Disusun oleh :
VITRIANI
NIM: 834948876
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
peneltian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana aktivitas guru melalui penggunaan media video dalam
pembelajaran IPS tentang upaya mempertahankan kemerdekaan Indoesia di
kelas VI SD Muhammadiyah 7 Surabaya?
2. Bagaimana aktivitas siswa melalui penggunaan media video dalam
pembelajaran IPS tentang upaya mempertahankan kemerdekaan Indoesia di
kelas VI SD Muhammadiyah 7 Surabaya?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS tentang upaya
mempertahankan kemerdekaan Indoesia di kelas VI SD Muhammadiyah 7
Surabaya?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui aktivitas guru melalui penggunaan media video dalam
pembelajaran IPS tentang upaya mempertahankan kemerdekaan Indoesia di
kelas VI SD Muhammadiyah 7 Surabaya.
2. Untuk mengetahui aktivitas siswa melalui penggunaan media video dalam
pembelajaran IPS tentang upaya mempertahankan kemerdekaan Indoesia di
kelas VI SD Muhammadiyah 7 Surabaya.
3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui penggunaan media video
dalam pembelajaran IPS tentang upaya mempertahankan kemerdekaan
Indoesia di kelas VI SD Muhammadiyah 7 Surabaya.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis.
Untuk lebih jelasnya, diuraikan sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi peneliti berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi siswa, guru, dan
sekolah. Untuk lebih jelasnya, dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Siswa
1) Memudahkan siswa dalam memahami materi karena media video
menyajikan gambaran nyata tentang suatu masalah atau peristiwa.
2) Sebagai motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar terutama
belajar IPS.
b. Guru
1) Melalui hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses
pembelajaran melalui media pembelajaran yang bervariasi.
2) Melalui hasil penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sekolah atau Institusi Pendidikan
Melalui penggunaan media pembelajaran video di SD
Muhammadiyah 7 Surabaya dapat meningkatkan mutu pendidikan
dan menuju pembelajaran yang lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar
Unsur terpenting dalam keberhasilan proses pembelajaran adalah
terdapat pada keaktifan siswa. Menurut Sudjana (2010) keaktifan siswa
dapat dilihat dari keikutsertaan siswa dalam melaksanakan tugas
belajarnya, terlibat dalam memecahkan masalah, bertanya kepada siswa
lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, mencari
informasi untuk memecahkan masalah, melatih diri dalam memecahkan
masalah serta menilai kemampuan diri sendiri dan hasil-hasil yang
diperoleh.
Uno & Mohamad (2011) menjelaskan bahwa dalam proses
pembelajaran siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran
untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep
baru atau menghasilkan suatu karya.
Sadulloh (2011) menjelaskan bahwa interaksi belajar mengajar di
sekolah tidak ada gunanya apabila siswa hanya pasif. Anak yang
melakukan kegiatan fisik seperti menggambar, menulis, dan olahraga
disebut aktif, dan anak yang sedang mencoba menjawab suatu pertanyaan
juga disebut aktif. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa aktif
artinya giat, baik secara lahiriah maupun rohaniah. Keaktifan ini sangat
penting bagi suatu proses belajar agar lebih bermakna.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa keaktifan belajar adalah keterlibatan siswa secara langsung dalam
proses pembelajaran melalui kegiatan berpikir, berinteraksi, dan
berkomunikasi agar pembelajaran lebih bermakna.
2. Hakikat Belajar
Dalam hakikat belajar ini akan dibahas dua hal, yaitu pengertian
belajar, dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (1995), Belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jika seseorang belajar
sesuatu sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku
secara menyeluruh dalam sikap ketrampilan dan kemampuannya.
Sementara itu menurut Witherington dalam Purwanto (1977), belajar
adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri
sebagai pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap kebiasaan
atau suatu pengertian.
Loster D. Crow and Crow dalam Kasijan (1984) menyatakan
bahwa belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu
pengetahuan dan berbagai sikap. Sedangkan Suryabrata (1984)
menyatakan bahwa kegiatan belajar mencakup tiga hal yaitu: a)
membawa perubahan, b) terjadi karena didapatkan kecakapan baru,
dan c) terjadi karena ada upaya.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka dapat simpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses aktivitas manusia secara aktif,
melibatkan unsur jasmani maupun rohani untuk menghasilkan
perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman,
keterampilan nilai dan sikap. Perubahan-perubahan itu bersifat relatif
konstan dan menetap sehingga dibutuhkan suatu minat agar
mendapatkan sikap belajar yang baik.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Belajar.
Menurut Slameto (1995), faktor yang mempengaruhi belajar
dibedakan menjadi dua yaitu faktor intern dan ekstern:
1) Faktor-faktor intern, yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar, faktor ini meliputi :
a) Faktor jasmani yaitu faktor yang berasal dari anggota badan
individu itu sendiri, faktor jasmani terdiri dari dua macam, yaitu
faktor kesehatan dan cacat tubuh
b) Faktor psikologis yaitu faktor yang mempengaruhi kejiwaan
setiap individu. Faktor psikologis terdiri dari inteligensi
(kecakapan), perhatian (keaktifan jiwa), minat (keinginan),
bakat (kemampuan yang dimiliki sejak lahir), kematangan
(pertumbuhan dan alat-alat sudah sia) dan kesiapan (kesediaan
memberi respon)
c) Faktor kelelahan, yaitu faktor yang disebabkan karena daya
fisiknya menurun, kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan
jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kecenderungan untuk membaringkan tubuh. dan kelelahan
rohani dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga
minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
2) Faktor ekstern
Faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa dapat
dikelompokkan menjadi 3 yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan
faktor masyarakat. Hal ini senada dengan pendapat Ki Hajar
Dewantara yang dikutip oleh Siswoyo (2008) membedakan
lingkungan pendidikan berdasar pada kelembagaannya, yaitu :
a) lingkungan keluarga
b) lingkungan perguruan/ sekolah dan
c) lingkungan pergerakan/ organisasi pemuda.
Lingkungan tersebut dikenal dengan istilah Tri Pusat Pendidikan
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan sebuah pencapaian akhir yang dicapai dari
sebuah proses pembelajaran. Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik
hasil belajar yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menjadikan siswa
manusia seutuhnya. Hasil belajar ini harus bersifat menetap dan tertanam
kuat dalam diri siswa sehingga menjadi kepribadian siswa itu sendiri.
Suprijono (2009) menjelaskan hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan
keterampilan. Secara garis besar klasifikasi hasil belajar terbagi menjadi
tiga ranah menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2005), yaitu:
a. Ranah kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enam aspek yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
b. Ranah afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan
internalisasi.
c. Ranah psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni
gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan
gerakan ekspresif dan interpretatif
Gagne dalam Sumantri (1998) membagi jenis hasil belajar
menjadi lima kategori yang meliputi :
a) verbal information (informasi verbal), pengetahuan dalam arti
informasi dan fakta
b) intellectual skills (ketrampilan skill), tergantung pada kapasias
intelektual kecerdasan seseorang dan pada kesempatan belajar yang
tersedia.
c) cognitive stategies (strategi kognitif), mengatur cara belajar dan
berfikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk
kemampuan memecahkan masalah.
d) attitude (sikap), berhubungan dengan arah serta intensitas
emosional yang dimiliki seseorang
e) motor skills (keterampilan motorik), keterampilan motoric yang
diperoleh di sekolah seperti keterampilan menulis, mengetik,
menggunakan jangka dan sebagainya.
Dari berbagai pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah tingkat kemampuan dan perubahan tingkah laku yang
dicapai siswa setelah proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat
dibedakan menjadi 3 ranah yang mencakup kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
2. Media Video
Video termasuk ke dalam media audio visual. Azhar (2013)
mengemukakan bahwa pengajaran melalui audio- visual adalah produksi
dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman kata
atau simbol- simbol yang serupa. Basuki dan Farida (1991) mengatakan
bahwa media audio visual ini tidak saja dapat menyampaikan pesan- pesan
yang lebih rumit, tapi juga lebih realistis.
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau
penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan
pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Media audio visual yang sering digunakan di sekolah- sekolah
adalah film dan video. Azhar (2013) mengatakan bahwa film atau gambar
hidup merupakan gambar- gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Sedangkan video dapat menggambarkan suatu
objek yang bergerak bersama- sama dengan suara alamiah atau suara yang
sesuai.
Andi (2013) mengatakan menurut KBBI (2006), video diartikan
sebagai rekaman gambar hidup atau program televisi lewat tayangan
pesawat televisi. Atau dengan kata lain video merupakan tayangan gambar
bergerak yang disertai dengan suara. Andi (2013) juga mengatakan bahwa
bahan ajar audio visual merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan
dua materi yaitu materi visual dan materi auditif. Dengan kombinasi dua
materi ini, guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih
berkualitas, karena komunikasi berlangsung secara lebih efektif.
Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, dapat
disimpulkan bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual
dan dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama
dengan suara alamiah atau suara yang sesuai. Video menyajikan informasi,
memaparkan proses, menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan
keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi
sikap.
F. Kerangka Berpikir
Peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar di kelas selain menggunakan
metode belajar yang tepat, juga bisa terbantu dengan menggunakan media
pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran sejarah saat ini menggunakan
media video sangat membantu dalam meningkatkan keaktifan siwa dan hasil
belajar siswa. Penggunaan media video ini dapat membangkitkan rangsangan
siswa karena mengoptimalkan semua indera sehingga pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Media Video
1. Keaktifan guru
2. Keaktifan siswa
3. Hasil Belajar Siswa
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Perencanaan
observasi
Perencanaan
Observasi
Perencanaan
Observasi
Kesimpulan
Siklus II
2. Prosedur Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap perencanaan tindakan
Pada tahap ini, peneliti menyiapkan beberapa kegiatan pembelajaran
untuk mencapai pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus ini,
mempersiapkan proses pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mengidentifikasi masalah yang ada dalam pembelajaran IPS di kelas
kelas 6 SD Muhammadiyah 7 Surabaya melalui kegiatan observasi.
2) Merancang waktu penelitian.
3) Menganalisis kurikulum yang disesuaikan dengan materi
pembelajaran.
4) Menyusun perangkat pembelajaran.
5) Menyusun alat evaluasi, yang berupa instrumen penelitian yang
meliputi lembar observasi (aktivitas guru dan siswa), Lembar Kerja
Siswa (LKS), serta lembar evaluasi.
b. Tahap pelaksanaan tindakan
Tahapan ini merupakan tahapan inti dari kegiatan penelitian. Pada
tahapan ini tindakan yang dilakukan guru adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan apa yang telah dirancang pada tahap
perencanaan, mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian,
yaitu hasil belajar siswa.
c. Tahap pengamatan
Observasi merupakan tahap pengamatan yang dilakukan oleh
pengamat dalam hal ini adalah supervisor (pengamat 1) dan teman sejawat
(pengamat 2) dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang diamati sesuai
dengan instrument pengamatan yang telah dirancang oleh peneliti
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk menganalisis dan
mengevaluasi serta interpretasi terhadap informasi dan data yang diperoleh
dari kegiatan pengamatan. Dalam tahap ini akan didiskusikan masalah-
masalah, kendala-kendala yang ditemukan, dianalisis dan dicari
pemecahannya. Kemudian dirancang sebuah perencanaan untuk
memperbaiki hal-hal yang kurang memuaskan. Dari hasil tersebut,
diterapkan pada siklus selanjutnya hingga dapat diperoleh bahan sebagai
penyusun siklus berikutnya.
Siklus III
b. Tes
Digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi
pembelajaran yang disampaikan. Materi tes dibuat penulis dengan
memperhatikan buku panduan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
P = ∑F X 100 %
N
Keterangan:
P = persentase aktivitas guru / siswa
F = jumlah kegiatan yang terlaksana
N = jumlah nilai maksimal keseluruhan aktivitas (Sumadi, 2010)
Tingkat keberhasilan ditentukan dengan menggunakan kriteria penilaian
sebagai berikut:
80% - 100% dinyatakan sangat baik
66% - 79% dinyatakan baik
56% - 65% dinyatakan cukup
0% - 55% dinyatakan kurang
b. Analisis data tes hasil belajar
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa digunakan instrumen tes
hasil belajar siswa. Penentuan ketuntasan berdasarkan penilaian acuan
patokan, yaitu sejauh mana kemampuan yang ditargetkan dapat
dikuasai siswa dengan cara menghitung proporsi jumlah siswa yang
menjawab dengan tuntas dibagi dengan jumlah siswa seluruhnya. Siswa
dikatakan tuntas dalam pembelajaran IPS menuliskan perbandingan
apabila mendapat nilai minimal ≥ 75 yang merupakan KKM. Adapun
penelitian tindakan kelas ini dalam menghitung persentase ketuntasan
belajar, menganalisis dengan menggunakan rumus: