DAN BERACUN !
KELOMPOK 2:
1.M.RAFFA ZEIN
2.M.ADIEB ASSHULTONI
3.GABRIEL DWI RAMADHAN
4.HAZRIL ZHOULAN
5.MICKY SYAPUTRA
6.TARNA WIJAYA
Sample Footer Text 10/16/2023 1
Menurut UU No. 32 tahun 2009 tentang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat,
BAHAN energi, dan komponen lain yang karena sifat,
kosentrasi, dan jumlahnya, baik secara langsung
BERBAHAYA DAN maupun tidak langsung dapat mencemarkan
atau merusak lingkungan hidup, membahayakan
BERACUN lingkungan hidup, Kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
lainnya.
1. KLASIFIKASI B3
A. prosedur penyimpanan B3
prosedur penyimpanan B3 harus ditangani dengan baik. Penyimpanan dan
penataan B3 harus dikelompokan berdasarkan tingkat bahaya. Penataan B3
meliputi pemisahan (segregation), pelabelan (labelling), risiko bahaya
(multiple hazards), fasilitas prnyimpanan (storage facilities), inventarisasi
(inventory), wadah skunder (secondary containment), bahan kadaluwarsa
(outdate chemicals), dan informasi risiko bahaya (hazards information).
Penyimpanan materi B3 harus dilakukan pada wadah sekunder yang terisolasi
antara zat satu dan lainnya untuk menghindari terjadinya reaksi antarzat saat
disimpan.
Limbah B3 (LB3) adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung B3. oleh karena itu,
LB3 harus ditangani dengan bijak karena jika LB3 dibuang langsung kelingkungan, dapat
menimbulkan dampak berantai mengikuti proses pengakutan (sirkulasi) dan jaring-jaring
makanan. Pengolahan LB3, meliputi kegiatan pengurangan, penyimpanan, pengumpulan,
pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan LB3. terdapat keterangan tentang pengelolaan
LB3 berdasarkan PP NO.101 tahun 2014.
KETERANGAN:
PENGHASIL LB3: orang yang kegiatannya menghasilkan LB3.
PENGUMPUL LB3:badan usaha yang melakukan pengumpulan LB3 sebelum dikirim ketempat
pengolahan LB3, pemanfaatan LB3, dan penimbunan LB3.
PEMANFAAT LB3:badan usaha yang melakukan kegiatan pemanfaatan LB3.
PENGOLAH LB3:badan usaha yang melakukan kegiatan pengolahan LB3
PENIMBUN LB3:badan usaha yang melakukan kegiatan penimbunan LB3.
Menurut permen LHK No. P,12/ MENHLK/ SETJEN/ PLB.3/ 5/ 2020, penghasil,
pengumpul, pemanfaatan, pengolah, dan penimbun LB3 wajib memiliki izin
pengelolaan dan tempat penyimpanan limbah dengan syarat sebagai berikut.
1. lokasi penyimpanan harus bebas banjir dan bukan daerah rawan bencana
alam. Jika lokasi termasuk rawan banjir dan bencana alam, harus direkayasa
menggunakan teknologi perlindungan terhadap lingkungan hidup.
2. fasilitas penyimpanan:
a)bagi limbah berupa tumpukan (wastle pile), tanah landasan harus
memenuhi pereambilitas maksimal 10-5 cm/sekon atau landasan yang sudah
direkayasa menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b) bagi limbah berupa waste impoundment, wajib memeiliki lapisan kedap
diatas tanah dengan permeabilitas 10-7 cm/sekon, berupa high-density
polyethylene (HDPE) atau lapisan kontruksi beton.
3. memilki peralatan penanggulangan keadaan darurat berupa alat
pendeteksi, alat pemadam kebakaran, dan alat penanggulangan darurat lain
yang sesuai.
4. laboratorium analisis mampu menguji karakteristik LB3 untuk menentukan
tata cara penyimpanan LB3.
5. tempat usaha harus dilengkapi dengan symbol LB3 sesuai ketentuan.
TERIMA KASIH