Anda di halaman 1dari 4

BAHAN BERACUN

Buletin K3
DAN BERBAHAYA Edisi 28 Februari – 28 Maret 2018

PEMBAHASAN Penggunaan Bahan Kimia


1. Penggunaan Bahan Berbahaya
Kimia Beracun dan
Hampir setiap orang saat ini menggunakan bahan kimia dalam
Berbahaya
kehidupan sehari-hari. Adanya kebutuhan dan ketersediaan berbagai
2. Kenali Sifat Bahan macam bahan kimia menjadi salah satu faktor pendorong. Bahan-
Kimia Melalui Label bahan kimia yang umumnya sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari antara lain sabun, pasta gigi, deterjen, pembersih toilet,
3. Pelelolaan Limbah B3 pewangi ruangan dan lain-lain. Bahan-bahan kimia yang telah
menjadi sebuah produk sudah seharusnya diperhitungkan dengan
4. Syarat Umum Gudang seksama terkait keamanan penggunaannya untuk konsumen dan
Penyimpanan Bahan dampaknya terhadap lingkungan.
Kimia Dalam sebuah perusahaan, penggunaan bahan-bahan kimia
khususnya bahan kimia berbahaya dan beracun diatur dalam
Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 187 tahun 1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja. Dalam
Dasar Hukum peraturan tersebut, disebutkan bahwa perusahaan yang menyimpan
Kepmenaker RI dan menggunakan bahan kimia dalam jumlah tertentu
No.KEP.187/MEN/1999 tentang dikategorikandalam dua golongan. Perusahaan dengan potensi
Pengendalian Bahan Kimia bahaya tinggi jika perusahaan tersebut menyimpan dan
Berbahaya di tempat kerja menggunakan bahan kimia sejumlah atau melebihi nilai ambang
kuantitas yang ditetapkan pemerintah. Sementara perusahaan yang
menggunakan dan menyimpan bahan kimia dibawah nilai ambang
kuantitas disebut Perusahaan dengan potensi bahaya menengah.

“Jangan berpikir jika Sebagai upaya pengendalian bahaya karena adanya bahan kimia
berbahaya dan beracun, maka Pemerintah mewajibkan Perusahaan
kecelakaan belum pernah
tersebut untuk menyediakan Lembar Data Keselamatan Bahan
menimpamu maka itu tidak (MSDS) dan pemberian label. Langkah kedua adalah dengan
akan terjadi padamu.” menunjuk petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia.
Halaman 2
Buletin K3

KENALI SIFAT BAHAN KIMIA MELALUI LABEL


By Safety Dept.

Bahan kimia berbahaya menurut Kepmenaker no 187 tahun 1999 dibagi menjadi 8
kriteria yaitu bahan beracun, bahan sangat beracun, cairan mudah terbakar, cairan
sangat mudah terbakar, gas mudah terbakar, bahan mudah meledak, bahan reaktif dan
bahan oksidator.
Selain kriteria tersebut ada banyak jenis bahan kimia berbahaya yang perlu diketahui.
Untuk mengetahui sifat-sifat dari bahan kimia yang digunakan di lingkungan kerja
diantaranya dengan melihat label pada wadah bahan kimia tersebut. Berikut beberapa
contoh label sifat bahan kimia yang perlu diketahui.

Mudah Teroksidasi (Oxidizing)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping memiliki sifat mudah menguap dan
mudah terbakar melalui proses oksidasi. Penyebab umum terjadinya kebakaran karena
akibat reaksi bahan tersebut dengan udara yang panas, percikan api, atau karena bereaksi
dengan bahan-bahan kimia lain yang bersifat reduktor.

Mudah Terbakar (Flamable)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping bersifat mudah terbakar. Jenis bahan
mudah terbakar di klasifikasikan menjadi empat kategori.
1. Zat terbakar langsung seperti alumunium alkil fosfor (hidari kontak bahan dengan
udara)
2. Gas amat mudah terbakar seperti butane dan propane (hindari kontak bahan dengan
sumber api)
3. Cairan mudah terbakar seperti aseton dan benzene (Hindari dari sumber api atau
percikan bunga api)
4. Zat sensitif terhadap air, yakni zat yang membentuk gas mudah terbakar bila terkena
air atau api.

Mudah Meledak (Explosive)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping bersifat mudah meledak. Ledakan
umumnya disebabkan karena adanya benturan, pemanasan, pukulan, gesekan, reaksi dengan
bahan kimia lain, atau karena adanya sumber percikan api.

Beracun (Toxic)
Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping bersifat beracun. Keracunan
karena bahan kimia tersebut bisa bersifat kronis maupun akut. Terjadinya keracunan
karena bahan kimia tersebut tidak hanya terjadi karena bahan kimia masuk melalui
mulut, tetapi bisa melalui kontak dengan kulit maupun melalui proses pernafasan.
Adanya kontak dengan bahan kimia dengan label di samping dengan jumlah tertentu
bahkan dapat menyebabkan kematian
Halaman 3
Buletin K3

Bahaya Iritasi (Harmful Irritant)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping memiliki sifat berbahaya dalam
beberapa situasi. Bahan kimia tersebut dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan
diantaranya seperti iritasi pada kulit, beresiko terhadap kesehatan jika terhirup, keracunan
akut jika terpapar atau tertelan dalam jumlah tertentu.

Bahaya Pencemaran Lingkungan (Environtmental Hazard)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping memiliki sifat berbahaya bagi
lingkungan. Melepaskan atau membuang bahan kimia dengan label ini langsung ke
lingkungan, baik ke tanah, perairan, udara, maupun ke mikroorganisme tertentu dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem atau pencemaran terhadap lingkungan

Bahaya Kesehatan (Carcinogen)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping memiliki sifat berbahaya bagi
kesehatan jika terpapar baik secara terus menerus maupun seketika. Zat kimia
dengan label tersebut dapat memicu adanya mutasi genetik, memicu timbulnya sel
kanker atau bahaya kesehatan reproduksi maupun kesehatan pada organ tubuuh
tertentu. Penyimpanan dan penggunaan yang tepat perlu diperhatikan untuk
mencegah terjadinya dampak buruk bagi kesehatan akibat terpapar bahan kimia
tersebut baik melalui mulut, kontak kulit ataupun terhirup melalui pernafasan.

Bahan Korosif (Corosive)


Bahan kimia yang diberi label seperti gambar disamping memiliki sifat korosif atau dapat
merusak jaringan hidup. Bahan kimia dengan sifat korosif terhadap logam dan dapat
terlihat dari tingkat keasamannya. Pada saat menggunakan bahan kimia korosif jangan
pernah menghirup langsung uap yang dihasilkan dari bahan tersebut. Terkena percikan
pada mata dapat menyebabkan iritasi bahkan bisa menyebabkan kerusakan organ
mata. Bahan kimia ini juga dapat menyebabkan toksisitas atau keracunan yang bersifat
akut jika terpapar atau terpajan dalam jumlah tertentu
Halaman 4
Buletin K3

Oleh Safety Dept.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) menurut Berikut adalah bebrapa hal yang wajib di terapkan
PP no. 18 tahun 1999 merupakan sisa suatu usaha atau terkait tempat penyimpanan Limbah B3 menurut
kegiatan. Pengolahan limbah B3 ini memiliki tujuan PP no.18 Tahun 1999.
untuk mencegah dan mengurangi pencemaran dan 1. Lokasi tempat penyimpanan bebas banjir,
kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh tidak rawan bencana, diluar kawasan
limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lindung dan sesuai dengan rencana tata
lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai ruang
fungsinya kembali. 2. Rancangan bangunan disesuaikan dengan
jumlah, karakteristik limbah B3 dan upaya
Limbah B3 juga memiliki karakteristik seperti B3 pengendalian pencemaran lingkungan.
lainnya yang mudah terbakar,korosif, oksidator dan lain-
lain. Oleh karena itu pengelolaan limbah B3 sangat perlu
Syarat umum gudang penyimpanan
diperhatikan di setiap perusahaan. Upaya pengelolaan
limbah B3 meliputi beberapa upaya yang mencakup bahan Kimia (Winarso, 2013):
reduksi, penyimpanan, pengangkutan, pemanfaatan, 1. Gudang/ruangan penyimpanan harus
pengolahan, dan penimbunan limbah. memiliki sistim ventilasi yang baik
2. Penerangan yang cukup  stop
Penanganan limbah
B3 secara umum dapat kontak harus diluar gedung
dilakukan dengan 3. Gudang harus mempunyai penangkal
Dasar Hukum Pengelolaan beberapa cara seperti petir
Limbah B3 penyimpanan di dalam 4. Bagian luar tempat penyimpanan
PP no. 18 dan 85 Tahun 1999
gudang, upaya daur harus diberi tanda (simbol)
tentang Pengendalian Bahan
ulang limbah, 5. Lantai bangunan yang kedap
pembakaran
air  dibuat miring 1% kearah bak
Kimia Berbahaya di tempat (Insenerator),
kerja Pemadatan (Solidifikasi) kontrol
dan pemantapan ikatan 6. Penyimpan harus satu jenis atau yang
(Stabilisasi),. saling cocok
7. Antara bagian penyimpanan dibuat
Penimbunan/penanaman limbah (Landfill). Setiap upaya
pengelolaan limbah telah diatur oleh peraturan pemerintah tanggul/dinding pemisah
termasuk lembaga/perusahaan pengelolaan limbah. Untuk 8. Masing-masing memiliki bak
beberapa perusahaan yang belum bisa melakukan pengelolaan penampung tumpahan
limbah sendiri atau memiliki pihak ke-3 untuk penanganan 9. Wadah/tempat penyimpanan tidak
limbah, setidaknya akan melakukan kegiatan penyimpanan boleh bocor
limbah hingga jangka waktu tertentu. Ketentuan penyimpanan
10. Lama penyimpanan (Limbah B3)
limbah ini sudah diatur dalam PP no. 18 tahun 1999 dan WAJIB
diterapkan oleh perusahaan yang menghasilkan limbah B3 paling lama 90 hari

“Lebih baik kehilangan sedikit


waktu dalam hidup karena
berhati-hati, daripada kehilangan
satu nyawa karena kecerobohan”

Anda mungkin juga menyukai