Anda di halaman 1dari 74

PENGELOLAAN B3

&
LIMBAH B3
DI
FASYANKES
Out line
• I. Landasan hukum pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
• Simbul dan pelabelan B3
• Material Safety Data Sheets (MSDS)
• Prinsip pengelolaan B3 di Fasyankes
• Pengelolaan limbah medis
Tujuan Pengelolaan B3
Mencegah dan atau mengurangi risiko
dampak B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya
Landasan Hukum :
Peraturan Kelola B3

Perlindungan dan Pengelolaan


UU 32 Tahun 2009
Lingkungan
(Pasal 58 – 61)
• PP 74/Thn 2001
• Pengelolaan B3
• PP 18 jo PP 85
Tahun 1999
• Pengelolaan Limbah B3

- Keputusan Kepala Bapedal


- Keputusan Menteri Negara
Peraturan Lainnya Lingkungan Hidup
- Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Peraturan pengelolaan B3 & Limbah
Tentang

UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP 74 /Tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Bacun (B3)

PP 18 /199 jo PP 85/199 PP 18 /199 jo PP 85/199

Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan &


Kepdal 01/BAPEDAL/09/95
Pengumpulan Limbah B3

Kepdal 02/BAPEDAL/09/95 Dokumen Limbah B3

Kepdal 03/BAPEDAL/09/95 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3

Kepdal 04/BAPEDAL/09/95 Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan,


Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi
Penimbunan Limbah B3

Permen LH dan Kehutanan


Tata cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3
No 6 th 2012
B3 YANG DIATUR & TIDAK
Yang diatur: (lihat lampiran PP 74/2001 :ttg Pengelolaan B3)
- B3 yang digunakan
- B3 yang terbatas digunakan
- B3 yang dilarang digunakan

YANG TIDAK DIATUR DALAM PP 74 Tahun 2001:


(1) B3 radioaktif;
(2) hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi;
(3) makanan dan minuman; dan
(4) narkotika, psikotropika, dan/atau prekursornya serta zat adiktif
lainnya.

6
KATEGORI B3

B3 YANG B3 YANG B3 YANG


DAPAT TERBATAS DILARANG
DIPERGUN DIPERGUN DIPERGUN
AKAN AKAN AKAN

7
Peraturan yang terkait:
Peraturan Pemerintah No. 74 Th. 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Definisi B3 (Pasal 1) :
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya;

Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,  


mengedarkan,   menyimpan,   menggunakan dan atau membuang B3
menghasilka n
mengangkut
Mem-
buang
mengedarkan
B3

Meng-
gunakan

Menyimpan
KARAKTERISTIK B3

Bahaya fisik Bahaya terhadap kesehatan


• eksplosif; •toksisitas akut;
• gas mudah menyala; •korosi/iritasi kulit;
• aerosol mudah menyala; •kerusakan/iritasi serius pada mata;
• cairan mudah menyala; •sensitifitas pernafasan atau kulit;
• padatan mudah menyala; •mutagenasi sel induk;
• bahan atau campuran yang jika kontak dengan air •karsinogenisitas;
melepaskan gas mudah menyala; •toksik terhadap reproduksi;
• bahan atau campuran swapanas; •toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah
• gas oksidator; paparan tunggal;
• cairan oksidator; •tokisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah
• padatan oksidator; paparan berulang; dan
• oksidator organik; •bahaya aspirasi.
• bahan atau campuran swareaktif;


cairan piroforik;
padatan piroforik;
Bahaya terhadap lingkungan
•bahaya terhadap lingkungan akuatik; dan
• gas bertekanan; dan •bahaya lingkungan terhadap lapisan ozon.
• korosif pada logam.

10
Klasifikasi B3
PP No 74/2001
• mudah meledak (explosive); LPG, Mg
• pengoksidasi (oxidizing);
• sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable );
• sangat mudah menyala ( highly flammable );
• mudah menyala (flammable); Mg
• amat sangat beracun (extremely toxic );
• sangat beracun ( highly toxic);
• beracun (moderately Toxic ); Battery
• berbahaya (harmful ); Chloroform
• korosif (corrosive); Iodine
• bersifat iritasi (iritant);
• berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the );
environment
• Solar, Oli bekas, CFC
• karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos,
• teratogenik (teratogenic); Smoke detektor
mutagenik (mutagenic).
HAL PENTING YANG HARUS DIKETAHUI DALAM
PENGELOLAAN B3
PP no 74 th 2001 Pasal 15
Ayat 1: Setiap kemasan B3 wajib diberikan
simbol dan   label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet).

Tata cara pemberian simbol dan label bahan


berbahaya dan beracun (B3):
* PerMen LH Nomor 03 Tahun 2008
SIMBOL/LABEL
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Permen LH no 03 tahun 2008
Tentang Tata Cara Pemberian Simbol
dan Label B3
Label & Symbols
• Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan
untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat
dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan
dari B3
• Label
• Tulisan yang menunjukkan antara
lain karakteristik dan jenis bahan
kimia berbaya & beracun.
• Symbol
• Gambar yang menyatakan karakteristik
bahan kimia berbaya & beracun.
SIMBOL
A. Bentuk dasar, ukuran dan Bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45
derajat, warna dasar putih dan garis tepi
tebal berwarna merah.
Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan,
sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan
kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x
25 cm
Bahan simbol: tahan air, goresan dan
bahan kimia yg mengenainya. Untuk di
kendaraan pengangkut, simbol dibuat dg
1. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah
meledak (explosive),
Warna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar bom meledak
(explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang pada suhu dan tekanan
standar (25 0C, 760 mmHg) dapat
meledak dan menimbulkan kebakaran
atau melalui reaksi kimia dan/fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di
2. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat
pengoksidasi (oxsidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah. Gambar simbol
berupa bola api berwarna hitam yang
menyala. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang dapat melepaskan banyak
panas atau menimbulkan api ketika
bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan-bahan yang sifatnya
mudah terbakar meskipun dalam
keadaan hampa udara.
3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah
menyala (flammable)

Warna dasar putih dengan garis


tepi tebal berwarna merah.
Gambar simbol berupa gambar
nyala api berwarna putih dan
hitam.
Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :

a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar


karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber
nyala api ;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau
udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala dibawah 0oC dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 oC;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 oC - 21 oC.;
Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut : (cont’)

g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24 % volume dan/atau pada


titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 oC (140 oF) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25 oC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujiannya ”Seta Closed Cup Flash
Point Test”-nya menununjukkan titik nyala kurang dari 40 oC;
i. Aerosol yang mudah menyala;
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik.
4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol berupa gambar tengkorak dan tulang
bersilang. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :

a.  Sifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan


keracunan atau sakit yang cukup serius apabila masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD 50
(amat sangat beracun, sangat beracun dan beracun);
dan/atau

b.  Sifat bahaya toksisitas akut.


5. Simbol B3 Klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal


berwarna merah. Simbol berupa gambar
silang berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa
padatan, cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak atau melalui inhalasi
ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat
tertentu.
6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai erikut :
a.   padatan maupun cairan yang terjadi kontak
secara langsung dan/atau terus menerus dengan
kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan ;

b.   Toksisitas sistemik pada organ target spesifik


karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi
pernafasan, mengantuk atau pusing;

c.   Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan


reaksi alergi pada kulit ; dan/atau

d.   Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat


menyebabkan iritasi serius pada mata.
7. Simbol B3 Klasifikasi bersifat korosif (corrosive)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi
cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b.Menyebabkan proses pengkaratan pada
lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi >
6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55 oC; dan /atau
c. Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk
B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari
12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal


berwarna merah. Simbol berupa gambar pohon
dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan
atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain
yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls).
9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia
berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang
segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka
panjang atau berulang dengan bahan ini dapat
menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut :
a.   karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b.   tetragenik yaitu sifat bahan yang dapat
mempengaruhi   pembentukan dan
pertumbuhan embrio;
c.   mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan
perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetika;
d.   toksisitas sistemik terhadap organ sasaran
spesifik;
e.   toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
gangguan saluran pernafasan
10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal


berwarna merah. Simbol berupa gambar tabung
gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan
ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila
tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan
isinya dapat menyebabkan kebakaran
LABEL

Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan


antara lain klasifikasi dan jenis B3

Bentuk dan ukuran:


Bentuk persegi panjang (3:1), warna dasar putih dan tulisan
serta garis tepi berwarna hitam.
Nama B3/Nama dagang
Nama B3 (Komposisi,
No.CAS/No.UN)

Kata Peringatan

Informasi tindakan penanganan

Pernyataan bahaya:
Keterangan tambahan -Klasifikasi B3
- Fisik, kesehatan dan lingkungan

Identitas pemasok
Pemasangan Label B3

Simbol

Label
MATERIAL SAFETY DATA
SHEETS [MSDS]
(lembar data keselamatan
bahan)
B3 disertai MSDS (Material Safety Data Sheet)
PP.R I No: 74 TAHUN 2001, Ttg PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen


atau manufaktur atau importer dari suatu bahan kimia yang
menjelaskan mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada, batas
bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta
pertolongan pertama.

Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :


 Tempat kerja kita harus memiliki MSDS untuk setiap bahan kimia berbahaya
yang kita gunakan dalam pekerjaan kita.
 MSDS yang ada harus bisa dibaca dengan mudah.
 Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata tidak tersedia maka
dalam waktu satu hari kerja MSDS harus tersedia.
Persyaratan
• MSDS harus tersedia di tempat kerja
• Karyawan harus paham terhadap informasi yang ada di
MSDS
• MSDS disediakan dalam bentuk cetak atau elektronik
• Jika hilang harus segera diganti dalam waktu paling lambat
30 hari
• B3 tidak boleh digunakan jika MSDS tidak tersedia
• MSDS harus tersedia untuk dibaca/didiskusikan oleh
karyawan
Material Safety Data Sheet (MSDS)
Yang perlu diperhatikan oleh Fasyankes
• Simbol dan pelabelan B3
• Penyimpanan B3
• Ketersediaan MSDS untuk tiap B3
• Wadah untuk pembuangan limbah B3
• Pengangkutan dari ruangan ke TPS B3
• Penyimpanan sementara limbah B3
(TPS B3)

Pembuangan limbah B3

Yang dilakukan jika terjadi tumpahan
• Yang dilakukan jika terjadi pajanan
(lihat pada PPI)
Prinsip Pengelolaan B3 di fasyankes
a. Indentifikas dan inventarisasi bahan dan limbah B3 
b. Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan karekteristik,
sifat, dan jumlah. 
c. Tersediannya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan dan limbah B3. 
d. Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3. 
e. Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol B3, dan lain
lain. 
f. Memastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan sifat bahan
dan limbah B3. 
g. Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada proses kegiatan
pengelolaan bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan, penyimpanan, pengangkutan,
penguburan dan/atau penimbunan bahan dan limbah B3). 
h. Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan kerja untuk
pengelola dan Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 yang dilakukan. 
LIMBAH B3
(Khususnya limbah medis)
MENGAPA LIMBAH MEDIS FASYANKES HARUS DIKELOLA?

DAMPAK LINGKUNGAN DAMPAK KESEHATAN PEMENUHAN PERATURAN

Source : Yuntina Erdani, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat


LIMBAH B3
DEFINISI LIMBAH B3 (UU 32/2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup)
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun atau B3 adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain (UU
32/2009)
Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3

UU No 23 Peraturan Pemerintah Kep Ka Bapedal


Th 1997 Kep Men LH

Pasal PP 19/1994 KEPDAL NOMOR 01 TAHUN


01 PP 12/1995 1995
17 PP 18/1999 Permen LH No: 30/2009
Permen LHK 56/2015
20 + 21  PP 85/1999 PERMENKES No 52/2018
35 + 36  PP 74/2001 tentang K3 di Fasyankes
43  PP 38 / 2007
49  PP 101/2014
UU 32/2009
UMUM KHUSUS
-Ijin Pengelolaan -Pengumpulan
-Ijin Penyimpanan dan Pelumas Bekas
Pengumpulan -Program Kendali B3
-Pengolahan -Pengawasan oleh
-Penimbunan Daerah
-Simbol dan Label
-Dokumen Limbah B3
Limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan
 Limbah yang dihasilkan oleh fasilitas pelayana kesehatan
dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius,
bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat radioaktif.
 Maka dapat dikategorikan sebagai limbah B3
Limbah yang dihasilkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan
• Limbah umum:
• sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-infectious,
limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan
manusia dan lingkungan.
• Limbah patologis:
• terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai binatang,
darah dan cairan tubuh.
• Limbah radioaktif
• Limbah kimiawi:
• berupa benda padat, cairan atau gas misalnya berasal dari tindakan diagnostik
pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi. 
• Limbah infeksius:
• mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari
konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan
manusia akan dapat menimbulkan penyakit.
• Limbah Benda-benda tajam:
• berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah,
gunting kuku dan sebagainya yang dapat menyebabkan
orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi, yang mungkin
terkontaminasi oleh darah, produk darah, cairan tubuh,
bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik. 
• Limbah farmasi:
• berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan
bahan kimiawi yang dikembalikan dari ruangan pasien
isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa
atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah
tidak digunakan lagi.
• Kontainer-kontainer :
• Kontainer bekas tempat kimiawi, obat, juga container
berupa tabung yang mengandung gas dan aerosol yang
dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami
kerusakan dapat mencederai.
Prinsip Pengelolaan limbah B3

• Jangan memproduksi limbah


B3
• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Recovery, Reuse
dan Recycling
• Pembuangan secara aman
(tidak membahayakan
kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup)
Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3
Perolehan Kembali
Penghasil Limbah
Penggunaan Kembali

Penyimpanan
“On Site”
Penyimpanan
Sementara
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengangkutan

Pengangkutan

Pengolahan

Pembuangan
Akhir
DAMPAK PENGELOLAAN LIMBAH FASYANKES
YANG TIDAK DIKELOLA DENGAN BENAR
Gangguan
1. kesehatan manusia ; bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia,
desinfektan, serta logam seperti Hg, Pb, Chrom dan Cd yang berasal dari
bagian Pelayanan
2. genetik dan reproduksi ; Pestisida dan Bahan Radioaktif
Gangguan
Menyebabkan
3. infeksi silang; menjadi media penyebaran mikroorganisme pembawa
penyakit melalui proses infeksi silang baik dari pasien ke pasien, dari pasien ke
petugas atau dari petugas ke pasien
Kerusakan
4. harta benda, disebabkan oleh garam-garam terlarut (korosif, karat)
yang terkandung dalam air berlumpur yang dapat menurunkan kualitas bangunan
di sekitar rumah sakit
Gangguan
5. atau kerusakan tanaman dan binatang, karena senyawa nitrat (asam,
basa dan garam kuat), bahan kimia, desinfektan, logam nutrient tertentu dan fosfor.
Kerugian ekonomi, baik terhadap pembiayaan operasional dan
pemeliharaan,
6. seperti kebutuhan biaya kompensasi pencemaran lingkungan
dan orang yang kesehatannya terganggu karena pencemaran lingkungan.
Gangguan kenyamanan dan estetika, dari sedimen, larutan, bau phenol,
bau feses,
7. urin dan rasa dari bahan kimia organik.
Source : Yuntina Erdani, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
ALUR PENGELOLAAN LIMBAH
MEDIS
PENGURANGAN
▪ Menghindari penggunaan material yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun apabila terdapat pilihan yang lain;
▪ Melakukan tata kelola yang baik (good house keeping) setiap
bahan atau material yang berpotensi menimbulkan gangguan
kesehatan dan/atau pencemaran terhadap lingkungan;
▪ Melakukan pemisahan aliran limbah (waste stream) menurut
jenis, kelompok, dan/atau karakteristik limbah;
▪ Melakukan tata kelola yang baik pengadaan bahan kimia dan
bahan farmasi untuk menghindari terjadinya penumpukan dan
kadaluwarsa; dan
▪ Melakukan pencegahan dan perawatan berkala terhadap
peralatan sesuai jadwal.
PEMILAHAN & PEWADAHAN

Pemilahan dan Pewadahan

▪ Pemilahan dilakukan mulai dari sumber oleh penghasil limbah


(mis: perawat). Di setiap sumber/ ruangan ditempatkan wadah
yang sesuai dengan limbah yang dihasilkan.
▪ Wadah dinamai sesuai kategori/ kelompok limbah dan
diberikan kantong plastik sesuai warna.
▪ Jarum suntik bisa disediakan safety box di tempat dilakukan
tindakan. Setelah menyuntik, suntik langsung dimasukan ke
dalam safety box tanpa menutup kembali.
▪ Jarum suntik juga bisa menggunakan needle cutter atau
needle destroyer untuk memisahkan siringe dengan spoitnya.
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
CONTOH WADAH LIMBAH MEDIS
Wadah/kantong sampah limbah di fasyankes
• Merah
• Kuning
• Ungu
• Coklat
Prinsip penanganan
• Diletakkan dalam wadah/kantong sesuai kategori limbah
• Volume paling tinggi dalam wadah/kantong ¾ agar dapat ditutup
secara aman
• Penanganan harus hati-hati untuk menghindari tertusuk benda tajam,
limbah benda tajam dimasukkan dalam safety box
• Pemadatan/penekanan dalam wadah/kantong mutlak tidak boleh
• Penanganan secara manual harus dihindari
• Gunakan wadah/kantong ganda jika robek, bocor atau tidak tertutup
sempurna
PENGANGKUTAN
1. Pengangkutan Internal

• Pengumpulan limbah minimum setiap hari atau sesuai


kebutuhan.
• Setelah limbah diambil dari sumbernya
• Limbah diangkut sebelum penuh (3/4 dari volume limbah)
• Tidak dianjurkan melakukan pemadatan/penekanan pada
saat pengumpulan limbah untuk menghindari risiko tertusuk

2. Pengangkutan Eksternal

Pengangkutan dilakukan oleh transporter yang berijin.


Pengangkutan yang dilakukan oleh penghasil limbah bisa
menggunakan kendaraan roda 3, sesuai ketentuan yang berlaku.
PENYIMPANAN SEMENTARA

Penyimpanan Sementara
•TPS harus memiliki ijin
• Bangunan TPS yang memenuhi persyaratan harus sesuai
dengan Keputusan Kepala Bapedal No. 1 Tahun 1995 Tentang :
Tata Cara Dan Persyaratan Teknis Penyimpanan Dan
Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.

Waktu Penyimpanan :
1. 2 hari, pada temperature lebih besar dari 0 derajat Celcius
2. 90 hari, pada temperature sama dengan atau lebih kecil
dari 0 derajat celcius
3. 7 hari, Pada temperatur 3-8 derajat Celcius (PMK 7/2019)
LAMA PENYIMPANAN
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 (UU 32/2009: Ps.28)

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
kilogram per hari atau lebih;

 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah dihasilkan
B3 kategori 1;

 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan
dari sumber spesifik umum;

 Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
khusus. B3 dihasilkan
TPS LIMBAH B3
(Keputusan Kep Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No
01/Bapedal/1995 ttg : Tata Cara dan Persyaratan Tehnis Penyimpanan
dan Pengumpulan Limbah B3

• TPS B3: Tempat untuk menyimpan sementara limbah b3


sebelum dilakukan pengelolaan lebih lanjut
• untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan yang
dapat menyebabkan pencemaran atau bahaya terhadap
manusia
• Harus memenuhi persyaratan teknis dalam kepdal nomor
01 tahun 1995 tentang tatacara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B 3
PERSYARATAN TEKNIS TPS - LB3

