Anda di halaman 1dari 102

PELABELAN &

PENGEMASAN
B3

1
2

Pendahuluan
 Pada prinsipnya tidak ada perbedaan yang berarti
dalam menyimpan dan mengangkut B3 atau limbah
B3, tapi terlihat pengaturan limbah B3 terkesan lebih
ketat dibandingkan pengaturan B3, karena pengaturan
limbah B3 sudah dilaksanakan sejak lama dan menjadi
standar baku secara universal, khususnya dalam
menangani bahan kimia dan bahan bakar.

 Penyimpanan - Pengumpulan - Pengangkutan 


KOMPONEN TEKNIK OPERASIONAL pengelolaan limbah
B3  diatur dlm PP 18/99 dan PP 85/99. Pengaturan
teknis aspek ini sejak Thn 1995 diatur dalam:
3

Dokumen  merupakan sarana/alat pengawasan dalam konsep Cradle-


to-Grave.
 dikenal sbg SHIPPING PAPERS
 Format telah dibakukan dgn Keputusan Kepala BAPEDAL No
02.Bapedal/09/1995 antara lain:
4
5

Label & Symbols B3


 Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3
dimaksudkan untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga
pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik guna
mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3
 Label
 Tulisan yang menunjukkan antara
lain karakteristik dan jenis bahan
kimia berbaya & beracun.
 Symbol
 Gambar yang menyatakan karakteristik
bahan kimia berbaya & beracun.
6

Klasifikasi Bahan Kimia


Didasarkan pada ;
 Karakteristik Bahan
 Bahaya Bahan
 Efek bagi kesehatan dan lingkungan
 Transportasi Bahan
7

Klasifikasi Bahan Kimia


 PPRI 74/2001
 US – DOT
(Transportation)
 NFPA (National
Fire Protection)
704 M
 HMIS (Hazard
Material
Information
System Canada)
Klasifikasi 8

 PPRI 74/2001
 mudah meledak (explosive); LPG, Mg
 pengoksidasi (oxidizing);
 sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable
);
 sangat mudah menyala ( highly flammable );
 mudah menyala (flammable); Mg
 amat sangat beracun (extremely toxic );
 sangat beracun ( highly toxic);
 beracun (moderately Toxic ); Battery
 berbahaya (harmful ); Chloroform
 korosif (corrosive); Iodine
 bersifat iritasi (iritant);
 berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the
environment); Solar, Oli bekas, CFC
 karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos,
 teratogenik (teratogenic); Smoke detektor
 mutagenik (mutagenic).
US DOT
CLASSES
 Every hazardous material is assigned to one of
nine hazard classes as defined in 49 CFR 172.101
and 173. The nine hazard classes are as follows:
 a. Class 1: Explosives.
 b. Class 2: Gases.
 c. Class 3: Flammable and Combustible Liquids.
 d. Class 4: Flammable Solids.
 e. Class 5: Oxidizing Substances, Organic
Peroxides.
 f. Class 6: Toxic Substances and Infectious
Substances.
 g. Class 7: Radioactive Materials.
 h. Class 8: Corrosives.
 i. Class 9: Miscellaneous Hazardous Materials.
Hazard Classes Definitions

 1.1 = Explosives with a mass explosion hazard


 1.2 = Explosives with a mass projection hazard
 1.3 = Explosives with predominately a fire
hazard
 1.4 = Explosives with no significant blast hazard
 1.5 = Very insensitive explosives; blasting
agents
 1.6 = Extremely insensitive detonating
substances
Hazard Classes Definitions
 2.1 = Flammable gas

 2.2 =Non-flammable compressed gas

 2.3 = Poisonous gas

3 = Flammable liquid
 (Boiling Point/Flash Point)
Hazard Classes Definitions
 4.1 = Flammable solid
 (ignites through friction)
 4.2 = Spontaneously combustible material
 (ignites when exposed to air)
 4.3 = Dangerous when wet
 (ignites when contacted with water)
Hazard Classes Definitions
 5.1 = Oxidizer
 (causes or enhances combustion of other
materials)

 5.2 = Organic peroxide


 (chemical group that is reactive, with an
extra -0-)
Hazard Classes Definitions
 6.1 = Poisonous materials
 (oral, dermal, inhalation)

 6.2 = Infectious substance


Hazard Classes Definitions
7 = Radioactive material

8 = Corrosive material
 (rate of skin destruction-
exposure/observation time)
9 = Miscellaneous
17

 US - DOT
Klasifikasi
18

 NFPA 704 M  HMIS Canada


Klasifikasi
19

Hazard Labels
 NFPA 704 M  HMIS/HMIG
 Label ; Natrium
Borohidrida)
20

Penandaan Wadah
(Container Labelling)

 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

Flammability
(merah)
Reactivity
4 (kuning)

2 3
Health Hazard
Oxy
(biru) Other Hazards
(putih)
Kesehatan (Biru)
22 Terbakar (Merah)

Dengan cepat atau sepenuhnya menguap pada


Sangat sedikit paparan dapat mengakibatkan
suhu dan tekanan atmosfer normal, atau segara
4 kematian atau luka residual parah (misalnya, 4
tersebar di udara dan akan mudah terbakar
hidrogen sianida, fosfin)
(misalnya, propana). Titik nyala dibawah 23 °C (73 °F)
Cairan dan zat padat yang dapat terbakar pada
Sedikit paparan dapat mengakibatkan luka hampir semua kondisi suhu sekitar (misalnya, bensin).
3 sementara atau luka residual sedang yang serius 3 Cairan memiliki titik nyala dibawah 23 °C (73 °F) dan
(misalnya, gas klorin) memiliki titik didih pada dan di atas 38 °C (100 °F) atau
titik nyala 23 °C (73 °F) dan 38 °C (100 °F)
Harus dipanaskan secara sedang atau dipaparkan ke
Paparan besar atau terus menerus tapi tidak kronis
suhu sekitar yang lebih tinggi sebelum pembakaran
2 dapat mengakibatkan cacat sementara atau 2
bisa terjadi (misalnya, diesel). Titik nyala 38 °C (100 °F)
kemungkinan luka residual (misalnya, dietil eter)
dan 93 °C (200 °F)
Harus dipanaskan sebelum pembakaran terjadi
Paparan hanya menyebabkan iritasi dengan luka
1 residual kecil (misalnya, aseton)
1 (misalnya, minyak kedelai). Titik nyala di atas 93 °C
(200 °F)
Tidak menimbulkan bahaya kesehatan, tidak ada
0 tindakan pencegahan yang diperlukan (misalnya, 0 Tidak akan terbakar (misalnya, air)
lanolin)
Instabilitas/Reaktivitas (Kuning) Khusus (Putih)
Dapat terjadi detonasi atau dekomposisi eksplosif Label putih dapat mengandung beberapa
4 pada tekanan udara dan suhu normal (misalnya, peringatan khusus. Simbol-simbol ini adalah yang
nitrogliserin, RDX) digunakan oleh standar NFPA 704.
Dapat terjadi detonasi atau dekomposisi eksplosif
namun membutuhkan sumber inisiasi yang kuat, harus Bereaksi dengan air dengan cara yang tidak biasa
3 dipanaskan di bawah penjagaan sebelum inisiasi, W atau berbahaya (misalnya, cesium, sodium, asam
bereaksi eksplosif dengan air, atau akan meledak sulfat)
apabila "terkejut" (misalnya, amonium nitrat)
Mengalami perubahan kimia yang besar pada
tekanan dan suhu tinggi, bereaksi keras dengan air, Oksidan (misalnya, kalium perklorat, amonium nitrat,
2 atau dapat membentuk campuran eksplosif dengan
OX
hidrogen peroksida)
air (misalnya, fosfor, kalium, sodium)
1
Stabil, namun dapat tidak stabil pada tekanan dan
suhu tinggi (misalnya, propana)
0
Stabil, bahkan apabila terpapar dengan api,
dan tidak bereaksi dengan air (e.g. helium)
23

Penandaan Wadah
(Container Labelling)

 Menggunakan sistem kode warna dan angka


(NFPA)

Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4


untuk menjelaskan tingkat bahayanya.

 Health Hazards (bahaya thd kesehatan)


 Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)
 Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)
 Others (bahaya lain) spt Acid (ACID) , Alkali (ALK)
Korosi (COR) , Oksidan (OXY) dll
24
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah meledak
(Explosives)

Contoh :
Amunisi,
Amonium Picrate.
25

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 2 : Gas-gas

Gas yang mudah terbakar


(Flammable Gas)
Contoh : Gas Alam

Gas bertekanan yang tidak


mudah terbakar (Non
Flammable Compressed
Gas)
Contoh : Nitrogen
26

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah
menyala)

Bahan kimia cair yang


mudah terbakar
Contoh : Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
27

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 4 :
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)

Bahan kimia padat yang


mudah menyala
(Flammable Solid)

Contoh : Benlate dan


Benomyl Composition.
Identifikasi dan Pelabelan
28
Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)

Contoh :
Calcium
Hypochlorite, H2O2,
Acetyl Peroxide.
29

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)

Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)

Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl
Sulphate.
30

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive Materials)

Bahan Radioaktif
adalah bahan kimia
yang mempunyai
kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn aktivitas
jenis lebih besar dari
0.002 microcurie/gram
31

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 8 :
Bahan Korosif
(Corrosive Substances)

Yaitu bahan kimia yang


dapat mengakibatkan
kerusakan apabila
kontak dengan jaringan
hidup atau bahan
lainnya.

Contoh : Asam asetat,


HCl, H2SO4, HNO3,
NaOH, KOH, NH4OH.
32

Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan


Bahan Kimia Berbahaya (UN DoT)

Kelas 9 :
Bh Kimia Lainnya
(Miscellaneous),
yaitu yg bersifat
membahayakan
lingkungan :

Misalnya :
Marine Pollutant,
Environmentally
hazardous
substance.
33

Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung

Botol baja/tabung gas untuk gas-gas yang


menyebabkan tercekik/kekurangan zat asam berwarna
abu-abu.
Contoh : Nitrogen, Karbondioksida, Gas Mulia (Argon,
Helium)

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas-gas mudah


terbakar dan atau meledak dicat berwarna merah
kecuali untuk botol baja gas minyak cair/elpiji dicat
warna biru dengan tanda warna merah pd bag sekeliling
valvenya.
Contoh : Hidrogen, Asetilen, Metana, dll.
34

Penandaan Wadah
(Container Labelling)
 Menggunakan sistem pewarnaan pada
tabung

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas beracun


dicat warna kuning tua.
Contoh : Arsine, Pestisida, Asam klorida, dll

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk gas yang


menyengat dicat warna kuning muda.
Contoh : Amoniak, Boron Trichlorida, Metil Chlorida, dll.

Botol baja/tabung gas bertekanan untuk zat asam dan


gas-gas pengoksida dicat warna biru muda.
Penandaan Wadah
35

(Container Labelling)
 Menggunakan sistem pewarnaan pada tabung

Botol baja/tabung gas untuk gas-gas campuran dicat


warna gabungan dr masing-2 kelompok gas yg
dicampurkan.
Contoh : campuran 10% CO dan 90% Argon digunakan
warna untuk gas mudah terbakar dengan gas beracun.

Botol baja/tabung gas bertekanan kelompok gas untuk


keperluan rumah sakit dicat warna putih.
Contoh : Oksigen, Steril gas, dll

Pada bag badan botol diberi tulisan sablon hitam nama


gas.
36

Kemasan Limbah B3

Prinsip-prinsip kemasan B3 :

 Limbah B3 atau bahan lain yg tidak selaras tidak boleh


disimpan dalam kemasan yg sama ;

 Jika kemasan rusak atau karat, terdapat kerusakan fisik,


bocor, isinya harus dikeluarkan dan dikemas kembali;

 Untuk mencegah risiko selama penyimpanan, kemasan


hrs dirancang dgn memperhitungkan peningkatan
perluasan, formasi gas atau tekanan
37

Prinsip-prinsip kemasan B3 :

• Kemasan yang memuat limbah B3 harus ditandai dan


disimpan secara konsisten menurut peraturan
BAPEDAL untuk pengemasan;

• Kemasan yang memuat limbah B3 harus diinspeksi


minimum 1 X / minggu, dimaksudkan untuk
mnegaskan bahwa kemasan tidak rusak dan tidak
bocor;

• Kemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus


dicatat sebagai bagian normal dari aktivitas
pengolahan limbah B3
38

Pra Kemasan B3 :

• Setiap produsen/pengumpul limbah B3 harus


mengetahui sifat-sifat bahaya dari seluruh limbah yang
dihasilkan atau dikumpulkan;

• Sifat kemasan dan bahan yang dipakai harus sesuai


dengan sifat limbah yang dikemas :
- Dalam kondisi baik
- Tidak rusak
- Bebas karat
- Tidak bocor
39

Persyaratan Kemasan B3 :

• Bentuk, ukuran, dan bahan yang dipergunakan untuk


kemasan harus sesuai dengan sifat limbah dalam hal
keamanan, kemudahan penggunaannya;

• Kemasan dapat terbuat dari :


- Plastik : HDPE, PP, PCV, Teflon
- Logam : Baja karbon, SS304, SS316 dan SS440
- Bahan lainnya yg tak bereaksi dgn limbah yg
termuat
40

Handling / Penyimpanan B3 dlm


Tangki

 Harus ijin ke BAPEDAL (Kep


01/Bapedal/09/1995)
dengan rincian :

- Sifat limbah B3 yg akan disimpan


- Rancangan sistem tangkai
dgn peralatan tambahan yang
akan dipasang
- Evaluasi kemungkinan karat
- Masa hidup operasional yang
diprakirakan
- Rencana penghentian dan pasca
penggunaan
41

Handling
 Ruang Penyimpanan
 Bahan kimia mudah terbakar di simpan dalam tempat
yang cukup dingin.
 Mempunyai ventilasi udara yang cukup.
 Ruangan terlindung dari genangan air, dan hujan.
 Sistem deteksi alarm (asap/panas) harus tersedia.
 Bahan kimia mudah terbakar tidak dicampur dengan
bahan yang bersifat oksidator.
 Tabung silinder bertekanan harus disimpan dalam
keadaan berdiri dan diikat dengan kuat. Keran silinder
harus ditutup (diberi cup) .
 Tersedianya lembar data keselamatan bahan (MSDS).
 Tersedianya alat pemadam api (mudah dijangkau).
 Adanya tanda larangan untuk merokok.
 Gunakanlah system FIFO.
Pengumpulan Limbah B3

Syarat lokasi pengumpulan limbah B3 :

 Paling tidak berukuran 1 Ha;


 Lokasi bebas banjir;
 Berjarak cukup jauh dari fasilitas umum dan ekosistem ttt
- 150 m dari jalan utama, 50 m dari jalan lain
- 300 m dari fasilitas umum (perumahan, hotel, restoran)
- 300 m dari perairan, garis pasang-surut tertinggi,
sungai, daerah pasang surut, empang, danau, dll.
- 300 m dari areal yang dilindungi spt cagar alam, hutan
lindung, dsb.
Fasilitas Lokasi
Pengumpulan Limbah B3
1. Bangunan pengumpulan dgn
laboratorium dan fasilitas pencucian

2. Pemuatan dan pembongkaran


kendaraan

3. Tanggap darurat dan pengelolaan


tumpahan
PP 101/2014

44
45

Pengemasan
 Bagian dari Penyimpanan Limbah B3
 Kriteria kemasan
 terbuatdari bahan yang dapat mengemas Limbah B3
sesuai dengan karakteristik Limbah B3 yang akan
disimpan;
 mampu mengungkung Limbah B3 untuk tetap berada
dalam kemasan;
 memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya
tumpahan saat dilakukan penyimpanan, pemindahan,
atau pengangkutan; dan
 berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat,
atau tidak rusak.
 wajib dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3
46

Minimum label

 nama Limbah B3;


 identitas Penghasil Limbah B3;
 tanggal dihasilkannya Limbah B3; dan
 tanggal Pengemasan Limbah B3.
47

 Simbol Limbah B3 adalah gambar yang menunjukkan karakteristik


Limbah B3

 Kemasan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib


dilekati Label Limbah B3 dan Simbol Limbah B3.

 Pemilihan Simbol Limbah B3 disesuaikan dengan karakteristik


Limbah B3
 Berada pada tahapan pengelolaan
 Penyimpanan
 Pengumpulan
 Pengolahan
 Penimbunan
 Terutama untuk pngurusan perijinan lingkungan
48

Question
 Apa perbedaan dari masing-masing klasifikasi (US
DoT, NFPA,HMIS, PP RI 74 2001 ? Kapan qta
menggunakan klasifikasi tersebut?
 Jelaskan karakteristik bahan tersebut bila dilihat
dari penandaan labelnya
PERMEN LH
14/2013

49
50

Label & Symbols Limbah B3


51
52

Simbol dan Label Limbah B3


 Bertujuan untuk SAFETY
 Pekerja
 Masyarakat
 Lingkungan
 Bertujuan pula sebagai dan pemberian IDENTITAS sehingga
mudah DIKENALI
 Informasi dasar terkait jenis dan karakteristik limbah B3
 Berguna bagi pelaksana dan pengawas pengelola limbah B3
dan masyarakat sekitar
 Di lekatkan pada
 Kemasan
 Tempat penyimpanan
 Pengumpulan
 Pengolahan
 Kendaraan pengangkut
53

Simbol B3
Bentuk Dasar Simbol Limbah
B3
 Bentuk belah ketupat
 Pada sisi sebelah dalam dibuat garis sejajar dg sisi belah ketupat (95%
area)
 Warna garis = warna gambar simbol
 Di bagian bawah dibuat blok segilima dengan bagian atas mendatar
dan sudut terlancip berhimpit dengan garis sudut bawah belah
ketupat bagian dalam.
 Panjang garis pada bagian sudut terlancip adalah 1/3 dari garis
vertikal simbol dengan lebar 1/2 dari panjang garis horizontal belah
ketupat dalam
 Simbol pada kemasan minimal 10 cm x 10 cm, pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan minimal 25 cm x 25 cm
 Dibuat dari bahan yang tahan goresan dan atau bahan kimia
 Warna simbol di kendaraan pengangkut harus dengan cat yang dapat
berpendar (fluorescence)
55

Bentuk dasar
 Bujur sangkat di
putar 45o
membentuk belah
ketupat
 Liner 95% dari
garis luarnya
 Warna garis
dalam = warna
gambar simbol
limbah B3
57

UKURAN PEMASANGAN
 Pada Kemasan
 Minimal 10 x 10 cm
 Pada Alat Pengangkut
 Minimal 25 x 25 cm
 Sebanding dengan ukuran box
pengangkut yang di tandai
 Tulisan pada simbol minimal terlihat JELAS
pada jarak 20 m
58

BAHAN & WARNA


 Terbuat dari bahan yang tahan
 Goresan dan atau
 Bahan kimia yang kemungkinan akan
mengenainya
 Plastik, kertas, plat logam
 Melekat kuat pada permukaan kemasan
 Warna simbol pada alat pengangkut :
menggunakan flourenscence (warna
berpendar)
59

JENIS SIMBOL LIMBAH B3


60

Explosive
61

 PADATAN

IGNITION
 CAIRAN
62
63
64
65
66
67

LABEL LIMBAH B3
68

Label
 PENANDAAN
 Pelengkap
 Memberikan informasi DASAR
 Kondisi Kualitatif
 Kondisi Kuantitatif
 Dari suatu limbah B3 yang di kemas
69

Jenis Label : Wadah dan atau


Kemasan Limbah B3
 Informasi asal – usul
limbah
 Identitas
 Kuantifikasi dalam
kemasan (ton, kg,
m3)
 Berukuran minimal
15 x 20 cm
 Diisi dengan uruf
Cetak, mudah
terbaca, tidak
mudah terhapus
Label limbah B3 untuk
Kemasan Kosong
 Bentuk dasar label sama
dengan bentuk dasar
simbol dengan
ukuransisi minimal 10 cm
x 10 cm2 dan tulisan
"KOSONG" berwarna
hitam di tengahnya
 Dipasang pada
kemasan kosong yang
telah dibersihkan
Penunjuk tutup kemasan
 Label berukuran minimal 7 x 15
cm2
 dengan warna dasar putih dan
warna gambar hitam.
 Gambar terdapat dalam frame
hitam, terdiri dari dua buah
anak panah mengarah ke atas
yang berdiri sejajar di atas balok
hitam.
 Bahan label harus tahan gores
dan tahan bahan kimia (plastik,
kertas atau pelat logam) dan
menggunakan warna yang
berpendar.
72

PELEKATAN SIMBOL &


LABEL
73

KETENTUAN SIMBOL
74

Ketentuan SIMBOL pada


Kemasan
 Jenis Simbol  sesuai dengan karakteristik limbah
yang di kemas
 Dilekatkan pada
 Sisi – sisi wadah dan atau
 Kemasan
 Mudah terlihat
 Tidak terhalang
 TIDAK boleh
 Terlepas
 Dilepas
 Diganti dengan simbol Limbah B3 lain sebelumnya
 Sebelum wadah / kemasan dikosongkan dan
dibersihkan dari sisa limbah B3
75

Ketentuan SIMBOL pada


Kemasan
 Jika 1 karakteristik  WAJIB  simbol limbah
B3 sesuai karakteristiknya
 Jika lebih dari 1 karakteristik  WAJIB simbol
dengan karakteristik yang dominan
 dominan : karakteristik yang HARUS
ditangani terlebih dahulu dalam keadaan
darurat
 Tempat penyimpanan dan Alat Angkut harus
dilekatkan simbol Limbah B3 berbahaya bagi
lingkungan
76

Ketentuan pada SIMBOL


Kendaraan Pengangkut
77

Ketentuan SIMBOL pada


Tempat Penyimpanan
78
79

KETENTUAN LABEL
80

Ketentuan LABEL pada


Kemasan
 Harus terlihat JELAS
 Dipasang pada kemasan yang akan di
masukkan ke dalam kemasan yang LEBIH
besar
Contoh Pelekatan Simbol
Limbah B3
82

PELEKATAN SIMBOL &


LABEL
83

Keadaan
Karakteristik

1 2 3 4 5 6

Korosif Limbah A

Dominan Dominan
Reaktif Limbah B
Limbah C
Dominan
Mudah Menyala
84

Pelekatan Simbol dan Label


Keadaan
Wadah &/Kemasan Tempat Penyimpanan Alat Angkut
1 HANYA Korosif
2 HANYA Reaktif
3 Mudah Menyala & Reaktif
* Sesuai dengan karakteristik dominan
* Dominan : Jumlah
4 *Jika dimungkinkan tempat penyimpanan dan
pengangkutan dilakukan secara terpisah

Wadah &/ Kemasan


* Sesuai dengan karakteristik dominan : korosif ATAU
HARUS Terpisah
mudah menyala dan reaktif
antara limbah A,
* Dominan : Jumlah
limbah B dan Limbah
* Limbah mudah menyala&reaktif lazimnya di
C
5&6 dahulukan pada saat ada kecelakaan
*Hindari penyimpanan dan pengangkutan pada 1
tempat yang dominansinya lebih dari 2 karakteristik u
menghindari kebingungan prioritas penanganan
pelabelan
General Guidelines on use of
HAZMAT Labels
1. The shipper must attach the appropriate label(s)
to each package of hazardous material offered
for shipment unless excepted from labeling
requirements (172.400)
2. If the material in a package has more than one
hazard classification, the package must be
labeled for each hazard
3. When two or more hazardous materials of
different classes are packed within the same
packaging or outer enclosure, the outside of the
package or enclosure must be labeled for each
class of hazardous material involved (172.404)
General Guidelines on use of
HAZMAT Labels
4. Radioactive materials requiring labeling,
must be labeled on two opposite sides of the
package. (172.404)
5. A label should only be applied to a package
containing hazardous material if it represents
the hazard inside
6. No one may offer or transport a package
bearing any marking or label which by its
color, design, or shape could be confused
with a hazardous materials label. (172.401)
Articles MUST be Properly
 Identified
 Classified
 Packed
 Marked
 Labeled
 Documented
 Registered, if necessary
 Placarded
89

Packaging
 Hazardous Materials Regulations require
performance-oriented packaging standards,
including:
 Proper shipping names
 Hazard classes
 Identification numbers
 Packaging requirements
 Vehicle placarding

HMTA
90

Packaging
 DOT regulations include:
 Spill notification requirements
 Emergency response procedures
 Requirements for emergency response information on
(or with) shipping papers

HMTA
Packing Groups
 Packing Group I
 GREAT DANGER
 Packing Group II
 Medium Danger
 Packing Group III
 minor danger
UN Specification Packing
 UN 4G/X/25.0/S/06/A/MANME

 4G = fibreboard box
 X = Packing group II
 25.0 = max weight in kgs the package has been
tested for
 S = single package for solid or combination package
 06 = year of manufacture
 A = state (country) of manufacture
 MANME = symbol of manufacturer
CONTOH PENERAPAN
Examples
Examples
Examples
Examples
Examples
Examples
Examples
Examples
Examples

Anda mungkin juga menyukai