Anda di halaman 1dari 4

NFPA : National Fire Protection Association (NFPA)

adalah asosiasi perdagangan Amerika Serikat, dengan beberapa anggota internasional, yang
menciptakan dan memelihara hak cipta, standar dan kode untuk penggunaan dan adopsi
oleh pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk menstandarisasi penanganan bahaya api.
Simbol yang di keluarkan NFPA ini beda dari simbol PBB dan EEC. Simbol NFPA hanya
berbentuk persegi yang dibagi 4 bagian dengan warna yang berbeda seperti ini :

Setiap warna memberikan sinyal bahaya sendiri.


Biru : Bahaya Kesehatan.
Merah : Bahaya api.
Kuning : tingkat Reaktivitas.
Putih : Informasi khusus yang lainnya.

Setiap kotak berwarna ini diisi oleh angka angka dan angka (dari 0 sampai 4) tersebut
mengartikan tingkat bahayanya, kesehatan, terbakar dan reaktivitas dihitung dari skala 0
(tidak berbahaya) sampai 4 (sangat berbahaya).

Label putuh berbeda dengan warna lain, tidak diisi dengan angka melainkan singkatan huruf,
atau lambang. Berikut keterangan yang ada di kotak warna putih.
ACID : asam
ALK : alkali (basa)
COR : Korosif
OXY : Mengoksidasi bahan kimia
lambang radiokatif : bahan bersifat radioaktif
P - terpolimerisasi ketika dicampur dengan air
W - jangan gunakan air, artinya bahaya kalau digunakan dengan air.

Begini lah contoh penggunaan label ini:

Kode angka tersebut secara berturut-turut mengartikan tingkat bahaya dari segi kesehatan
'Berakibat serius pada keterpaan singkat, meskipun ada pertolongan', kemudahan terbakar
'Segera menguap dalam keadaan normal dan dapat terbakar secara cepat', reaktivitas 'Tidak
stabil, bereaksi hebat tetapi tidak meledak' dan bahaya khusus lainnya 'jangan gunakan air'.
Label ini sangat detail dan simpel, hanya dengan 1 gambar dapat menginfokan bahaya bahan
kimia sedetail itu. Namun, bagi kalian yang tidak pernah belajar mengenai ini akan kesulitan
mengerti artinya.

Kesehatan (Biru) Kemudahan untuk Terbakar (Merah)


paparan yang sangat singkat
mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal,
dapat mengakibatkan
atau mudah menguap dan akan mudah terbakar
4 kematian atau luka residual 4
(misalnya, propana). Titik nyala dibawah 23 °C
parah (misalnya, hidrogen
(73 °F)
sianida, fosfin)
paparan dalam jumlah dapat Zat yang dapat terbakar hampir disemua kondisi
mengakibatkan luka sekitar (misalnya, bensin). Cairan memiliki titik
3 sementara atau luka residual 3 nyala dibawah 23 °C (73 °F) dan memiliki titik didih
sedang sampai serius lebih atau sama dengan 38 °C (100 °F) atau titik
(misalnya, gas klorin) nyala diantara 23 °C (73 °F) sampai 38 °C (100 °F)
Paparan dalam jumlah besar
atau terus menerus tetapi
tidak kronis dapat Pemanasan moderat dapat memicu Pembakaran
2 mengakibatkan cacat 2 (misalnya, diesel). Titik nyala diantara 38 °C
sementara atau kemungkinan (100 °F) dan 93 °C (200 °F)
luka residual (misalnya, dietil
eter)
Paparan zat ini menyebabkan Pemanasan dapat menyebabkan pembakaran
1 iritasi dengan luka residual 1 (misalnya, minyak kedelai). Memiliki titik nyala di
kecil (misalnya, aseton) atas 93 °C (200 °F)
Tidak menimbulkan bahaya
kesehatan, tidak ada tindakan
0 0 Tidak akan terbakar (misalnya, air)
pencegahan yang diperlukan
(misalnya, lanolin)
Instabilitas/Reaktivitas
Informasi Khusus Lainnya (Putih)
(Kuning)
mudah
Label putih dapat mengandung beberapa
terdetonasi atau meledak pad
4 peringatan khusus. Simbol-simbol ini adalah yang
a tekanan dan suhu normal
digunakan oleh standar NFPA 704.
(misalnya, nitrogliserin, RDX)
Dapat terdetonasi atau
meledak namun
membutuhkan rangsangan
yang kuat, seperti dipanaskan Bereaksi dengan air dengan cara yang tidak biasa
3 sebelum inisiasi, bereaksi W atau berbahaya (misalnya, cesium, sodium, asam
eksplosif dengan air, atau sulfat)
akan meledak apabila
"terkejut" (misalnya, amonium
nitrat)
Mengalami perubahan kimia
secara drastis pada tekanan
dan suhu yang tinggi, bereaksi
Mengoksidasi bahan kimia.
keras dengan air, atau dapat O
2 Oksidan (misalnya, kalium perklorat, amonium
membentuk zat eksplosif bila X
nitrat, hidrogen peroksida)
dicampur air
(misalnya, fosfor, kalium, sodi
um)
Stabil, namun bisa menjadi
Gas asfiksan sederhana. Terkhusus untuk
tidak stabil pada tekanan dan S
1 gas: nitrogen, helium, neon, argon, krypton dan xe
suhu yang tinggi A
non.[1]
(misalnya, propana)
Stabil, bahkan apabila
terpapar dengan api, dan tidak
0
bereaksi dengan air
(e.g. helium)

Klasifikasi Kebakaran Menurut NFPA

Pentingnya mengenali klasifikasi kebakaran menurut NFPA agar dalam memadamkan api kita
dapat tepat memilih alat pemadam api yang sesuai dengan klasifikasi tersebut.

Kebakaran dikelompokkan berdasarkan sumber penyebab api yang muncul dalam kejadian
kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk pada klasifikasi Internasional
yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA yang berpusat di Amerika.

NFPA membagi klasifikasi kebakaran menjadi 6 kelas yaitu:


1. Kebakaran Kelas A,
2. Kebakaran Kelas B,
3. Kebakaran Kelas C,
4. Kebakaran Kelas D,
5. Kebakaran Kelas E dan
6. Kebakaran Kelas K.

Berikut ini klasifikasi kebakaran menurut NFPA:


Demikian klasifikasi kebakaran menurut NFPA yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai