Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM PHLEBOTOMY
Pengambilan Darah Kapiler dan Pembuatan Apusan Darah

Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Agustus 2019


Tujuan :
Untuk mengetahui cara pengambilan darah kapiler dan pembuatan apusan
darah dengan baik dan benar.
DasarTeori :
Pengambilan kapiler atau dikenal dengan istilah skin puncture yang berarti
proses pengambilan darah dengan tusukan kulit. Tempat yang biasa digunakan
untuk pengambilan darah kapiler adalah ujung jari tangan 2, 3, 4 atau daun
telinga. Untuk bayi diambil ditumit pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari
kaki. Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk test yang memerlukan sampel
dengan volume kecil. Sebelum melakukan penusukan pada kulit perlu
diperhatikan dengan saksama keadaan setempat apakah adanya peradangan
atau dermatitis. Alat yang dipakai untuk menusuk adalah hemolitik atau lancet.
Alat ini harus steril pemakaiannya harus disposible (sekali pakai).
Kendala yang paling sering ditemui ketika pengambilan darah seperti pada
pasien dewasa yang mempunyai kulit jari tebal maka blood lancet yang
digunakan harus berukuran agak besar dan penusukannya harus dalam
mengenai kapiler sehingga darah yang dihasilkan benar-benar darah kapiler
bukan darah jaringan. Selanjutnya kendala pada pasien anak-anak yaitu
bagaimana cara membujuk pasien agar kooperatif bisa dimaklumi bila anak
biasanya takut melihat jarum suntik. Untuk itu pendampingan orang tua sangat
diperlukan untuk meminimalkan emosional anak-anak.

Alat & Bahan :


Pra analitik Analitik
1. Masker 1. Blood Lancet
2. Handscoon 2. Kapas kering steril
3. Kapas alkohol 70 %
4. Object glass

1
Prosedur Kerja:
 Persiapan pengambilan darah
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Jelaskan kepada pasien alasan pengambilan darah yang akan dilakukan dan
pemeriksaan yang akan dilakukan dengan specimen tersebut.
3. Sebelum melakukan pengambilan darah bersihkan tangan menggunakan
alkohol 70 % dan gunakan sarung tangan.
4. Pilihlah bagian ujung jari yang berdaging
5. Hangatkan bagian kulit yang akan ditusuk dengan membungkusnya
menggunakan handuk hangat (kurang dari 42̊ C), minimal 3 menit untuk
melancarkan aliran darah.

 Teknik pangambilan darah kapiler dan Pembuatan Hapusan Darah Tipis


1. Pijat – pijat jari tangan yang akan ditusuk. (biasanya salah satu dari 3 jari
selain jari kelingking dan ibu jari) Sebelumnya, pastikan alat dan bahan
yang akan dipakai semuanya telah tersedia dan dalam keadaan steril.
2. Desinfeksi jari yang akan ditusuk dengan kapas alcohol 70 %, diamkan
sampai kering (jangan ditiup).
3. Tusuk jari dengan blood lancet steril tepat membelah sidik jari. Tusukan
harus dalam sehingga darah tidak harus diperas – peras keluar.
4. Setelah darah keluar buang tetes darah pertama menggunakan kapas kering,
tetes berikutnya yang dipakai untuk pemeriksaan.
5. Diletakkan darah pada satu sisi objek glass (objek glass yang digunakan
harus benar-benar bersih atau bebas lemak).
6. Setelah selesai, tutup tempat tusukan dengan kapas kering untuk
menghentikan pendarahan.
7. Kemudian darah yang sudah diletakkan disisi objek glass tadi di sapu
dengan menggunakan ujung objek glass lain dengan meletakkan sisi dari
objek glass tersebut di depan tetesan darah dengan sudut 30-45 derajat
kemudian geser kebelakang sampai menyentuh tetesan darah.
8. Biarkan darah menyebar sepanjang tepi objek glass.

1
9. Lalu di dorong hingga terbentuk hapusan darah yang tidak terlalu tipis,
namun tidak juga terlalu tebal dengan bagian ujung membentuk ekor-ekor
apusan.
10. Biarkan sediaan kering diudara.

Tahapan :

Siapkan alat dan bahan Pijat jari diusap dengan kapas alkohol ditusuk dengan lancet

Usap darah pertama letakkan pada objek glass diratakan dengan menggunakan ujung objek glass lain,
Diratakan dan dorong

Hasil Pengamatan :

2
Pembahasan :
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang
berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang
digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :
1. Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga
2. Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
telapak kaki atau pada ibu jari kaki.
3. Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran,
seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti
atau sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan
sampel dengan volume kecil (kurang dari 0.5 ml), misalnya untuk pemeriksaan
kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit ( mikrohematoktrit ) atauanalisa gas darah (
capillary method).
1. Pada Orang Dewasa
a. Bila vena sulit ditemukan
b. Bila vena diperlukan untuk prosedur lain seperti kemoterapi
c. Bila pasien mempunyai kecenderungan thrombosis
d. Untuk tes-tes pemantauan di rumah, misalnya : glukosa
2. Pada Bayi dan Anak-anak
a. Merupakan metode pilihan karena venipuncture dapat merusak vena dan
jaringan sekitarnya.
b. Pengambilan darah yang berlebihan pada bayi dapat mengakibatkan anemia
atau “cardiac arrest”.

Kriteria umum pemilihan bagian kulit untuk pengambilan darah kapiler :


a. Hangat
b. Berwarna merah jambu
c. Bebas dari guratan kasar, luka, memar atau ruam kulit.
Lokasi pengambilan darah kapiler dengan menggunakan finger stick
dilakukan pada ujung jari ( distal phalanx ) :
1. Jari tengah atau jari manis dari tangan yang tidakdominan
3
2. Pengambilan dilakukan di bagian tengah yang berdaging
3. Jangan menusuk pada bagian tepi atau terlalu ujung karena rasa nyeri sedikit
berkurang.
4. Jangan menusuk paralel dengan guratan sidik jari karena dapat menyebabkan
darah mengalir ke bawah jari dan sulit ditampung.
5. Jangan menusuk jari telunjuk karena lebih keras
6. Jangan menusuk jari kelingking karena lebih tipis.
Pengambilan darah kapiler tidak boleh dilakukan pada:
a. Daerah bekas luka
b. Oedema
c. Keradangan
d. Dermatitis
e. Cyanosis atau pucat

Kesimpulan:

Dari praktikum yang telah dilakukan, praktikan dapat mengetahui dan


melakukan pengambilan darah kapiler dan pembuatan apusan darah dengan baik
dan benar. Sampling darah sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan, oleh karena
itu hindari terjadinya pembekuan darah atau pencampuran darah dengan cairan
lain agar hasil pemeriksaan akurat.

Sumber :
Gandasoebrata, R.1995.Penuntun Laboratorium Klinik.Jakarta:PT.Dian Rakyat.
Guyton, A., & Hall, J. (2006). Textbook of medical physiology 11th edition.
Philadhelphia: Elsevier Saunders
Silverthorn, D, U. (2013). Human physiology an integrated approach 6th edition.
United States: Pearson

Anda mungkin juga menyukai