Anda di halaman 1dari 24

BAB I

DEFINISI

Bahan Berbahaya dan Beracun adalah bahan yang sifat dan konsentrasinya dan
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
atau merusak lingkungan hidup, dan dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lainnya:
1) Bahan Mudah Meledak
Bahan yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan
tekanan yang tinggi yang dengan cepat merusak lingkungan sekitar.

2) Bahan Bersifat Reaktif


Bahan yang mudah menyebabkan kebakaran atau ledakan karena sifat
kimia yang tidak stabil pada suhu tinggi karena mengalami oksidasi.

3) Bahan Korosif
Bahan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan
baja.

4) Bahan Infeksius
Bahan yang berbahaya bagi lingkungan karena mengandung kuman
penyakit yang dapat menular.

5) Bahan Beracun
Adalah bahan yang mengandung racun berbahaya bagi manusia dan
lingkungan karena dapat menyebabkan kematian atau sakit serius.

6) Bahan Mudah Terbakar


Bahan yang apabila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan, atau
sumber nyala lain akan mudah menyala/terbakar dan apabila telah nyala
akan terus terbakar dalam waktu lama.

Limbah ada1ah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah bahan berbahaya dan
beracun, disingkat limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lain.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 1
Simbol-simbol Bahan Berbahaya dan Beacun (B3)

JENIS SIMBOL

B3 Pengoksidasi

B3 bersifat
Beracun

B3 bersifat Iritasi

B3 bersifat
berbahaya

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 2
B3 bersifat mudah
meledak

B3 bersifat korosi

B3 bersifat
karsinogenik,
teratogenik dan
mutagenik

B3 gas bertekanan

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 3
Area B3

Simbol-simbol Limbah B3

KLASIFIKASI
SIMBOL JENIS LIMBAH
LIMBAH

Limbah Infeksius Perban, kassa, masker, kultur


laboratorium, diapers, jaringan
tubuh manusia, dan material
terkontaminasi cairan infeksi

Limbah Benda Jarum suntik, peralatan infus,


Tajam skapel, pecahan kaca, patahan
ampul

Limbah Sitotoksik limbah yang mengandung obat


sitotoksik

Limbah Radioaktif limbah yang mengandung bahan


radioaktif

Limbah Kimia Simbol Tergantung Limbah yang mengandung bahan


Karakteristik Bahan kimia, logam berat tinggi, wadah
Kimia bertekanan

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 4
BAB II

RUANG LINGKUP

1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun

a. Pemesanan

b. Penyerahan

2. Pengelolaan B3 di RS. Mitra Husada mencakup dari proses pengadaan,


distribusi, penggunaan, penyimpanan dan pembuangan limbah B3.

3. Dilakukan upaya preventif untuk mencegah dan meminimalisir kecelakaan/


kerugian yang ditimbulkan jika terjadi paparan, pajanan, tumpahan atau
kontaminasi B3.
4. Untuk memastikan hal diatas berjalan baik perlu dibuat standar prosedur
operasional (SPO).

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 5
BAB III

TATA LAKSANA

1. Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun


a. Pengadaan
1) Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun dapat dilakukan apabila
disertai permintaan tertulis dari unit terkait yang ditandatangani oleh
Kepala Bagian Umum.
2) Pemesanan harus disertai dengan notifikasi bahwa bahan yang dipesan
merupakan B3.
3) Pemesanan dilakukan melalui Distributor resmi yang terdaftar pada
Balai POM atau Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
4) Setiap pemesanan harus mencantumkan dengan jelas nama bahan, nama
dagang, nama kimia, jumlah yang dipesan, nama dan alamat distributor.
5) Pemesanan dilakukan oleh bagian logistik farmasi.
6) Setiap pemesanan harus mencantumkan pernyataan untuk melampirkan
MSDS pada saat penyerahan B3.
7) Tidak diperkenankan memesan B3 yang terlarang berdasarkan
Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Pemesanan B3 yang termasuk golongan bahan dengan penggunaan terbatas
sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 74 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun harus mendapat persetujuan
P2K3 rumah sakit.

b. Penyerahan
1) Pada saat penyerahan B3, nota penyerahan harus mencantumkan
dengan jelas nama bahan, nama dagang, nama kimia, jumlah bahan,
nama distributor, nama pengimpor/produsen.
2) Setiap B3 yang diserahkan harus disertai dengan Lembar Data
Pengamanan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang berisi merek
dagang, rumus kimia, jenis B3, klasifikasi, teknik penyimpanan, dan
tatacara penanganan bila kecelakaan.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 6
3) B3 diserahkan dalam bentuk kemasan yang kompak, wadah kemasan
tidak bocor, berkarat, tidak rusak, disertai dengan penandaan nama
dagang, nama bahan, berat, yang sesuai dengan yang tertera pada nota
penyerahan bahan.
4) Setiap B3 yang diserahkan harus telah memiliki tanda peringatan sesuai
dengan jenis dan bahayanya, simbol bahaya dan petunjuk P3K yang
harus mudah dilihat, dibaca , dimengerti dan tidak luntur.
5) Bahan Berbahaya dan Beracun tidak dapat diterima apabila :
 Dokumen tidak lengkap
 Sudah kedaluarsa
 Label yang tertera pada bahan dan dokumen tidak cocok
6) Penyerahan B3 harus dilakukan secara langsung kepada petugas Bagian
Umum sedangkan bahan langsung ditempatkan pada Ruang
Penyimpanan B3 serta pemberian cap label B3.

2. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


1) Untuk menghindari terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia berbahaya
maka bahan kimia berbahaya dan beracun harus disimpan, dipergunakan,
dan dibuang dengan cara yang sesuai ketentuan.
2) Setiap Bagian dan setiap personel dirumah sakit harus melaksanakan
secara benar seluruh ketentuan penyimpanan, penggunaan dan
pembuangan bahan kimia berbahaya dan beracun.
3) Setiap Bagian yang menyimpan bahan kimia berbahaya dan beracun dalam
jumlah besar dan jenis bahan kimia yang banyak, harus mempunyai
ruangan penyimpanan khusus.
4) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diberikan label yang
benar agar tidak terjadi pencampuran bahan yang tidak sesuai.
5) Semua bahan kimia berbahaya dan beracun harus diinspeksi secara teratur
untuk mendeteksi kebocoran atau kerusakan wadah.
6) Bahan kimia yang menjadi basah akibat kelembaban yang tinggi harus
dilakukan desikasi sebelum dipergunakan.
7) Sampah yang berasal dari bahan kimia harus dibuang pada kontener yang
telah disiapkan khusus untuk bahan tersebut, tidak boleh dibuang pada
tempat sampah untuk bahan kimia lain.
8) Tidak diperkenankan mempergunakan lampu spiritus dalam ruang berisi
bahan kimia apabila tidak diinstruksikan.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 7
9) Setiap wadah dari gelas harus diperiksa apakah ada keretakan atau tidak
karena akan menyebabkan cedera serius apabila terjadi kebocoran bahan
kimia.
10) Untuk menghindari terjadinya peledakan bahan kimia maka setiap bahan
kimia dengan konsentrasi yang tinggi harus disimpan dalam ruangan
dengan suhu yang lebih rendah dari titik nyala bahan kimia tersebut.
11) Setiap bahan kimia yang mudah meledak atau terbakar harus diidentifikasi
titik nyala dari bahan tersebut.
12) Setiap karyawan harus memperhatikan bahwa beberapa bahan bahan kimia
padat tidak boleh terkena air, terkena pemanasan, terjadi gesekan atau
terkena cahaya/ sinar matahari karena akan mudah terbakar.
13) Setiap karyawan harus mengetahui lokasi dari Alat Pemadam Api Ringan
(APAR), tempat pembilasan, dan mengetahui cara mempergunakan
peralatan tersebut.
14) Setelah kejadian pemaparan, kecelakaan, kebakaran, peledakan atau
adanya tumpahan bahan, karyawan harus segera memberitahukan kepada
Kepala Bagiannya atau atasan langsung.

