Anda di halaman 1dari 18

SOSIALISASI LIMBAH BAHAN

BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


DARI FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN

POKJA PPI

UNIT SANITASI
DASAR HUKUM
 Undang-undang 18 tahun 2008 tentang
pengelolaan sampah
 Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah Bahan Bebahaya dan
Beracun
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan RI no. P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang
Tata cara dan persyaratan teknis pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun dari
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
PENGERTIAN LIMBAH B3
 B3: zat, energi, dan atau komponen lain yang karena
sifat, konsentrasi dan jumlahnya baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan atau
merusak lingkungan hidup dan membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lainnya

 Limbah B3 adalah: sisa suatu usaha dan/kegitan yang


mengandung bahan berbahaya dan beracun

 Limbah B3 cair adalah limbah cair yang mengandung


B3 antara lain limbah larutan fixer, limbah kimiawi cair,
dan limbah farmasi cair
KARAKTERISTIK LIMBAH B3
 Mudah meledak (eksplosif) misalnya bahan
peledak
 Mudah terbakar, misalnya bahan bakar, solven
 Bersifat reaktif, misalnya bahan2 oksidator
 Menyebabkan infeksi (limbah rmh skit)
 Bersifat korosif
 Bersifat iritatif
 Berbahaya
 Beracun (HCN, Cr)
 Karsinogenik, mutagenik dan paratogenik
(merkuri, turunan benzena
JENIS-JENIS LIMBAH B3 DARI
FASYANKES
1. Limbah dgn karakter infeksius : limbah
yang terkontaminasi organisme patogen,
contoh : kain kasa, kapas, sarung tangan, yg
trkontamunasi cairan tubu atau masker
bekas pakai
2. Limbah benda tajam, contoh: jarum
suntik, kaca sediaan (preparat glass),
infus set, ampul/vial obat
3. Limbah patologis: limbah berupa buangan
slama keg. Operasi, otopsi, dan/atau
prosedur medis lainnya trmsuk jaringan,
organ, bgian tubuh, dll

4. Limbah sitotoksik: limbah dr bahan yg


trkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksik utk kemoterapi
kanker

5. Bahan kimia kadarluarsa, tumpahan, atau


sisa kemasan, contoh: tumpahan formalin
H202, Lysol, Povidon, alkohol 70%

6. Radioaktif, contoh: cairan user viser


7. Farmasi, contoh: obat-obat kadaluarsa

8. Peraltan medis yg memiliki kandungan logam berat


tinggi, Misalnya: limbah logam merkuri yang berasal
dari bocoran peralatan kedokteran (termometer, alat
pengukur tekanan darah)
 9. Tabung gas atau kontainer bertekanan,
contoh: tabung elpiji, tabung 02, tabung
APAR (Saat APAR mulai kadaluarsa akan
menjadi racun, bahaya yang sering kali terjadi
adalah media APAR jadi menggumpal, akan
mengganggu fungsi dari APAR jika terjadi
kebakaran tabung APAR menyimpan tekanan
udara yang cukup tinggi. Jika ada sumbatan
pada sistem output APAR, dikhawtirkan akan
timbul ledakan karena tekanan tabung APAR
yang tinggi.
Identifikasi Limbah B3
 Penentuan limbah B3 dgn cara:
 Menggunakan daftar acuan kategori 1

dan 2 di PP 101/2014
 Menggunakan pengujian karakteristik

yaitu menentukan mudah meledak,


mudah terbakar, reaktif, infeksius,
korosif, beracun
Daftar limbah B3 menurut PP
101/2014
PENGELOLAAN LIMBAH B3
1. Pemilahan limbah B3
 Memisahkan limbah B3

berdasarkan jenis, kelompok,


dan/atau karakteristik limbah B3
 Mewadahi limbah B3 sesuai

kelompok limbah B3
Warna kemasan dan/atau
wadah limbah B3
Jenis limbah Warna plastik Simbol
Limbah radioaktif Merah

Limbah infeksius Kuning

Limbah sitotoksik Ungu

Limbah bahan kimia Cokelat -


kadarluarsa, tumpahan, atau
sisa kemasan, dan limbah
farmasi
2. Pengumpulan Setempat
(on-site)
 Limbah yang harus dikumpulkan minimum setiap hari atau
sesuai kebutuhan dan diangkut ke lokasi pengumpulan

 Setiap kantong atau wadah limbah harus dilengkapi


dengan simbol dan label sesuai dengan kategori limbah,
termasuk informasi mengenai simbol limbah

 Setiap pemindahan kantong atau wadah limbah harus


segera diganti dengan kantong atau wadah limbah baru
yang sama jenisnya

 Kantong atau wadah limbah baru harus selalu tersedia


pada setiap lokasi dihasilkannya limbah
3. Pengangkutan Insitu
 Menggunakan troly atau wadah beroda alat
pengangkutan limbah harus memenuhi spesifikasi:
mudah dilakukan bongkar muat limbah,troly atau
wadah yang digunakan tahan terhadap goresan
benda tajam, mudah dibersihkan

 Alat pengangkutan limbah insitu harus dibersihkan


dan dilakukan desinfeksi menggunakan desinfektan
senyawa chlorin

 Personil pengangkut limbah B3 harus menggunakan


APD yang memenuhi standar keselamatan dan
kesehatan kerja

 Pengangkutan LB3 harus melalui rute khusus


(menghindari area yang dilalui banyak orang)
4. Penyimpanan Limbah B3/ TPS LB3
 Memiliki ijin TPS LB3 dari Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan

 Memenuhi standar bangunan sesuai


dengan PERMENLHK (baik konstruksi dan
jarak)

 Limbah infeksius tidak boleh disimpan


lebih dari 2 hari. Apabila lebih dari 2 hari/
maksimal 90 hari maka perlu disimpan
dalam refrigerator/ pendingin pada suhu
0o C atau lebih rendah
5. Pengolahan Limbah B3
 Pengolahan LB3 dilakukan oleh
pengolah LB3 yang memiliki ijin
pengelolaan LB3 utk pengolahan LB3

 Pengolahan LB3 dilakukan


menggunakan peralatan insinerator
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Unit sanitasi

Anda mungkin juga menyukai