Anda di halaman 1dari 34

BAB III

PENYIMPANAN B3 & LIMBAH B3

3.1. TATA CARA PENGEMASAN B3 & LIMBAH B3

Penanganan B3

Untuk menangani bahan kimia yang berkategori B3 maka pemahaman atau informasi
yang wajib diketahui terhadap bahan tersebut meliputi Sifat Fisika, Sifat Kimia dan
Bahaya dan akibat dari B3 tersebut.

Dalam menangani B3 maka perlu diperhatikan cara penanganan bahan kimia dengan
masing-masing kategori adalah sebagai berikut :

a. B3 beracun, cara penanganan agar tidak masuk ke jalur pernapasan sbb :


- Kemasan yang digunakan anti bocor/ mengikuti pola pewadaan dan penandaan
B3 yang berlaku sesuai dengan jenis dan tingkat bahaya.
- Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam
- Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi
- Ruang kerja berventilasi
- Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat

b. B3 Korosif,
Cara Penanganan untuk menghindari bahan kimia masuk jalur kulit :
- Penanganan bahan dengan memakai sarung tangan atau gloves, pelindung muka
dan bahan

Cara Penanganan untuk menghindari bahan kimia masuk jalur mulut :


- Tidak makan, minum dan merokok dalam ruang kerja
- Tidak menyimpan makan berdekatan dengan bahan beracun atau korosif

c. B3 mudah terbakar / menyala


- Wadah/ pembungkus/ kemasan harus dapat melindungi isinya terhadap saluran
dari luar
- Wadah/ pembungkus/ kemasan harus dapat bertahan terhadap daya kemas isinya
- Wadah harus tertutup dengan kedap / disegel
- Pisahkan tiga unsur : bahan mudah terbakar, O2 dan sumber panas

d. B3 Reaktif
- Jauhi dari sumber panas atau sinar matahari
- Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas
- Hindari pengangkutan yang menimbulkan benturan
- Penanganan harus memakai alat pelindung, kaca mata, pelindung muka dan
badan, sarung tangan
- Harus ada alat pemadam kebakaran

e. B3 Eksplosif (mudah meledak)


- Mengikuti pola pewadahan & penandaan B3 dengan benar dan teliti sesuai dengan
macam dan tingkat bahaya

f. B3 Gas Bertekanan
- Mengikuti pola pewadahan & penandaan yang berlaku dengan benar & akurat
sesuai dengan jenis & tingkat bahaya

Penanganan Limbah B3

Pengemasan limbah B3 dilakukan dengan cara :

a. Terbuat dari bahan yang dapat mengemas limbah B3 sesuai karakteristik limbah
B3 yang akan disimpan;
b. Mampu mengungkung limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
c. Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
penyimpanan, pemindahan, atau pengangkutan; dan
d. Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
e. Kemasan limbah B3 wajib dilekati dengan simbol dan label limbah B3

Selain faktor lingkungan, penggunaan Bahan Kimia Berbahaya berkategori B3


berkaitan erat dengan faktor kesehatan dan keselamatan tenaga kerja. Peraturan
yang mengatur tentang Pelaksanaan Norma K3 Bahan Berbahaya adalah sebagai
berikut :

1. PP No. 7 Tahun 1973 ttg Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan


Penggunaan Pestisida;
2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Per.03/MEN/1985 tentang Keselamatan
Dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes;
3. Permenaker No. 3/Men/1986 tentang Syarat-syarat K3 di Tempat Yang Mengelola
Pestisida;
4. Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya;
5. SE Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI 140/MEN/PPK-KK/II/2004 tentang
Pemenuhan Kewajiban Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
Industri Kimia dengan potensi bahaya besar (Major Hazard Installation);
6. Kepdirjen PPK No. Kep. 84/PPK/X/2012 tentang Tata Cara Penyusunan
Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah
7. Surat Keputusan Dirjen Binwasnaker No. Kep.104/DJPPK/IX/2006 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan K3 Pemakaian Bahan yang Mengandung Asbes di
Tempat Kerja;
8. Surat Edaran Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
No.SE.01/DJPPK/I/2011 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pembinaan
Terhadap Ahli, Teknisi dan Petugas Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya;
9. Pedoman Praktis Penilaian Risiko Lingkungan Kerja;

3.2. PENYIMPANAN B3 DAN LIMBAH B3

Penyimpanan B3

Untuk melakukan penyimpanan B3 maka hal mendasar yang perlu diketahui adalah :
- Sifat-sifat dari bahan-bahan kimia
- Reaksi akibat interaksi bahan kimia dalam penyimpanan

Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan
kimia B3 meliputi aspek pemisahan (segregation), tingkat resiko bahaya (multiple
hazards), pelabelan (labelling), fasilitas penyimpanan (storage facilities), wadah
sekunder (secondary containment), bahan kadaluarsa (outdate chemicals),
inventarisasi (inventory), dan informasi resiko bahaya (hazard information).

Untuk tempat Penyimpanan B3, hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Gudang tempat penyimpanan B3 dibuat agar aman dari pengaruh alam &
lingkungan :
a. Memiliki sirkulasi udara dan ventilasi baik
b. Suhu ruangan terjaga konstan & aman
c. Aman dari gangguan biologis (tikus, rayap, dll)

2. Tata letak dan pengaturan penempatan B3 mempertimbangkan sbb :


a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari reaktivitas
b. Penyusunan tidak melebihi batas maksimum (anjuran industri) agar tidak roboh
dan rapi
c. Dibuatkan lorong & terjaga agar alat angkat & angkut dapat lewat
d. Khusus bahan dalam wadah silinder / tabung gas bertekanan ditempatkan
yang aman, tidak lembab, dan aman dari sumber panas (listrik, terbuka, dll)

3. Program “House Keeping” secara periodik (Kebersihan, Kerapihan &


Keselamatan)
4. Sarana K3 disiapkan dan digunakan
5. Selain petugas gudang dilarang masuk & harus menggunakan APD
6. Inspeksi secara periodik, pemeriksaan kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan
sistem, segera lapor bila ada kondisi tidak aman kepada atasan.
7. Penyimpanan B3 dilengkapi dengan simbol / label B3 (Label isi, safety, risiko
bahaya) serta cara pencegahan & pertolongan pertama
Adapun interaksi yang mungkin timbul adalah dapat diakibatkan oleh 3 hal :
- Interaksi antara bahan dengan lingkungan
Interaksi ini terjadi antara bahan dengan kondisi lingkungan tempat penyimpanan,
misalnya antara bahan dengan sumber panas. Biasanya ini terjadi pada bahan B3
yang merupakan pelarut organik dan peroksida. Selain itu dapat juga terjadi
interaksi antara bahan dengan uap air atau air, hal ini dapat terjadi pada senyawa
hidrida, logam alkali dan sulfat pekat.

Untuk itu dalam penyimpanan perlu diperhatikan sumber panas yang dapat
berinteraksi dengan bahan yang disimpan. Sumber panas dapat berbahaya
karena dapat menginisiasi terjadinya kebakaran yaitu mengaktifkan oksigen
(membuat oksigen menjadi radikal sehingga reaktif).

Uap air atau air dapat berbahaya karena air dapat diserap oleh bahan-bahan B3
dimana reaksi penyerapan atau hidrasi bersifat eksotermis atau menghasilkan
panas, selanjutnya panas tersebut akan menginisiasi dan atau mempercepat
reaksi.

- Interaksi antara bahan dengan wadah

Interaksi antara bahan dan wadah dapat terjadi sehingga wadah dapat mengalami
kerusakan yang akhirnya akan terjadi interaksi antar bahan yang satu dengan yang
lain, interaksi dapat menimbulkan bahaya. Adapun bahaya yang terjadi adalah
terbentuknya senyawa beracun atau bahan mudah terbakar.

Contoh Bahan :
Bahan kimia sangat korosif : asam sulfat, asam khlorida, asam asetat, natrium
hidroksida.

