Penanganan B3
Untuk menangani bahan kimia yang berkategori B3 maka pemahaman atau informasi
yang wajib diketahui terhadap bahan tersebut meliputi Sifat Fisika, Sifat Kimia dan
Bahaya dan akibat dari B3 tersebut.
Dalam menangani B3 maka perlu diperhatikan cara penanganan bahan kimia dengan
masing-masing kategori adalah sebagai berikut :
b. B3 Korosif,
Cara Penanganan untuk menghindari bahan kimia masuk jalur kulit :
- Penanganan bahan dengan memakai sarung tangan atau gloves, pelindung muka
dan bahan
d. B3 Reaktif
- Jauhi dari sumber panas atau sinar matahari
- Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas
- Hindari pengangkutan yang menimbulkan benturan
- Penanganan harus memakai alat pelindung, kaca mata, pelindung muka dan
badan, sarung tangan
- Harus ada alat pemadam kebakaran
f. B3 Gas Bertekanan
- Mengikuti pola pewadahan & penandaan yang berlaku dengan benar & akurat
sesuai dengan jenis & tingkat bahaya
Penanganan Limbah B3
a. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas limbah B3 sesuai karakteristik limbah
B3 yang akan disimpan;
b. Mampu mengungkung limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
c. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan; dan
d. Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
e. Kemasan limbah B3 wajib dilekati dengan simbol dan label limbah B3
Penyimpanan B3
Untuk melakukan penyimpanan B3 maka hal mendasar yang perlu diketahui adalah :
- Sifat-sifat dari bahan-bahan kimia
- Reaksi akibat interaksi bahan kimia dalam penyimpanan
Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan
kimia B3 meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple
hazards), pelabelan (labelling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah
sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).
Untuk tempat Penyimpanan B3, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
a. Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b. Suhu ruangan terjaga konstan & aman
c. Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap, dll)
Untuk itu dalam penyimpanan perlu diperhatikan sumber panas yang dapat
berinteraksi dengan bahan yang disimpan. Sumber panas dapat berbahaya
karena dapat menginisiasi terjadinya kebakaran yaitu mengaktifkan oksigen
(membuat oksigen menjadi radikal sehingga reaktif).
Uap air atau air dapat berbahaya karena air dapat diserap oleh bahan-bahan B3
dimana reaksi penyerapan atau hidrasi bersifat eksotermis atau menghasilkan
panas, selanjutnya panas tersebut akan menginisiasi dan atau mempercepat
reaksi.
Interaksi antara bahan dan wadah dapat terjadi sehingga wadah dapat mengalami
kerusakan yang akhirnya akan terjadi interaksi antar bahan yang satu dengan yang
lain, interaksi dapat menimbulkan bahaya. Adapun bahaya yang terjadi adalah
terbentuknya senyawa beracun atau bahan mudah terbakar.
Contoh Bahan :
Bahan kimia sangat korosif : asam sulfat, asam khlorida, asam asetat, natrium
hidroksida.
Interaksi antara bahan dengan bahan lainnya dapat terjadi, contoh : zat oksidator
dengan reduktor dapat menimbulkan ledakan dan kebakaran. Contoh lainnya
adalah asam dengan garam dapat menimbulkan gas beracun.
Penyimpanan bahan kimia B3 harus didasarkan pada tingkat risiko bahaya yang paling
tinggi. Berikut adalah panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia
B3 dalam kaitan dengan penyimpanannya.
g. Bahan Korosif
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi
dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur
dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia.
Syarat penyimpanan :
- Ruang dingin dan berventilasi untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap
- Disimpan terpisah dari bahan-bahan beracun
- Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan
tertutup dan dipasang label.
- Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
- Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif,
- Memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki
ventilasi yang baik.
- Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama
bagi pekerja yang terkena bahan
- Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, kaca mata dan gloves
h. Gas Bertekanan
- Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan
diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan.
- Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk, bebas dari sinar matahari
langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran
hawanya.
- Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
- Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
- Jauh dari sumber panas
- Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran
- Pisahkan dan tandai mana tabung gas yang berisi dan mana yang kosong
- Atur regulator ketika gas dalam silinder digunakan
- Pasang tutup pentil ketika silinder tidak digunakan
Penyimpanan Bahan Kimia tidak boleh tercampur dapat dilihat dalam Matriks bahan
kimia yang incompatible (tidak boleh disimpan bersamaan)
Maka tips aman untuk melakukan penyimpanan Bahan Kimia B3 adalah sebagai
berikut :
1. Pastikan anda sudah membaca dan memahami MSDS atau SDS dari bahan
kimia B3 yang akan anda simpan.
2. Gunakan bahan kemasan yang sesuai dengan sifat dari bahan kimia. Misalnya
untuk menyimpan hidrogen peroksida, maka jenis material kemasan
atau packagingyang cocok adalah polyethylene atau PE.
3. Setiap kemasan harus dilengkapi dengan simbol dan label B3.
4. Segera ganti setiap simbol atau label yang rusak.
5. Jika kemasannya rusak, segera ganti. Jangan dibiarkan, karena dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan dan menciptakan kondisi tidak aman.
6. Lengkapi tempat penyimpanan bahan kimia dengan eye washer, spill kits, alat
pemadam kebakaran, smoke detectordan dekat dengan fire hydrant.
7. Siapkan MSDS atau SDS setiap bahan kimia dalam area penyimpanan. Pastikan
MSDS atau SDS mudah dijangkau, jelas dan dalam versi terbaru.
8. Pisahkan tempat penyimpanan bahan kimia yang tidak kompatibel atau bisa
beraksi.
9. Jika menggunakan palet, gunakan palet dengan spill containment.
10. Kendalikan sumber api dari tempat penyimpanan bahan kimia b3, terutama yang
bersifat mudah terbakar.
11. Rancang tempat dan lokasi penyimpanan yang aman.
12. Siapkan alat pelindung diri yang sesuai, dekat dengan tempat penyimpanan.
Dalam jumlah yang cukup.
13. Pastikan alat pemadam api mudah tersedia dalam jumlah cukup serta tepat
jenisnya.
14. Tempat penyimpanan bahan kimia B3 harus diatur agar hanya dapat diakses oleh
orang yang memiliki wewenang.
Untuk mencegah konsekuensi lebih berat terhadap manusia atau para pekerja maka
telah diatur syarat-syarat K3 dalam penggunaan Asbes dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 3 tahun 1985, yaitu sebagai berikut :
- Tidak boleh digunakan dengan cara menyemprot
- Melarang penggunaan asbes biru (crocidolite)
- Menyediakan alat pelindung diri
- Melakukan pengukuran lingkungan kerja sekali dalam 3 bulan
- Memasang ventilasi dan dilakukan pemeriksaan sekali dalam 3 bulan
- Melakukan pemeriksaan kesehatan meliputi : riwayat pekerjaan, riwayat merokok,
foto rontgen, pengujian kimia, tes fungsi paru
- Melaporkan hasil pemeriksaan kepada Menteri.
Untuk keamanaan telah diatur ketentuan personil dalam penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 tahun 1999 sebagai
berikut :
- Ahli K3 Kimia untuk Kegiatan yang menggunakan bahan kimia yang lebih besar
dari Nilai Ambang Konsentrasi (NAK) sesuai Peraturan Menteri tersebut.
- Petugas K3 Kimia, wajib tersedia untuk Perusahaan yang menggunakan bahan
kimia berbahaya baik dibawah NAK maupun di atas NAK.
- Teknisi K3 Pestisida
- Teknisi K3 Deteksi Gas
Nilai Ambang Kuantitas (NAK) adalah standar kuantitas bahan kimia berbahaya untuk
menetapkan potensi bahaya bahan kimia di tempat kerja. Perusahaan yang
menggunakan bahan kimia > NAK dikategorikan sebagai perusahaan yang
mempunyak potensi bahaya besar, dan perusahaan yang menggunakan bahan kimia
dengan kuantitas sama atau lebih kecil dari NAK maka dikategorikan perusahaan
dengan potensi bahaya menengah.
Saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang Tempat Penyimpanan
B3, sehingga untuk keamanan acuan fasilitas penyimpanan bahan kimia berbahaya
(B3) dapat/ sebaiknya mengacu pada ketentuan tentang Fasilitas Tempat
Penyimpanan Limbah B3.
Penyimpanan Limbah B3
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan Limbah B3 adalah sebagai
berikut :
1. Kegiatan Penyimpanan limbah B3 wajib memiliki Izin Lingkungan dan Tempat
Penyimpanan Limbah B3 wajib memiliki Izin Tempat Penyimpanan dari Bupati/
Walikota setempat.
2. Mempersiapkan tempat penyimpanan B3 dan Limbah B3
- Kapasitas tempat penyimpanan B3 dan limbah B3 diperhitungkan dapat
menyimpan limbah B3 secara baik, berdasarkan karakteristiknya serta
memperhitungkan masa simpan maksimal.
- Desain tempat penyimpanan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
- Fasilitas penyimpanan limbah B3 disesuaikan dengan jumlah limbah B3,
karakteristik limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan;
2. Unit wajib melengkapi izin penyimpanan limbah B3, dan memenuhi kewajiban
yang tercantum dalam izin penyimpanan limbah B3, sbb :
a. Melakukan identifikasi limbah B3 yang dihasilkan.
b. Melakukan pencatatan nama dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan dengan
log book limbah B3 dan neraca limbah B3;
c. Melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai ketentuan;
d. Melakukan pemanfaatan limbah B3, pengolahan limbah B3, dan/ atau
penimbunan limbah B3 yang dilakukan sendiri atau menyerahkan kepada
pengumpul limbah B3, Pemanfaat limbah B3, pengolah limbah B3, dan/atau
Penimbun limbah B3; dan
e. Menyusun dan menyampaikan laporan Penyimpanan limbah B3.
f. Memastikan semua limbah B3 yang disimpan tercantum dalam izin
penyimpanan limbah B3.
g. Melakukan perubahan izin apabila terdapat perubahan-perubahan berikut :
1) Identitas pemegang izin;
2) Akta pendirian badan usaha;
3) Nama limbah B3 yang disimpan;
4) Lokasi tempat penyimpanan limbah B3; dan/ atau
5) Desain dan kapasitas fasilitas penyimpanan limbah B3
3. Sistem penyimpanan menggunakan sistem blok / sel dengan masing-masing blok
/ sel dipisahkan oleh gang / tanggul.
a. Lebar gang antar blok disesuaikan sesuai peruntukan. Untuk lalu lintas
manusia minimal 60 cm, sedangkan untuk lalu lintas kendaraan pengangkut
(forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya. Untuk tempat
penyimpanan sementara dengan luas terbatas yang tidak memungkinkan
untuk dilalui oleh forklift, maka lebar gang disesuaikan untuk aktivitas
pengangkutan secara manual.
b. Untuk drum logam isi 200 liter maka tumpukan maksimum 3 lapis, tiap lapis
dialasi palet (untuk mengalasi 4 drum tiap lapis). Jika drum / kemasan plastik
maka digunakan rak.
c. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap
atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 meter.
d. Kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus disimpan secara
terpisah, tidak dalam satu blok. Penempatan kemasan harus dengan syarat
bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbah-limbah tersebut jika terguling /
tumpah akan tercampur / masuk ke dalam bak penampungan bagian
penyimpanan lain.
Gambar 3.xxx.
Penyimpanan kemasan limbah B3
Keterangan :
T = Tidak bereaksi
Dimana jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hati merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu)
atau lebih nama limbah B3. Apabila melebihi jangka waktu penyimpanan, lakukan
pemanfaatan dan/ atau pengolahan, dan/ atau penimbunan, dan/ atau menyerahkan
kepada pengumpul dan/ atau pemanfaat dan/ atau pengolah dan/ atau penimbulan limbah
B3.
9. Penyimpanan limbah B3 wajib dilengkapi dengan SOP tanggap darurat dan SOP
Penyimpanan.
10. Peralatan tanggap darurat yang harus disediakan di lokasi penyimpanan limbah B3 adalah
sebagai berikut :
APAR & Shower P3K & Alarm
11. Penyimpanan limbah B3 dalam jumlah besar per satuan waktu tertentu seperti fly ash,
bottom ash, nickel slag, iron slag, sludge oil, drilling cutting maka tempat penyimpanan
dapat didesain sesuai dengan kebutuhan tanpa memenuhi sepenuhnya persyaratan yang
ditetapkan.
Hal khusus untuk Penyimpanan limbah B3 mengandung/ terkontaminasi PCBs adalah sbb :
- Lantai dilapisi dengan resin atau membran polyethylene khusus, yang mencegah oli
PCBs meresap pada beton;
- Menandai area terkontaminasi (berpotensi terkontaminasi) dan tidak terkontaminasi;
- Penggunaan wadah penyimpanan bersegel dari logam atau plastik, yang
memungkinkan untuk penyimpanan yang aman dari sisa minyak dan limbah lain
dihasilkan dari kegiatan pengambilan sampel.
Untuk mengevaluasi tempat penyimpanan limbah B3, dapat menggunakan tools berupa
check list berikut :
(i) Checklist untuk Penyimpanan di fasilitas penyimpanan limbah B3 berupa Bangunan
TOTAL YA 0
TOTAL TIDAK 0
### TOTAL YA 0
### TOTAL TIDAK 0
(iii) Checklist untuk Penyimpanan Limbah B3 di fasilitas penyimpanan berupa Waste Pile
### TOTAL YA 0
### TOTAL TIDAK 0
Referensi :