Anda di halaman 1dari 45

B3 1

BAHAN BERBAHAYA DAN


BERACUN

POKOK BAHASAN KE-12


DEFINISI
 Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) :
adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
PENDAHULUAN
3

 Dampak penggunaan bahan kimia biasanya


disebabkan karena gangguan terhadap proses yang
normal, penyimpanan, pembuatan, penanganan dan
lain sebagainya.
 Dalam pokok bahasan ini akan dibahas mengenai :
1. JENIS
2. BAHAYA
3. PENANGANAN, dan
4. PENGENDALIAN B3
4
JENIS-JENIS BAHAN KIMIA
1. BAHAN KIMIA TAK
BERBAHAYA
2. BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
1. BAHAN KIMIA TAK
5
BERBAHAYA
 Bahan kimia yang termasuk jenis ini merupakan
bahan kimia yang akrab lingkungan, seperti air -
kimia pangan (karbohidrat-protein-lemak) –
vitamin dan mineral
2. BAHAN KIMIA
6
BERBAHAYA
 Yang termasuk bahan berbahaya meliputi :
a. Bahan kimia beracun (toxic)
Bahan kimia yang menyebabkan bahaya kesakitan bila masuk ke dalam tubuh
b. Bahan kimia korosif (corrosive)
Bahan kimia yang menyebabkan korosi terhadap logam maupun pada tubuh
c. Bahan kimia mudah terbakar (flammable)
Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan
kebakaran
d. Bahan kimia peledak (explosive)
Bahan kimia yang karena reaksi kimia akan menghasilkan gas dan panas
sehingga menimbulkan ledakan
e. Bahan kimia oksidator (oksidator agents)
Bahan kimia penghasil oksigen yang menyebabkan kebakaran bahan lain
7

f. Bahan kimia reaktif air (water sensitizier substance)


Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan air dan mengeluarkan panas
dan gas
g. Bahan kimia reaktif asam (acid sensitive subtance)
Bahan kimia yang mudah bereaksi dengan asam menghasilkan racun
h. Bahan kimia gas bertekanan (compressed gases)
Bahan kimia gas yang disimpan dalam tanki bertekanan tinggi
i. Bahan kimia radio aktif (radio active subtance)
Bahan kimia yang memancarkan sinar radio aktif
j. Harmful material
Bahan kimia yang bila terhisap, tertekan atau terserap lewat kulit,
berakibat efek kesehatan secara terbatas
Klasifikasi B3 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
8

 Diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok bahan yang bersifat:


 1. Explosive (Mudah Meledak)
Ledakan pada bahan tersebut bisa terjadi karena beberapa penyebab, misalnya karena benturan,
pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan bahan kimia lain, atau karena adanya sumber
percikan api.
Contoh bahan kimia dengan sifat explosive misalnya
TNT,
ammonium nitrat, dan
nitroselulosa.

Bekerja dengan bahan kimia yang mudah meledak membutuhkan pengalaman praktis sekaligus
pengetahuan. Menghindari hal-hal yang dapat memicu ledakan sangat penting dilakukan
untuk mencegah risiko fatal bagi keselamatan diri.
Klasifikasi B3 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
9

 2. Oxidizing (Mudah Teroksidasi)


Bahan yang bersifat mudah menguap dan mudah terbakar melalui oksidasi (oxidizing). Penyebab
terjadinya kebakaran umumnya terjadi akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas,
percikan api, atau karena raksi dengan bahan-bahan yang bersifat reduktor.

 3. Flammable (Mudah Terbakar)


Bahan mudah terbakar dibagi menjadi 2 jenis yaitu Extremely Flammable (amat sangat mudah
terbakar) dan Highly Flammable (sangat mudah terbakar. Bahan dengan label Extremely
Flammable memiliki titik nyala pada suhu 0 derajat Celcius dan titik didih pada suhu 35
derajat Celcius. Bahan ini umumnya berupa gas pada suhu normal dan disimpan dalam
tabung kedap udara bertekanan tinggi.
Klasifikasi B3 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
10

 4. Toxic (Beracun)
bahan beracun yang dapat mengakibatkan keracunan akut dan kronis, bahkan bisa hingga
menyebabkan kematian pada konsentrasi tinggi. Keracunan karena bahan dengan simbol di
atas bukan hanya terjadi jika bahan tersebut masuk melalui mulut. Ia juga bisa meracuni lewat
proses pernafasan (inhalasi) atau melalui kontak dengan kulit.
 5. Harmful Irritant (Bahaya Iritasi)
Bahan ini menunjukan adanya risiko kesehatan jika bahan masuk melalui pernafasan (inhalasi),
melalui mulut (ingestion), dan melalui kontak kulit dan adanya risiko inflamasi jika bahan
kontak langsung dengan kulit dan selaput lendir.
 6. Corrosive (Korosif)
Karakteristik bahan dengan sifat ini umumnya bisa dilihat dari tingkat keasamaannya. pH dari
bahan bersifat korosif lazimnya berada pada kisaran < 2 atau >11,5. Jangan menghirup uap
dari bahan ini, jangan pula membuatnya kontak langsung dengan mata dan kulit Anda.
Mereka juga bisa menyebabkan iritasi.
Klasifikasi B3 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 tahun 2014
11

 7. Dangerous for Enviromental (Bahan Berbahaya bagi Lingkungan)


bahan tersebut berbahaya bagi lingkungan (dangerous for environment). Melepasnya langsung ke
lingkungan, baik itu ke tanah, udara, perairan, atau ke mikroorganisme dapat menyebabkan
kerusakan ekosistem.
12
BENTUK DASAR BAHAN
KIMIA
1. BENTUK PADAT
2. BENTUK CAIR
3. BENTUK UAP
4. BENTUK GAS
13

 Bentuk Padat (solid)


Seperti soda kristal, potas butir kelereng dan sebagainya
 Bentuk Cair (liquid)
Tidak terbentuk tetapi tergantung wadah yang digunakan, seperti gasoline,
air keras, amoniak cair dan sebagainya
 Bentuk Uap (vapour)
Berasal dari cair atau pada 1 atm, seperti uap air, uap air rasa, uap sianida
dan sebagainya
 Bentuk Gas (gas)
Tidak berbentuk tetapi memenuhi ruangan, misal karbon dioksida, oksida
belerang, LPG dan sebagainya
14
JENIS BAHAYA BAHAN
KIMIA
1. BAHAYA FISIK
2. BAHAYA KESEHATAN
3. BAHAYA RADIASI
4. BAHAYA LINGKUNGAN
1. BAHAYA FISIK
15

 BAHAYA PELEDAKAN
Bahan kimia dapat meledak bila dikejutkan atau dipanaskan secara cepat, seperti
nitro glisirin, TNT, dan lainnya
 BAHAYA REAKSI KIMIA
Seperti reaksi terhadap air dan juga bahan kimia yang tidak stabil. Bahan kimia
ini dapat menghasilkan gas-panas atau racun yang berbahaya
 BAHAYA KEBAKARAN
Tingkat bahaya kebakaran :
1. Phyropharic, dapat terbakar secara spontan pada suhu udara di bawah 54°C
2. Flammable, dapat terbakar bila ada sumber penyalaan dibawah suhu 38°C
3. Combustable, dapat terbakar bila ada sumber penyalaan diatas suhu 38°C
4. Oxidizer, merupakan bahan kimia penghasil oksigen, yang dapat mengakibat-
kan kebakaran
2. BAHAYA KESEHATAN
16

 Bahaya target organ chemical


Mengganggu organ tubuh seperti paru, jantung, hati, ginjal dan lain-lain
 Bahaya corrosive
Merusak kulit dan saluran pencernaan
 Bahaya sensitive
Menyebabkan alergi seperti gatal dan bengkak
 Bahaya iritan
Dapat menyebabkan iritasi atau dapat membakar bila kontak dengan bahan
 Bahaya carcinogen
Dapat menyebabkan kanker, sehingga akan berakibat kematian
 Bahaya reproductive
Menyebabkan kemandulan, mati sebelum lahir. Ada reproductive hazard
mutagen (yang mengubah gen wanita-pria), dan ada pula reproductive hazard
terratogen (yang mengganggu kelahiran mati atau cacat)
3. BAHAYA RADIASI
17

 Ada beberapa bahan kimia yang dapat


memancarkan radiasi sinar. Biasa disebut dengan
zat radio aktif. Radiasi yang dipancarkan sangat
berbahaya terhadap api dan siapa saja.
4. BAHAYA LINGKUNGAN
18

 Ada beberapa bahan kimia yang dapat merusak


lingkungan, baik lingkungan air, udara maupun
tanah.
1. Bahan kimia beracun gas dapat merusak komposisi
udara sehingga mengakibatkan kekurangan
oksigen.
2. Bahan kimia beracun larut air, dapat merusak
biotik air yang mengakibatkan rusak dan mati.
3. Bahan kimia beracun, dapat merusak tanah
sehingga lingkungan tanah menjadi rusak.
19
PEMAPARAN B3
1. CARA PEMAPARAN
2. AKIBAT PEMAPARAN
3. PENDETEKSI PEMAPARAN
1. CARA PEMAPARAN
20

 Ada tiga macam cara:


1. Melalui mulut (swallowing)
Masuk ke saluran pencernaan  diserap darah  tersebar ke seluruh
tubuh  Kondisi fisik menjadi terganggu
2. Melalui kontak kulit dan penyerapan
Bahan kimia tersentuh kulit  bahan kimia terserap masuk ke dalam
darah  tersebar ke seluruh tubuh  kulit menjadi Dermatitis (terbakar)
3. Melalui pernapasan
Gas terhirup  melewati tenggorokan dan paru-paru  masuk ke aliran
darah  beredar ke seluruh tubuh  terjadi Gangguan Pernafasan
2. AKIBAT PEMAPARAN
21

 Tergantung pada jenis dan sifat bahan kimia B3


tersebut. Prinsipnya, bila B3 masuk ke dalam
tubuh, maka akan mengakibatkan keracunan dan
gangguan pada organ tubuh
3. PENDETEKSI PEMAPARAN
22

 Dapat dilihat melalui :


- Penginderaan : B3 yang terpapar dapat dilihat dari
warna bahan – bau bahan/aroma
- Kondisi kemasan : Akan terjadi kelainan bentuk
pada kemasan plastik atau kertas seperti
gelembung/kempes
- Gejala medis : pusing, mual, muntah-muntah, gatal,
dan lainnya
- Peralatan : Bila terkena pemaparan B3 peralatan
khususnya logam akan berubah warna-kondisi atau
rapuh/berkarat.
23
PENANGANAN BAHAN
KIMIA
1. BAHAN KIMIA BERACUN DAN
KOROSIF
2. BAHAN KIMIA MUDAH TERBAKAR
3. BAHAN KIMIA REAKTIF
PRINSIP PENANGANAN
24

 Prinsip utamanya adalah memikirkan kemungkinan-


kemungkinan yang akan terjadi akibat tindakan yang
dilakukan sebelum menanganinya.
 Untuk itu diperlukan keterangan tentang :
- Nama bahan dan formulanya
- Bentuk fisik : gas, cair atau padat
- Sifat fisik : titik nyala, suhu penyalaan, titik
didih, tekanan uap, berat jenis.
- Sifat bahaya : beracun, mudah terbakar, meledak
1. BAHAN KIMIA BERACUN DAN
KOROSIF
25

 Penanganannya dengan cara:


- Dalam ruang tertutup harus menggunakan exhaust fan
- Ruang kerja harus berventilasi
- Bekerja diatas angin dari pekerja emisi
- Memakai APD yang tepat
2. BAHAN KIMIA MUDAH
26
TERBAKAR
 Yang paling berbahaya berupa uap, gas dan debu
halus. Kejadian kebakaran akibat bertemunya tiga
unsur yaitu bahan yang mudah terbakar, panas dan
oksigen. Maka yang perlu dihindarkan adalah
sumber-sumber panas seperti :
- Api terbuka/bara
- Loncatan bunga api listrik
- Hubungan listrik pendek
- Listrik statis
- Logam panas
3. BAHAN KIMIA REAKTIF
27

 Biasanya bersifat meledak, disebabkan oleh


dekomposisi/penguraian atau reaksi dengan unsur
atau senyawa lain.
 Oleh karena itu, harus dapat dihindarkan dari :
- Tindakan pemanasan/berdekatan dengan sumber panas/sinar
matahari
- Tindakan pengadukan yang menimbulkan pemanasan
setempat
- Tindakan pengangkutan yang menimbulkan benturan atau
getaran kuat
28
PENGENDALIAN BAHAYA
B3
- PENGENDALIAN SECARA MEKANIK/TEKNIK
- ALAT PELINDUNG DIRI

- PENGENDALIAN PROSEDUR/ADMINISTRASI
PENGENDALIAN SECARA
MEKANIK/TEKNIK
29

 Metode ini bertujuan untuk mengurangi


penyebaran B3, misalnya dengan cara : robotisasi,
prosesinasi, subtitusi, automatisasi, pemagaran dan
ventilasi
ALAT PELINDUNG DIRI
30

 Berguna untuk mencegah kontak badan terhadap


B3. penggunaan alat yang benar akan tergantung
pada jenis bahayanya.
 Ada beberapa APD diantaranya:
- Respirator
- Pakaian pelindung
- Sarung tangan
PENGENDALIAN
PROSEDUR/ADMINISTRASI
31

 Pengendalian ini meliputi :


- Training (informasi bahaya)
- Labeling (informasi bahaya)
- Melengkapi MSDS (informasi bahaya dan identifikasi)
 Ketiga program ini merupakan komunikasi informasi
bahaya, ada pengendalian prosedur/administrasi seperti :
- House keeping (pemisahan bahaya B3 – vacum)
- Monitoring (memeriksa efektifitas pengendalian lain)
32
BATAS TERPAPAR / EXPOSURE
LIMIT
DEFINISI
33

 Suatu batas konsentrasi suatu gas, uap atau aerosol


dalam lingkungan kerja dimana pekerja dapat terpapar
tanpa adanya gangguan kesehatan.
 Istilah yang digunakan:
- di JERMAN, Uni Soviet dan BELANDA dipakai
istilah Maximum Allowable Concentration (MAC)
- di INGGRIS dipakai istilah Limit Control
- di AMERIKA dipakai istilah Threshold Limit Value
(TLV)
- di INDONESIA dipakai istilah Nilai Ambang Batas
(NAB)
3 KATEGORI BATAS TERPAPAR
34
DALAM PEMAKAIAN ISTILAH TLV
 TWA (Time Weighted Average)
Konsentrasi polutan yang dihirup pekerja yang disetarakan selama 8 jam
kerja sehari. Ini penting bagi orang bekerja kurang 8 jam dan pada
konsentrasi terpapar yang berbeda-beda. Nilai TWA kurang dari NAB / TLV
berarti kondisi kerja adalah aman.
 TLVC (Threshold Limit Value Ceiling)
Batas konsentrasi zat dalam udara yang tak boleh dilampaui. Hal ini
disebabkan karena efek zat tersebut bersifat akumulatif. Untuk zat-zat
demikian NAB/TLV selalu diikuti dengan huruf ‘C’ yang berarti ceiling.
 TLV-STEL (Short Term Exposure Limit)
Batas konsentrasi maksimum zat yang boleh dihirup dalam jangka waktu
pendek (15 menit). Ini penting untuk memberikan pedoman seseorang yang
terpaksa harus bekerja pada konsentrasi tinggi, misalnya perbaikan kebocoran
dan percobaan khusus. Tentu saja zat yang mempunyai nilai ceiling tidak
mempunyai nilai STEL.
35

 Kegunaan NAB/TLV adalah :


1. sebagai kadar standar untuk perbandingan
2. sebagai pedoman untuk perencanaan proses produksi dan
perencanaan teknik pengendalian
3. subtitusi bahan kimia yang lebih beracun dengan yang kurang
beracun
4. membantu dalam diagnosis gangguan kesehatan atau penyakit
akibat kerja
Logo Bahan Berbahaya dan
36
Beracun

 Eksplosif (Mudah Meledak)


Logo Bahan Berbahaya dan
37
Beracun

 Oxidizing (Mudah
Teroksidasi)
Logo Bahan Berbahaya dan
38
Beracun

 Flammable (Mudah Terbakar)


Logo Bahan Berbahaya dan
39
Beracun

 Toxic (Beracun)
Logo Bahan Berbahaya dan
40
Beracun

 Harmful Irritant (Bahaya


Iritasi)
Logo Bahan Berbahaya dan
41
Beracun

 Corrosive (Korosif)
Logo Bahan Berbahaya dan
42
Beracun

 Dangerous for environmental


(Berbahaya bagi Lingkungan)
43
44
45
selesai

Anda mungkin juga menyukai