainnya. Seperti pada materi
tersebut peserta didik harus bisa melatih dalam indra penglihatan dan alat optik terdapat
memahami konsep pertama pada sebuah materi beberapa konsep yaitu cahaya, pemantulan,
yang nantinya akan diajarkan, karena dalam pembiasan dan sistem penglihatan. Hal ini
pembelajaran IPA materinya saling tentu saja membuat belajar menjadi bermakna.
berhubungan antara konsep pertama dengan Sehingga untuk mendukung pembelajaran
konsep selanjutnya. Apabila peserta didik terhadap keberlanjutan
tidak memhami konsep pertama maka peserta pemahaman konsep indra penglihatan dan alat
didik tersebut tidak bisa dikatakan paham optik maka diperlukan model yang relevan
dengan konsep selanjutnya. Karena melalui dalam proses pembelajaran serta
pembelajaran sains peserta didik diharapkan berkesinambungan. Adapun alternatif dalam
mampu mengembangkan diri dalam proses belajar di kelas ialah model
keterampilan memahami suatu konsep. Salah pembelajaran yang mampu mengupayakan
satu keterampilan dalam memahami suatu peserta didik agar lebih aktif dalam
konsep yaitu perlunya pemahaman mengenai membangun, memahami materi pelajaran, dan
keberlanjutan konsep. juga melatih keberlanjutan pemahaman konsep
Keberlanjutan ialah suatu proses ialah model pembelajaran inkuirii terbimbing.
perkembangan yang berlangsung secara terus Model pembelajaran inkuiri terbimbing
menerus serta kemampuan untuk melanjutkan ialah cara agar mempersiapkan anak-anak usia
suatu perilaku tanpa batas (Kuhlman, 2010). dini pada abad 21 sekarang, hal ini disebabkan
Keberlanjutan dapat diartikan sebagai semakin berkembangnya pendidikan setiap
sustainability ialah ‘sustain’ yang diartikan harinya. Model inkuiri terbimbing adalah suatu
berlanjut sedangkan kata ‘ability’ adalah model yang membantu peserta didiik untuk
kemampuan. Sedangkan penguasaan konsep belajar dan mendapatkan pengetahuan dengan
ialah suatu aspek yang sangatdiperhatikan cara mencari tahu apa yang sedang dipelajari
dalam suatu pembelajaran. Oleh karena itu, (Wahyudi, 2013). Karena model ini mencakup
puncak dari pembelajaran yaitu hasil belajar pada pembelajaran bermakna melalui suatu
(Sastrika, 2013). Pemahaman konsep atau
3
gagasan atau idea, sehingga secara bertahap
mendukung peserta didik untuk
belajar

4
bagaimana cara melakukan dan berpengaruh positif terhadap kemampuan
mengorganisasikan penelitian agar tercapai pemecahan masalah dan komunikasi ilmiah
tujuan pembelajaran. peserta didik sehingga baik untuk diterapkan.
Penggunaan model pembelajaran inkuiri Menurut guru IPA di SMP Negeri 5
terbimbing keselurahan menunjukkan Banjarmasin yang mengatakan bahwa di
penguasaan konsep sainsnya lebih bagus sekolah ini sudah menerapkan kurikulum 2013
dibandingkan peserta didik yang mendapatkan yaitu guru tidak lagi menjadi pusat
pembelajaran dengan model konvensional pembelajaran. Namun, pada materi tertentu
(Nyoman, 2015). Model pembelajaran inkuiri guru mengajar dengan menerapkan
terbimbing ini telah terbukti bahwa respon pembelajaran langsung di mana guru menjadi
peserta didik terhadap implementasi model pusat pembelajaran. Hal ini menyebabkan
pembelajaran inkuiri tebrimbing sangat baik peserta didik masih kurang paham dengan
dalam proses pembelajaran dan berpengaruh pembelajaran. Bahkan tidak jarang peserta
positif terhadap komunikasi ilmiah peserta didik juga lebih suka bertanya langsung
didik sehingga baik untuk diterapkan dalam kepada guru tentang bagaimana cara
proses pembelajaran selanjutnya (Aristianti, menyelesaikan permasalahan yang diberikan
2018). Sehingga penerapan model inkuiri sebelum mereka menganalisis terlebih dahulu
terbimbing dalam tercapaianya keberlanjutan serta banyak juga peserta didik yang kurang
konsep bisa digunakan karena terbukti aktif dan tidak mengerti apa yang ingin
mereka tanyakan. hanya menyampaikan penjelasan konsep tetapi
Hal ini terlihat setelah peneliti juga melalui percobaan.
mengamati proses belajar mengajar Kurangnya pemahaman konsep dan
berangsung di kelas VIII. Peserta didik hubungan antar konsep pada materi Indra
seringkali kesulitan menginterpretasi, yaitu Penglihatan dan Alat Optik membuat peneliti
memahami makna konsep atau arti memilih materi pelajaran tersebut untuk
permasalahan ketika dihadapkan pada soal digunakan pada penelitian. Model inkuiri
yang berbeda dari yang dicontohkan. Sehingga terbimbing yang dianggap mampu untuk
menyebabkan mereka tidak bisa menganalisis memfasilitasi keberlanjutan pemahaman
serta menghubungkan antar konsep, konsep peserta didik melalui pengalaman
mengevaluasi atau memberikan jawaban nyata yang didukung oleh beberapa penelitian
menggunakan strategi yang tepat, dan inferensi sebelumnya. Sehingga dengan menerapkan
atau membuat kesimpulan. Oleh, karena itu model inkuiri ditingkat SMP juga bisa
peserta didik menjadi kurang yakin (tidak mengalami peningkatan pada materi indra
percaya diri) untuk mengungkapkan penglihatan dan alat optik, karena seperti kita
pemikirannya disebabkan belum terbiasa untuk lihat berdasarkan hasil tersebut ditingkat SD
terlibat aktif didalam proses belajar. Penelitian saja bisa meningkat apalagi ditingkat SMP.
Rahmani (2016) mengenai model yang Oleh karena itu, saya mengambil
diterapkan dalam proses pembelajaran ialah penelitian tentang keberlanjutan konsep
model inkuiri terbimbing, karena sangat cocok menggunakan model inkuiri terbimbing yang
digunakan dalam pembahasan sifat-sifat berjudul “Impelementasi Model Pembelajaran
cahaya disebabkan konsep pada pokok Inkuiri Terbimbing untuk Melatih Penguasaan
pembahasan tersebut berhubungan langsung Konsep dan Keberlanjutan Konsep Peserta
dalam kehidupan sekitar, untuk membuat Didik pada Materi Indra Penglihatan dan Alat
paham konsep tersebut maka pendidik tidak Optik di Kelas VIII SMPN 5 Banjarmasin”.

B. Metodologi Penelitian Model desainnya terdapat pre tet sebelum


Metodologi yang dipakai pada diberikan test, agar dapat diketahui lebih
penelitian eksperimen ini ialah pre- akurat karena dapat membandingkan dengan
eksperimental dan model desain penelitiannya keadaan sebelum diberikan pembelajaran.
adalah one group pre test-posttest design Penelitian dirancang dengan mengukur hasil
(Sugiyono, 2013). pretest sebelum dilakukan pembelajaran
dengan hasil mengimplementasikan model
post tes sebagai evaluasi akhir untuk dapat inkuiri terbimbing.
diambil kesimpulan tentang penguasaan Mengukur hasil awal dan hasil akhir
konsep dan keberlanjutan konsep pada indra digunakan sebuah instrument berupa pilihan
penglihatan dan alat optik dengan
5
ganda sebanyak 40 soal. Di dalam desain ini Adapun cara pengumpulan datanya
kelas yang digunakan sebanyak satu kelas saja untuk mengetahui hasil penguasaan konsep
dan diberikan pembelajaran (X), dapat dilihat yaitu sebagai berikut:
pada gambaran desain tabel 1: a. Setelah didapatkan hasil peserta didik,
Tabel 1. Desain Penelitian selanjutnya diberikan skor penilaian
Pretest Post tes dengan persamaan :
X S = ∑ R X 2,5
P1 P2
b. Apabila nilai setiap peserta didik sudah
Keterangan : terlihat dari hasil skor penilaiannya
P1 = pretest (sebelum dilakukan berdasarkan pada langkah pertama yaitu
pembelajaran) hasi pre test ataupun post test. Kemudian
P2 = post test (setelah dilakukan di setiap hasil pre test dan post test kita
pembelajaran) rata-rata kan agar dapat melihat perbedaan
X = pembelajaran hasil penguasaan konsep sebelum dan
setelah diberikan pembalajaran.
Penelitian dilakukan disemester genap c. Hasil pre test dan post test tersebut kita uji
(dua) tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 5 kali normalitas terlebih dahulu, sebelum
pertemuan, sedangkan pengambilan data diketahui hasil test yang berkategori
dilakukan mulai tanggal 27 April 2019 sampai sedang atau terdapat peningkatan
dengan 04 Mei 2019. Populasi penelitiannya penguasaan konsep
ialah seluruh kelas VIII SMP Negeri 5 d. Sehingga kalau hasil yang didapatkan
Banjarmasin. Sedangkan sampelnya yaitu berdistribusi normal maka selanjutnya
kelas VIIIC. Kriteria mengambil sampel pada kita menghitung N-Gain untuk
penelitian ini ialah teknik purposive sampling, mengetahui peningkatan hasil pre test dan
maksudnya untuk penentuan sampelnya post test. Dari hasil tersebut kita dapat
melalui subjek dan tidak didasarkan atas mengetahui seberapa besar dan
random, strata (daerah) tetapi didasarkan pada berkategori apa hasil N-Gain.
pertimbangan (Arikunto, 2013). e. Setelah diketahui hasilnya maka hasil
Cara pengumpulan data yang digunakan peningkatan penguasaan konsep kita
pada berupa test tertulis melalui 2 tes, kedua hubungan dengan hasil KKM peserta
tes ini termaksud jenis tes multiple choise didik. Sedangkan untuk mengetahui
sebanyak apakah penguasaan konsep peserta didik
40 butir yang setiap soal berhubungan pada setelah diimplementasikannya model
indikator yang diterapkan melalui RPP yang inkuiri terbimbing dapat meningkat atau
sesuai dengan pembahasan yang digunakan tidak, maka dapat dilihat berdasarkan
yaitu indra penglihatan dan alat optik agar hasil peserta didik yang mampu
memperoleh data serta informasi mengenai menjawab soal yang sudah tercover di
penguasaan konsep dan keberlanjutan konsep. beberapa sintak model pembelajaran
Instrumen yang dipakai dalam penelitian ialah inkuiri terbimbing karena didalam sintak
RPP, LKPD serta Instrumen penilaian hasil inkuiri terbimbing dapat terlihat
belajar pengetahuan. peningkatan hasil belajar peserta didik
khususnya penguasaan konsep peserta
didik setelah diterapkannya model
didalam proses belajar.

6
yaitu pada konsep 1 terdapat 8 soal, konsep
2 terdapat 11 soal, konsep 3 terdapat 11 soal
dan konsep 4 terdapat 10 soal, sehingga
Sedangkan cara pengumpulan data jumlah total soal sebanyak 40 soal.
untuk mengetahui hasil keberlanjutan konsep b. Selanjutnya jumlah benar di setiap konsep
yaitu : pada pretest dan post test peserta didik
a. Setelah didapatkan hasil peserta didik dihitung berdasarkan rumus berikut:
yang menjawab benar pada setiap konsep

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝 X 100%


Nilai rata-rata = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑑𝑖 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝

7
c. Setelah didapatkan hasil peserta didik di 11 soal dan konsep keempat 10 soal.
setiap konsep berdasarkan uji pretest dan Selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan
post test, selanjutnya dikelompokkan pengkategorisasian yang sudah ditentukan
sesuai nilai berdasarkan yaitu dengan menggunakan statistik
pengkategorisasian kriteria yang sudah persentil. Berikut tabel
ada berdasarkan statistik persentil. pengkategorisasian keberlanjutan disetiap
Diketahui jumlah soal pada konsep konsep peserta didik pada tes kognitif.
pertama yaitu 8 soal, konsep kedua 11
soal, konsep ketiga

Tabel 2. Kategori Keberlanjutan Setiap Konsep


No Kriteria Kategori
1 0,76 – 1,00 Keberlanjutan sempurna
2 0,51 – 0,75 Keberlanjutan cukup sempurna
3 0,26 – 0,50 Keberlanjutan kurang sempurna
4 0,00 – 0,25 Keberlanjutan tidak dengan sempurna

d. Setelah kita mengetahui hasil kategori konsep berdasarkan beberpa aspek


konsep pada setiap peserta didik, maka penilaian pada tabel 3 di bawah ini, aspek
apabila peserta didik pada setiap konsep yang dilihat yaitu apabila peserta didik
mendapatkan kategori keberlanjutan pada setiap konsep mendapatkan kategori
sempurna maka dapat dikatakan peserta keberlanjutan sempurna maka dapat
didik tersebut menguasai soal-soal yang dikatakan peserta didik tersebut
berlanjut pada setiap konsep. Setelah
menguasai soal-soal yang berlanjut pada
diketahui hasil kategori di setiap konsep
konsepnya. Adapun teknik
pada peserta didik. Selanjutnya
pengkategorian antar konsep ini nantinya
mengkategorikan keberlanjutan antar
dibandingkan dengan hasil kognitif
pengetahuan.

Tabel 1. Pengkategorian Keberlanjutan Konsep


No Aspek Penilaian Indikator
1 Belanjut Apabila peserta didik menguasi 3 - 4 konsep
2 Tidak berlanjut Apabila peserta didik menguasai 1- 2 konsep saja

e. Adapun teknik pengkategorisasian antar


konsep ini selanjutnya dibandingkan
dengan hasil pengetahuan pretest- post test
peserta didik dapat dilihat melalui
persentasenya.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Hasil Penelitian agar didapatkan hasil penguasaan konsepnya.
a. Hasil Belajar Pengetahuan Sehingga diperoleh datanya yaitu:
Adapun data yang didapatkan Tabel 4. Nilai Minimal dan Maksimal Peserta
berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh Didik
nilai minimal dan maksimal dari tes awal-
akhir

Nilai Pre Test Post Test


Minimal 17.5 22.5
Maksimal 60 90

8
Sedangkan hasil rata-ratanya terlihat diberikan proses pembelajaran pada diagram
peningkatan hasil sebelum dan setelah batang berikut ini.
.

100

Rata-rata 50
Pretest Post…
72.98
40.89
0
PretestPost Test

Gambar 1. Diagram Batang Hasil Peningkatan Rata-rata Belajar Pretest dan Pos test

Penguasaan konsep peserta didik terbimbing sehingga dari kemampuan peserta


meningkat setelah menerapkannya model didik menjawab soal tersebut, peserta didik
pembelajaran inkuiri terbimbing dapat terlihat dianggap mampu dan penguasan konsep
dari soal-soal yang didukung berdasarkan peserta didik juga mengalami meningkat,
sintak-sintak model inkuiri itu sendiri, bisa sehingga diperoleh hasilnya berdasarkan data
dilihat di setiap sintaknya ada beberapa soal berikut.
yang tercover sesuai sintak model inikuiri
Tabel 5.Sintak- sintak Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Tercover melalui Soal
No Sintak No. Soal Jumlah Peserta Didik Menjawab Benar
Pree test Pot test
1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 19,
Menyajikan masalah
1 20, 22, 23, 24, 25, 26, 229 363
(menanyakan pertanyaan) 27, 28
Merumuskan masalah 9, 13, 17, 18, 31, 32,
2 33, 34, 37, 38, 39, 40 139 279
(menyelesaikan masalah)
3 Membuat hipotesis - - -
Mengumpulkan data
(sebelum mengumpulkan
data peserta didik harus
4 - - -
sudah merancang
percobaan kemudian
melakukan percobaan)
Menguji hipotesis yang
10, 11, 12, 14, 15, 29,
sudah dibuat disetiap
5 30, 35, 36 109 198
kelompok dengan cara
menganalisis data
6 Membuat kesimpulan - - -

