Anda di halaman 1dari 30

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA

AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TERPADU


DARING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KURUNGREJO
KECAMATAN PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN
PELAJARAN 2020/2021

PUPUT PUJI RAHAYU


NIM. 858811333
Email : puput.pj77@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan observasi awal yang diperoleh di kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo
Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk, diketahui bahwa terdapat beberapa kendala yang
terjadi dalam pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 yaitu aktivitas belajar siswa
cenderung rendah karena penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dilakukan secara
monoton tanpa penggunaan media yang sesuai sehingga menyebabkan ketidaktercapainya
ketuntasan belajar siswa yang mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi menggunakan media audio visual pada
pembelajaran terpadu daring adalah memuaskan dan meningkat. Secara keseluruhan hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Hal itu bisa dibuktikan melalui data
yang diperoleh terlihat bahwa pada hasil pra siklus rata-rata siswa hanya mencapai 60,80%,
pada siklus I rata-rata siswa mencapai 80,26%, sedangkan pada siklus ke II rata-rata nilai
siswa mencapai 90,12%. Dari pra siklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 19,46%
sedangkan siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 9,86%. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
terpadu daring dilaksanakan dengan baik sehingga dapat meningkatkan minat belajar siswa
dan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Untuk itu disarankan dalam
pembelajaran terpadu daring menggunakan media audio visual.

Kata kunci: hasil belajar, pembelajaran terpadu daring, media audio visual

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu jenjang pendidikan di jalur formal
yang dilaksanakan secara terstruktur dan sistematis. Sekolah dasar merupakan
pendidikan dasar yang selanjutnya menjadi acuan untuk melangkah ke jenjang
pendidikan berikutnya. Berdasarkan hal tersebut terdapat dua fungsi utama
pendidikan dasar yaitu: (1) Membekali kemampuan dasar terkait kemampuan

1
berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung, kemampuan penguasaan dasar untuk
mempelajari pengetahuan, dan berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. (2)
Memberikan dasar untuk mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. (Ali,
2009: 33)
Pembelajaran terpadu sebagai suatu konsep pendekatan pembelajaran yang
melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa. Sehingga siswa memiliki kesempatan untuk memahami
masalah yang ada di lingkungan sekitar dengan pandangan yang utuh (Hernawan,
2014: 1-5).
Masa Pandemi Corona Virus 19 (Covid 19) ini membuat proses pembelajaran
yang biasanya dilaksanakan dengan tatap muka di depan kelas, tak dapat
dilaksanakan lagi, hal ini karena adanya kekhawatiran makin menyebarnya covid-
19. Perlunya alternatif pembelajaran untuk menunjang kualitas pembelajaran yang
baik demi keberlangsungan pendidikan putra dan putri bangsa Indonesia.
Di karena kan kondisi pembelajaran seperti di atas, diperlukan suatu solusi
dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran
merupakan unsur yang penting dalam proses pembelajaran. Pemilihan jenis media
pembelajaran yang sesuai akan menambah minat belajar siswa terhadap materi
yang diajarkan.
Terkait belum berhasilnya pembelajaran terpadu daring di sekolah dasar,
peneliti berupaya menerapkan media audio visual sebagai salah satu media
pembelajaran yang membuat pembelajaran menjadi menarik dan menyenangkan
serta berpusat pada siswa. Media audio visual ini diharapkan mampu menjadi solusi
yang tepat unruk mengatasi rendahnya hasil belajar terpadu daring khususnya pada
siswa kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat teridentifikasi bahwa
penerapan pembelajaran terpadu daring di kelas V di SD Negeri 1 Kurungrejo
masih kurang sehingga hasil belajar siswa juga masih banyak yang belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sebab guru tidak

2
menggunakan media pembelajaran yang tepat di pembelajaran daring seperti
sekarang ini. Aktivitas belajar siswa cenderung rendah dan monoton,
dikarenakan penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dilakukan secara
monoton tanpa penggunaan media yang sesuai. Kondisi pembelajaran yang
demikian akan menimbul dampak kurang menggembirakan terhadap hasil
belajar siswa, dan lebih jauh lagi dapat menimbulkan kesan tidak baik terhadap
pembelajaran seperti pengetahuan hanyalah bersifat teoretis semata.
2. Analisis Masalah
Dari hasil refleksi ditemukan kendala yang dihadapi yaitu bahwa faktor
penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran terpadu daring
adalah sebagai berikut :
a. Guru belum mengeksplorasi pembelajaran sehingga penyampaian materi
yang di jelaskan terkesan teoritis.
b. Siswa terlihat bosan dan kurang antusias terhadap materi dan kegiatan
pembelajaran yang dilakukan.
c. Guru kurang kreatif dalam pembelajaran dan belum menggunakan media
pembelajaran.
3. Alternatif dan prioritas Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dengan
mempertimbangkan solusi, peneliti menganggap bahwa penyampaian materi
melalui audio visual ke dalam pembelajaran sangat lah penting. Siswa akan
lebih termotivasi dan guru dapat mengajar dengan menggunakan media yang
menarik untuk menghidupkan proses pembelajaran.
Peneliti mempunyai dugaan sementara bahwa penggunaan media
pembelajaran audio visual ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa,
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti melakukan penelitian dengan judul
“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Media Audio Visual dalam
Pembelajaran Terpadu Daring pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo
Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2020/2021“.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa melalui media audio visual dalam
pembelajaran terpadu daring pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo
Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2020/2021?
C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Adapun tujuan perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut.
Menjelaskan peningkatan hasil belajar siswa melalui media audio visual dalam
pembelajaran terpadu daring pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo
Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2020/2021.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam
lingkup pendidikan dasar khususnya mengenai penggunaan media
pembelajaran audio visual, pembelajaran terpadu dan peningkatan hasil belajar
Siswa.
2. Manfaat Praktis
Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis
sebagai berikut.
a. Bagi guru
1) Menjadi masukan untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelola oleh
guru.
2) Dengan adanya perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan
kompetensi guru secara profesional.
b. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara pengetahuan, sikap
dan keterampilan.

4
c. Bagi sekolah
1) Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah yang
tercermin dari peningkatan kualitas guru, efektivitas pembelajaran dan
peningkatan hasil belajar siswa.
d. Bagi pengembangan pembelajaran
Memperbaiki praktik pembelajaran dengan sasaran akhir peningkatan
hasil belajar siswa.

II. KAJIAN PUSTAKA


A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan pesan
atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar
memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan memudahkan
siswa untuk menerima materi pembelajaran.
Sementara itu Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011: 3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh Asyhar (2011:
29-35) bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang dijelaskan
sebagai berikut : (a) media sebagai sumber belajar, (b) fungsi semantik, (c)
Fungsi manipulatif, (d) fungsi fiksatif, (e) fungsi distributive, (f) Fungsi
psikologis, dan (g) fungsi sosio kultural.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran banyak disampaikan
oleh para ahli media pembelajaran, di antaranya Asra (2007: 5.8-5.9)
mengelompokkan media pembelajaran menjadi beberapa jenis, yaitu: (a) media
visual, (b) media audio, (c) media audio visual, (d) multimedia dan (e) media

5
realia. Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran juga diungkapkan oleh
Asyhar (2011: 44-45) yaitu: (a) media visual, (b) media audio, (c) media audio
visual dan (d) multimedia.
4. Pemilihan Media Pembelajaran
Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam proses pembelajaran
harus sesuai dengan kebutuhan belajar Siswa sehingga dapat digunakan secara
tepat untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hernawan (2007: 39)
mengungkapkan terdapat tiga hal utama yang perlu dijadikan pertimbangan
dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b)
karakteristik media, dan (c) alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih.
5. Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual
Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran
yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Asra (2007: 5−9)
mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu media yang dapat dilihat
sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide.
Sedangkan Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu
media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media
pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program video/televisi
pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).
6. Karakteristik Media Audio Visual
Arsyad (2011: 31) mengemukakan bahwa media audio visual memiliki
karakteristik sebagai berikut : (a) mereka biasanya bersifat linear, (b) mereka
menyajikan visual yang dinamis, (c) mereka digunakan dengan cara yang telah
ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya, (d) mereka merupakan
gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak, (f) mereka dikembangkan
menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif, dan (g) umumnya
mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang
rendah.

6
7. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual
Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki
kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual. Arsyad (2011:
49−50) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio visual
dalam pembelajaran.
Kelebihan media audio visual adalah film dan video dapat melengkapi
pengalaman dasar siswa, film dan video dapat menggambarkan suatu proses
secara tepat, video menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya, film dan
video yang mengandung nilai-nilai positif dan film dan video dapat menyajikan
peristiwa yang berbahaya. Sedangkan kelemahan media audio visual adalah
pengadaan video memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak, tidak
semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film
tersebut dan film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan belajar yang diinginkan.
8. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Media Audio Visual
Kegiatan pembelajaran apapun tentunya memiliki langkah-langkah agar
pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Menurut Wati
(2016:55-56) langkah-langkah dalam penggunaan media audio visual yaitu: (a)
persiapan materi, (b) durasi media, (c) persiapan kelas dan (d) tanya jawab
B. Pembelajaran Terpadu
1. Pengertian Pembelajaran Terpadu
Menurut Kunandar (2011 : 340) mengemukakan pembelajaran tematik adalah
pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi dalam
beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Selanjutnya
menurut Rusman (2017: 357) menyatakan bahwa “pembelajaran tematik
merupakan salah satu pendekatan dalam pembelajaran terpadu (integrated
instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan
siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan
konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik”.

7
2. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sama halnya dengan model pembelajaran yang lainnya pembelajaran tematik
di Sekolah Dasar juga memiliki karakteristik atau ciri-cirinya. Menurut Kunandar
(2011 : 340) mengemukakan bahwa karakteristik pembelajaran tematik (terpadu)
adalah sebagai berikut : (a) berpusat pada siswa, (b) memberikan pengalaman
langsung kepada siswa, (c) pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu nyata
dan jelas, (d) menyajikan suatu konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu
proses pembelajaran, (e) bersifat fleksibel, (f) hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa dan (g) menggunakan
prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
C. Pembelajaran Daring
Jika dilihat dari KBBI Kemendikbud yang diakses pada tanggal 12 April 2021,
daring adalah akronim dalam jaringan, terhubung melalui jejaring komputer,
internet, dan sebagainya. Dalam masa belajar di rumah ada beberapa aplikasi yang
umumnya gratis dan dapat digunakan oleh guru dan siswa atau pemelajar sebagai
wadah dan sarana pembelajaran dalam jaringan (daring).
D. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu yang menjadi tolak ukur dari pembelajaran yang telah
dilakukan. Menurut Rusman ( 2015: 67) Hasil belajar “adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar, dapat diartikan juga hasil
belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor”.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut Rusman (2015 : 67)
meliputi faktor internal dan eksternal yaitu: faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan faktor psikologis dan faktor eksternal meliputi faktor lingkungan
dan faktor instrumental

8
III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. INFORMASI SUBJEK PENELITIAN
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V
SD Negeri 1 Kurungrejo yang berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 18 siswa
laki-laki dan 7 siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian
Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah di SD Negeri 1
Kurungrejo yang berlokasi di Jl. Pahlawan No. 27, Desa Kurungrejo,
Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk.
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara berulang, yaitu: (a) Pra Siklus dilaksanakan
tanggal 19 April 2021, (b) Siklus I dilaksanakan tanggal 26 April 2021 dan (c)
Siklus II dilaksanakan tanggal 24 Mei 2021.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Sebelum melakukan kegiatan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan
kegiatan observasi atau pendahuluan (pra siklus). Selanjutnya peneliti melakukan
perbaikan. Kegiatan ini dilaksanakan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II.
1. Pra Siklus
a) Perencanaan
Peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari
rencana pelajaran, instrument pengamatan, dan hasil belajar pada
pratindakan yang nantinya digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan
perbaikan dalam tahap siklus I.
b) Pelaksanaan
Tahap ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal dan rencana yang
telah disusun. Peneliti memperoleh data pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru kelas. Kemudian peneliti mengidentifikasi bagaimana
upaya meningkatkan hasil belajar siswa tentang pembelajaran terpadu

9
tanpa media apapun dan Siswa hanya diberikan materi berupa file word
yang di kirimkan di WaG.
c) Observasi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data atau permasalahan yang
ada dalam pembelajaran. Cara yang dilakukan peneliti dengan memeriksa
kembali nilai rata-rata ulangan harian, jurnal guru, SK-KD, Indikator, serta
materi pelajaran berdasarkan kurikulum 2013.
d) Refleksi
Adapun kegiatan yang dilakukan pada saat merefleksi ialah
melakukan analisis, mengevaluasi atau mendiskusikan data yang diperoleh
serta menyusun rencana tindakan yang telah diperoleh melalui kegiatan
observasi. Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus segera
dianalisis sehingga. Jika analisis data tersebut belum mencapai tujuan yang
diharapkan, maka dilakukan langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan
pada siklus I, akan tetapi jika pelaksanaan refleksi terdapat hal-hal yang
dianggap sudah baik maka hal-hal yang baik tersebut harus tetap
dipertahankan atau ditingkatkan.
2. Siklus I
a) Perencanaan
Berdasarkan hasil observasi (pra siklus) yang telah dilakukan oleh
peneliti yang juga bertindak sebagai guru, didapatkan fakta bahwa
kemampuan siswa kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo dalam memahami
materi pembelajaran terpadu hanya mencapai 36 % atau terdapat 16 Siswa
dari 25 Siswa yang belum mempu mencapai KKM. Rendahnya hasil
belajar siswa inilah yang menjadi fokus penelitian.
Rencana perbaikan pembelajaran ini disusun dengan memerhatikan
data yang diperoleh pada saat kegiatan pra siklus. Tahapan yang harus
dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut : (1) menentukan tema sub
tema dan pembelajaran juga materi yang akan diajarkan sesuai dengan
silabus dan kurikulum, (2) membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

10
(RPP) sesuai dengan pembelajaran daring, (3) membuat media
pembelajaran terpadu, (4) menyusun tes evaluasi untuk mengukur hasil
belajar selama tindakan penelitian diterapkan.
b) Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan ini peneliti yang juga bertindak sebagai guru
melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun. Semua
kegiatan pembelajaran yang dilakukan disesuaikan dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat dalam rencana perbaikan pembelajaran.
Tahapan yang harus dilakukan pada tahap ini yaitu (1) menerapkan
tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran, (2) Siswa menerima
materi pembelajaran terpadu yaitu muatan pelajaran IPA dan Bahasa
Indonesia di tema 9 (benda-benda di sekitar kita) subtema 2 (benda dalam
kegiatan ekonomi) pada pembelajaran 1, (3) Siswa mendengarkan guru
tentang materi yang terdapat pada media pembelajaran video, (4) Siswa
melakukan tes evaluasi untuk mengukur hasil belajar.
Setelah menyiapkan tahapan di atas selanjutnya peneliti akan
menyampaikan langkah-langkah perbaikan terdiri dari 3 tahap yaitu
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Berikut ini uraian tiap
tahap yang dilalui oleh guru :
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilakukan dengan waktu 10 menit yang meliputi
motivasi belajar daring, berdoa, kegiatan presensi, guru menyampaikan
tema yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
dan guru menstimulus kegiatan awal berupa pertanyaan dan motivasi.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap ini guru menyampaikan dan menjelaskan materi
tentang iklan media elektronik dalam pembelajaran daring melalui
aplikasi zoom meeting dan sebelumnya siswa diberikan link video
pembelajaran yang ada di youtube. Selanjutnya menjelaskan materi
tentang penggolongan materi zat tunggal dan campuran dalam

11
pembelajaran daring melalui aplikasi zoom meeting dan sebelumnya
siswa diberikan link video pembelajaran yang ada di youtube.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan ini berupa kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Siswa dan guru menyanyikan lagu daerah
untuk menambah rasa cinta terhadap budaya daerah. Melakukan berdoa
bersama. Guru memberi penguatan dan motivasi dalam belajar daring
di masa pandemi, dan guru menutup pelajaran salam.
c) Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap Siswa ketika mengikuti pelajaran terpadu yaitu muatan mata pelajaran
IPA dan Bahasa Indonesia di tema 9 (benda-benda di sekitar kita) subtema
2 (benda dalam kegiatan ekonomi) pada pembelajaran 1 dengan
menerapkan pembelajaran daring. Pengamatan juga dilakukan terhadap
guru yang menerapkan pembelajaran terpadu daring meliputi perencanaan
pembelajaran , pelaksanaan tindakan. Selanjutnya data hasil observasi
dijadikan dasar untuk membuat perencanaan tindakan.
d) Refleksi
Tahap ini peneliti dan kepala sekolah secara bersama sama membahas
dan menganalisis hasil pembelajaran. Hasil akan menentukan perlu
tidaknya melaksanakan siklus berikutnya. Berdasarkan hasil tindakan yang
disertai observasi dan refleksi dapat diketahui kelemahan dan kekurangan
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Apabila dalam siklus
pertama peneliti belum berhasil maka peneliti melaksanakan siklus
berikutnya.
3. Siklus II
Siklus II dilakukan apabila hasil penelitian belum mencapai indikator
keberhasilan. Siklus akan berhenti apabila indikator keberhasilan telah tercapai.
Prosedur pelaksanaan siklus 2 disusun seperti siklus 1 yang terdiri dari :

12
a) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I, peneliti akhirnya
memutuskan untuk melakukan kegiatan perbaikan lanjutan yaitu siklus II.
Hal ini dilakukan untuk memperbaiki dan menyelesaikan masalah yang
timbul pada siklus I. Fokus perhatian perbaikan ini dilakukan dengan
memperbaiki langkah pembelajaran dengan menggunakan media yang
lebih baik lagi yang ada pada siklus I. Media pembelajaran yang digunakan
tetap yaitu media pembelajaran audio visual.
Dengan demikian guru (peneliti) mengkaji dan menyusun ulang rencana
perbaikan pembelajaran untuk siklus II. Rencana perbaikan pembelajaran
ini berpedoman pada hasil refleksi pada siklus I. Sebenarnya tidak ada
perubahan yang signifikan dalam langkah-langkah pembelajaran. Hanya
saja ada beberapa langkah yang harus disesuaikan dan ditambah untuk
mengatasi masalah yang timbul pada siklus I.
b) Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal
Kegiatan awal dilakukan dengan waktu 10 menit yang meliputi
motivasi belajar daring, berdoa, kegiatan presensi, guru menyampaikan
tema yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
dan guru menstimulus kegiatan awal berupa pertanyaan dan motivasi.
2) Kegiatan Inti
Pada tahap ini Siswa diberikan video pembelajaran terpadu yaitu
muatan mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia di tema 9 (benda-
benda di sekitar kita) subtema 3 (manusia dan benda di lingkungannya)
pada pembelajaran 1. Selanjutnya guru menyampaikan dan
menjelaskan materi tentang iklan media cetak dalam pembelajaran
daring melalui aplikasi zoom meeting dan sebelumnya siswa diberikan
link video pembelajaran yang ada di youtube yang lebih bagus dan
menarik. Selanjutnya guru menyampaikan dan menjelaskan materi
tentang pengelompokkan benda zat tunggal dalam pembelajaran daring

13
melalui aplikasi zoom meeting dan sebelumnya siswa diberikan link
video pembelajaran yang ada di youtube yang lebih bagus dan menarik.
3) Kegiatan Penutup
Kegiatan ini berupa kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Siswa dan guru menyanyikan lagu daerah
untuk menambah rasa cinta terhadap budaya daerah. Melakukan berdoa
bersama. Guru memberi penguatan dan motivasi dalam belajar daring
di masa pandemi, dan guru menutup pelajaran salam.
c) Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan
sikap siswa ketika mengikuti pelajaran terpadu yaitu muatan mata pelajaran
IPA dan Bahasa Indonesia di tema 9 (benda-benda di sekitar kita) subtema
3 (manusia dan benda di lingkungannya) pada pembelajaran 1 dengan
menerapkan pembelajaran daring. Pengamatan juga dilakukan terhadap
guru yang menerapkan pembelajaran terpadu daring meliputi perencanaan
pembelajaran, dan pelaksanaan tindakan.
d) Refleksi
Dengan berakhirnya pembelajaran pada siklus II, guru mengadakan
refleksi, dengan mempelajari data yang telah dikumpulkan dan mengambil
kesimpulan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus II ternyata sudah
dapat memenuhi standar yang diharapkan, maka tidak perlu adanya
perbaikan yang dilakukan pada pembelajaran siklus III.
C. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a) Reduksi Data
Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggunakan dan mengarahkan, membuang yang tidak perlu
mengorganisasikan data. Reduksi data dilakukan dengan menyeleksi,
menyederhanakan dan mentransferkan data yang telah diperoleh.

14
b) Penyajian Data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan penyajian data, peneliti dapat mengetahui apa yang sedang terjadi dan
apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman tentang penyajian data.
c) Menarik Kesimpulan
Tahap ini ditarik kesimpulan berdasarkan tindakan penelitian yang
dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan dasar bagi pelaksanaan siklus
berikutnya. Analisis ini dihitung menggunakan penilaian tes peneliti
menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan jumlah
siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini didapat
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
dengan menggunakan rumus : 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑥 100% dan penilaian
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

untuk ketuntasan belajar


Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, peneliti
menganggap bahwa dikatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa
jika siswa mampu menyelesaikan soal dan memenuhi ketuntasan belajar
minimal 70%. Menurut Zainal Aqib (2011:41) untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut :
Σ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝑃= Σ𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑥 100 %.

Berdasarkan rumus di atas, jika ketuntasan belajar di dalam kelas sudah


mencapai 70% maka ketuntasan belajar sudah tercapai. Dengan permasalahan
tersebut belum tuntas, hasil analisis data dapat disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel. 3.1
Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %
Tingkat keberhasilan Keterangan
90% - 100% Sangat tinggi
80% - 89% Tinggi
65% - 79% Sedang
55% - 64% Rendah
0% - 54% Sangat rendah

15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Pra Siklus
a. Refleksi Awal
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 19
April 2021, pada pembelajaran daring guru melaksanakan pembelajaran
tanpa menggunakan media apapun termasuk media audio visual. Siswa
diberikan soal-soal sebagai alat untuk mengetahui sampai mana
kemampuan dalam memahami materi yang telah dipelajarinya. Tes
dilakukan menggunakan google form yang telah dipersiapkan guru
sebelumnya. Materi difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar Siswa
di kelas V. Hasil analisis terhadap jawaban dari 25 orang siswa sebelum
pelaksanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Nilai Pra Siklus Siswa pada Pembelajaran Daring di Kelas V
Waktu Nilai
No Nama Siswa KKM Ketuntasan
Mulai Siswa
1. 10:07:11 AFR 70 55 Belum Tuntas
2. 10:16:15 AKB 70 40 Belum Tuntas
3. 10:04:35 APL 70 70 Tuntas
4. 10:08:22 ABPP 70 80 Tuntas
5. 10:04:20 DAPP 70 70 Tuntas
6. 10:12:16 EEPS 70 45 Belum Tuntas
7. 10:03:46 ENA 70 65 Belum Tuntas
8. 10:09:19 FAP 70 55 Belum Tuntas
9. 10:06:51 HDS 70 70 Tuntas
10. 10:05:21 KQ 70 75 Tuntas
11. 10:07:13 MRD 70 20 Belum Tuntas
12. 10:03:59 MMR 70 35 Belum Tuntas
13. 10:07:44 MEAJ 70 85 Tuntas

16
14. 10:04:23 MFFR 70 70 Tuntas
15. 10:10:13 MFS 70 60 Belum Tuntas
16. 10:07:38 NPS 70 60 Belum Tuntas
17. 10:10:51 PS 70 80 Tuntas
18. 10:11:01 PS 70 85 Tuntas
19. 10:04:26 RDS 70 60 Belum Tuntas
20. 10:12:13 REMV 70 55 Belum Tuntas
21. 10:08:13 RA 70 30 Belum Tuntas
22. 10:10:13 RWS 70 65 Belum Tuntas
23. 10:04:23 RS 70 65 Belum Tuntas
24. 10:03:34 ZRM 70 60 Belum Tuntas
25 10:15:11 AI 70 65 Belum Tuntas
Jumlah 1520
Rata-rata 60,8
Nilai Tertinggi 85 Nilai Terendah 20
Tuntas 36% 9 Siswa
Persentase Ketuntasan
Belum Tuntas 64% 16 Siswa
Berdasarkan hasil awal belajar siswa kelas V pada pembelajaran
daring tanpa menggunakan media audio visual dan hanya menggunakan
ceramah saja hasilnya sangat jauh dari target 70 % yaitu sesuai dengan
KKM di SDN 1 Kurungrejo. Kemampuan siswa dalam memahami materi
yang telah dipelajarinya hanya mencapai 60,80%. Persentase hasil
belajarnya yang mencapai KKM hanya 36% (9 siswa) dan yang 64% masih
di bawah KKM (16 siswa).
b. Menentukan dan Merumuskan Rancangan Pendekatan
Berdasarkan kenyataan inilah, penulis merencanakan menggunakan
media audio visual pada pembelajaran daring di kelas V Sekolah Dasar
Negeri 1 Kurungrejo. Tujuan menggunakan media audio visual ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran daring.

17
2. Siklus I
Tindakan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 26 April
2021 pada pukul 09.00 sampai dengan selesai. Pelaksanaan tindakan siklus I
dilaksanakan dengan tahapan:
a) Perencanaan Perbaikan
Langkah yang ditempuh dalam perencanaan diawali dengan
merancang perangkat pembelajaran di antaranya adalah RPP yang perlu
diperbaiki adalah (1) guru mempersiapkan perangkat pembelajaran, yaitu
satuan pelajaran dan rencana pembelajaran yang meliputi: definisi pokok
bahasan, penjabaran pokok bahasan, penerapan pokok bahasan pada kelas
atau kehidupan sehari-hari dan yang memuat soal-soal, (2) guru
mempersiapkan media pembelajaran, (3) guru mempersiapkan tes formatif,
(4) guru mempersiapkan instrument penilaian. Selanjutnya mempersiapkan
aplikasi Zoom meeting.
b) Pelaksanaan Perbaikan
Pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan siswa untuk bisa
mengikuti pembelajaran daring. Link diberikan melalui WaG dan aplikasi
Zoom Meeting. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan mengacu pada
RPP yang telah dibuat sebelumnya. Penjabarannya yaitu (1) guru membuka
pelajaran dengan salam dan berdoa, (2) guru mengemukakan materi yang
akan dibahas dan tujuan pembelajaran, (3) guru mengemukakan media
pembelajaran yang akan digunakan, (4) guru menjelaskan materi, (5) guru
memberi tugas kepada siswa, (6) guru menyimpulkan materi pembelajaran,
(7) guru memberi penguatan kepada siswa, (8) guru memberikan tugas
rumah untuk siswa, (9) guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.
Hasil inilah yang akan menentukan perlu atau tidaknya melakukan kegiatan
perbaikan pembelajaran yang ke II atau siklus II.

18
c) Data Hasil Analisis Siklus I
Tabel 4.2
Nilai Hasil Belajar Siswa SD Negeri 1 Kurungrejo pada siklus 1
Nama Nama
No. Nilai Ketuntasan No. Nilai Ketuntasan
Siswa Siswa
1. AFR 82 Tuntas 14. MFFR 90 Tuntas
2. AKB 82 Tuntas 15. MFS 86,5 Tuntas
3. APL 97 Tuntas 16. NPS 82,5 Tuntas
4. ABPP 95 Tuntas 17. PS 90,5 Tuntas
5. DAPP 70 Tuntas 18. PS 88,5 Tuntas
6. EEPS 67,5 Belum Tuntas 19. RDS 84,5 Tuntas
7. ENA 80,5 Tuntas 20. REMV 68,5 Belum Tuntas
8. FAP 68 Belum Tuntas 21. RA 67,5 Belum Tuntas
9. HDS 83,5 Tuntas 22. RWS 70 Tuntas
10. KQ 92,5 Tuntas 23. RS 83,5 Tuntas
11. MRD 63 Belum Tuntas 24. ZRM 90,5 Tuntas
12. MMR 65 Belum Tuntas
25. AI 70 Tuntas
13. MEAJ 88 Tuntas
Jumlah 2006,5
Rata-rata 80,26
Nilai Tertinggi 97 Nilai Terendah 63
Tuntas 76% 19 Siswa
Persentase Ketuntasan
Belum Tuntas 24% 6 Siswa
Pada siklus pertama masih terdapat 6 siswa yang tidak mencapai nilai
70 artinya siswa belum tuntas dalam pembelajaran. 3 orang siswa yang
mencapai nilai 70 dan 16 orang siswa lainnya sudah mencapai nilai di atas
KKM dan sudah tuntas.
Rata-rata kelas dari 60,8 pada pra siklus menjadi 80,28 di siklus 1
dan persentase hasil belajar siswa yang telah mencapai KKM naik dari 36%

19
menjadi 76%. Pada siklus I ini yang sudah tuntas dalam pembelajaran sudah
mencapai 76% (19 siswa) dan yang belum tuntas masih 24% (6 siswa).
Peningkatan hasil belajar pada pembelajaran daring melalui media audio
visual dari pra siklus sampai siklus I mencapai 19,46 % (80,26% – 60,80%
= 19,46%).

Bagan 4.1
Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I
d) Refleksi
Berdasarkan perolehan data hasil penelitian pada siklus I, refleksi
upaya meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran daring melalui media
audio visual, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
Refleksi Siklus I
No Permasalahan Rencana Tindakan Berikutnya
1 Pada umumnya penyusunan Rencana Dalam pembelajaran daring
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus kedepannya akan menunggu
1 sudah baik dan sesuai dengan untuk siswa dapat berkumpul
pembelajaran daring. Akan tetapi atau masuk terlebih dahulu ke
pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dalam zoom meeting.
dengan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang telah di rancang
dikarenakan situasi dan keadaan dari
siswa, sehingga membutuhkan waktu

20
yang lama untuk bisa bergabung ke zoom
meeting.
2 Pada penyampaian materi pada video Pengenalan materi perlu
pembelajaran ada beberapa materi yang diperjelas lagi di dalam video
kurang rinci dan kurang memberikan pembelajaran seperti ditambah
contoh yang kongkret. Akibatnya proses animasi pada video
pembelajaran belum maksimal. pembelajaran sehingga Siswa
dapat berpikir lebih jelas.
3 Pembuatan soal evaluasi harus seimbang Guru akan memperhatikan
dalam penggunaan soal HOTS dengan pembuatan soal yang berbasis
memperhatikan penggunaan kata kerja HOTS dengan menggunakan
operasional. kata kerja operasional
4 Masih terdapat siswa yang tidak Siswa akan diberikan aturan
mengikuti aturan untuk belajar dengan untuk mengikuti pembelajaran
tenang dan disiplin. daring dengan baik dan
menyenangkan tanpa
mengganggu siswa lainnya
pada zoom meet.
5 Permasalahan lainnya pada pembelajaran Untuk masalah jaringan, guru
daring adalah jaringan. Siswa tidak akan berpindah tempat untuk
konsentrasi menyimak penjelasan guru mencari jaringan yang lebih
melalui media audio visual dikarenakan baik, agar penyampaian materi
jaringan tidak baik sehingga terputus- melalui video pembelajaran
putus dan memerlukan waktu yang lama dapat maksimal sehingga
untuk muncul ketika dishare screen. nantinya hasil belajar siswa
dapat meningkat.
3. Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran tindakan siklus II merupakan lanjutan dari upaya
peningkatan hasil belajar siswa melalui media video pada pembelajaran daring
di kelas V SD Negeri 1 Kurungrejo. Tindakan Siklus II dilaksanakan pada hari

21
Selasa, 24 Mei 2021 pada pukul 09.00 sampai dengan selesai. Berdasarkan
refleksi pada siklus I ditemukan bahwa hasil belajar siswa melalui media audio
visual belum mencapai target dikarenakan terdapat 6 siswa yang belum
mencapai KKM, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan di siklus II.
a) Perencanaan
Rencana yang dibuat peneliti pada dasarnya sama dengan perencanaan
siklus I, yang membedakan hanya materi yang akan dibahas yaitu
dilanjutkan pada tema 9 (benda-benda di sekitar kita) subtema 3 (manusia
dan benda di lingkungannya) pada pembelajaran 1 dan pada video
pembelajaran dibuat lebih menarik lagi dengan penambahan gambar,
animasi, maupun tulisan yang berwarna. Pada siklus II siswa diberikan soal-
soal evaluasi sebagai alat untuk mengetahui sampai mana kemampuan
dalam memahami materi yang telah dipelajarinya. Tes dilakukan
menggunakan google form yang telah dipersiapkan guru sebelumnya.
Materi difokuskan pada upaya peningkatan hasil belajar siswa di kelas V
SD Negeri 1 Kurungrejo.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat
sebelumnya. Pembelajaran dimulai dengan mempersiapkan siswa untuk
bisa mengikuti pembelajaran daring. Link diberikan melalui Whatsapp grup
dan aplikasi Zoom Meeting. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dengan
mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya. Penjabarannya yaitu (1)
guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa, (2) guru
mengemukakan materi yang akan dibahas dan tujuan pembelajaran, (3)
guru mengemukakan media pembelajaran yang digunakan, (4) guru
menjelaskan materi tentang pembelajaran terpadu muatan pelajaran IPA
dan Bahasa Indonesia di tema 9 (benda-benda di sekitar kita) subtema 3
(manusia dan benda di lingkungannya) pada pembelajaran 1 , (5) guru
memberi tugas kepada siswa, (6) guru menyimpulkan materi pembelajaran
yang telah dibahas, (7) guru memberi penguatan kepada siswa, (8) guru

22
memberikan tugas rumah untuk siswa, (9) guru menutup pelajaran dengan
doa dan salam.
c) Data Hasil Analisis Siklus II
Tabel 4.4
Nilai Hasil Belajar Siswa pada siklus II
Nama Nilai Ketunta Nama Nilai Ketuntas
No. No.
Siswa Akhir san Siswa Akhir an
1. AFR 89 Tuntas 14. MFFR 96 Tuntas
2. AKB 84,5 Tuntas 15. MFS 92,5 Tuntas
3. APL 100 Tuntas 16. NPS 89 Tuntas
4. ABPP 100 Tuntas 17. PS 100 Tuntas
5. DAPP 91 Tuntas 18. PS 99 Tuntas
6. EEPS 82 Tuntas 19. RDS 96,5 Tuntas
7. ENA 92,5 Tuntas 20. REMV 81,5 Tuntas
8. FAP 85,5 Tuntas 21. RA 81,5 Tuntas
9. HDS 89 Tuntas 22. RWS 82,5 Tuntas
10. KQ 100 Tuntas 23. RS 92,5 Tuntas
11. MRD 71 Tuntas 24. ZRM 100 Tuntas
12. MMR 79 Tuntas
25. AI
13. MEAJ 94 Tuntas 84,5 Tuntas
Jumlah 2253
Rata-rata 90,12
Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 71
Persentase Ketuntasan Tuntas 100% 25 Siswa

Pada data nilai siklus II di atas, semua siswa sudah mencapai nilai di
atas KKM dan dinyatakan tuntas. Terdapat 5 siswa yang mendapatkan nilai
sempurna yaitu 100. Peningkatan hasil belajar pada pembelajaran daring
melalui media audio visual pada siklus II mencapai 9,86% yaitu diperoleh

23
dari hasil nilai siklus II dikurangi hasil nilai siklus I. (90,12% – 80,26% =
9,86%). Kesimpulannya adalah pada pembelajaran siklus II hasil
pembelajaran telah memenuhi harapan, yakni adanya peningkatan hasil
belajar siswa.

Bagan 4.2
Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
d) Refleksi
Berdasarkan data hasil tes formatif Siswa pada siklus II, diperoleh hasil
persentase sebagai berikut :
1) Selama proses pembelajaran terpadu dengan menggunakan media audio
visual mencapai 90,12% dengan ketuntasan yang diperoleh 25 siswa dan
yang belum tuntas 0 siswa atau semua siswa sudah tuntas.
2) Sesuai dengan kriteria ketuntasan, persentase tersebut sudah mencapai
ketuntasan belajar secara klasikal.
3) Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan hasil
belajar siswa sudah maksimal dan ketuntasan belajar secara klasikal
sudah tuntas. Dengan demikian tidak perlu dilakukan perbaikan dalam
siklus II.

24
B. Pembahasan Setiap Siklus Perbaikan Pembelajaran
Pada pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan
temuan dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu mengenai kelebihan dan
kelemahan dalam pembelajaran. Kelebihan simulasi pembelajaran daring yang
telah dilaksanakan oleh peneliti yaitu : (1) dengan menggunakan media audio
visual membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tidak membosankan
dan pembelajaran menjadi lebih aktif, karena dalam video pembelajarannya
menggunakan gambar, animasi dan tulisan yang menarik, (2) dengan
menggunakan media audio visual siswa tetap bisa melakukan pembelajaran
meskipun ditengah-tengah wabah covid-19, (3) waktu dan tempat lebih efektif,
sehingga siswa bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah, (4) siswa tidak
hanya bergantung pada guru, tapi juga bisa belajar untuk melakukan riset sendiri
melalui internet, (5) siswa dilatih untuk lebih menguasai teknologi komunikasi.
Sedangkan kelemahan simulasi pembelajaran daring yang telah dilaksanakan oleh
peneliti yaitu : (1) siswa saat melihat guru menerangkan dengan menggunakan
media pembelajaran ruang pandangnya terbatas (1) guru sulit mengontrol mana
siswa yang serius mengikuti pelajaran dan mana yang tidak, (2) bagi siswa yang
tinggal di lokasi yang infrastruktur komunikasinya masih kurang baik tentu akan
kesulitan untuk mengakses internet.
Dari hasil serangkaian yang telah dilakukan peneliti tentang situasi
pembelajaran mulai dari kegiatan pra siklus sampai dengan siklus II, telah terbukti
bahwa pembelajaran terpadu menggunakan media audio visual dapat membuat
hasil belajar siswa meningkat dan membuat pembelajaran lebih menarik
dibandingkan dengan metode ceramah yang digunakan pada kegiatan pra siklus.
Di dalam penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar siswa bisa lebih mudah
memahami materi, membangun semangat siswa dalam belajar dan membuat Siswa
menjadi lebih aktif dalam berpikir. Dari segi guru, tampaknya media audio visual
di era pandemi seperti ini sangat memudahkan guru dalam mengajar siswa. Untuk
lebih jelasnya gambaran tentang peningkatan prestasi belajar siswa yang dicapai
dari pra siklus sampai siklus II dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