3. Penyimpanan B3
a. Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut :

1) Harus terpisah dari bahan makanan, bahan pakaian dan bahan lainnya.
2) Tidak menimbulkan interaksi antar bahan berbahaya satu dengan yang
lain.
3) Bahan yang mudah meledak dijauhkan dari bangunan yang
menyimpan oli, gemuk, api yang menyala.
4) Bahan yang mudah mengoksidasi harus disimpan ditempat yang
sejuk dan mendapat petukaran udara yang baik.
5) Bahan yang mudah menyala (terbakar) harus disimpan di tempat
terpisah dari tempat penyimpanan perbekalan farmasi lain, mudah
dilokalisir bila terjadi kebakaran, tahan gempa dan dilengkapi dengan
pemadam api.
6) Bahan beracun harus disimpan di tempat yang sejuk, mendapat
pertukaran udara yang baik, tidak kena sinar matahari langsung dan
jauh dari sumber panas.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 8
7) Bahan korosif (bisa juga untuk bahan yang irritant) harus disimpan di
tempat yang dilengkapi dengan sumber air untuk mandi dan mencuci.
8) Bahan-bahan lain yang mudah menguap harus disimpan dalam wadah
yang tertutup rapat, bahan yang mudah menyerap uap air harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat yang berisi zat penyerap
lembab, bahan yang mudah menyerap CO 2 harus disimpan dengan
pertolongan kapur tohor, dan bahan yang harus terlindung dari
cahaya disimpan dalam wadah buram atau kaca dari kaca hitam,
merah, hijau atau coklat tua.
9) Dilakukan dengan sistim blok, terdiri dari 2 x 2 kemasan sehingga
dapat dilakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap setiap kemasan.
10) Jarak antar blok minimum 60 cm agar masih tersisa ruang untuk
melakukan pengawasan rutin.
11) Maksimum tumpukan 3 lapis, apabila lebih maka harus dengan
memakai rak, kecuali untuk bahan kimia yang disimpan dalam wadah
botol, tidak diperkenankan untuk disimpan bersusun.
12) Jarak kemasan terluar tidak boleh kurang 1 meter dari plafon.
13) Kemasan B3 yang tidak saling cocok harus disimpan terpisah, tidak
dalam 1 blok untuk menghindari terjadinya reaksi kimia yang
membahayakan.
14) Penempatan kemasan harus dengan syarat tidak ada kemungkinan
tumpah ke kemasan lain.
15) Penyimpanan terpisah berdasarkan klasifikasi, ditempatkan pada lokasi
yang aman dan baik dan dilengkapi dengan sistim tanggap darurat dan
prosedur penangannan B3.

a. Ruangan Penyimpanan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1) Kedap air, tidak bocor, ada ventilasi uantuk mencegah akumulasi gas,
lubang angin harus dilengkapi dengan kasa penutup agar burung dan
binatang tidak masuk dan dilengkapi penerangan yang mencukupi.
2) Instalasi penerangan harus tidak menimbulkan ledakan, dengan
memasang lampu penerangan minimal 1 meter diatas kemasan dan
semua saklar untuk ruang bahan mudah terbakar harus terpasang dari
sisi luar.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 9
3) Tersedia sarana pencucian yang dekat lokasi dan memadai misalnya
wastafel untuk membilas mata atau bagian tubuh lainnya yang
terpapar bahan berbahaya dan beracun.
4) Tersedia sistim pemadam kebakaran dan deteksi kebakaran yang
sesuai dengan luas ruang dan jenis bahan yang disimpan.
5) Tersedia pembangkit listrik cadangan yang berfungsi secara otamatik
apabila terjadi ganggua aliran listrik.
6) Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan dalam jumlah
dan jenis yang memadai
7) Peralatan komunikasi dalam ruang penyimpanan harus tersedia agar
memudahkan komunikasi dengan Bagian lain
8) Setiap ruang penyimpanan harus mempunyai pompa penyedot
tumpahan B3 yang juga berfungsi menyedot tumpahan cair
9) Tersedia pengontrol suhu dan kelembaban disetiap ruang
penyimpanan bahan berbahaya dan beracun
10) Ruangan penyimpanan tidak boleh terkena cahaya matahari secara
langsung karena dapat menyebabkan terjadinya reaksi kimia pada
bahan bahan kimia yang tidak stabil
11) Ruangan penyimpanan bahan berbahaya dan beracun dinyatakan
sebagai “restricted area” sehingga setiap orang yang tidak
berkepentingan tidak diperkenankan masuk
12) Semua sistim pengamanan ruangan penyimpanan bahan kimia harus
diperiksa sekurang kurangnya satu bulan sekali.
13) Setiap hasil pemeriksaan harus didokumentasikan, dilaporkan ke
P2K3 dan ditindaklanjuti.

