Anda di halaman 1dari 23

PANDUAN

PERENCANAAN, PENGADAAN, PENYIMPANAN,


DISTRIBUSI DAN PAPARAN BAHAN BERBAHAYA
BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SERPONG UTARA


Jl. Raya Serpong, Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara
Kota Tangerang Selatan – 15320 Telp (021) 53136895
PANDUAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
RS UMUM DAERAH SERPONG UTARA

BAB I
DEFINISI

Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan yang sifat dan konsentrasinya dan jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusak lingkungan
hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahluk hidup lainnya:
1) Bahan Mudah Meledak
Bahan yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
yang tinggi yang dengan cepat merusak lingkungan sekitar.

2) Bahan Bersifat Reaktif


Bahan yang mudah menyebabkan kebakaran atau ledakan karena sifat kimia yang tidak
stabil pada suhu tinggi karena mengalami oksidasi.

3) Bahan Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja.

4) Bahan Infeksius
Bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena mengandung kuman penyakit yang
dapat menular.

5) Bahan Beracun
Adalah bahan yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan karena
dapat menyebabkan kematian atau sakit serius.

6) Bahan Mudah Terbakar


Bahan yang apabila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan, atau sumber nyala
lain akan mudah menyala/terbakar dan apabila telah nyala akan terus terbakar dalam
waktu lama.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 1
Limbah ada1ah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah bahan berbahaya dan beracun,
disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan
lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lain.

Simbol-simbol Bahan Berbahaya dan Beacun (B3)

JENIS SIMBOL

B3 Pengoksidasi

B3 bersifat
Beracun

B3 bersifat Iritasi

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 2
B3 bersifat
berbahaya

B3 bersifat mudah
meledak

B3 bersifat korosi

B3 bersifat
karsinogenik,
teratogenik dan
mutagenik

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 3
B3 gas bertekanan

Area B3

Simbol-simbol Limbah B3

KLASIFIKASI
SIMBOL JENIS LIMBAH
LIMBAH

Limbah Infeksius Perban, kassa, masker, kultur


laboratorium, diapers, jaringan
tubuh manusia, dan material
terkontaminasi cairan infeksi

Limbah Benda Jarum suntik, peralatan infus,


Tajam skapel, pecahan kaca, patahan
ampul

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 4
Limbah Sitotoksik limbah yang mengandung obat
sitotoksik

Limbah Radioaktif limbah yang mengandung bahan


radioaktif

Limbah Kimia Simbol Tergantung Limbah yang mengandung bahan


Karakteristik Bahan kimia, logam berat tinggi, wadah
Kimia bertekanan

BAB II

RUANG LINGKUP

1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun

a. Pemesanan

b. Penyerahan

2. Pengelolaan B3 di RS. Umum Daerah Serpong Utara mencakup dari proses pengadaan,
distribusi, penggunaan, penyimpanan dan pembuangan limbah B3.

3. Dilakukan upaya preventif untuk mencegah dan meminimalisir kecelakaan/ kerugian yang
ditimbulkan jika terjadi paparan, pajanan, tumpahan atau kontaminasi B3.
4. Untuk memastikan hal diatas berjalan baik perlu dibuat standar prosedur operasional
(SPO).

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 5
BAB III

TATA LAKSANA

1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun


a. Pengadaan
1) Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun dapat dilakukan apabila disertai
permintaan tertulis dari unit terkait yang ditandatangani oleh Kepala Bagian Umum.
2) Pemesanan harus disertai dengan notifikasi bahwa bahan yang dipesan merupakan
B3.
3) Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang terdaftar pada Balai POM atau
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
4) Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama dagang,
nama kimia, jumlah yang dipesan, nama dan alamat distributor.
5) Pemesanan dilakukan oleh bagian logistik farmasi.
6) Setiap pemesanan harus mencantumkan pernyataan untuk melampirkan MSDS pada
saat penyerahan B3.
7) Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan Peraturan Pemerintah
RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun.
Pemesanan B3 yang termasuk golongan bahan dengan penggunaan terbatas sesuai
dengan Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun harus mendapat persetujuan P2K3 rumah sakit.

b. Penyerahan
1) Pada saat penyerahan B3, nota penyerahan harus mencantumkan dengan jelas nama
bahan, nama dagang, nama kimia, jumlah bahan, nama distributor, nama
pengimpor/produsen.
2) Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan Lembar Data Pengamanan Bahan
(Material Safety Data Sheet) yang berisi merek dagang, rumus kimia, jenis B3,
klasifikasi, teknik penyimpanan, dan tatacara penanganan bila kecelakaan.
3) B3 diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak, wadah kemasan tidak bocor,
berkarat, tidak rusak, disertai dengan penandaan nama dagang, nama bahan, berat,
yang sesuai dengan yang tertera pada nota penyerahan bahan.
Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 6
4) Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda peringatan sesuai dengan jenis
dan bahayanya, simbol bahaya dan petunjuk P3K yang harus mudah dilihat, dibaca
, dimengerti dan tidak luntur.
5) Bahan Berbahaya dan Beracun tidak dapat diterima apabila :
Dokumen tidak lengkap
Sudah kedaluarsa
Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok
6) Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung kepada petugas Bagian Umum
sedangkan bahan langsung ditempatkan pada Ruang Penyimpanan B3 serta
pemberian cap label B3.

2. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


1) Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia berbahaya maka bahan
kimia berbahaya dan beracun harus disimpan, dipergunakan, dan dibuang dengan cara
yang sesuai ketentuan.
2) Setiap Bagian dan setiap personel dirumah sakit harus melaksanakan secara benar
seluruh ketentuan penyimpanan, penggunaan dan pembuangan bahan kimia berbahaya
dan beracun.
3) Setiap Bagian yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan beracun dalam jumlah
besar dan jenis bahan kimia yang banyak, harus mempunyai ruangan penyimpanan
khusus.
4) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diberikan label yang benar agar tidak
terjadi pencampuran bahan yang tidak sesuai.
5) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diinspeksi secara teratur untuk
mendeteksi kebocoran atau kerusakan wadah.
6) Bahan kimia yang menjadi basah akibat kelembaban yang tinggi harus dilakukan
desikasi sebelum dipergunakan.
7) Sampah yang berasal dari bahan kimia harus dibuang pada kontener yang telah
disiapkan khusus untuk bahan tersebut, tidak boleh dibuang pada tempat sampah untuk
bahan kimia lain.
8) Tidak diperkenankan mempergunakan lampu spiritus dalam ruang berisi bahan kimia
apabila tidak diinstruksikan.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 7
9) Setiap wadah dari gelas harus diperiksa apakah ada keretakan atau tidak karena akan
menyebabkan cedera serius apabila terjadi kebocoran bahan kimia.
10) Untuk menghindari terjadinya peledakan bahan kimia maka setiap bahan kimia dengan
konsentrasi yang tinggi harus disimpan dalam ruangan dengan suhu yang lebih rendah
dari titik nyala bahan kimia tersebut.
11) Setiap bahan kimia yang mudah meledak atau terbakar harus diidentifikasi titik nyala
dari bahan tersebut.
12) Setiap karyawan harus memperhatikan bahwa beberapa bahan bahan kimia padat tidak
boleh terkena air, terkena pemanasan, terjadi gesekan atau terkena cahaya/ sinar
matahari karena akan mudah terbakar.
13) Setiap karyawan harus mengetahui lokasi dari Alat Pemadam Api Ringan (APAR),
tempat pembilasan, dan mengetahui cara mempergunakan peralatan tersebut.
14) Setelah kejadian pemaparan, kecelakaan, kebakaran, peledakan atau adanya tumpahan
bahan, karyawan harus segera memberitahukan kepada Kepala Bagiannya atau atasan
langsung.

3. Penyimpanan B3
a. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :

1) Harus terpisah dari bahan makanan, bahan pakaian dan bahan lainnya.
2) Tidak menimbulkan interaksi antar bahan berbahaya satu dengan yang lain.
3) Bahan yang mudah meledak dijauhkan dari bangunan yang menyimpan oli,
gemuk, api yang menyala.
4) Bahan yang mudah mengoksidasi harus disimpan ditempat yang sejuk dan
mendapat petukaran udara yang baik.
5) Bahan yang mudah menyala (terbakar) harus disimpan di tempat terpisah dari
tempat penyimpanan perbekalan farmasi lain, mudah dilokalisir bila terjadi
kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi dengan pemadam api.
6) Bahan beracun harus disimpan di tempat yang sejuk, mendapat pertukaran udara
yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan jauh dari sumber panas.
7) Bahan korosif (bisa juga untuk bahan yang irritant) harus disimpan di tempat yang
dilengkapi dengan sumber air untuk mandi dan mencuci.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 8
8) Bahan-bahan lain yang mudah menguap harus disimpan dalam wadah yang tertutup
rapat, bahan yang mudah menyerap uap air harus disimpan dalam wadah tertutup
rapat yang berisi zat penyerap lembab, bahan yang mudah menyerap CO2 harus
disimpan dengan pertolongan kapur tohor, dan bahan yang harus terlindung dari
cahaya disimpan dalam wadah buram atau kaca dari kaca hitam, merah, hijau atau
coklat tua.
9) Dilakukan dengan sistim blok, terdiri dari 2 x 2 kemasan sehingga dapat dilakukan
pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan.
10) Jarak antar blok minimum 60 cm agar masih tersisa ruang untuk melakukan
pengawasan rutin.
11) Maksimum tumpukan 3 lapis, apabila lebih maka harus dengan memakai rak, kecuali
untuk bahan kimia yang disimpan dalam wadah botol, tidak diperkenankan untuk
disimpan bersusun.
12) Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang 1 meter dari plafon.
13) Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan terpisah, tidak dalam 1 blok
untuk menghindari terjadinya reaksi kimia yang membahayakan.
14) Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada kemungkinan tumpah ke
kemasan lain.
15) Penyimpanan terpisah berdasarkan klasifikasi, ditempatkan pada lokasi yang aman
dan baik dan dilengkapi dengan sistim tanggap darurat dan prosedur penangannan
B3.

a. Ruangan Penyimpanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi uantuk mencegah akumulasi gas, lubang angin
harus dilengkapi dengan kasa penutup agar burung dan binatang tidak masuk dan
dilengkapi penerangan yang mencukupi.
2) Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan, dengan memasang lampu
penerangan minimal 1 meter diatas kemasan dan semua saklar untuk ruang bahan
mudah terbakar harus terpasang dari sisi luar.
3) Tersedia sarana pencucian yang dekat lokasi dan memadai misalnya wastafel
untuk membilas mata atau bagian tubuh lainnya yang terpapar bahan berbahaya
dan beracun.
Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 9
4) Tersedia sistim pemadam kebakaran dan deteksi kebakaran yang sesuai dengan
luas ruang dan jenis bahan yang disimpan.
5) Tersedia pembangkit listrik cadangan yang berfungsi secara otamatik apabila
terjadi ganggua aliran listrik.
6) Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan dalam jumlah dan jenis
yang memadai
7) Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan harus tersedia agar memudahkan
komunikasi dengan Bagian lain
8) Setiap ruang penyimpanan harus mempunyai pompa penyedot tumpahan B3 yang
juga berfungsi menyedot tumpahan cair
9) Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban disetiap ruang penyimpanan bahan
berbahaya dan beracun
10) Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya matahari secara langsung
karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada bahan bahan kimia yang
tidak stabil
11) Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dinyatakan sebagai
“restricted area” sehingga setiap orang yang tidak berkepentingan tidak
diperkenankan masuk
12) Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan bahan kimia harus diperiksa
sekurang kurangnya satu bulan sekali.
13) Setiap hasil pemeriksaan harus didokumentasikan, dilaporkan ke P2K3 dan
ditindaklanjuti.

4. Pengemasan B3
Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 kedalam suatu
wadah dan kemasan, menutup dan menyegel.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 10
5. Simbol B3

Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3. Bahan simbol berbentuk
bujur sangkar diputar 45 derajat, warna dasar putih dan garis
tepi tebal berwarna merah. Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan, sedangkan simbol
pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25
cm x 25 cm.