25
Bagan 4.3
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus
Tabel 4.9
Data Keseluruhan Kegiatan Pembelajaran
Nilai Nilai
Nama Nama
No. Pra Siklus Siklus No. Pra Siklus Siklus
Siswa Siswa
Siklus I II Siklus I II
1. AFR 55 82 89 14. MFFR 70 90 96
2. AKB 40 82 84,5 15. MFS 60 86,5 92,5
3. APL 70 97 100 16. NPS 60 82,5 89
4. ABPP 80 95 100 17. PS 80 90,5 100
5. DAPP 70 70 91 18. PS 85 88,5 99
6. EEPS 45 67,5 82 19. RDS 60 84,5 96,5
7. ENA 65 80,5 92,5 20. REMV 55 68,5 81,5
8. FAP 55 68 85,5 21. RA 30 67,5 81,5
9. HDS 70 83,5 89 22. RWS 65 70 82,5
10. KQ 75 92,5 100 23. RS 65 83,5 92,5
11. MRD 20 63 71 24. ZRM 60 90,5 100
12. MMR 35 65 79
25. AI 65 70 84,5
13. MEAJ 85 88 94
Jumlah 1520 2006,5 2253
Rata-rata 60,8 80,26 90,12

26
Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil evaluasi belajar siswa pada muatan
pelajaran IPA materi pemanfaatan sumber daya alam mengalami peningkatan
setiap siklus, di antaranya : (1) siswa lebih semangat dalam pembelajaran, (2) guru
sudah menggunakan media pembelajaran yang tepat, (3) siswa lebih terkesan dan
antusias karena terdapat media yang digunakan dalam pembelajaran, (4) siswa
lebih aktif dalam pembelajaran dan (5) siswa menjadi tidak bosan dalam
pembelajaran karena disajikan gambar, animasi, dan tulisan-tulisan berwarna yang
menarik.
Dari data yang telah diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
memahami materi dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran
terpadu daring adalah memuaskan dan meningkat. Secara keseluruhan hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang baik. Hal itu bisa dibuktikan
melalui data yang diperoleh terlihat bahwa pada hasil pra siklus rata-rata Siswa
hanya mencapai 60,80%, pada siklus I rata-rata siswa mencapai 80,26%, sedangkan
pada siklus ke II rata-rata nilai Siswa mencapai 90,12%. Dari pra siklus ke siklus I
mengalami peningkatan sebesar 19,46% sedangkan siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan sebesar 9,86%.

V. SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT


A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, kesimpulan yang diambil
adalah sebagai berikut:
1. Melalui media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 1 Kurungrejo Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk Tahun
Pelajaran 2020/2021 terbukti hasil pembelajaran daring menggunakan audio
visual pada siklus I rata-rata siswa mencapai 80,26%, sedangkan pada siklus ke
II rata-rata nilai siswa mencapai 90,12%. Dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan 9,86%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rata – rata hasil belajar
menggunakan pembelajaran menggunakan media audio visual lebih tinggi
dibandingkan tidak menggunakan media audio visual.

27
2. Kelebihan simulasi pembelajaran Daring yaitu (a) dengan menggunakan media
audio visual membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, tidak
membosankan dan pembelajaran menjadi lebih aktif, karena dalam video
pembelajarannya menggunakan gambar, animasi dan tulisan yang menarik, (b)
dengan menggunakan media audio visual siswa tetap bisa melakukan
pembelajaran meskipun ditengah-tengah wabah covid-19, (c) waktu dan tempat
lebih efektif, sehingga siswa bisa langsung mengikuti proses belajar dari rumah,
(d) siswa tidak hanya bergantung pada guru, tapi juga bisa belajar untuk
melakukan riset sendiri melalui internet, (e) siswa dilatih untuk lebih menguasai
teknologi komunikasi.
3. Kelemahan simulasi pembelajaran daring yaitu (a) siswa saat melihat guru
menerangkan dengan menggunakan media pembelajaran ruang pandangnya
terbatas (b) guru sulit mengontrol mana siswa yang serius mengikuti pelajaran
dan mana yang tidak, (c) bagi siswa yang tinggal di lokasi yang infrastruktur
komunikasinya masih kurang baik tentu akan kesulitan untuk mengakses
internet.
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan di atas, maka dapat
diajukan saran-saran untuk meningkatkan hasil belajar tematik siswa kelas V SD
Negeri 1 Kurungrejo, yaitu sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Siswa diharapkan memotivasi dirinya sendiri untuk giat dalam belajar
di sekolah maupun belajar di rumah.
2. Bagi Guru
Diharapkan guru dapat menggunakan media audio visual agar siswa
lebih antusias dengan pelajaran terpadu. Guru sebaiknya juga selalu
memberikan apresiasi positif terhadap respon siswa dan memotivasi siswa agar
lebih giat belajar.

28
3. Bagi Kepala Sekolah
Sebaiknya kepala sekolah mengkondisikan pihak guru untuk
menggunakan media audio visual agar membantu guru untuk melaksanakan
pembelajaran sehingga dapat dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah khususnya dan pendidikan pada umumnya.
4. Bagi Peneliti Lain
Bagi peneliti lain atau berikutnya yang akan melakukan penelitian
dibidang ini, diharapkan penelitian ini dapat menjadi gambaran, informasi dan
masukan tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual
terhadap hasil belajar tematik (terpadu) siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, Menuju Bangsa


Indonesia yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi. Jakarta : Grasindo.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Asra, dkk. (2007). Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.


Jakarta : Gaung Persada Press.

Depdiknas. (2008). Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Jakarta :


Dikti.

Hernawan, Asep Herry, dkk. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung
: UPI press.

Hernawan, A., dkk. (2014). Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta : Universitas


Terbuka.

29
KBBI Kemdikbud. (online). Informasi: Temukan bantuan menggunakan KBBI
Daring di sini. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daring (diakses tanggal 08
April 2021)

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pres

Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Rusman. (2015). Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik Dan Penilaian.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Rusman. (2017). Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme


Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Wati, E. R. (2016). Ragam Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kata Pena.

30

Anda mungkin juga menyukai