Peserta didik yang mampu menjawab soal yang tercover pada sintak kedua dan 9
soal berdasarkan pada setiap sintak model soal tercover untuk sintak ke 5. Hal tersebut
pembelajaran yang digunakan dalam proses berarti dapat terlihat peningkatan penguasaan
pembelajaran model inkuiri terbimbing terlihat konsep peserta didik meningkat setelah
dari berapa banyak peserta didik yang mampu menerapkan model dalam proses pembelajaran
menjawab betul pada tes awal-akhir yaitu pada sintak pertama yang awalnya
beradasarkan dengan data yang sudah jumlah benar pada seluruh peserta didik
diperoleh yaitu 16 soal tercover pada sintak sebesar 229 yang mampu menjawab soal di
pertama, 12
9
sintak pertama menjadi

10
meningkat yaitu sebesar 363 jumlah yang Perhitungan uji normalitas
mampu dijawab benar oleh peserta didik. menggunakan uji liliefors dengan Microsoft
b. Hasil Pretest dan Pos test dengan Uji Excel. Adapun hasil yang didapatkan yaitu:
Normalitas
Tabel 6. Hasil Uji Normalitas
Uji Jenis Uji Signifikan Keterangan

Lhitung<Ltabel, sehingga
Tes awal Liliefors 0,1259 < 0,1559
Uji Normalitas data berdiistribusi Normal
Ltabel>Lhitung, sehingga
Tes akhir Liliefors 0,1202 < 0,1559
data berdistribusi Normal

c. Hasil Pre test dan Post test dengan Uji N- didik meningkat setelah proses pembelajaran.
Gain Berikut tabel perolehan uji gain.
Hasil N-gain diperoleh nilainya sebesar Tabel 7. Hasil Uji N-Gain
0,54 berkategori sedang, sehingga dari hasil Rata- rata Nilai
tersebut diketahui penguasaan konsep peserta Pretest Pos test N-Gain Kategori
40,88 72,98 0,54 Sedang

d. Hasil Pre test dan Post test dengan Uji T digunakan. Berikut dapat dilihat data yang
Uji t-Test Paired Two Sample for Mans didapatkan.
dengan Microsoft Excel ialah uji yang
Tabel 2. Pengujian Hipotesis dengan Uji T
Kelas Uji Sig. Keputusan
VIII C Dependent Sample T-test thitung > ttabel H0 ditolak

paham materi pasti penguasaam konsepnya


Maka dapat disimpulkan thitung > ttabel (15.16 juga pasti kurang.
>2.04), sehingga dalam hal ini H0 ditolak
sehingga dinyatakan terdapat hasil yang Mengukur penguasaan konsep dapat
signifikan memiliki perbedaan antara sebelum dilihat dari hasil belajar peserta didik yaitu
dan setelah diberikan pembelajaran dengan dengan menggunakan instrument test berupa
menggunakan model pembelajaran inkuiri pilihan ganda sebanyak 40 soal. Sebelum
terbimbing terhadap penguasaan konsep. melakukan proses pembelajaran, maka yang
dilakukan terlebih dahulu yaitu memberikan
soal pre test tentang indra penglihatan dan alat
2. Pembahasan optik, tapi sebelumnya peserta didik belum
a. Penguasaan Konsep pernah diberi pembelajaran tentang materi
Pemahaman konsep pada penelitian ini tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
yaitu penguasaan konsep yang berawal dari bagaimana kemampuan awalnya dan
konsep-konsep yang sederhana menuju konsep penguasaan konsep pada materi tersebut
yang lebih kompleks. Konsep yang dibangun sebelum dilakukannya pembelajaran. Peneliti
harus mampu diterapkan untuk menyelesaikan juga ingin mengetahui, apakah terdapat hasil
berbagai masalah yang terkait, karena dalam yang berbeda antara sebelum dan sesudah
pembelajaran IPA peserta didik tidak hanya diberikan pembelajaran. Adapun peserta didik
dituntunt paham mengenai konsep-konsep yang memperoleh nilai tertinggi dengan hasil
IPA, tapi peserta didik dituntut agar bisa 90,00 dan yang mendapatkan nilai terendah
menerapkan konsep yang dipahaminya untuk dengan nilai 22,5. Sehingga rata-rata nilai
memecahkan sebuah masalah. Apabila didapatkan sebesar 72,98 yang terdapat
pemahaman konsep pada sebuah materi tinggi peningkatan hasil penguasaan konsep setelah
maka penguasaan konsep yang dimiliki peserta diberikannya pembelajaran.
didik juga tinggi. Hal ini disebabkan kalau Perolehan pengetahuan peserta didik ini
peserta didik tidak dikaitkan dengan penguasaan konsep

11
berdasarkan uji N-gain dan KKM yang ada setelah menggunakan model inkuiri terbimbing
pada sekolah. Nilai KKM yang ada di sekolah terbukti dari t hitung > t tabel (15.16>2.04).
yaitu 70. Dikatakan nilainya tuntas, jika nilai Sehingga dalam hal ini H0 ditolak dan
yang dihasilkan lebih dari 70. Tapi, apabila dinyatakan bahwa setelah menggunakan model
nilai yang dihasilkan kurang dari 70 maka tersebut terdapat perbedaan yang signifikan
nilainya tidak tuntas. Ketidak tuntasan ini terhadap hasil belajar peserta didik yaitu
dapat disebabkan karena kurangnya berupa penguasaan konsep.
penguasaan konsep peserta didik dalam Perbedaan ini disebabkan karena
memahami materi pembelajaran di kelas. Hasil memiliki penguasaan konsep yang berbeda.
rata-rata N-Gain setelah mengimplementasikan Penguasaan konsep sebelum diberikan
model pembelajaran inkuiri terbimbing materi pembelajaran lebih rendah dibandingkan
indra penglihatan dan alat optik menyebabkan dengan setelah diberikan pembelajaran.
hasil penguasaan konsep peserta didik Rendahnya nilai rata-rata pre test dapat
meningkat. Meningkatnya nilai dapat dilihat disebabkan oleh peserta didik yang belum
sebelum diberikannya pembelajaran, belajar materinya secara menyeluruh mengenai
sedangkan hasil tes setelah proses materi yang diujikan, kemungkinan besar
pembelajaran melalui model inkuiri peserta didik menjawab soal pre test
terbimbing maka terlihat pada hasil posttest berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
meningkat sehingga dapat disimpulkan Perbedaan hasil belajar dapat dilihat dari rata-
penguasaan konsepnya meningkat setelah rata nilai pretest yang lebih rendah dan rata-
diberikan pembelajaran yang sejalan hasilnya rata nilai pos test. Peningkatan penguasaan
dengan Sabahiyah et al. (2013) yaitu pengaruh konsep peserta didik juga terlihat melalui uji
model pembelajaran inkuiri terbimbing secara N-gain dengan sebesar 0,54. Sehingga
simultan terhadap penguasaan konsep IPA menunjukkan peningkatan penguasaan konsep
terdapat pengaruh besar dalam proses yang dimiliki peserta didik dikelas VIII C
pembelajaran. dikategorikan sedang setelah diberikan
Sehingga terlihat seberapa jauh model pembelajaran. Meningkatnya penguasaan
tersebut mempengaruhi hasil belajar konsep peserta didik juga dapat terlihat pada
penguasaan konsepnya dengan melihat nilai setiap sintak model inkuiri terbimbing yang
rata-rata Uji N-gain. Kemudian untuk tercover pada setiap soal-soal tertentu, yaitu
mengetahui seberapa besar nilai perbedaan dapat terlihat pada tabel 9.
siginifikan tersebut, sama dengan hasil Triani
(2014) yaitu memiliki perbedaan siginifikan

Tabel 3. Hasil Persentase Peserta Didik Menjawab Benar pada Soal yang Mencover Beberapa Sintak
Model Pembelajaran Inkuiri Tebrimbing
Rata-rata Jumlah Persentase Rata-rata Jumlah Persentase
Jumlah
Sintak Benar Peserta Didik Jumlah Benar Benar Peserta Didik Jumlah Benar
Soal (Pre test) (%) (Post test) (% )
1 16 14,32 46,17 22,69 73,19
2 12 11,59 37,37 23,25 75,00
3 0 0 0,00 0 0,00
4 0 0 0,00 0 0,00
5 9 12,12 39,07 22 70,97
6 0 0 0,00 0 0,00

Adanya perbedaan penguasaan konsep mengingatnya dan dapat menerapkannya


sebelum dan setelah diberikannya dalam kehidupan melalui memori dalam waktu
pembelajaran disebabkan karena peserta didik jangka panjang. Penguasaan konsep yang
belum dapat memahami konsep yanag akan dimiliki peserta didik sangat berhubungan
dipelajari melalui pengetahuan awal yang ketika mereka memahami konsep awal hingga
dimilikinya. Pengetahuan awal yang peserta konsep akhir.
didik akan memperkuat konsep yang yang b. Keberlanjutan Konsep
dimilikinya, sehingga peserta didik
12
Peeserta didik yang memahami konsep konsep dapat terlihat saat peserta didik
awal hingga konsep akhir dengan benar, maka menyelesaikan 40 butir soal yang dikerjakan
dapat dikatakan pembelajaran konsepnya sebelum dan setelah dilakukannya proses
tuntas dan berlanjut. Memahami konsep secara pembelajaran. Melalui jawaban peserta, maka
berlanjut, maka dapat menunjang konsep dapat dianalisis keterhubungan antar konsep
peserta didik secara mendalam agar yang dijawabnya dengan benar. Keberlanjutan
pembelajaran menjadi bermakna, karena pemahaman konsep terjadi apabila peserta
pembelajaran ini menuju pada konsep didik menjawab benar soal yang berkaitan
pengetahuan sebelumnya yang berkaitan antar konsep dari konsep 1 sampai konsep 4.
dengan konsep terdahulu berupa fakta-fakta. Jika, peserta didik dapat menjawab benar ke
Meaningful learning atau belajar semua soal dari konsep, maka dapat dikatakan
bermakna ialah pembelajaran yang terjadi keberlanjutan konsep. Tetapi, jika
dihubungkan dengan pembelajaran baru pada peserta didik tidak dapat menjawab benar
konsep relevan pada kognitif seorang pelajar semua di setiap konsep, maka tidak terjadi
(Rachmawati dan Daryanto, 2015). Belajar keberlanjutan konsep. Akan tetapi, peserta
kebermaknaan ialah peristiwa mengajar yang didik yang tidak mampu menjawab soal
ditandai oleh terjadinya gabungan antara dengan benar disemua konsep bukan berarti
konsep dan informasi baru dengan komponen tidak memahami konsep, tapi hanya bisa
yang relevan di dalam struktur kognitif peserta memahami beberapa soal di setiap konsep-
didik, sehingga pembelajaran konsep menjadi konsep tertentu.
bermakna. Keberlanjutan konsep di kelas VIII C dari
Sehingga pembelajaran bermakna setiap peserta didik dapat terlihat pada tabel 18
diartikan sebagai proses pembelajaran yang dibawah ini . Adapun hasil yang didapatkan
mengaitkan konsep baru dan konsep yang lama dapat terlihat dari jawaban benar peserta didik
yang terdapat pengetahuan. Pengetahuan dari setiap konsep kemudian diberi skor total
tersebut menjelaskan bahwa peserta didik berdasarkan jumlah benar dari setiap konsep
memiliki pengetahuan awal dan kejelasan dibagi dengan jumlah total soal di setiap
mengenai materi yang dipelajari. Oleh sebab konsep dan dikali 100%. Setelah hasilnya
itu, keberlanjutan konsep dapat dijadikan diperoleh dikelompokkan sesuai dengan
sebagai modal untuk menciptakan kategori yang sudah ditentukan yaitu dengan
pembelajaran yang bermakna (meaningfull menggunakan statistik persentil yang didapat.
learning). Keberlanjutan konsep peserta didik Berikut tabel hasil keberlanjutan setiap
dalam pembahasan materi indra penglihatan konsep peserta didik pada tes kognitif pre test,
dan alat optik, dianalisis secara deskriptif. Data adapun untuk 1, 2, 3 dan 4 pada tabel dibawah
yang ditemukan mengenai keberlanjutan ini yaitu berturut-turut (konsep 1), (konsep 2),
(konsep 3) dan (konsep 4).
Tabel 4. Hasil Keberlanjutan Konsep Peserta Didik Pre test
No.
1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori Kesimpulan
Absen
1 5 cukup 6 cukup 4 kurang 3 kurang tidak berlanjut
2 6 cukup 6 cukup 3 kurang 4 kurang tidak berlanjut
3 5 cukup 4 kurang 2 tidak 3 kurang tidak berlanjut
4 4 kurang 3 kurang 2 tidak 6 cukup tidak berlanjut
5 4 kurang 6 cukup 2 tidak 1 tidak tidak berlanjut
6 6 cukup 5 kurang 5 kurang 8 sempurna tidak berlanjut
7 5 cukup 5 kurang 5 kurang 5 kurang tidak berlanjut
8 4 kurang 5 kurang 4 kurang 4 kurang tidak berlanjut
9 4 kurang 4 kurang 4 kurang 5 cukup tidak berlanjut
10 4 kurang 8 cukup 4 kurang 2 tidak tidak berlanjut
11 4 kurang 5 kurang 6 cukup 3 kurang tidak berlanjut
12 7 sempurna 2 tidak 3 kurang 0 tidak tidak berlanjut
13 4 kurang 4 kurang 4 kurang 2 tidak tidak berlanjut
14 3 kurang 2 tidak 1 tidak 1 tidak tidak berlanjut
15 4 kurang 4 kurang 5 kurang 5 kurang tidak berlanjut
16 5 cukup 6 cukup 3 kurang 3 kurang tidak berlanjut
17 5 cukup 6 cukup 3 kurang 1 tidak tidak berlanjut
18 5 cukup 3 kurang 7 cukup 1 tidak tidak berlanjut
13
19 5 cukup 2 tidak 2 tidak 7 cukup tidak berlanjut
20 6 cukup 6 cukup 4 kurang 2 tidak tidak berlanjut
21 5 cukup 5 kurang 4 kurang 1 tidak tidak berlanjut
22 5 cukup 5 kurang 3 kurang 4 kurang tidak berlanjut
23 5 cukup 6 cukup 1 tidak 1 tidak tidak berlanjut
24 5 cukup 6 cukup 3 kurang 4 kurang tidak berlanjut
25 5 cukup 5 kurang 0 tidak 0 tidak tidak berlanjut
26 4 kurang 4 kurang 3 kurang 5 kurang tidak berlanjut
27 4 kurang 8 cukup 8 cukup 4 kurang tidak berlanjut
28 5 cukup 6 cukup 1 tidak 3 kurang tidak berlanjut
29 6 cukup 7 cukup 3 kurang 4 kurang tidak berlanjut
30 6 cukup 5 kurang 3 kurang 5 kurang tidak berlanjut
31 3 kurang 3 kurang 3 kurang 5 kurang tidak berlanjut

Berdasarkan pada tabel tersebut, maka konsep yang mereka miliki sehingga mereka
dapat dilihat peserta didik yang mengalami tidak bisa menghubungkan dari satu konsep ke
kategori berlanjut masih belum terlihat konsep yang lain. Sedangkan perolehan hasil
disebabkan peserta didik tidak diberikan post test di kelas VIII C untuk menganalisis
pembelajaran. Sehingga terlihat peserta didik keberlanjutan konsep peserta didik, dapat
hanya mampu menguasai konsep 4 dan konsep dilihat dari kemampuan menjawab benar soal
1 hal ini disebabkan peserta didik menjawab peserta didik di setiap konsep yang disesuaikan
berdasarkan pembahasan yang sering dijumpai dengn kategori yang sudah ditentukan yaitu:
dikehidupan sehari-hari dan tidak berdasarkan
Tabel 11. Hasil Keberlanjutan Konsep Peserta Didik Post Tes
No.
1 Kategori 2 Kategori 3 Kategori 4 Kategori Kesimpulan
Absen
1 6 cukup 9 sempurna 6 cukup 5 kurang tidak berlanjut
2 8 sempurna 8 sukup 6 cukup 7 cukup tidak berlanjut
3 6 cukup 9 sempurna 5 kurang 8 sempurna tidak berlanjut
4 8 sempurna 11 sempurna 9 sempurna 7 sempurna berlanjut
5 8 sempurna 8 sukup 6 cukup 6 cukup tidak berlanjut
6 6 cukup 9 sempurna 6 cukup 8 sempurna tidak berlanjut
7 6 cukup 9 sempurna 7 cukup 7 cukup tidak berlanjut
8 7 sempurna 9 sempurna 7 cukup 7 semurna tidak berlanjut
9 5 cukup 7 cukup 7 cukup 7 sempurna tidak berlanjut
10 7 sempurna 10 sempurna 9 sempurna 7 sempurna berlanjut
11 6 cukup 9 sempurna 7 cukup 8 sempurna tidak berlanjut
12 7 sempurna 3 kurang 5 kurang 4 kurang tidak berlanjut
13 5 cukup 5 kurang 7 cukup 7 cukup tidak berlanjut
14 4 kurang 2 tidak 1 tidak 2 tidak tidak berlanjut
15 7 sempurna 10 sempurna 8 cukup 7 sempurna berlanjut
16 6 cukup 8 cukup 6 cukup 6 cukup tidak berlanjut
17 7 sempurna 11 sempurna 8 cukup 5 kurang tidak berlanjut
18 7 sempurna 10 sempurna 8 cukup 8 sempurna berlanjut
19 6 cukup 9 sempurna 4 kurang 6 cukup tidak berlanjut
20 7 sempurna 10 sempurna 5 kurang 4 kurang tidak berlanjut
21 8 sempurna 9 sempurna 10 sempurna 7 sempurna berlanjut
22 7 sempurna 10 sempurna 8 cukup 8 sempurna berlanjut
23 6 cukup 10 sempurna 4 kurang 3 kurang tidak berlanjut
24 7 sempurna 10 sempurna 8 cukup 8 sempurna berlanjut
25 7 sempurna 9 sempurna 8 cukup 8 sempurna berlanjut
26 7 sempurna 11 sempurna 6 cukup 6 cukup tidak berlanjut
27 8 sempurna 11 sempurna 8 cukup 6 cukup tidak berlanjut
28 7 sempurna 9 sempurna 10 sempurna 8 sempurna berlanjut
29 7 sempurna 9 sempurna 7 cukup 7 sempurna berlanjut
30 7 sempurna 9 sempurna 7 cukup 9 sempurna berlanjut
31 7 sempurna 8 cukup 7 kurang 8 sempurna tidak berlanjut

14
Berdasarkan pada tabel keberlanjutan soal-solanya saling berhubungan sehingga
konsep dari hasil post test, maka dapat dilihat apabila peserta didik tidak bisa memahami soal
peserta didik yang mengalami kategori pada konsep 1 maka peserta didik tidak bisa
keberlanjutan sempurna di setiap konsep sudah menjawab soal-soal selanjutnya.
terlihat yaitu terdapat 11 orang yang Karena dalam hal ini berkaitan dengan
disebabkan mereka mendapatkan pembelajaran belajar bermakna yang mana agar
yang diberikan atau pengetahuan awal dengan keberlanjutan konsep menjadi bermakna
menerapkan model pembelajaran inkuiri disetiap proses belajar di kelas. Sehingga
terbimbing. Sehingga peserta didik mulai peserta didik mampu belajar konsep awal dan
memahami konsep-konsep mengenai konsep akhir secaraa mudah dalam proses
pembahasan indra pengliharan dan alat optik. belajar agar menjadi bermakna.
Peserta didik yang mendapatkan kategori Berdasarkan analisis tersebut
keberlanjutan sempurna maka dapat dikatakan pembelajaran akan bermakna apabila peserta
peserta didik tersebut menguasai soal-soal didik mampu mengaitkan 1 konsep ke konsep
yang terhubung pada setiap konsep karena lainnya yaitu konsep cahaya, pemantulan,
konsep 1, 2 dan 3 saling berkaitan dengan pembiasan dan sistem penglihatan. Agar
konsep 4. peserta didik mudah memahami sebuah konsep
Sehingga apabila peserta didik mampu yang bersifat abstrak maka proses
menjawab soal pada konsep 1, 2, 3 dan 4 keterhubungan antar konsep tergantung dari
walaupun hanya beberapa soal maka peserta banyaknya pengalaman konsep yang
didik tersebut dikatakan penguasaan dimilikinya (Rachmawati dan Daryanto, 2015).
konsepnya baik tetapi untuk tingkat Sehingga materi ini sangat cocok untuk
keberlanjutan konsepnya tergantung dari digunakan dalam melatih keberlanjutan konsep
peserta didik mampu menjawab soal di setiap peserta didik. Karena pada materi ini setiap
konsepnya lagi. Contohnya pada peserta didik soal didalam konsepnya sangat
8 dapat dilihat pada konsep 1 dan konsep 2, berhubungan. Adapun cara agar
mendapatkan kategori keberlanjutan sempurna bisa melihat hasil peningkatan
berarti peserta didik tersebut hanya menguasai yang terjadi pada keberlanjutan konsep
soal-soal yang terhubung pada konsep cahaya sebelum dan setelah diberikannya
dan pemantulan karena pada kedua konsep ini pembelajaran yaitu:
Tabe l2. Perbandingan Hasil Keberlanjutan Konsep Seluruh Peserta Didik
Ketegori Jumlah Peserta Didik (%)
Pre tes Pos test Pre test Post test
Berlanjut - 11 - 35,49
Tidak berlanjut 31 20 100 64,52

Jadi, dari hasil analisis keberlanjutan Sehingga setelah menggunakan model


sebelum dan setelah diberikannya pembelajaran terdapat hasil yang meningkat
pembelajaran dapat dilihat dari tes awal - tes yaitu sebesar 35.49% dalam proses
akhir peserta didik yang terdapat kenaikan pembelajaran.
keberlanjutan konsep dari semua konsep.

D. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil Sehingga terdapat perbedaan signifikan
setelah melakukan penelitian yaitu: setelah menggunakan model pembelajaran.
1. Terdapat perbedaan hasil penguasaan 2. Terdapat peningkatan keberlanjutan konsep
konsep peserta didik sebelum dan setelah peserta didik sebelum dan setelah diberikan
diberikan pembelajaran dengan pembelajaran dengan menerapkannya
menerapakan model inkuiri terbimbing. model inkuiri terbimbing.

E. Saran
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan menerapkan model pembelajaran inkuiri
saran, yaitu: terbimbing dalam proses pembelajaran
1. Kepada pendidik mata pelajaran IPA bisa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
menjadi bahan pertimbangan untuk
15
berupa penguasaan konsep dan terbimbing, tapi konsepnya dilihat dari
keberlanjutan konsep. keterhubungan antar konsep yang mana
2. Kepada sekolah sebaiknya hasil penelitian disetiap konsep ada soal yang saling
ini dijadikan sebagai masukan dalam menghubungkan ke konsep selanjutnya dan
meningkatkan kualitas pembelajaran sebaiknya tempat yang akan diteliti
khususnya mata pelajaran IPA Terpadu. berbeda.
3. Kepada peneliti selanjutnya, adanya
penelitian lanjutan dengan model inkuiri

Daftar Pustaka

Aristianti, E., Susanto, H & Marwanto, P. gugus 03 Wanasaba Lombok Timur.


(2018). Implementasi model Journal Program Pascasarjana
pembelajaran inkuiri terbimbing Universitas Pendidikan Ganesha
terhadap kemampuan pemecahan Jurusan Pendidikan Dasar, 03(01), 1-
masalah dan komunikasi ilmiah siswa 8.
sma. Unnes Physizcs Education
Journal, 7(1). Sastrika, I.A.K., Sadia, I.W., & Muderawan,
I.W. (2013). Pengaruh model
Arikunto, S. (2013). Dasar- Dasar Evaluasi pembelajaran berbasis proyek
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi terhadap pemahaman konsep kimia
Aksara. dan keterampilan berpikir kristis. E-
Kuhlman, T & Farrington, J. (2010). Journal Program Pascasarjana
Sustainability. Netherlands: Universitas Pendidikan Ganesha, 1.
University of Aberdeen, 2071-1050.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Nyoman., S, Susilawati & Susilawati. Pendidikan Kuantitatf, Kualitatif dan
(2015). Pengaruh model pembelajaran R&D. Bandung: Alfabeta.
inkuiri terbimbing terhadap
keterampilan proses sains siswa. Triani, K., Syahruddin, H., & Parmiti, D. Pt.
Jurnal BIOTA; Tadris IPA Biologi (2014). Pengaruh model pembelajaran
FITK IAIN Mataram, 05(03). inkuiri terbimbing terhadap
pemahaman konsep IPA siswa kelas
Rahmani., Abdul, H., & Zulkarnain, J. V. e-Journal MIMBAR PGSD
(2016). Penerapan model Universitas Pendidikan Ganesha
pembelajaran inkuiri terbimbing Jurusan PGSD, 2(1).
untuk meningkatkan keterampilan
proses sains (KPS) siswa sekolah Trianto. (2010). Model Pembelajaran
dasar. Jurnal pencerahan, 10 (2),74 – Terpadu Konsep,
80. Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum
Rachmawati T, & Daryanto. (2015). Teori Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Belajar dan Proses Pembelajaran Jakarta: Bumi Aksar.
yang Mendidik. Yogyakarta: Gava
Media. Wahyudi, L. E & Z, A, I, Supardi. (2013).
Penerapan model pembelajaran
Sabahiyah, A.A.I., Marhaeni, I. W & inkuiri terbimbing pada pokok
Suastra. (2013). Pengaruh model bahasan kalor untuk melatih
pembelajaran inkuiri terbimbing keterampilan proses sains terhadap
terhadap keterampilan proses sains hasil belajar di SMAN 1 Sumenep.
dan penguasaan konsep IPA siswa Jurnal pendidikan fisika, 02(02), 62-
Kelas V 65.
16
17

Anda mungkin juga menyukai