6. Label
Label adalah uraian singkat yang menunjukan antara lain klasifikasi dan jenis B3.

7. Menyertakan MSDS
Lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet, MSDS) memberikan
informasi tentang potensi bahaya zat komersial dan tindakan keselamatan yang perlu
diikuti pengguna. Rumah sakit harus menyimpan MSDS yang disediakan oleh
pemasok kimia, dan membuatnya tersedia untuk pekerja, tim penanggulangan
keadaan darurat, dan lainnya. Pegawai harus memeriksa MSDS untuk setiap bahan kimia
tak dikenal sebelum mulai bekerja. File MSDS dapat berada di setiap laboratorium atau
hanya disimpan di tempat terpusat. Banyak laboratorium yang saat ini mengakses
MSDS secara elektronik. Pegawai laboratorium dapat selalu menghubungi pemasok
kimia secara langsung dan meminta agar MSDS dikirim melalui surat. MSDS berisi :
• Identifikasi Bahan dan Perusahaan
• Identifikasi Bahaya
• Komposisi Bahan
• Tindakan P3K
• Tindakan Penanggulangan Kebakaran
• Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan Tumpahan
• Penyimpanan dan Penanganan Bahan
• Pengendalian Pemaparan/Pengendalian Individu
• Sifat Fisika Kimia
• Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
• Informasi Toksikologi
• Informasi Ekologi
• MSDS harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca untuk
memudahkan tindakan pengamanan bila diperlukan.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 11
8. Bekerja dengan B3
a. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah menjaga prilaku pribadi saat bekerja dengan
menghindari mengganggu atau mengejutkan pegawai lain, tidak membiarkan lelucon
praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih terjadi kapan pun, ataupun bahan B3
hanya dipergunakan untuk tujuan yang dimaksudkan.
b. Menghindari cedera mata dengan pelindung mata, menghindari penghirupan bahan
kimia berbahaya (dapat menggunakan masker), meminimalkan kontak kulit dengan
mengenakan sarung tangan kapan pun menangani B3.
c. Menghindari makan, minum, merokok, mengunyah permen karet, menggunakan
kosmetik, dan meminum obat di tempat bahan kimia berbahaya digunakan.
Menyimpan makanan, minuman, cangkir, dan peralatan makan dan minum lainnya di
tempat bahan kimia ditangani atau disimpan, ataupun mengecap bahan kimia.
Mencuci tangan dengan sabun dan air segera setelah bekerja dengan bahan kimia
laboratorium apa pun, meski sudah mengenakan sarung tangan.

9. Pengangkutan B3
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ketempat lain dengan
menggunakan sarana angkutan.

10. Penanganan B3
a. Bahan Kimia
Karena beberapa bahan kimia yang dipakai di rumah sakit merupakan bahan yang
sangat berbahaya yang dapat menyebabkan peledakan, kebakaran, keracunan secara
langsung atau tidak langsung sebagai karsinogenik maka penanganan bahan kimia
harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
1) Dalam menangani bahan kimia berbahaya dan beracun, setiap karyawan harus
menghindari terjadinya inhalasi bahan, penyerapan melalui kulit, tertelan melalui
mulut, atau kontak langsung dengan peralatan /bahan yang terkantaminasi.
2) Pengambilan bahan kimia cair dengan mempergunakan pipet yang disedot dengan
mulut tidak diperkenankan karena dapat menyebabkan tertelannya bahn kimia
tersebut

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 12
3) Dalam menuang bahan kimia cair, tidak boleh tindakan terburu buru yang sampai
mengotori label.
4) Sebelum menuang bahan kimia, pekerja harus membaca dengan teliti label bahan
kimia. Apabila label sudah tidak jelas atau tidak ada maka tidak diperkenankan
mengambil bahan kimia dari kontener.
5) Apabila menuang bahan kimia cair dari kontener yang besar kedalam gelas ukur
yang kecil maka gelas ukur harus ditahan agar cairan tidak tumpa.
6) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan beracun, harus
memakai pelindung diri yang sesuai.
7) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan beracun harus
mempergunakan sarung tangan, gown, sepatu tertutup dan celana panjang. Pekerja
tidak diperkenankan memakai celana pendek, baju lengan pendek dan sepatu yang
terbuka apabila bekerja dengan bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
8) Makan, minum atau merokok tidak diperkenankan apabila sedang bekerja dengan
bahan kimia berbahaya dan beracun
9) Tidak diperkenankan mengembalikan bahan kimia yang berlebihan setelah dituang
kedalam wadah semula karena hal ini akan dapat menimbulkan suatu reaksi kimia
yang berbahaya. Harus diupayakan pengambilan bahan secara tepat tanpa
berlebihan.
10) Apabila sedang mengerjakan pencampuran bahan kimia, tidak diperkenankan
meninggalkan tempat sehingga proses pencampuran/reaksi tidak diawasi.
11) Tidak diperkenankan mencicipi/merasa bahan kimia jenis apapun. Apabila harus
mencium bahan kimia maka lakukan dengan sangat hati hati mempergunakan
ujung botol sehingga hanya sebagian kecil uap yang masuk kehidung.
12) Tidak diperkenankan menyimpan mantel, baju lapis, atau buku dalam ruang berisi
bahan kimia karena bisa terkontaminasi oleh bahan kimia.