No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan

1 Dimensi bangunan Ukuran TPS Limbah B3


(dalam m) Mampu menampung semua limbah B3
yang sudah teridentifikasi
 Status perizinannya
2 Penyimpanan lebih dari TPS mampu menampung semua limbah B3
90 yang dihasilkan
3 Posisi Geografis (GPS) TPS LB3 sudah dilengkapi dengan titik
koordinat /GPS
4 Papan nama TPS Limbah Jelas terlihat dari jarak tertentu
B3
5 Simbol pada bangunan Jelas terlihat dari jarak tertentu
TPS
6 TPS terlindung/aman Hanya dapat diakses oleh yang berhak;
Tersedia pintu yang kokoh dan dapat dikunci;
Kualitas Bangunan Penyimpanan
7 Atap Rangka atap, material atap, ada tidaknya kebocoran,
serta kesesuaian ukuran atap untuk mencegah
masuknya air tampias
8 Dinding Material dinding, kekuatan dinding, ketebalan
9 Lantai Konstruksi lantai berupa acian/keramik dalam kondisi
baik;
Ada batasan/jarak yang jelas untuk penyimpanan
masing-masing jenis limbah;
Ada kemiringan lantai yang mengarah pada bak
pengumpul ceceran/tumpahan;
TPS LB3 dilengkapi dengan bak pengumpul
tumpahan/ceceran;
Ada kemiringan yang mencegah masuknya air hujan
kedalam tempat penyimpanan

10 Penerangan Memadai baik siang maupun malam;


Dalam posisi yang aman (lampu tidak terlalu rendah)

11 Ventilasi Memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS;


Konstruksi mencegah masuknya binatang ke dalam TPS
Penataan Penyimpanan
12 Pemisahan jenis Pemisahan penyimpanan limbah B3 berdasarkan
limbah karakteristik masing-masing limbah;

13 Simbol dan Label Semua kemasan limbah B3 dilengkapi dengan


Limbah B3 pada simbol dan label
kemasan
14 Kemudahan untuk Ada jarak yang memadai antara tapak
loading/ unloading penyimpanan dengan pintu TPS;
Memudahkan perorangan atau alat kerja untuk
beroperasi;
15 Pemeriksaan Tersedia check list pemeriksaan kemasan berisi
kemasan LB3;
Ada kegiatan pemeriksaan secara reguler

16 Keamanan Penumpukan kemasan dilakukan


penumpukan mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan,
dan keamanan;
Kelengkapan yang dipersyaratkan

17 Logbook/catatan keluar Tersedia log book didalam lokasi TPS;


masuk limbah B3 Log book digunakan untuk memantau aktivitas pengelolaan
limbah B3 dalam TPS;
18 SOP Penyimpanan Tersedia SOP penyimpanan untuk masing-masing limbah;
SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;

19 SOP Tanggap Darurat Tersedia SOP tanggap darurat untuk setiap resiko
kecelakaan/bencana;
SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;
Peranan para pihak tercermin dengan jelas;
20 Perlengkapan Tanggap Ketersediaan racun api, absorben, dll
darurat
21 Keselamatan Kerja Tersedia perlengkapan keselamatan kerja, APD dan kotak P3K
di TPS LB3
22 Penangkal petir Terutama jika ketinggian bangunan TPS melebihi bangunan
lain disekitarnya
Housekeeping
23 Tata letak dan Lantai, dinding, langit-langit serta sarana dan prasarana dalam
Housekeeping TPS dalam kondisi cukup terawat;
Lingkungan sekitar fasilitas penyimpanan limbah B3 cukup
terawat;
TPS tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan selain
limbah B3;
TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3 DI TPS

Pola penyimpanan kemasan drum di atas pallet

Penyimpanan kemasan limbah B3 dengan rak

Tempat penyimpanan limbah B3 dalam jumlah besar (tangki)


KERJASAMA PENGOLAHAN
• Pilih vendor/ perusahaan pengolah yang memiliki
ijin dari KLH untuk mengolah limbah B3 sesuai
dengan karakteristik limbah B3 yang dihasilkan

• Pastikan transporter memiliki Rekomendasi KLHK


sebagai transporter dan kendaraan pengangkut
memiliki ijin dari Kementerian Perhubungan

• Pengirim, pengangkut, dan pengolah harus


memiliki manifest elektronik (festronik), yaitu
sistem pemantauan thd kegiatan pengelolaan
limbah B3 untuk mencegah terjadinya pencemaran
lingkungan akibat pengelolaan limbah B3 yg tdk
sesuai peraturan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Penghasil Limbah B3 Bekerjasama dengan Pihak ke-3

1. Kesesuaian Rekomendasi dan Izin kendaraan pengangkut atau


pengumpul terhadap limbah yang akan diangkut
2. Kerjasama Biparty antara Pengangkut & Pengolah Limbah B3
3. Asuransi Lingkungan Pengangkut LB3 & Pengolah LB3
4. SOP Tanggap Darurat Pengangkut, Tumpahan LB3, Kecelakaan
Lalin
5. Izin Pengumpulan (Jika mengumpulkan)
6. Kerjasama Third Party [ Fasyankes, Transporter, & Pengolah LB3 ]

Penghasil-Pengolah-Pengangkut

7. Pemastian pemusnahan (Manifes Limbah)


8. Pemantauan lingkungan, hasil akhir pengolahan;
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
Prinsip Penanganan Limbah B3
 Diletakkan dalam wadah/kantong sesuai kategori limbah
 Volume paling tinggi dalam wadah/kantong ¾ agar dapat ditutup
secara aman
 Penanganan harus hati-hati untuk menghindari tertusuk benda
tajam, limbah benda tajam dimasukkan dalam safety box.
Pemadatan/penekanan dalam wadah/kantong mutlak tidak boleh
Penanganan secara manual harus dihindari
Gunakan wadah/kantong ganda jika robek, bocor atau tidak
tertutup sempurna
Pengumpulan limbah dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutup.
Pengelolaan limbah B3 berdasar lamp PMK No 52/2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Fasyankes
a. Indentifikasi dan inventarisasi bahan dan limbah B3 
b. Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan karekteristik,
sifat, dan jumlah. 
c. Tersedianya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan dan limbah B3. 
d. Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3. 
e. Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit (paket peralatan tanggap
darurat), rambu dan simbol B3, dan lain lain. 
f. Mamastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan sifat bahan dan
limbah B3. 
g. Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada proses kegiatan
pengelolaan bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan, penyimpanan, pengangkutan,
penguburan dan/atau penimbunan bahan dan limbah B3). 
h. Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan kerja untuk
pengelola dan Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 yang dilakukan. 
PERUSAHAAN JASA PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
NO NAMA ALAMAT PERUSAHAAN ALAMAT KEGIATAN
PERUSAHAAN
1. PT. Jasa Medivest Jl. Tubagus Ismail Depan No. 1A Jl. Inter Change Desa Dawuan
Lantai 3 Sekeloa Coblong Kota Bandung Provinsi Jawa Barat Tengah, Kecamatan Cikampek
  Kabupaten Karawang
Jawa Barat
Telp/Fax: (0264) 8387712 8387714

2. PT. Tenang Jaya Jalan Raya Badami Desa Margakaya, Teluk Jambe  Jalan Raya Badami Desa Margakaya, Teluk
Sejahtera Karawang Jambe Karawang

3. PT. Putra Restu Jl. Kedungsari, Dusun Kemiri RT 01/01 Desa Lakardowo, Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
Ibu Abadi Kecamatan Jetis, Kabupaten Telp: 0321-362427
Fax : 0321-362163
4. PT. Pengelola Jalan Jend. Sudirman No. 15 Kelurahan Gunung Bahagia, Gunung Pasir RT. 001, Kuala Samboja, Samboja
Limbah Kutai Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Kalimantan Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan
Kartanegara Timur, Telp/Fax (0542) 733336 / 735283 Timur

5. PT. Arah Menara Rajawali Lt. 7-1, Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung Dusun Menjing RT. 002 RW. 005, Desa Kayu
Environmental Lot. #5.1, Kawasan Mega Kuningan, Kuningan Timur, Apak, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah
Indonesia Setiabudi, Jakarta Selatan 12950 Telp. 021-
29287150 Fax. 021-29557228

6. PT. Wastec Komplek Majapahit Permai Blok C, No. 109, Jakarta Jl. Australia II Kawasan Industri Barat Cilegon,
Desa Kotasari, Kecamatan pulo merak, Ckota
Cilegon
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai