PENDAHULUAN
Saat ini, kurikulum yang digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan dasar adalah
kurikulum 2013 menekankan pendekatan saintifik (saintific approach). Menurut
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014, pendekatan saintifik diaktualisasikan dalam
kegiatan pembelajaran yang didalamnya mencakup lima langkah yaitu mengamati,
menanya, mencoba, menalar dan mengomunikasikan. Pendekatan saintifik memberikan
kesempatan siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik lebih menekankan
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehingga pada saat pembelajaran dimulai, guru
dituntut untuk mampu menciptakan pembelajaran yang memacu perhatian dan motivasi
siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mewujudkan
situasi belajar yang sedemikian rupa, maka dibutuhkan kompetensi guru dalam
mengembangkan berbagai komponen sistem pembelajaran. Komponen sistem
pembelajaran menurut Wina Sanjaya dalam Salam (2018) memuat empat aspek yaitu
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode atau strategi pembelajaran, dan media
pembelajaran.
Salah satu media pembelajaran tiga dimensi yaitu Diorama. Diorama memiliki
tampilan visual yang lebih nyata dan hidup sehingga dapat digunakan untuk
menggambarkan keadaan yang sebenarnya dalam bentuk miniatur tiga dimensi. Diorama
adalah jenis model berupa sebuah pemandangan tiga dimensi untuk menggambarkan
pemandangan yang sebenarnya. Sejalan dengan Prastowo dalam (Nadhliroh, dkk., 2018)
yang menjelaskan bahwa diorama adalah jenis model untuk menggambarkan keadaan
sebenarnya dalam sebuah pemandangan tiga dimensi mini. Dibandingkan dengan media
dua dimensi, media tiga dimensi memiliki tingkat konkretisitas yang lebih tinggi.
Seiring berkembangnya zaman yang ditandai dengan teknologi informasi (TI) yang
kian melesat, memberikan dampak pada dunia pendidikan. Kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi memiliki pengaruh terhadap penggunaan media pembelajaran pada
lembaga pendidikan. Dewasa ini pembelajaran di sekolah-sekolah mulai disesuaikan
seiring berkembangnya teknologi informasi yang mengakibatkan terjadi pergeseran
paradigma pendidikan (Hujair, 2009). Hal tersebut mengindikasikan bahwa pemanfaatan
teknologi informasi dalam proses pembelajaran, sudah menjadi suatu kebutuhan
sekaligus tuntutan. Sehingga pendidik pada era globalisasi ini dituntut untuk memiliki
kemampuan dalam mengintegrasikan media pembelajaran dengan berbagai kemajuan
teknologi yang ada.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 5B yang dilaksanakan pada hari
Selasa, 11 Oktober 2022 diketahui bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran guru hanya
menggunakan buku tema dan buku penunjang bidang studi sebagai sumber belajar siswa.
Pemanfaatan media teks dan media gambar pada buku siswa belum cukup menunjang
aktivitas belajar siswa, karena hanya terdapat aktivitas mengamati. Keterbatasan guru
dalam menggunakan teknologi menjadi hambatan dalam berkembangnya sumber belajar
bagi siswa. Beliau menyampaikan bahwa pada pembelajaran kelas 5B ditemukan
kesulitan bagi siswa dalam menyerap materi-materi yang diajarkan, terlebih setelah
belajar dalam jaringan (daring) selama pandemi covid-19 yang mengakibatkan guru
harus mengulang serta mengaitkan kembali materi-materi yang sebelumnya dengan
materi-materi saat ini agar peserta didik memiliki pemahaman yang utuh terkait materi
yang diajarkan. Meskipun sudah terdapat beberapa guru yang sudah memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran seperti menampilkan gambar maupun video, namun pada
kenyataannya hanya terdapat aktivitas menyimak bagi siswa. Tidak terdapat aktivitas
lanjutan yang memacu keaktifan siswa dalam pembelajaran. Oleh karena itu, guru kelas
5B setuju apabila dikembangkan media pembelajaran diorama berbantuan video animasi
karena dapat menjelaskan materi dengan benda konkrit namun tetap dipadukan dengan
teknologi sehingga diharapkan dapat membantu siswa memahami materi pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putra (2021) memperoleh
hasil bahwa produk media diorama layak digunakan serta dapat membantu siswa dan
guru dalam proses pembelajaran IPA. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa
media pembelajaran berupa diorama memiliki kelebihan jika diterapkan dalam
pembelajaran yaitu dapat membuat siswa lebih aktif dalam melaksanakan pembelajaran
(Pratiwi, 2020). Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Amalia, dkk. (2018)
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN Panggang 01 Jepara
pada pembelajaran tematik terintegrasi tema indahnya negeriku.
Berangkat dari latar belakang masalah beserta solusi yang telah dipaparkan, peneliti
beranggapan bahwa media pembelajaran tiga dimensi dalam bentuk diorama layak untuk
dikembangkan karena dapat memberikan pengalaman belajar secara langsung, penyajian
secara konkret dan dapat memaparkan objek secara utuh. Melihat kelebihan dan
efektivitas pada media pembelajaran diorama maka peneliti akan melakukan penelitian
yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Diorama Materi Berbantuan Video
Animasi Materi Keragaman Suku Bangsa dan Budaya Kelas V Sekolah Dasar”.
II.1 –
-
II.2 –
-
II.3 –
-
BAB III
METODE