4. Pengemasan B3
Pengemasan B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3
kedalam suatu wadah dan kemasan, menutup dan menyegel.

5. Simbol B3

Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3. Bahan simbol


berbentuk bujur sangkar diputar 45 derajat, warna dasar putih dan garis
tepi tebal berwarna merah. Ukuran simbol pada kemasan disesuaikan,
sedangkan simbol pada kendaraan pengangkut dan tempat penyimpanan

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 10
kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25 cm.

6. Label
Label adalah uraian singkat yang menunjukan antara lain klasifikasi dan jenis
B3.

7. Menyertakan MSDS
Lembar data keselamatan bahan (Material Safety Data Sheet, MSDS)
memberikan informasi tentang potensi bahaya zat komersial dan tindakan
keselamatan yang perlu diikuti pengguna. Rumah sakit harus menyimpan
MSDS yang disediakan oleh pemasok kimia, dan membuatnya tersedia
untuk pekerja, tim penanggulangan keadaan darurat, dan lainnya. Pegawai
harus memeriksa MSDS untuk setiap bahan kimia tak dikenal sebelum
mulai bekerja. File MSDS dapat berada di setiap laboratorium atau hanya
disimpan di tempat terpusat. Banyak laboratorium yang saat ini
mengakses MSDS secara elektronik. Pegawai laboratorium dapat selalu
menghubungi pemasok kimia secara langsung dan meminta agar MSDS
dikirim melalui surat. MSDS berisi :
 Identifikasi Bahan dan Perusahaan
 Identifikasi Bahaya
 Komposisi Bahan
 Tindakan P3K
 Tindakan Penanggulangan Kebakaran
 Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan Tumpahan
 Penyimpanan dan Penanganan Bahan
 Pengendalian Pemaparan/Pengendalian Individu
 Sifat Fisika Kimia
 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
 Informasi Toksikologi
 Informasi Ekologi
 MSDS harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dibaca
untuk memudahkan tindakan pengamanan bila diperlukan.

8. Bekerja dengan B3
a. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah menjaga prilaku pribadi saat
bekerja dengan menghindari mengganggu atau mengejutkan pegawai lain,
tidak membiarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 11
terjadi kapan pun, ataupun bahan B3 hanya dipergunakan untuk tujuan
yang dimaksudkan.
b. Menghindari cedera mata dengan pelindung mata, menghindari
penghirupan bahan kimia berbahaya (dapat menggunakan masker),
meminimalkan kontak kulit dengan mengenakan sarung tangan kapan pun
menangani B3.
c. Menghindari makan, minum, merokok, mengunyah permen karet,
menggunakan kosmetik, dan meminum obat di tempat bahan
kimia berbahaya digunakan. Menyimpan makanan, minuman, cangkir,
dan peralatan makan dan minum lainnya di tempat bahan kimia
ditangani atau disimpan, ataupun mengecap bahan kimia. Mencuci
tangan dengan sabun dan air segera setelah bekerja dengan bahan
kimia laboratorium apa pun, meski sudah mengenakan sarung tangan.

9. Pengangkutan B3
Pengangkutan B3 adalah kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ketempat
lain dengan menggunakan sarana angkutan.

10. Penanganan B3
a. Bahan Kimia
Karena beberapa bahan kimia yang dipakai di rumah sakit merupakan
bahan yang sangat berbahaya yang dapat menyebabkan peledakan,
kebakaran, keracunan secara langsung atau tidak langsung sebagai
karsinogenik maka penanganan bahan kimia harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut :
1) Dalam menangani bahan kimia berbahaya dan beracun, setiap
karyawan harus menghindari terjadinya inhalasi bahan, penyerapan
melalui kulit, tertelan melalui mulut, atau kontak langsung dengan
peralatan /bahan yang terkantaminasi.
2) Pengambilan bahan kimia cair dengan mempergunakan pipet yang
disedot dengan mulut tidak diperkenankan karena dapat menyebabkan
tertelannya bahn kimia tersebut
3) Dalam menuang bahan kimia cair, tidak boleh tindakan terburu buru
yang sampai mengotori label.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 12
4) Sebelum menuang bahan kimia, pekerja harus membaca dengan teliti
label bahan kimia. Apabila label sudah tidak jelas atau tidak ada maka
tidak diperkenankan mengambil bahan kimia dari kontener.
5) Apabila menuang bahan kimia cair dari kontener yang besar kedalam
gelas ukur yang kecil maka gelas ukur harus ditahan agar cairan tidak
tumpa.
6) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan beracun,
harus memakai pelindung diri yang sesuai.
7) Setiap pekerja yang menangani bahan kimia berbahaya dan beracun
harus mempergunakan sarung tangan, gown, sepatu tertutup dan
celana panjang. Pekerja tidak diperkenankan memakai celana pendek,
baju lengan pendek dan sepatu yang terbuka apabila bekerja dengan
bahan kimia yang berbahaya dan beracun.
8) Makan, minum atau merokok tidak diperkenankan apabila sedang
bekerja dengan bahan kimia berbahaya dan beracun
9) Tidak diperkenankan mengembalikan bahan kimia yang berlebihan
setelah dituang kedalam wadah semula karena hal ini akan dapat
menimbulkan suatu reaksi kimia yang berbahaya. Harus diupayakan
pengambilan bahan secara tepat tanpa berlebihan.
10) Apabila sedang mengerjakan pencampuran bahan kimia, tidak
diperkenankan meninggalkan tempat sehingga proses
pencampuran/reaksi tidak diawasi.
11) Tidak diperkenankan mencicipi/merasa bahan kimia jenis apapun.
Apabila harus mencium bahan kimia maka lakukan dengan sangat hati
hati mempergunakan ujung botol sehingga hanya sebagian kecil uap
yang masuk kehidung.
12) Tidak diperkenankan menyimpan mantel, baju lapis, atau buku dalam
ruang berisi bahan kimia karena bisa terkontaminasi oleh bahan kimia.

b. Gas
Penggunaan gas yang tidak benar dapat menimbulkan peledakan,
kebakaran, keracunan, intoksikasi akibat inhalasi gas atau dapat
mencederai mencederai kulit. Karena di rumah sakit terdapat banyak jenis
gas yang berbahaya dengan efek yang bermacam macam maka dibuat
beberapa ketentuan umum yang berlaku untuk semua tindakan yang
mempergunakan gas.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 13
1) Pemakaian lampu spiritus (Bunsen) pada daerah yang mengandung
gas harus dilakukan dengan sangat hati hati dan hanya dapat dilakukan
apabila tidak terdapat kebocoran gas. Lampu spiritus harus segera
dimatikan apabila tidak dipergunakan. Apabila sedang ada nyala api
maka tidak diperkenankan menggunakan oksigen.
2) Merokok dilarang diseluruh bagian, seluruh tempat tindakan di rumah
sakit apalagi ditempat penyimpanan gas dan penanganan yang
mempergunakan gas.
3) Penyimpanan gas apabila memungkinkan ditempat yang berjauhan
dengan pusat kegiatan pelayanan dan dilindungi dari pemaparan suhu
tinggi.
4) Seluruh tabung gas harus diberi label yang jelas.Tabung yang tidak
berlabel tidak diperkenankan dipergunakan karena sangat
membahayakan.
5) Seluruh staf harus diajarkan tatacara mengidentifikasi gas berdasarkan
kode warna yang disepakati.
6) Pengangkutan tabung gas dan pengisian gas harus mempergunakan
troli yang menahan tabung gas tidak jatuh.
7) Dalam menuang gas bentuk cair maka tidak boleh terjadi tumpahan
gas pada pakaian atau lantai.
8) Setiap pekerja harus mempergunakan pakaian pelindung, masker,
sarung tangan dan baju lengan panjang.

11. Penanganan Tumpahan B3


Penanggulangan kontaminasi tergantung jenis B3 yang terpapar, untuk
penanganan kecelakaan yang lebih spesifik dapat lebih jelas dilihat pada
MSDS masing-masing B3. Adapun langkah-langkah umum di bawah ini:
a. Konsentrasi paparan bahan kimia dibuat seminimal mungkin, misalnya
dengan cara mengguyur air :
 Mata
Sesegera mungkin dicuci dengan air mengalir (± selama 15 menit),
kemudian mata dikedip-kedipkan supaya tercuci seluruh permukaan
mata dengan air.
 Kulit
Bila terjadi kontak pada kulit, segera dicuci dengan air mengalir.
Pakaian dan sepatu yang terpapar dilepaskan dan dicuci sebelum
Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 14
dipakai kembali.
 Bila terjadi tertelan B3 sedapat mungkin dirangsang untuk muntah
bila kondisi pasien sadar, setelah itu pasien dapat pula minum susu
ataupun air 2-4 gelas.
 Bila terhirup, lindungi pasien dengan cara memindahkannya ke tempat
dengan udara yang segar dan tidak ada bahan paparan. Nilai
pernafasannya, bila tidak adequat berikan bantuan napas. Apabila
terjadi gagal napas dapat diberikan bantuan nafas, ventilator, dan
pemberian oksigen.
 Sesegera mungkin dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk
memperoleh pengobatan simtomatik, suportif, atau apabila terjadi
kegawatan dapat segera diatasi Pelaporan terjadinya kecelakaan
dilakukan dengan mengisi form kecelakaan B3 dan dilaporkan pada
bagian K3 rumah sakit.

b. Perhatikan jumlah B3 yang tumpah :


 Bila < 5 ml bersihkan sendiri tumpahan dengan perlengkapan yang
ada dalam spillkit.
 Bila > 5 ml minta bantuan Cleaning Service dan hubungi petugas
K3RS.
c. Ambil spillkit dan pakai APD (masker dan sarung tangan) yang ada di
dalam spillkit tersebut.
d. Tuangkan pasir pada tumpahan B3 sampai semua permukaan tumpahan
tertutup, tunggu beberapa saat sampai pasir menyerap tumpahan B3.
e. Buang pasir ke dalam kantong plastik merah dengan menggunakan
sendok.
f. Bersihkan sisa pasir dengan menggunakan tissue.
g. Tuangkan klorin pada bekas tumpahan untuk menghilangkan sisa B3
yang masih tertinggal sebanyak lebih kurang 1 tutup botol.
h. Kemudian bersihkan dan keringkan dengan tissue.
i. Buang semua bekas sendok dan tissue ke dalam kantong plastik merah.
j. Ikat kantong plastik merah dan buang ke dalam tempat sampah medis.
k. Lepaskan sarung tangan, sesuai prosedur kemudian buang ke tempat
sampah medis.
l. Cuci tangan sesuai prosedur WHO.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 15
12. Penanganan Tumpahan Cairan Tubuh Pasien
1) Pakai APD (sarung tangan, masker).
2) Serap cairan tubuh yang berada dilantai sebanyak-banyaknya dengan
menggunakan kertas penyerap/ koran/ tissue.
3) Buang kertas penyerap ke dalam kantong plastik merah.
4) Lokalisir area bekas tumpahan cairan tubuh tadi dengan cairan detergen,
diamkan 5 menit, kemudian bersihkan dengan tissue.
5) Beri klorin (Bayclin) kurang lebih 1 tutup botol, diamkan selama 5 menit,
kemudian bersihkan dengan tissue hingga larutan klorin terangkat / habis.
6) Buang semua bekas tissue ke dalam kantong plastik merah lalu ikat
kantong plastik merah dan buang ke dalam tempat sampah medis.
7) Lepaskan sarung tangan, kemudian buang ke tempat sampah medis.
8) Cuci tangan sesuai prosedur WHO.