b. Gas
Penggunaan gas yang tidak benar dapat menimbulkan peledakan, kebakaran,
keracunan, intoksikasi akibat inhalasi gas atau dapat mencederai mencederai kulit.
Karena di rumah sakit terdapat banyak jenis gas yang berbahaya dengan efek yang

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 13
bermacam macam maka dibuat beberapa ketentuan umum yang berlaku untuk semua
tindakan yang mempergunakan gas.

1) Pemakaian lampu spiritus (Bunsen) pada daerah yang mengandung gas harus
dilakukan dengan sangat hati hati dan hanya dapat dilakukan apabila tidak terdapat
kebocoran gas. Lampu spiritus harus segera dimatikan apabila tidak dipergunakan.
Apabila sedang ada nyala api maka tidak diperkenankan menggunakan oksigen.
2) Merokok dilarang diseluruh bagian, seluruh tempat tindakan di rumah sakit apalagi
ditempat penyimpanan gas dan penanganan yang mempergunakan gas.
3) Penyimpanan gas apabila memungkinkan ditempat yang berjauhan dengan pusat
kegiatan pelayanan dan dilindungi dari pemaparan suhu tinggi.
4) Seluruh tabung gas harus diberi label yang jelas.Tabung yang tidak berlabel tidak
diperkenankan dipergunakan karena sangat membahayakan.
5) Seluruh staf harus diajarkan tatacara mengidentifikasi gas berdasarkan kode warna
yang disepakati.
6) Pengangkutan tabung gas dan pengisian gas harus mempergunakan troli yang
menahan tabung gas tidak jatuh.
7) Dalam menuang gas bentuk cair maka tidak boleh terjadi tumpahan gas pada
pakaian atau lantai.
8) Setiap pekerja harus mempergunakan pakaian pelindung, masker, sarung tangan
dan baju lengan panjang.

11. Penanganan Tumpahan B3


Penanggulangan kontaminasi tergantung jenis B3 yang terpapar, untuk penanganan
kecelakaan yang lebih spesifik dapat lebih jelas dilihat pada MSDS masing-masing B3.
Adapun langkah-langkah umum di bawah ini:
a. Konsentrasi paparan bahan kimia dibuat seminimal mungkin, misalnya dengan cara
mengguyur air :
• Mata
Sesegera mungkin dicuci dengan air mengalir (± selama 15 menit), kemudian
mata dikedip-kedipkan supaya tercuci seluruh permukaan mata dengan air.
• Kulit

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 14
Bila terjadi kontak pada kulit, segera dicuci dengan air mengalir. Pakaian dan
sepatu yang terpapar dilepaskan dan dicuci sebelum dipakai kembali.
• Bila terjadi tertelan B3 sedapat mungkin dirangsang untuk muntah bila kondisi
pasien sadar, setelah itu pasien dapat pula minum susu ataupun air 2-4 gelas.
• Bila terhirup, lindungi pasien dengan cara memindahkannya ke tempat dengan
udara yang segar dan tidak ada bahan paparan. Nilai pernafasannya, bila tidak
adequat berikan bantuan napas. Apabila terjadi gagal napas dapat diberikan
bantuan nafas, ventilator, dan pemberian oksigen.
• Sesegera mungkin dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk
memperoleh pengobatan simtomatik, suportif, atau apabila terjadi kegawatan
dapat segera diatasi Pelaporan terjadinya kecelakaan dilakukan dengan mengisi
form kecelakaan B3 dan dilaporkan pada bagian K3 rumah sakit.

b. Perhatikan jumlah B3 yang tumpah :


Bila < 5 ml bersihkan sendiri tumpahan dengan perlengkapan yang ada dalam
spillkit.
Bila > 5 ml minta bantuan Cleaning Service dan hubungi petugas K3RS.
c. Ambil spillkit dan pakai APD (masker dan sarung tangan) yang ada di dalam spillkit
tersebut.
d. Tuangkan pasir pada tumpahan B3 sampai semua permukaan tumpahan tertutup,
tunggu beberapa saat sampai pasir menyerap tumpahan B3.
e. Buang pasir ke dalam kantong plastik merah dengan menggunakan sendok.
f. Bersihkan sisa pasir dengan menggunakan tissue.
g. Tuangkan klorin pada bekas tumpahan untuk menghilangkan sisa B3 yang masih
tertinggal sebanyak lebih kurang 1 tutup botol.
h. Kemudian bersihkan dan keringkan dengan tissue.
i. Buang semua bekas sendok dan tissue ke dalam kantong plastik merah.
j. Ikat kantong plastik merah dan buang ke dalam tempat sampah medis.
k. Lepaskan sarung tangan, sesuai prosedur kemudian buang ke tempat sampah medis.
l. Cuci tangan sesuai prosedur WHO.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 15
12. Penanganan Tumpahan Cairan Tubuh Pasien
1) Pakai APD (sarung tangan, masker).
2) Serap cairan tubuh yang berada dilantai sebanyak-banyaknya dengan menggunakan
kertas penyerap/ koran/ tissue.
3) Buang kertas penyerap ke dalam kantong plastik merah.
4) Lokalisir area bekas tumpahan cairan tubuh tadi dengan cairan detergen, diamkan 5
menit, kemudian bersihkan dengan tissue.
5) Beri klorin (Bayclin) kurang lebih 1 tutup botol, diamkan selama 5 menit, kemudian
bersihkan dengan tissue hingga larutan klorin terangkat / habis.
6) Buang semua bekas tissue ke dalam kantong plastik merah lalu ikat kantong plastik
merah dan buang ke dalam tempat sampah medis.
7) Lepaskan sarung tangan, kemudian buang ke tempat sampah medis.
8) Cuci tangan sesuai prosedur WHO.

13. Limbah B3
1. Limbah B3 Medis Padat
a. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi.
b. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di rumah
sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
c. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracundan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
d. Pemilahan, pewadahan dan tempat pewadahan
• Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah.
• Pemilahan dilakukan sesuai dengan jenis limbah medis padat mulai dari sumber
yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 16
farmasi, limbah sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan, dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

• Tempat pewadahan limbah medis padat :


- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
- Disetiap sumber pengahasil limbah medis harus tersedia tempat pewadahan
yang terpisah dengan limbah padat non medis.
- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat khusus (safety
box) seperti botol atau karton yang aman.
- Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik yang tidak
langsung kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong
palstik yang telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak
boleh digunakan lagi.
- Setiap tempat pewadahan limbah medis padat harus dilapisi plastik kantong
warna kuning sebagai pembungkus limbah padat medis.
- Tempat pewadahan limbah padat medis hendaknya terbuat dari bahan tidak
mudah berkarat, kedap air terutama untuk menampung sampah basah,
bertutup rapat, mudah dibersihkan, mudah dikosongkan/diangkut, tidak
menimbulkan bising dan tahan terhadap benda tajam atau runcing.

e. Pengumpulan dan pengangkutan


• Kantong plastik pelapis wadah limbah diangkut setiap hari apabila 2/3 bagian
telah terisi limbah. Kantong plastik limbah medis padat sebelum dimasukkan ke
kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
• Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 17
• Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung diri yang
terdiri dari:
1. Topi/ helm.
2. Masker.
3. Pelindung mata.
4. Pelindung kaki/ sepatu boot, dan sarung tangan khusus ( disposible
gloves) Kebijakan tentang limbah padat non medis.

f. Waktu Pengelolaan Limbah B3


Pengelolaan B3 dan Limbah B3 di RS. Umum Daerah Serpong Utara berlangsung
24 jam terus menerus tanpa membedakan hari libur dan hari kerja.

g. Tempat Penghasil Limbah B3


1. Tempat penghasil limbah B3 di RS. Umum Daerah Serpong Utara terdapat di
beberapa ruangan yaitu :
a) UGD
b) Farmasi
c) ICU
d) UKO
e) Ruang Kebidanan
f) Ruang Perinatologi
g) NICU
h) Ruang Utama Bawah
i) Ruang Utama Atas
j) Ruang Ekonomi Bawah
k) Ruang Ekonomi Atas
l) Laboratorium
m) Radiologi
n) Fisioteraphi
o) VIP Prima A
p) VIP Prima B
q) VIP Prima C

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 18
r) Loundry
s) Gizi
t) Kamar Jenazah
u) Poli Rawat Jalan
v) UPSRS

2. Seluruh pengelolaan Limbah B3 didokumentasikan melalui :


a. Pencatatan volume limbah B3 yang dihasilkan setiap hari
b. Pemberian label pada limbah B3
c. Pencatatan pada log book / neraca limbah B3
d. Manifest pengiriman limbah B3 ke pihak pemusnah

d. Tempat penyimpanan LB3


Tempat penyimpanan LB3 adalah dibagian belakang gedung yaitu di TPS LB3 RS.
Umum Daerah Serpong Utara

e. Limbah B3 Padat RS. Umum Daerah Serpong Utara adalah 12 jenis yaitu :
• Limbah Medis
• Jarum dan Botol
• Film Reject Bekas
• Lampu TL Bekas
• Aki Bekas
• Filter Oli Bekas
• Batu Baterai Bekas
• Electronic Bekas
• Majun Bekas
• Catrid Bekas

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 19
2. Limbah Cair
1. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracundan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
a. Saluran pembuangan harus menggunakan sistem saluran tertutup, kedap air, dan
limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah dengan saluran air hujan.
b. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui debit harian
limbah yang dihasilkan.
c. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi/ ditutup dengan grill.
d. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di instalasi pengolahan air
limbah (IPAL).
e. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent) dilakukan setiap
bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan sekali uji petik.

2. Limbah B3 Cair yang dihasilkan RS. Umum Daerah Serpong Utara :


a. Oli Bekas
b. Fixer Bekas
c. Air Limbah

3. Dokumentasi Limbah B3 Cair :


a. Pencatatan pH harian limbah cair
b. Pencatatan debit harian limbah cair
c. Pemeriksaan air limbah setiap bulan

3. Limbah Mudah Terbakar

a. Kemasan berupa jerigen yang kedap air, dalam kondisi baik, tidak bocor atau rusak.
b. Disimpan pada tempat yang cukup dingin.
c. Mempunyai tempat peredaran hawa yang cukup
d. Lokasi penyimpanan jauh dari daerah yang memiliki bahaya kebakaran.
e. Di tempat penyimpanan memasang alat pemadam api dan larangan merokok.
Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 20
4. Limbah Beracun
a. Kemasan berupa plastik berwarna merah
b. Tempat penyimpanan sementara harus dalam kondisi baik, tidak bocor atau rusak.
c. Terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah yang akan disimpan.
d. Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya.

5. Pengangkutan dan Pemusnahan


Pengangkutan limbah B3 adalah kegiatan pemindahan limbah B3 dari suatu tempat ke
tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan, sarana pengangkutan dan
pemusnahan limbah B3 memiliki syarat-syarat berikut :

1. Memiliki rekomendasi izin pengangkutan dan pemusnahan limbah B3 (dari KLH


dan Dishub)

2. Jenis dan karakteristik yang diangkut sesuai dengan izin

3. Dilengkapi dokumen limbah B3/Manifest

4. Persyaratan alat angkut :

a) Alat angkut (truck box tertutup) dan kemasan sesuai dengan karakteristik
limbah.

b) Alat angkut (truck box tertutup) dalam kondisi baik.

c) Simbol dan label baik alat angkut ataupun bin harus sesuai (MenLH No. 14
Tahun 2013, Tentang Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun)

5. Operator atau petugas pengangkut yang terlatih.

6. Memiliki Emergency Response System.

7. Memiliki SOP :

a) Bongkar muat (Izin dari Dishub)

b) Route/tujuan pengangkutan

c) Jadwal

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 21
8. Melakukan pelaporan pengangkutan limbah B3.

9. Menggunakan alat pemusnah limbah (incenerator dengan suhu >12000C

Ditetapkan di : Tangerang Selatan


Pada tanggal, 8 Maret 2022

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 22

Anda mungkin juga menyukai