Oleh :
Nanda Aprilia Sedyaningtyas 21120321
B. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian, maka dikemukakan hasil penelitian yang
berkaitan dengan penerapan media audiovisual untuk meningkatkan kompetensi
membaca jam analog pada siswa. Peneliti menggali informasi dari jurnal-jurnal dalam
rangka mendapat informasi yang ada tentang teori yang berkaitan dengan judul yang
digunakan.
1. Kompetensi Membaca Jam Analog
Kompetensi membaca jam analog ini merupakan capaian pembelajaran dari fase
A kelas I yakni Peserta didik dapat membandingkan panjang dan berat benda
secara langsung, dan membandingkan durasi waktu. Mereka dapat mengukur dan
mengestimasi panjang benda menggunakan satuan tidak baku. Tujuan dari
capaian pembelajaran ini ialah Melalui tayangan video tentang membaca jam
analog, peserta didik mampu membedakan fungsi jarum pendek dan jarum
panjang pada jam analog dengan tepat. Melalui demonstrasi dari guru
menggunakan media jam analog dari karton tentang cara membaca jam analog,
peserta didik mampu mempraktikkan cara membaca jam analog dengan benar.
Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (IKTP) Pertemuan 1 yaitu pesrta
didik dapat membedakan jarum pendek dan jarum panjang pada jam analog (C2)
dan peerta didik dapat mempraktikkan cara membaca jam sesuai jarum pendek
dan jarum panjang pada jam analog.
2. Media Audiovisual
(Nomleni & Manu, 2018; Yuanta, 2017) berpendapat media pembelajaran adalah
alat yang dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran dan berfungsi
untuk memperjelas makna yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik dan sempurna. Media pembelajaran yang
digunakan secara masa misalnya: radio, televisi. Dalam kelompok besar dan
kelompok kecil misalnya: film, slide, video, OHP. Digunakan perorangan
(misalnya: buku, komputer, radio tape, kaset, video recorder). Untuk itu
digunakan media audio-visual yang merupakan salah satu media alternatif yang
efektif digunakan dalam pembelajaran. Media audio-visual merupakan Media
pembelajaran yang dapat membantu penyampaian pesan yang baik dalam
penyampaian materi (Ernawati, 2014; Pranowo & Prihastanti, 2020). Media
audio-visual dibagi menjadi dua jenis yaitu, pertama adalah dilengkapi fungsi
peralatan suara dan gambar dalam satu unit, yang dinamakan media audio-visual
murni, seperti film gerak (movie) bersuara, televisi dan video. Kedua adalah
media audio- visual tidak murni yaitu yang kita kenal dengan slide,opaque, OHP
dan peralatan visual lainnya bila diberi unsur suara, misalnya film (Dwi
Handayani et al., 2017; Yusantika et al., 2018). Media audio-visual media yang
dapat memproyeksi gambar bergerak dan bersuara, sehingga dapat dilihat dan
dapat didengar (Louk & Sukoco, 2016; Septiani & Hasanah, 2019).
Adapun Kelebihan media video sebagai berikut:
1) Menyajikan objek secara konkret atau pesan pembelajaran yang realistik,
sehingga sangat baik untuk menambah pengalaman belajar;
2) Sifatnya audio-visual, sehingga menarik daya tarik tersendiri dan dapat
memotivasi siswa
3) Sangat baik untuk pencapaian tujuan belajar psikotomotorik;
4) Menambah daya tahan ingatan; dan
5) Dapat mengurangi kejenuhan belajar, terutama jika dikombinasikan
denganmetode ceramah dan diskusi persoalan tayangan
3. Model Problem Based Learning (PBL)
Menurut (Maryatun & Metro, 2017; Romadhoni et al., 2017) berpendapat
pembelajaran berdasarkan masalah memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut: (1) Belajar dimulai dengan suatu masalah; (2) Memastikan masalah yang
diberikan berhubungan dengan dunia nyata siswa; (3) Memberikan tanggung
jawab yang pada siswa dalam menentukan dan menjalankan secara langsung
proses belajar mereka sendiri; (4) membentuk kelompok kecil; dan (5) Menuntut
siswa untuk mendemontrasikan apa yang telah di pelajari dalam bentuk kinerja
sehingga inilah yang akan membentuk skill peserta didik dan diajarkan
ketrampilan.
Adapun kelebihan model problem based learning sebagai berikut:
1) Siswa terlibat dalam pembelaran sehingga pengetahuannya benar-benar di
serap dengan baik;
2) Siswa dilatih untuk bekerja sama dengan siswa yang lainnya; dan
3) Siswa dapat memperoleh pemecahan masalah dari berbagai sumber
langkah-langkah model Problem based learning menjadi lima langkah
sebagai berikut: (1) Mengorientasikan peserta didik terhadap masalah
seperti guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan alat dan bahan
yang dibutuhkan (2) Mengorganisasikan peserta didik seperti guru
membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah yang sudah ada ; (3) Membimbing
penyelidikan individual maupun kelompok seperti guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan yang diperlukan untuk
menyelsaikan masalah; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
seperti guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan
merencanakan atau menyiapkan karya yang sebagai hasil pemecahan
masalah dalam bentuk laporan, video atau model; (5) Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah seperti guru membantu peserta
didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan
masalah yang dilakukan. Tentunya untuk mendukung pembelajaran tidak
hanya menggunakan model pembelajaran saja. Akan tetapi juga
menggunakan media pembelajaraan sebagai perantara penyampaian
materi.
BAB III
C. Metode Penelitian
1. Desain / jenis penelitian
Metode penelitian yang kami lakukan adalah penelitian tindakan kelas
(action research) atau PTK, karena penelitian dilakukan untuk memecahkan
masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif,
sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan
bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.
Menurut Sukidin dkk ada 4 macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1)
penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif, (3)
penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial
eksperimental.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya.
Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation
(pengamatan), dan reflection (refleksi)
Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 yaitu pesrta
didik dapat membedakan jarum pendek dan jarum panjang pada jam analog (C2)
dan peerta didik dapat mempraktikkan cara membaca jam sesuai jarum pendek
dan jarum panjang pada jam analog. Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta
didik diharapkan dapat Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
membedakan fungsi jarum pendek dan jarum panjang pada jam analog dan
Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mempraktikkan cara membaca
jam analog.
2. Populasi dan sampel penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh siswa-siswi Kelas 1 SDN 4 Kedungsari
yang berjumlah 35 siswa. Sampel yang diambil adalah 28 siswa kelas I SDN 4
Kedungsari pada pokok bahasan membaca jam analog.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang akan saya gunakan sebagai berikut:
a) Wawancara, dalam penelitian ini wawancara ditujukan kepada guru kelas I
untuk mengetahui dan menilai keadaan siswa, misalnya mencari data latar
belakang dan kesulitan belajar siswa;
b) Observasi, yang dilakukan dengan pengamatan secara langsung
pembelajaran di kelas dan digunakan untuk mendapatkan data, tingkah
laku siswa pada saat mengikuti pembelajaran serta observasi juga
dilakukan dengan melakukan wawancara serta mengamati proses
pembelajaran
c) Tes, tes yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tes
untuk pengetahuan dan tes untuk sikap
d) Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa kelas I
SDN 4 Kedungsari yang menjadi bukti foto selama kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus/putaran. Observasi dibagi dalam dua
putaran, yaitu putaran 1, dan 2, dimana masing-masing putaran dikenai perlakuan
yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam dua
putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
4. Rencana Analisis Data
Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistik yang digunakan untuk
analisis data dalam penelitian, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Analisis data yang akan saya gunakan dalam penelitian ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh masing-masing variabel menggunakan teknik analisis
regresi linier sederhana. Karena variabel yang terlibat dalam penelitian ini ada
dua, yaitu kompetensi membaca jam analog sebagai variabel bebas yang
dilambangkan dengan X, serta model Problem based learning (PBL), berbantu
media audio-visual sebagai variabel terikat yang dilambangkan dengan Y serta
berpangkat dua.
D. Daftar pustaka
Anshory, I. (2020). Pembelajaran Tematik Integratif Pada Kurikulum 2013 di Kelas
Rendah SD Muhammadiyah 07 Wajak. JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 4
Nomor1, 3546. https://doi.org/https://doi.org/10.22219/j inop.v4i1.4936.
Amir, M Taufiq, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta, 2009
Fitria, Y., & Indra, W. (2020). Pengembangan model pembelajaran PBL berbasis digital
untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan dan literasi sains. Deepublish.
Khairina, A. D., Budyartati, S., & Samsiyah, N. (2022). Pengaruh Model Discovery
Learning Berbantuan Media Audiovisual Terhadap Kemampuan Berpikir
Kreatif Siswa Tema 5 Muatan IPA Kelas V SD 02 Mojorejo Kota Madiun.
Prosiding Konferensi Ilmiah Dasar, 3, 363-370.
Laili, N. N., Yulianto, A., & Astuti, B. (2017). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK
Melalui Model Project Based Learning (PJBL). In Prosiding Seminar Nasional
MIPA (p. 63).
Nofriyadi, R., Pratiwi, I. A., & Setiawan, D. (2022). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Model Problem Based Learning Berbantuan Media Audio Visual. Jurnal
Ilmiah P2M STKIP Siliwangi, 9(2), 161-167.
Pratiwi, I. (2022). Penerapan Model Problem Based Learning Berbantuan Audio Visual
Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa.
Journal of Education Action Research, 6(3).
Susilowati, R., Relmasira, S. C., A Hardini, A. T., Guru Sekolah Dasar, P., & Kristen
Satya Wacana, U. (2018). Penerapan Model Problem Based Learning Berbantu
Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Kelas 4. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1).