13. Limbah B3
1. Limbah B3 Medis Padat
a. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksik, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
b. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari
kegiatan di rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur,
perkantoran, taman dan halaman yang dapat dimanfaatkan kembali
apabila ada teknologinya.
c. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracundan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
d. Pemilahan, pewadahan dan tempat pewadahan
 Pemilahan limbah harus dilakukan mulai dari sumber yang
menghasilkan limbah.
 Pemilahan dilakukan sesuai dengan jenis limbah medis padat mulai
dari sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah patologi,
limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksik, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah
dengan kandungan logam berat yang tinggi.
 Tempat pewadahan limbah medis padat :
Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 16
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya.
- Disetiap sumber pengahasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah padat non medis.
- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat
khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman.
- Tempat pewadahan limbah medis padat infeksius dan sitotoksik
yang tidak langsung kontak dengan limbah harus segera
dibersihkan dengan larutan desinfektan apabila akan
dipergunakan kembali, sedangkan untuk kantong palstik yang
telah dipakai dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak
boleh digunakan lagi.
- Setiap tempat pewadahan limbah medis padat harus dilapisi
plastik kantong warna kuning sebagai pembungkus limbah padat
medis.
- Tempat pewadahan limbah padat medis hendaknya terbuat dari
bahan tidak mudah berkarat, kedap air terutama untuk
menampung sampah basah, bertutup rapat, mudah dibersihkan,
mudah dikosongkan/diangkut, tidak menimbulkan bising dan
tahan terhadap benda tajam atau runcing.

e. Pengumpulan dan pengangkutan


 Kantong plastik pelapis wadah limbah diangkut setiap hari apabila
2/3 bagian telah terisi limbah. Kantong plastik limbah medis padat
sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut harus diletakkan
dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
 Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia
maupun binatang.
 Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat pelindung
diri yang terdiri dari:
1. Topi/ helm.
2. Masker.
3. Pelindung mata.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 17
4. Pelindung kaki/ sepatu boot, dan sarung tangan khusus (
disposible gloves) Kebijakan tentang limbah padat non
medis.
f. Waktu Pengelolaan Limbah B3
Pengelolaan B3 dan Limbah B3 di RS.Mitra Husada berlangsung 24
jam terus menerus tanpa membedakan hari libur dan hari kerja.

g. Tempat Penghasil Limbah B3


1. Tempat penghasil limbah B3 di RS.Mitra Husada terdapat di
beberapa ruangan yaitu :
a) UGD
b) Farmasi
c) ICU
d) UKO
e) Ruang Kebidanan
f) Ruang Perinatologi
g) NICU
h) Ruang Utama Bawah
i) Ruang Utama Atas
j) Ruang Ekonomi Bawah
k) Ruang Ekonomi Atas
l) Laboratorium
m)Radiologi
n) Fisioteraphi
o) VIP Prima A
p) VIP Prima B
q) VIP Prima C
r) Loundry
s) Gizi
t) Kamar Jenazah
u) Poli Rawat Jalan
v) UPSRS

2. Seluruh pengelolaan Limbah B3 didokumentasikan melalui :


a. Pencatatan volume limbah B3 yang dihasilkan setiap hari
b. Pemberian label pada limbah B3

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 18
c. Pencatatan pada log book / neraca limbah B3
d. Manifest pengiriman limbah B3 ke pihak pemusnah

d. Tempat penyimpanan LB3


Tempat penyimpanan LB3 adalah dibagian belakang gedung yaitu di
TPS LB3 RS.Mitra Husada.

e. Limbah B3 Padat RS.Mitra Husada adalah 12 jenis yaitu :


 Limbah Medis
 Jarum dan Botol
 Film Reject Bekas
 Lampu TL Bekas
 Aki Bekas
 Filter Oli Bekas
 Batu Baterai Bekas
 Electronic Bekas
 Majun Bekas
 Catrid Bekas

2. Limbah Cair
1. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme,
bahan kimia beracundan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
a. Saluran pembuangan harus menggunakan sistem saluran tertutup,
kedap air, dan limbah harus mengalir dengan lancar serta terpisah
dengan saluran air hujan.
b. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah cair untuk mengetahui
debit harian limbah yang dihasilkan.
c. Air limbah dari dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran
air limbah harus dilengkapi/ ditutup dengan grill.
d. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus diolah di instalasi
pengolahan air limbah (IPAL).
e. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah cair terolah (effluent)
dilakukan setiap bulan sekali untuk swapantau dan minimal 3 bulan
sekali uji petik.