- Interaksi antara bahan dengan bahan lainnya

Interaksi antara bahan dengan bahan lainnya dapat terjadi, contoh : zat oksidator
dengan reduktor dapat menimbulkan ledakan dan kebakaran. Contoh lainnya
adalah asam dengan garam dapat menimbulkan gas beracun.

Penyimpanan bahan kimia B3 harus didasarkan pada tingkat risiko bahaya yang paling
tinggi. Berikut adalah panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia
B3 dalam kaitan dengan penyimpanannya.

1. Lemari Penyimpanan Bahan Kimia

Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaiknya dipisahkan berdasarkan


perbedaan kelas bahaya. Contoh perlakuan masing-masing kelas bahaya adalah
sbb :

Tabel 3.XXX. Prioritas dan Kategori pada Penyimpanan Bahan Kimia

Prioritas Kategori Penyimpanan Kode Penyimpanan

1 Dibuat ketika dibutuhkan (jangan disimpan) Situ


2 Kasus khusus Spec
3 Radioaktif Rad
4 Silinder gas Cyl
5 Cairan mudah terbakar FL
6 Cairan reaktif air FW
7 Padatan mudah terbakar FS
8 Cairan korosif, asam CLa
9 Cairan korosif, non-asam CLb
10 Bahan kimia korosif, reaktif air CW
11 Padatan korosif CS
12 Kulkas Cold
13 Bahan kimia beracun T
14 Agen pengosidasi Ox
15 Bahan kimia umum, anorganik Gin
16 Bahan kimia umum, organik Gorg

Syarat Penyimpanan untuk masing-masing bahan dengan kategori bahaya masing-


masing adalah sebagai berikut :

a. Bahan mudah terbakar (Flammable)


Praktis semua pembakaran terjadi antara oksigen dan bahan bakar dalam bentuk
uapnya atau beberapa lainnya dalam keadaan bubuk halus. Api dari bahan padat
berkembang secara pelan, sedangkan api dari cairan menyebar secara cepat dan
sering terlihat seperti meledak.
Syarat penyimpanan adalah sbb :
- Disimpan pada tempat yang cukup dingin untuk mencegah penyalaan tidak
sengaja pada waktu ada uap dari bahan bakar dan udara.
- Tempat penyimpanan mempunyai peredaran hawa yang cukup, sehingga bocoran
uap akan diencerkan konsentrasinya oleh udara untuk mencegah percikan api.
- Jauhkan dari sumber api
- Tempat penyimpanan harus terpisah dari bahan oksidator kuat, bahan yang
mudah menjadi panas dengan sendirinya atau bahan yang bereaksi dengan udara
atau uap air yang lambat laun menjadi panas
- Tersedia alat pemadam kebakaran yang mudah dicapai
- Di daerah penyimpanan dipasang tanda dilarang merokok
- Pada daerah penyimpanan dipasang sambungan tanah/arde serta dilengkapi alat
deteksi asap atau api otomatis dan diperiksa secara periodik

b. Bahan mudah meledak (Explosive)


- Terhadap bahan tersebut ketentuan penyimpananya sangat ketat, letak tempat
penyimpanan harus berjarak minimum 60 meter dari sumber tenaga, terowongan,
lubang tambang, bendungan, jalan raya dan bangunan, agar pengaruh ledakan
sekecil mungkin.
- Ruang penyimpanan harus merupakan bangunan yang kokoh dan tahan api,
lantainya terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan loncatan api, memiliki
sirkulasi udara yang baik dan bebas dari kelembaban, dan tetap terkunci sekalipun
tidak digunakan.
- Untuk penerangan harus dipakai penerangan alam atau lampu listrik yang dapat
dibawa atau penerangan yang bersumber dari luar tempat penyimpanan.
- Penyimpanan tidak boleh dilakukan di dekat bangunan yang didalamnya terdapat
oli, gemuk, bensin, bahan sisa yang dapat terbakar, api terbuka atau nyala api.
- Daerah tempat penyimpanan harus bebas dari rumput kering, sampah, atau
material yang mudah terbakar, ada baiknya memanfaatkan perlindungan alam
seperti bukit, tanah cekung belukar atau hutan lebat.
- Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis

c. Bahan oksidator (Oxidator)


- Bahan ini adalah sumber oksigen dan dapat memberikan oksigen pada suatu
reaksi meskipun dalam keadaan tidak ada udara.
- Beberapa bahan oksidator memerlukan panas sebelum menghasilkan oksigen,
sedangkan jenis lainnya dapat menghasilkan oksigen dalam jumlah yang banyak
pada suhu kamar.
- Tempat penyimpanan bahan ini harus diusahakan agar suhunya tetap dingin, ada
peredaran hawa, dan gedungnya harus tahan api.
- Bahan ini harus dijauhkan dari bahan bakar, bahan yang mudah terbakar dan
bahan yang memiliki titik api rendah.
- Alat-alat pemadam kebakaran biasanya kurang efektif dalam memadamkan
kebakaran pada bahan ini, baik penutupan ataupun pengasapan, hal ini
dikarenakan bahan oksidator menyediakan oksigen sendiri
- Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Jauhkan dari bahan mudah terbakar atau reduktor

d. Bahan Reaktif terhadap air (Water Sensitive Substances)


- Bahan ini bereaksi dengan air, uap panas atau larutan air yang lambat laun
mengeluarkan panas atau gas-gas yang mudah menyala.
- Karena banyak dari bahan ini yang mudah terbakar maka tempat penyimpanan
bahan ini harus tahan air, berlokasi ditanah yang tinggi, terpisah dari penyimpanan
bahan lainnya, dan
- Janganlah menggunakan sprinkler otomatis di dalam ruang simpan.
- Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Tersedia pemadam kebakaran tanpa air (CO2, Halon, Dry Powder)

e. Bahan reaktif terhadap asam


- Bahan ini bereaksi dengan asam dan uap asam menghasilkan panas, hydrogen
dan gas-gas yang mudah menyala.
- Ruangan penyimpanan untuk bahan ini harus diusahakan agar sejuk,
berventilasi, sumber penyalaan api harus disngkirkan dan diperiksa secara
berkala.
- Bahan asam dan uap dapat menyerang bahan struktur campuran dan
menghasilkan hydrogen, maka bahan asam dapat juga disimpan dalam gudang
yang terbuat dari kayu yang berventilasi.
- Jika konstruksi gudang trbuat dari logam maka harus di cat atau dibuat kebal dan
pasif terhadap bahan asam.
- Ruang dingin dan berventilasi
- Jauhkan dari sumber panas
- Tersedia pemadam kebakaran tanpa air (CO2, halon, dry powder)

f. Bahan Beracun (Toxic)


Bahan ini dalam kondisi normal atau dalam kondisi kecelakaan ataupun dalam
kondisi kedua-duanya dapat berbahaya terhadap kehidupan sekelilingnya.
Syarat penyimpanan :
- Bahan beracun harus disimpan dalam ruangan yang sejuk, tempat yang ada
peredaran hawa, jauh dari bahaya kebakaran dan bahan yang inkompatibel (tidak
dapat dicampur) harus dipisahkan satu sama lainnya, serta disediakan alat
pelindung diri, pakaian kerja, masker dan gloves.

g. Bahan Korosif
Beberapa jenis dari bahan ini mudah menguap sedangkan lainnya dapat bereaksi
dahsyat dengan uap air. Uap dari asam dapat menyerang/merusak bahan struktur
dan peralatan selain itu beracun untuk tenaga manusia.
Syarat penyimpanan :
- Ruang dingin dan berventilasi untuk mencegah terjadinya pengumpulan uap
- Disimpan terpisah dari bahan-bahan beracun
- Wadah/kemasan dari bahan ini harus ditangani dengan hati-hati, dalam keadaan
tertutup dan dipasang label.
- Semua logam disekeliling tempat penyimpanan harus dicat dan diperiksa akan
adanya kerusakan yang disebabkan oleh korosi.
- Penyimpanannya harus terpisah dari bangunan lain dengan dinding dan lantai
yang tahan terhadap bahan korosif,
- Memiliki perlengkapan saluran pembuangan untuk tumpahan, dan memiliki
ventilasi yang baik.
- Pada tempat penyimpanan harus tersedia pancaran air untuk pertolongan pertama
bagi pekerja yang terkena bahan
- Disediakan alat pelindung diri, pakaian kerja, kaca mata dan gloves

h. Gas Bertekanan
- Silinder dengan gas-gas bertekanan harus disimpan dalam keadaan berdiri dan
diikat dengan rantai atau diikat secara kuat pada suatu penyangga tambahan.
- Ruang penyimpanan harus dijaga agar sejuk, bebas dari sinar matahari
langsung, jauh dari saluran pipa panas di dalam ruangan yang ada peredaran
hawanya.
- Gedung penyimpanan harus tahan api dan harus ada tindakan preventif agar
silinder tetap sejuk bila terjadi kebakaran, misalnya dengan memasang sprinkler.
- Ruangan dingin dan tidak terkena sinar matahari langsung
- Jauh dari sumber panas
- Jauh dari bahan korosif yang dapat merusak kran
- Pisahkan dan tandai mana tabung gas yang berisi dan mana yang kosong
- Atur regulator ketika gas dalam silinder digunakan
- Pasang tutup pentil ketika silinder tidak digunakan

i. Bahan Kimia Radioactive (Radiactive Substances)


- Radiasi dari bahan radioaktif dapat menimbulkan efek somatik dan efek genetik,
efek somatik dapat akut atau kronis.
- Efek somatik akut bila terkena radiasi 200[Rad] sampai 5000[Rad] yang dapat
menyebabkan sindroma system saraf sentral, sindroma gas trointestinal dan
sindroma kelainan darah, sedangkan efek somatik kronis terjadi pada dosis yang
rendah.
- Efek genetik mempengaruhi alat reproduksi yang akibatnya diturunkan pada
keturunan. Bahan ini meliputi isotop radioaktif dan semua persenyawaan yang
mengandung radioaktif.
- Pemakai zat radioaktif dan sumber radiasi harus memiliki instalasi fasilitas atom,
tenaga yang terlatih untuk bekerja dengan zat radioaktif, peralatan teknis yang
diperlukan dan mendapat izin dari BATAN.
- Penyimpanannya harus ditempat yang memiliki peralatan cukup untuk
memproteksi radiasi, tidak dicampur dengan bahan lain yang dapat
membahayakan, packing/kemasan dari bahan radioaktif harus mengikuti
ketentuan khusus yang telah ditetapkan dan keutuhan kemasan harus dipelihara.
Peraturan perundangan mengenai bahan radioaktif.
Dalam penyimpanan bahan-bahan B3 harus diperhatikan incompatible dan
menghasilkan racun bila dicampur. Bahan-bahan incompatible adalah bahan-bahan
yang dalam penyimpanannya tidak boleh bercampur seperti asam dengan basa atau
zat beracun dan bahan mudah terbakar dengan oksidator.

Bahan-bahan kimia incompatible dan menghasilkan racun bila dicampur

Kelompok A Kelompok B Bahaya yang timbul bila


dicampur
1. Sianida 1. Asam 1. Asam sianida
2. Hipoklorit 2. Asam 2. Klor dan asam hipoklorit
3. Nitrat 3. Asam Sulfat 3. Nitrogendioksida
4. Asam Nitrat 4. Tembaga, logam berat 4. Nitrogendioksida
5. Nitrit 5. Asam 5. Nitrogendioksida (Asap)
6. Asida 6. Asam 6. Hidrogen Asida
7. Senyawa Arsenik 7. Reduktor 7. Arsin
8. Sulfida 8. Asam 8. Hidrogen Sulfida

Penyimpanan Bahan Kimia tidak boleh tercampur dapat dilihat dalam Matriks bahan
kimia yang incompatible (tidak boleh disimpan bersamaan)

Bahan Kimia Hindarkan Kotak dengan


Oksigen Oli, Lemak, Hidrogen; cairan, padatan, dan gas dapat
terbakar
Asam Perklorat Asetat, anhidrid, bismut dan aliasinya, alkohol, kertas, kayu,
lemak dan oli
Peroksida, Organik Asam (organik atau mineral), hindari gesekan, simpan di
tempat dingin
Fosfor (putih) Udara, oksigen, basa, bahan reduktor
Kalium Karbon tetraklorida, karbon dioksida, air
Kalium klorat dan perklorat Asam sulfat dan asam lain
Kalium pemanganat Gliserin, Etilen, Glikol, Benzaldehid, Asam Sulfat
Selenida Bahan Reduktor
Perak Asetilen, Asam Oksalat, Asam Tartrat, senyawa amonium,
asam fulmanat
Natrium Karbon tetraklorida, karbon dioksida, air
Natrium Nitrit Amonium nitrat dan Garam amonium lain
Natrium Peroksida Etil atau metil alkohol, Asam Asetat glacial, Asetat
anhidrida, Benzaldehid, Karbon disulfida, Gliserin, Etilen
Glikol, Etil Asetat, Metil Asetat, Furfural
Sulfida Asam
Asam Sulfat Kalium Klorat, Kalium Perklorat, Kalium Permanganat (atau
senyawa dari logam ringan seperti natrium, litium, dll)
Telurida Bahan Reduktor atau gas minyak bumi); hidrogen, H2;
Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen, C6H6; serbuk
logam
Kalsium oksida, CaO Air, H2O
Karbon aktif, C Kalsium hipoklorit, Ca(ClO)2; semua oksidator
Karbon tetraklorida, CCl4 Natrium, Na
Klorat, ClO3- Garam amonium; asam; serbuk logam; belerang, S8;
Bahan organik serbuk; Bahan dapat terbakar
Asam kromat, H2Cr2O4; Asam Asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; kamper,
Krom trioksida, Cr2O3 C10H16O; gliserol, HOCH2CH(OH)CH2OH; Gliserin;
terpentin; alkohol; cairan mudah terbakar
Klor, Cl2 Ammonia, acetylene, butadiene, butane, methane, propane
(or other petroleum gases), hydrogen, sodium carbide,
turpentine, benzene, finely divided metals
Klor dioksida, ClO2 Ammonia, metana, fosfin, Asam Sulfida
Cairan dapat terbakar Ammonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam
nitrat, Natrium peroksida, halogen
Hidrokarbon Flor, Klor, Brom, Asam kromat, Natrium peroksida
Asam sianat Asam nitrat, Basa
Asam florida Ammonia, aqueous or anhydrous
Hidrogen peroksida Tembaga, Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya,
Alkohol, Aseton, bahan organik, Anilin, Nitrometan, Cairan
dapat terbakar
Asam Sulfida Asam nitrat berasap, asap lain, gas oksidator, asetilen,
Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Hipoklorit Asam, Karbon aktif
Iod Asetilen, Amonia (berair atau anhidros), Hidrogen
Raksa Asetilen, Asam fulmanat, Amonia
Nitrat Asam sulfat
Asam Nitrat (pekat) Asam asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam
sulfida, Cairan dapat terbakar, Gas dapat terbakar,
Tembaga, kuningan, Logam berat
Nitrit Asam
Sumber : Presentasi Pelatihan K3RS dan Penanganan B3 di RSUD Dr Soetomo Surabaya September 2014

Bahan-bahan Reaktif bila tercampur menghasilkan reaksi-reaksi hebat yang berupa


kebakaran/ ledakan :

Bahan Kimia Hindarkan Kotak dengan


1. Ammonium Nitrat 1. Bubuk logam, asam, klorat, nitrat, debu organik
2. Asam Asetat 2. Asam kromat, asam nitrat, perklorat, peroksida,
3. Karbon Aktif permanganat
4. Asam Kromat 3. Oksidator (klorat, perklorat, hipoklorit)
5. Cairan Mudah Terbakar 4. Asam asetat, gliserin, alkohol, bahan kimia, mudah
6. Hidrokarbon (butana, terbakar
benzena, bensin) 5. Ammonium nitrat, asam kromat, hidrogen peroksida,
7. Kalium klorat, perklorat asam nitrat
8. Kalium permanganat 6. Fluor, klor, asam kromat, peroksida
7. Asam sulfat dan asam lainnya
8. Gliserin, etilen glikol, asam sulfat
Peta Tata Letak Penyimpanan material bahan Kimia B3 berdasarkan ketentuan safety
:

Gb. 2.XXX. Peta Tata Letak Penyimpanan Bahan B3

Maka tips aman untuk melakukan penyimpanan Bahan Kimia B3 adalah sebagai
berikut :

1. Pastikan anda sudah membaca dan memahami MSDS atau SDS dari bahan
kimia B3 yang akan anda simpan.
2. Gunakan bahan kemasan yang sesuai dengan sifat dari bahan kimia. Misalnya
untuk menyimpan hidrogen peroksida, maka jenis material kemasan
atau packagingyang cocok adalah polyethylene atau PE.
3. Setiap kemasan harus dilengkapi dengan simbol dan label B3.
4. Segera ganti setiap simbol atau label yang rusak.
5. Jika kemasannya rusak, segera ganti. Jangan dibiarkan, karena dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan dan menciptakan kondisi tidak aman.
6. Lengkapi tempat penyimpanan bahan kimia dengan eye washer, spill kits, alat
pemadam kebakaran, smoke detectordan dekat dengan fire hydrant.
7. Siapkan MSDS atau SDS setiap bahan kimia dalam area penyimpanan. Pastikan
MSDS atau SDS mudah dijangkau, jelas dan dalam versi terbaru.
8. Pisahkan tempat penyimpanan bahan kimia yang tidak kompatibel atau bisa
beraksi.
9. Jika menggunakan palet, gunakan palet dengan spill containment.
10. Kendalikan sumber api dari tempat penyimpanan bahan kimia b3, terutama yang
bersifat mudah terbakar.
11. Rancang tempat dan lokasi penyimpanan yang aman.
12. Siapkan alat pelindung diri yang sesuai, dekat dengan tempat penyimpanan.
Dalam jumlah yang cukup.
13. Pastikan alat pemadam api mudah tersedia dalam jumlah cukup serta tepat
jenisnya.
14. Tempat penyimpanan bahan kimia B3 harus diatur agar hanya dapat diakses oleh
orang yang memiliki wewenang.

Terdapat bahan berbahaya berupa Asbes yang berbahaya terhadap kesehatan


manusia. Adapun dampak debu serat asbes di udara dapat membahayakan manusia
atau tenaga kerja yang secara langsung terlibat dalam proses produksi yang
menggunakan asbes. Paparan terhadap debu serat asbes menimbulkan konsekuensi
sebagai berikut :
- Asbestos yaitu penyakit fibriosis jaringan lunak paru-paru;
- Kanker paru-paru yaitu kanker pada saluran pernapasan bagian atas;
- Mesothelioma yaitu kanker dinding perut

Untuk mencegah konsekuensi lebih berat terhadap manusia atau para pekerja maka
telah diatur syarat-syarat K3 dalam penggunaan Asbes dalam Peraturan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 3 tahun 1985, yaitu sebagai berikut :
- Tidak boleh digunakan dengan cara menyemprot
- Melarang penggunaan asbes biru (crocidolite)
- Menyediakan alat pelindung diri
- Melakukan pengukuran lingkungan kerja sekali dalam 3 bulan
- Memasang ventilasi dan dilakukan pemeriksaan sekali dalam 3 bulan
- Melakukan pemeriksaan kesehatan meliputi : riwayat pekerjaan, riwayat merokok,
foto rontgen, pengujian kimia, tes fungsi paru
- Melaporkan hasil pemeriksaan kepada Menteri.

Untuk keamanaan telah diatur ketentuan personil dalam penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 187 tahun 1999 sebagai
berikut :
- Ahli K3 Kimia untuk Kegiatan yang menggunakan bahan kimia yang lebih besar
dari Nilai Ambang Konsentrasi (NAK) sesuai Peraturan Menteri tersebut.
- Petugas K3 Kimia, wajib tersedia untuk Perusahaan yang menggunakan bahan
kimia berbahaya baik dibawah NAK maupun di atas NAK.
- Teknisi K3 Pestisida
- Teknisi K3 Deteksi Gas

Nilai Ambang Kuantitas (NAK) adalah standar kuantitas bahan kimia berbahaya untuk
menetapkan potensi bahaya bahan kimia di tempat kerja. Perusahaan yang
menggunakan bahan kimia > NAK dikategorikan sebagai perusahaan yang
mempunyak potensi bahaya besar, dan perusahaan yang menggunakan bahan kimia
dengan kuantitas sama atau lebih kecil dari NAK maka dikategorikan perusahaan
dengan potensi bahaya menengah.

Kewajiban perusahaan kategori potensi bahaya besar wajib sbb :


a. Mempekerjakan petugas K3 Kimia (jika nonshift minimal 2 orang, dan jika shift
maka minimal 5 orang)
b. Mempekerjakan Ahli K3 Kimia sekurang-kurangnya 1 orang;
c. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya besar;
d. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia proses
dan modifikasi instalasi yang digunakan;
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia di tempat kerja sekurang-
kurangnya 6 (enam) bulan sekali;
f. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi minimal 2 tahun sekali;
g. Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sekurang-kurangnya 1 tahun
sekali.

Kewajiban perusahaan kategori potensi bahaya menengah adalah sbb :


a. Mempunyai petugas K3 Kimia (Jika nonshift sekurang-kurangnya 1 orang, dan jika
shift sekurang-kurangnya 3 orang);
b. Membuat dokumen pengendalian potensi bahaya menengah;
c. Melaporkan setiap perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia proses
dan modifikasi instalasi yang digunakan;
d. Melakukan pemerisaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun sekali;
e. Melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja
sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sekali.

Saat ini belum ada peraturan khusus yang mengatur tentang Tempat Penyimpanan
B3, sehingga untuk keamanan acuan fasilitas penyimpanan bahan kimia berbahaya
(B3) dapat/ sebaiknya mengacu pada ketentuan tentang Fasilitas Tempat
Penyimpanan Limbah B3.

Penyimpanan Limbah B3

Unit Penghasil wajib melakukan kegiatan penyimpanan limbah B3 sebelum kegiatan


pengelolaan lanjut seperti Pengolahan, Pemanfaatan (sendiri/pihak ketiga) dan
Penimbunan. Pengelolaan lanjut dapat diserahkan kepada pihak ketiga (Pemanfaat /
Pengolah / Penimbun Limbah B3) apabila Unit Penghasil tidak mampu mengelola
sendiri.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyimpanan Limbah B3 adalah sebagai
berikut :
1. Kegiatan Penyimpanan limbah B3 wajib memiliki Izin Lingkungan dan Tempat
Penyimpanan Limbah B3 wajib memiliki Izin Tempat Penyimpanan dari Bupati/
Walikota setempat.
2. Mempersiapkan tempat penyimpanan B3 dan Limbah B3
- Kapasitas tempat penyimpanan B3 dan limbah B3 diperhitungkan dapat
menyimpan limbah B3 secara baik, berdasarkan karakteristiknya serta
memperhitungkan masa simpan maksimal.
- Desain tempat penyimpanan sesuai peraturan perundangan yang berlaku;
- Fasilitas penyimpanan limbah B3 disesuaikan dengan jumlah limbah B3,
karakteristik limbah B3, dan dilengkapi dengan upaya pengendalian
pencemaran lingkungan;

Tabel 3.1. Fasilitas Penyimpanan Limbah B3

No Kategori limbah Bangunan Tangki silo Tempat Waste Bentuk


B3 dan/ tumpuka impoundmen lainnya
atau n limbah t sesuai
kontaine (waste perkembang
r pile) an teknologi
1 Kategori 1    
2 Kategori 2    
sumber tidak
spesifik
3 Kategori 2    
sumber spesifik
umum
4 Kategori 2     
sumber spesifik
khusus

Contoh gambar fasilitas penyimpanan adalah sebagai berikut :


1. Fasilitas penyimpanan berupa bangunan :

Gambar 3.xxx. Bangunan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3

2. Fasilitas penyimpanan berupa tangki :

Gambar 3.xxx. Tangki Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3

3. Fasilitas penyimpanan berupa silo :

Gambar 3.xxx. Silo Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3


4. Fasilitas penyimpanan berupa waste impoundment :

Gambar 3.xxx. Fasilitas LB3 berupa Waste Impoundment penyimpanan

5. Fasilitas penyimpanan berupa waste pile :

Gambar 3.xxx. Fasilitas Penyimpanan LB3 berupa Waste Pile

Persyaratan lokasi untuk tempat penyimpanan limbah B3 :


1. Lokasi penyimpanan limbah B3 harus bebas banjir dan tidak rawan
bencana alam. Apabila lokasi berada di lokasi rawan banjir dan rawan
bencana alam maka lokasi penyimpanan limbah B3 harus dapat
direkayasa dengan teknologi untuk perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Jarak minimum antara lokasi dengan fasilitas umum adalah 50 meter.
3. Lokasi Penyimpanan limbah B3 harus berada di dalam penguasaan
setiap orang yang menghasilkan limbah B3.

Persyaratan Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 harus memenuhi hal


berikut :

1. Tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan lebih dari 1 (satu)


karakteristik limbah B3, maka ruang penyimpanan:
i. harus dirancang terdiri dari beberapa bagian penyimpanan, dengan
ketentuan bahwa setiap bagian penyimpanan hanya diperuntukkan
menyimpan satu karakteristik limbah B3, atau limbah-limbah B3 yang
saling cocok.
ii. antara bagian penyimpanan satu dengan lainnya harus dibuat tanggul
atau tembok pemisah untuk menghindarkan tercampurnya atau
masuknya tumpahan limbah B3 ke bagian penyimpanan lainnya.
iii. setiap bagian penyimpanan masing-masing harus mempunyai bak
penampung tumpahan limbah dengan kapasitas yang memadai.
iv. sistem dan ukuran saluran yang ada harus dibuat sebanding dengan
kapasitas maksimum limbah B3 yang tersimpan sehingga cairan yang
masuk ke dalamnya dapat mengalir dengan lancar ke tempat
penampungan yang telah disediakan.

Gambar 3.xxx. Penyimpanan Limbah B3 dengan sistem blok

Sarana lain yang harus tersedia adalah:


i. Peralatan dan sistem pemadam kebakaran;
ii. Pagar pengaman;
iii. Pembangkit listrik cadangan;
iv. Fasilitas pertolongan pertama;
v. Peralatan komunikasi;
vi. Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan;
vii. Pintu darurat;
viii. Alarm;
Bangunan tempat penyimpanan Limbah B3 harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
i. Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang sesuai
dengan jenis, karaktersitik dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan/akan
disimpan. Kajian kelayakan harus dapat menghitung perkiraan jumlah
Limbah B3 yang akan dihasilkan.
ii. Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
iii. Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang memadai
(gambar 1) untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam ruang
penyimpanan, serta memasang kasa atau bahan lain untuk mencegah
masuknya burung atau binatang kecil lainnya ke dalam ruang
penyimpanan.

Gambar 3.xxx. Sirkulasi udara di ruang penyimpanan Limbah B3

iv. Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai


untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin. Jika
menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus dipasang minimal
1 meter di atas kemasan dengan sakelar (stop contact) harus terpasang
di sisi luar bangunan.
v. Dilengkapi dengan sistem penangkal petir
vi. Bagian luar bangunan diberi papan nama dan diberi simbol limbah B3
sesuai karakteristik limbah B3 yang disimpan. Tempat Penyimpanan
Sementara limbah B3 harus dipasang papan nama dan titik koordinat
sesuai izin Tempat Penyimpanan yang dimiliki.
Papan Nama berisi Simbol Limbah B3
nama TPS dan titik sesuai karakteristik
koordinat limbah B3 yang
disimpan

Gambar 2.xxx. Simbol dan papan nama di bangunan penyimpanan Limbah B3

vii. Bangunan dilengkapi dengan saluran dan bak penampung tumpahan


(jika menampung limbah B3 cair).
viii. Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak bergelombang,
kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat melandai turun ke arah
bak penampungan dengan kemiringan maksimum 1%. Pada bagian
luar bangunan, kemiringan lantai diatur sedemikian rupa sehingga air
hujan dapat mengalir ke arah menjauhi bangunan penyimpanan.

Gambar 2.xxx. Contoh bangunan penyimpanan Limbah B3

Persyaratan minimal untuk fasilitas penyimpanan limbah B3 berupa bangunan

Tabel 3.xxx. Persyaratan Minimal Fasilitas Penyimpanan LB3

No Syarat minimal Kategori 1 Kategori 2 Kategori 2 Kategori 2


bangunan sumber sumber spesifik sumber
penyimpanan limbah tidak umum spesifik
B3 spesifik khusus
1 Desain dan    
konstruksi mampu
melindungi limbah B3
dari hujan dan sinar
matahari
2 Memiliki penerangan   
dan ventilasi
3 Saluran drainase dan    
bak penunjang

Ketentuan teknis TPS Limbah B3 berupa tangki :


i. Di sekitar tangki harus dibuat tanggul dengan dilengkapi dengan saluran
pembuangan menuju bak penampung.
ii. Bak penampung harus kedap air dan mampu menampung cairan minimal
110% dari kapasitas maksimum volume tangki.
iii. Tangki harus terlindung dari penyinaran matahari dan masuknya air
hujan secara langsung.

Persyaratan Khusus Bangunan Penyimpanan Sementara Limbah B3


i. Persyaratan bangunan penyimpanan Sementara limbah B3 mudah
terbakar
a. Jika bangunan berdampingan dengan gudang lain maka harus dibuat
tembok pemisah tahan api, berupa:
1) tembok beton bertulang, tebal minimum 15 cm; atau
2) tembok bata merah, tebal minimum 23 cm; atau
3) blok-blok (tidak berongga) tak bertulang, tebal minimum 30 cm.
4) Pintu darurat dibuat tidak pada tembok tahan api pada butir a.
b. Jika bangunan dibuat terpisah dengan bangunan lain, maka jarak
minimum dengan bangunan lain adalah 20 meter.
1) Untuk kestabilan struktur pada tembok penahan api dianjurkan
agar digunakan tiang-tiang beton bertulang yang tidak ditembusi
oleh kabel listrik.
2) Struktur pendukung atap terdiri dari bahan yang tidak mudah
menyala. Konstruksi atap dibuat ringan, dan mudah hancur bila
ada kebakaran, sehingga asap dan panas akan mudah keluar.
3) Penerangan, jika menggunakan lampu, harus menggunakan
instalasi yang tidak menyebabkan ledakan/percikan listrik
(explotion proof).
c. Faktor-faktor lain yang harus dipenuhi:
1) sistem pendeteksi dan pemadam kebakaran;
2) persediaan air untuk pemadam api;
3) hidran pemadam api dan perlindungan terhadap hidran.

ii. Rancang bangun untuk penyimpanan Sementara limbah B3 mudah


meledak;
a. Konstruksi bangunan baik lantai, dinding maupun atap harus dibuat
tahan ledakan dan kedap air. Konstruksi lantai dan dinding dibuat lebih
kuat dari konstruksi atap, sehingga bila terjadi ledakan yang sangat
kuat akan mengarah ke atas (tidak ke samping).
b. Suhu dalam ruangan harus dapat dikendalikan tetap dalam kondisi
normal. Desain bangunan sedemikian rupa sehingga cahaya matahari
tidak langsung masuk ke ruang gudang.

iii. Rancang bangun khusus untuk penyimpanan Sementara limbah B3


reaktif, korosif dan beracun;
a. Konstruksi dinding harus dibuat mudah dilepas, guna memudahkan
pengamanan limbah B3 dalam keadaan darurat.
b. Konstruksi atap, dinding dan lantai harus tahan terhadap korosi dan
api.

Persyaratan bangunan untuk penempatan tangki


i. Tangki penyimpan limbah B3 harus terletak di luar bangunan tempat
penyimpanan limbah B3;
ii. Bangunan penyimpanan tangki merupakan konstruksi tanpa dinding yang
memiliki atap pelindung dan memiliki lantai yang kedap air;
iii. Tangki dan daerah tanggul serta bak penampungnya harus terlindung dari
penyinaran matahari secara langsung serta terhindar dari masuknya air
hujan, baik secara langsung maupun tidak langsung;

2. Unit wajib melengkapi izin penyimpanan limbah B3, dan memenuhi kewajiban
yang tercantum dalam izin penyimpanan limbah B3, sbb :
a. Melakukan identifikasi limbah B3 yang dihasilkan.
b. Melakukan pencatatan nama dan jumlah limbah B3 yang dihasilkan dengan
log book limbah B3 dan neraca limbah B3;
c. Melakukan penyimpanan limbah B3 sesuai ketentuan;
d. Melakukan pemanfaatan limbah B3, pengolahan limbah B3, dan/ atau
penimbunan limbah B3 yang dilakukan sendiri atau menyerahkan kepada
pengumpul limbah B3, Pemanfaat limbah B3, pengolah limbah B3, dan/atau
Penimbun limbah B3; dan
e. Menyusun dan menyampaikan laporan Penyimpanan limbah B3.
f. Memastikan semua limbah B3 yang disimpan tercantum dalam izin
penyimpanan limbah B3.
g. Melakukan perubahan izin apabila terdapat perubahan-perubahan berikut :
1) Identitas pemegang izin;
2) Akta pendirian badan usaha;
3) Nama limbah B3 yang disimpan;
4) Lokasi tempat penyimpanan limbah B3; dan/ atau
5) Desain dan kapasitas fasilitas penyimpanan limbah B3
3. Sistem penyimpanan menggunakan sistem blok / sel dengan masing-masing blok
/ sel dipisahkan oleh gang / tanggul.
a. Lebar gang antar blok disesuaikan sesuai peruntukan. Untuk lalu lintas
manusia minimal 60 cm, sedangkan untuk lalu lintas kendaraan pengangkut
(forklift) disesuaikan dengan kelayakan pengoperasiannya. Untuk tempat
penyimpanan sementara dengan luas terbatas yang tidak memungkinkan
untuk dilalui oleh forklift, maka lebar gang disesuaikan untuk aktivitas
pengangkutan secara manual.
b. Untuk drum logam isi 200 liter maka tumpukan maksimum 3 lapis, tiap lapis
dialasi palet (untuk mengalasi 4 drum tiap lapis). Jika drum / kemasan plastik
maka digunakan rak.
c. Jarak tumpukan kemasan tertinggi dan jarak blok kemasan terluar terhadap
atap dan dinding bangunan penyimpanan tidak boleh kurang dari 1 meter.
d. Kemasan berisi limbah B3 yang tidak saling cocok harus disimpan secara
terpisah, tidak dalam satu blok. Penempatan kemasan harus dengan syarat
bahwa tidak ada kemungkinan bagi limbah-limbah tersebut jika terguling /
tumpah akan tercampur / masuk ke dalam bak penampungan bagian
penyimpanan lain.

4. Setiap blok terdiri atas 4 kemasan yang disusun menjadi 2 x 2 kemasan.

Gambar 3.xxx.
Penyimpanan kemasan limbah B3

5. Ketentuan Pengemasan Limbah B3;


a. Pengemasan limbah B3 dilakukan dengan menggunakan kemasan;
- Terbuat dari bahan yang dapat mengemas limbah B3 sesuai dengan
karakteristik Limbah B3 yang akan disimpan;
- Mampu mengungkung limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan;
- Memiliki penutup yang kuat untuk mencegah terjadinya tumpahan saat
dilakukan penyimpanan, pemindahan atau pengangkutan; dan
- Berada dalam kondisi baik, tidak bocor, tidak berkarat, atau tidak rusak.
b. Kemasan limbah B3 wajib dilekati label limbah B3 dan Simbol Limbah B3;
c. Label Limbah B3 paling sedikit memuat keterangan menganai :
- Nama limbah B3;
- Identitas penghasil limbah B3;
- Tanggal dihasilkannya limbah B3; dan
- Tanggal pengemasan limbah B3.
6. Kemasan / limbah B3 diberi alas/ pallet.

Gambar 3.xxx. Pemasangan Pallet pada kemasan limbah B3

7. Penempatan limbah B3 di tempat penyimpanan limbah B3 diatur sesuai jenis


dan karakteristik limbah. Kompatibilitas limbah B3 dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3.xxx. Kompabilitas Limbah B3

Keterangan :

C = Compatible (dapat berdekatan)

T = Tidak bereaksi

X = Tidak boleh berdekatan


8. Penyimpanan limbah B3 harus memperhatikan masa simpan maksimal sesuai ketentuan
dalam PP 101 tahun 2014 maupun izin penyimpanan yang dimiliki. Setelah masa
penyimpanan maksimal maka limbah B3 harus dilakukan pengelolaan lanjutan seperti
pengolahan/ penimbunan/ pemanfaatan oleh sendiri atau diserahkan kepada pihak
Pengumpul, Pemanfaat, Pengolah, Penimbun yang telah memiliki izin dari Menteri/
Gubernur/ Walikota/ Bupati sesuai kewenangannya. Adapun masa penyimpanan
maksimal limbah B3 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.XXX. Masa Penyimpanan Maksimal Limbah B3

No Kategori Limbah Jumlah Lama Penyimpanan sejak


limbah B3 dihasilkan
1 Kategori 1 dan kategori 2 50 kg / hari 90 hari
sumber tidak spesifik dan atau lebih
sumber spesifik umum
2 Kategori 1 < 50 kg / hari 180 hari
3 Kategori 2 sumber tidak < 50 kg / hari 365 hari
spesifik dan sumber spesifik
umum
4 Kategori 2 sumber spesifik Semua 365 hari
khusus besaran
Keterangan : Jumlah berdasarkan total limbah B3 yang dihasilkan

Dimana jumlah 50 (lima puluh) kilogram per hati merupakan jumlah kumulatif dari 1 (satu)
atau lebih nama limbah B3. Apabila melebihi jangka waktu penyimpanan, lakukan
pemanfaatan dan/ atau pengolahan, dan/ atau penimbunan, dan/ atau menyerahkan
kepada pengumpul dan/ atau pemanfaat dan/ atau pengolah dan/ atau penimbulan limbah
B3.
9. Penyimpanan limbah B3 wajib dilengkapi dengan SOP tanggap darurat dan SOP
Penyimpanan.
10. Peralatan tanggap darurat yang harus disediakan di lokasi penyimpanan limbah B3 adalah
sebagai berikut :
APAR & Shower P3K & Alarm

Saluran ceceran, sistem sel dan Serbuk Gergaji / Pasir untuk


tanggul penanganan ceceran / tumpahan di
darat

Oil Boom untuk melokalisir tumpahan


minyak di badan air

Bahan Kimia (Oil Dispersant) untuk


penanganan ceceran / tumpahan
minyak di badan air

Gb. 3.xxx. Peralatan Tanggap Darurat di tempat penyimpanan LB3

11. Penyimpanan limbah B3 dalam jumlah besar per satuan waktu tertentu seperti fly ash,
bottom ash, nickel slag, iron slag, sludge oil, drilling cutting maka tempat penyimpanan
dapat didesain sesuai dengan kebutuhan tanpa memenuhi sepenuhnya persyaratan yang
ditetapkan.

Pada kasus khusus melakukan penyimpanan limbah B3 yang mengandung/ terkontaminasi


PCBs maka hal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
- Limbah dan peralatan terkontaminasi PCBs (PPE, wadah) yang dihasilkan setelah
pengambilan sampel akan disimpan dalam kantong khusus dan dilabeli limbah
berbahaya.
- Limbah tersebut dilakukan penyimpanan di Tempat Penyimpanan sementara limbah
PCBs;
- Perketat akses dalam area terkontaminasi, pembuangan APD terkontaminasi;
- Gunakan APD saat melakukan penanganan dengan limbah B3 mengandung/
terkontaminasi PCBs.

Hal khusus untuk Penyimpanan limbah B3 mengandung/ terkontaminasi PCBs adalah sbb :
- Lantai dilapisi dengan resin atau membran polyethylene khusus, yang mencegah oli
PCBs meresap pada beton;
- Menandai area terkontaminasi (berpotensi terkontaminasi) dan tidak terkontaminasi;
- Penggunaan wadah penyimpanan bersegel dari logam atau plastik, yang
memungkinkan untuk penyimpanan yang aman dari sisa minyak dan limbah lain
dihasilkan dari kegiatan pengambilan sampel.

Untuk mengevaluasi tempat penyimpanan limbah B3, dapat menggunakan tools berupa
check list berikut :
(i) Checklist untuk Penyimpanan di fasilitas penyimpanan limbah B3 berupa Bangunan

NAMA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI :


PT. ….. LOKASI :
TIM PENILAI :
TGL PENILAIAN:

NO KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN


BANGUNAN DAN PENYIMPANAN
1 Apakah bagian luar bangunan diberi papan o o
nama dan titik koordinat ?
2 Apakah bagian luar diberi simbol limbah B3 o o
sesuai dengan karakteristik limbah B3 yang
disimpan ?
3 Apakah memiliki rancang bangun (design) dan o o
luas sesuai dengan kategori, karakteristik dan
jumlah limbah B3 yang disimpan ?
4 Apakah limbah B3 terlindung dari hujan dan o o
sinar matahari ?
5 Apakah bangunan mempunyai sistem ventilasi o o
udara ?
6 Apakah bangunan memiliki sistem penerangan o o
?
7 Apakah dinding dan atap terbuat dari bahan o o
yang tidak mudah terbakar ?
8 Apakah bangunan memiliki saluran dan bak o o
penampung tumpahan (jika menyimpan limbah
B3 cair)?
9 Apakah bak penampung mempunyai kapasitas o o
yang memadai untuk menampung
tumpahan/ceceran ?
10 Apakah lantai kedap air, tidak bergelombang, o o
kuat, tidak retak dan dibuat melandai turun ke
arah bak penampungan dengan kemiringan
minimum 1% (satu persen) ?
11 Apakah penyimpanan menggunakan sistem o o
blok/sel dimana masing-masing
blok/dipisahkan gang/tanggul ?
12 Apakah kemasan/limbah limbah B3 diberi o o
alas/pallet ?
13 Apakah tumpukan limbah B3 maksimal 3 lapis o o
?
14 Apakah lokasi Penyimpanan Limbah B3 bebas o o
banjir dan tidak rawan bencana (dapat
direkayasa dengan teknologi untuk
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup) ?
15 Apakah lokasi Penyimpanan Limbah B3 o o
berada di dalam penguasaan Setiap Orang
yang menghasilkan limbah B3 tersebut ?
PENGEMASAN
16 Apakah pengemasan limbah B3 dilakukan o o
sesuai dengan bentuk dan karakteristik limbah
B3 ?
17 Apakah kemasan berisi limbah B3 yang saling o o
cocok ? (jika tidak cocok harus disimpan
secara terpisah, tidak dalam satu blok dan
tidak dalam bagian penyimpanan yang sama)
18 Apakah pengemasan mampu mengungkung o o
limbah B3 untuk tetap berada dalam kemasan
?
19 Apakah memiliki penutup yang kuat untuk o o
mencegah terjadinya tumpahan saat dilakukan
penyimpanan, pemindahan, atau
pengangkutan ?
20 Apakah pengemasan limbah B3 dilengkapi o o
dengan simbol label limbah B3 dan sesuai
dengan jenis dan karakteristik limbah B3 yang
disimpan dan label paling sedikit memuat
keterangan mengenai nama limbah B3,
identitas penghasil limbah B3, tanggal
dihasilkan limbah B3 dan tanggal pengemasan
limbah B3 ?
21 Apakah penempatan limbah B3 disesuaikan o o
dengan jenis dan karakteristik limbah B3 ?
22 Apakah kondisi kemasan limbah B3 dalam o o
kondisi baik ? (bebas karat, tidak bocor dan
tidak meluber)
PEMANTAUAN
23 Apakah ada logbook/catatan untuk o o
mendata/mencatat keluar masuk limbah B3 ?
24 Apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai o o
dengan yang tercatat di logbook/catatan ?
25 Apakah masa penyimpanan limbah B3 telah o o
sesuai dengan sumber, jumlah dan kategori
limbah B3 ? (bisa dicheck dan dibandingkan
dengan siraja limbah online)
26 Apakah melakukan pengelolaan lanjutan o o
terhadap limbah B3 yang disimpan di TPS
limbah B3 ? (diserahkan ke pihak
ketiga/dimanfaatkan internal)?
PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Apakah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan melakukan pelaporan Limbah B3
melalui aplikasi siraja limbah online (Tanda Terima Elektronik/TTE) paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan kepada:
27 a. KLHK o o
28 b. Gubernur o o
29 c. Bupati/Walikota o o
TANGGAP DARURAT DAN K3
30 Apakah memiliki SOP penyimpanan o o
dan/atau pengumpulan limbah B3 ?
31 Apakah memiliki SOP tanggap darurat o o
limbah B3 ?
32 Apakah tersedia peralatan tanggap o o
darurat (APAR, Eyewash, P3K dll
sesuai kebutuhan) ?
33 Apakah tersedia pagar, pintu darurat o o
dan rute evakuasi ? (sesuai dengan
SOP penyimpanan dan tanggap
darurat)
34 Apakah o o
kebersihan/housekeepingterkelola
dan/atau terjaga dengan baik ?
35 Apakah petugas pengelola limbah B3 o o
menggunakan APD ?

TOTAL YA 0
TOTAL TIDAK 0

PROSENTASE PENTAATAN LB3 #DIV/0!

(ii) Checklist untuk Penyimpanan Limbah B3 di Fasilitas Penyimpanan berupa Silo

NO KETENTUAN YA TIDAK KETERANGAN


SILO
1 Apakah silo berada di dalam lokasi o o
perusahaan (terlingkup di dalam dokumen
lingkungan AMDAL/UKL-UPL) ?
2 Apakah silo diberi papan nama dan titik o o
koordinat ?
3 Apakah dilengkapi dengan simbol limbah B3 o o
yang sesuai ?
4 Apakah silo terbuat dari bahan bebas karat / o o
bocor ?
5 Apakah silo dirancang dan dibangun secara o o
terpisah dari kegiatan produksi ?
6 Apakah di sekitar pipa input silo dibangun o o
tanggul dan lantai kedap air untuk
menampung limbah apabila terjadi ceceran ?
7 Apakah Silo dibangun pada fondasi atau o o
dasar yang dapat mendukung ketahanan silo
terhadap tekanan dari atas dan bawah dan
mampu mencegah kerusakan yang
diakibatkan karena pengisian, tekanan atau
gaya angkat (up lift) ?
8 Apakah silo dilengkapi dengan sistem o o
deteksi kecoran yang dirancang dan
dioperasikan selama 24 jam ?
TATACARA PENYIMPANAN
9 Apakah memiliki rancang bangun (design) o o
sesuai dengan kategori, karakteristik dan
jumlah limbah B3 yang disimpan ?
10 Apakah silo dipergunakan untuk menyimpan o o
limbah B3 fasa cair dan/atau slurry ?
11 Apakah limbah B3 pada silo cocok dengan o o
kategori, karakteristik dan jenis limbah B3
yang disimpan ?
12 Apakah limbah B3 yang disimpan pada silo o o
memiliki karakteristik eksplosif dan/atau
reaktif dan/atau korosif ?
PEMANTAUAN
13 Apakah ada logbook/catatan untuk o o
mendata/mencatat keluar masuk limbah B3
?
14 Apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai o o
dengan yang tercatat di logbook/catatan ?
15 Apakah masa penyimpanan limbah B3 telah o o
sesuai dengan sumber, jumlah dan kategori
limbah B3 ? (bisa dicheck dan dibandingkan
dengan siraja limbah online)
16 Apakah melakukan pengelolaan lanjutan o o
terhadap limbah B3 yang disimpan di TPS
limbah B3 ? (diserahkan ke pihak
ketiga/dimanfaatkan internal)?
PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Apakah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan melakukan pelaporan Limbah B3
melalui aplikasi siraja limbah online (Tanda Terima Elektronik/TTE) paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan kepada:
17 a. KLHK o o
18 b. Gubernur o o
19 c. Bupati/Walikota o o
TANGGAP DARURAT DAN K3
20 Apakah memiliki SOP penyimpanan dan/atau o o
pengumpulan limbah B3 ?
21 Apakah memiliki SOP tanggap darurat o o
limbah B3 ?
22 Apakah tersedia peralatan tanggap darurat o o
(APAR, Eyewash, P3K dll sesuai kebutuhan)
?
23 Apakah tersedia pagar, pintu darurat dan o o
rute evakuasi ? (sesuai dengan SOP
penyimpanan dan tanggap darurat)
24 Apakah kebersihan/housekeepingterkelola o o
dan/atau terjaga dengan baik ?
25 Apakah petugas pengelola limbah B3 o o
menggunakan APD ?

### TOTAL YA 0
### TOTAL TIDAK 0

### PROSENTASE PENGELOLAAN LIMBAH #DIV/0!


B3

(iii) Checklist untuk Penyimpanan Limbah B3 di fasilitas penyimpanan berupa Waste Pile

NAMA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI :


PT. ….. LOKASI :
TIM PENILAI :
TGL PENILAIAN:

NO KETENTUAN YA TIDAK KETERAN


GAN
WASTE PILE
1 Apakah waste pile berada di dalam lokasi perusahaan o o
(terlingkup di dalam dokumen lingkungan AMDAL/UKL-
UPL) ?
2 Apakah waste pile diberi papan nama dan titik koordinat ? o o
3 Apakah dilengkapi dengan simbol limbah B3 yang sesuai ? o o
4 Apakah memiliki rancang bangun (design) sesuai dengan o o
kategori, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang disimpan
?
5 Apakah tanah lokasi tempat penyimpanan memiliki o o
konduktivitas hidrolik K=10-5 cm/detik atau dapat dilakukan
secara rekayasa teknologi (harus menyampaikan bukti:
dilengkapi fasilitas dan teknologi untuk perlindungan air
tanah, air permukaan dan udara sehingga tidak
membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia) ?
6 Apakah permukaan tanah tidak bergelombang dan memiliki o o
kemiringan minimum 1% (satu persen) ?
7 Apakah memiliki saluran air lindi pada bagian dasar tempat o o
tumpukkan Limbah B3 (waste pile) berupa pipa yang
dilengkapi dengan lubang perforasi dan diselubungi
dengan bahan atau tanah butiran yang memiliki
konduktivitas hidrolik paling rendah 10-2 cm/detik (sepuluh
pangkat minus dua centimeter per detik) yang mengalir
menuju tempat penampungan air lindi ?
8 Apakah tempat penampungan air lindi merupakan kolam o o
yang memiliki konduktivitas hidrolik paling besar 10-5
cm/detik (sepuluh pangkat minus lima centimeter per detik)
dan mampu menampung air lindi ?
9 Apakah dipasang atap untuk mencegah terjadinya kontak o o
langsung dengan air hujan ?
10 Apakah memiliki saluran pengaliran air permukaan/air o o
hujan (run off) yang mengalir menuju bak penampungan air
permukaan ?
TATACARA PENYIMPANAN
11 Apakah jenis yang disimpan adalah copper slag/steel o o
slag/slag nikel/slag timah putih/iron concentrate/mill
scale/debu EAF/ps ball/fly ash/bottom ash/sludge
IPAL/dreg & grits/spent bleaching earth/gipsum/kapur
(CaCO3)/tailing/refraktori bekas yang dihasilkan dari
fasilitas termal ?
12 Apakah limbah B3 tersebut sebelum disimpan sudah o o
memenuhi baku mutu TCLP B dan LD50 ?
13 Apakah limbah B3 yang mudah terdispersi angin telah o o
memiliki penutup kuat berupa terpal atau bahan kedap air
dan dilakukan penyemprotan dengan air ?
14 Apakah menyimpan limbah B3 fasa cair dan/atau slurry ? o o
15 Apakah melakukan pencampuran jenis limbah B3 dalam o o
satu tumpukan (jika menyimpan lebih dari 1 jenis limbah
harus dibuat tanggul atau tembok pemisah) ?
16 Apakah sampel air lindi diambil paling sedikit 1 (satu) kali o o
dalam 3 (tiga) bulan ?
17 Apakah sampel air lindi yang diambil telah memenuhi baku o o
mutu TCLP B ? (hasil uji laboratorium yang terakreditasi)
18 Apakah air lindi sudah diolah terlebih dahulu sebelum o o
dilepas ke badan air ? (Jika sampel air lindi tidak
memenuhi baku mutu TCLP B)
19 Apakah sampel air tanah diambil paling sedikit 1 (satu) kali o o
dalam 6 (enam) bulan ?
20 Apakah sampel air tanah yang diambil telah memenuhi o o
baku mutu rona awal ? (hasil uji laboratorium yang
terakreditasi)
PEMANTAUAN
21 Apakah ada logbook/catatan untuk mendata/mencatat o o
keluar masuk limbah B3 ?
22 Apakah jumlah dan jenis limbah B3 sesuai dengan yang o o
tercatat di logbook/catatan ?
23 Apakah memiliki fasilitas sumur pantau air tanah di o o
upstream dan down stream ?
24 Apakah melampirkan hasil uji sumur pantau air tanah o o
upstream dan down stream ? (cek Baku Mutu)
25 Apakah masa penyimpanan limbah B3 telah sesuai dengan o o
sumber, jumlah dan kategori limbah B3 ? (bisa dicheck dan
dibandingkan dengan siraja limbah online)
26 Apakah telah melakukan pengelolaan lebih lanjut atas o o
limbah yang terbentuk dari proses penyimpanan di fasilitas
waste pile ? (diserahkan ke pihak ketiga/dimanfaatkan
internal)?
PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
Apakah penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan melakukan pelaporan Limbah B3 melalui
aplikasi siraja limbah online (Tanda Terima Elektronik/TTE) paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan kepada:
27 a. KLHK o o
28 b. Gubernur o o
29 c. Bupati/Walikota o o
TANGGAP DARURAT DAN K3
30 Apakah memiliki SOP penyimpanan dan/atau o o
pengumpulan limbah B3 ?
31 Apakah memiliki SOP tanggap darurat limbah B3 ? o o
32 Apakah tersedia peralatan tanggap darurat (APAR, o o
Eyewash, P3K dll sesuai kebutuhan) ?
33 Apakah tersedia pagar, pintu darurat dan rute evakuasi ? o o
(sesuai dengan SOP penyimpanan dan tanggap darurat)
34 Apakah kebersihan/housekeepingterkelola dan/atau terjaga o o
dengan baik ?
35 Apakah petugas pengelola limbah B3 menggunakan APD ? o o

### TOTAL YA 0
### TOTAL TIDAK 0

### PROSENTASE PENGELOLAAN LIMBAH B3 #DIV/0!

Referensi :

- PENYIMPANAN DAN PENATAAN BAHAN KIMIA, catatan kecil boenda


- http://chemistryin-me.blogspot.co.id/2011/12/strategi-penyimpanan-dan-penataan-
bahan.html
- http://www.nuradamy.com/2014/06/pedoman-penempatan-penyimpanan-
bahan.html

Anda mungkin juga menyukai