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 19
2. Limbah B3 Cair yang dihasilkan RS.Mitra Husada :
a. Oli Bekas
b. Fixer Bekas
c. Air Limbah

3. Dokumentasi Limbah B3 Cair :


a. Pencatatan pH harian limbah cair
b. Pencatatan debit harian limbah cair
c. Pemeriksaan air limbah setiap bulan

3. Limbah Mudah Terbakar

a. Kemasan berupa jerigen yang kedap air, dalam kondisi baik, tidak
bocor atau rusak.
b. Disimpan pada tempat yang cukup dingin.
c. Mempunyai tempat peredaran hawa yang cukup
d. Lokasi penyimpanan jauh dari daerah yang memiliki bahaya
kebakaran.
e. Di tempat penyimpanan memasang alat pemadam api dan larangan
merokok.

4. Limbah Beracun
a. Kemasan berupa plastik berwarna merah
b. Tempat penyimpanan sementara harus dalam kondisi baik, tidak bocor
atau rusak.
c. Terbuat dari bahan yang cocok dengan karakteristik limbah yang akan
disimpan.
d. Mampu mengamankan limbah yang disimpan di dalamnya.

5. Perijinan Pengelolaan LB3


Sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah maka dalam
pengelolaan limbah B3 rumah sakit harus memiliki ijin yang dikeluarkan
oleh dinas terkait. Ijin – ijin yang harus dimiliki oleh rumah sakit dalam
pengelolaan limbah B3 adalah :

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 20
a. Ijin TPS Limbah B3
Ijin TPS limbah B3 RS.Mitra Husada dikeluarkan oleh Bupati
Pringsewu.

b. Ijin pembuangan limbah cair


Ijin pembuangan limbah cair RS.Mitra Husada dikeluarkan oleh Bupati
Pringsewu dengan masa berlaku 5 tahun

c. MOU pembuangan limbah B3 dengan pihak ketiga.


MOU pembuangan limbah B3 RS.Mitra Husada bekerjasama dengan
pihak ketiga yaitu PT.Wastec. MOU ini meliputi pengangkutan dan
pemusnahan limbah B3 yang dihasilkan oleh RS.Mitra Husada.

6. Pengangkutan dan Pemusnahan


Pengangkutan limbah B3 adalah kegiatan pemindahan limbah B3 dari
suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan sarana angkutan, sarana
pengangkutan dan pemusnahan limbah B3 memiliki syarat-syarat berikut :

1. Memiliki rekomendasi izin pengangkutan dan pemusnahan limbah B3


(dari KLH dan Dishub)

2. Jenis dan karakteristik yang diangkut sesuai dengan izin

3. Dilengkapi dokumen limbah B3/Manifest

4. Persyaratan alat angkut :

a) Alat angkut (truck box tertutup) dan kemasan sesuai dengan


karakteristik limbah.

b) Alat angkut (truck box tertutup) dalam kondisi baik.

c) Simbol dan label baik alat angkut ataupun bin harus sesuai
(MenLH No. 14 Tahun 2013, Tentang Simbol dan Label Bahan
Berbahaya dan Beracun)

5. Operator atau petugas pengangkut yang terlatih.

6. Memiliki Emergency Response System.

7. Memiliki SOP :

a) Bongkar muat (Izin dari Dishub)

b) Route/tujuan pengangkutan

c) Jadwal
Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan
Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 21
8. Melakukan pelaporan pengangkutan limbah B3.

9. Menggunakan alat pemusnah limbah (incenerator dengan suhu


>12000C)

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 22
BAB IV
DOKUMENTASI

Daftar Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) :

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 23
Ditetapkan di : Pringsewu
Pada Tanggal : Januari 2016
Direktur RS.Mitra Husada

dr. Elvani
NIK. AA01,072008

Panduan Perencanaan, Pengadaan, Penyimpanan, Distribusi dan Paparan


Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3 24

Anda mungkin juga menyukai