DI FASYANKES
Pasal 59
• Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 WAJIB
melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.
• Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri
pengelolaan limbah B3, pengelolaannya diserahkan
kepada pihak lain.
• Pengelolaan limbah B3 wajib mendapat izin dari Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
KETENTUAN PIDANA DALAM PENGELOLAAN LIMBAH B3
(UU No. 32/2009)
PELINDUNGAN KESMAS
1. Sampah tdk diolah (pengurangan,
penanganan)
2. Zat kimia berbahaya (pajanan &
kontaminasi penggunaan)
3. Gangguan Fisika udara
4. Radiasi pengion dan non pengion
5. Pestisida
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Dilakukan dengan cara antara lain:
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah B3;
b. menyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3 sesuai
kelompok Limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah
Limbah sesuai karakteristik Limbah B3; dan
d. pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap kemasan
dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik Limbah B3.
14
MASA PENYIMPANAN LIMBAH B3
Untuk limbah dengan karakteristik infeksius; benda
tajam; dan patologis; disimpan di tempat
Penyimpanan Limbah B3 sebelum dilakukan
Pengangkutan Limbah B3, Pengolahan Limbah B3,
dan/atau Penimbunan Limbah B3 paling lama:
1. 2 (dua) hari, pada temperatur lebih besar dari 0°C (nol
derajat celsius); atau
2. 90 (sembilan puluh) hari, pada temperatur sama dengan
atau lebih kecil dari 0°C (nol derajat celsius),
sejak Limbah B3 dihasilkan.
15
PENYIMPANAN LIMBAH B3
Dilakukan dengan cara antara lain:
a. menyimpan Limbah B3 di fasilitas Penyimpanan Limbah
B3;
b. menyimpan Limbah B3 menggunakan wadah Limbah B3
sesuai kelompok Limbah B3;
c. penggunaan warna pada setiap kemasan dan/atau wadah
Limbah sesuai karakteristik Limbah B3; dan
d. pemberian simbol dan label Limbah B3 pada setiap
kemasan dan/atau wadah Limbah B3 sesuai karakteristik
Limbah B3.
21
PENGOLAHAN
PENGOLAHAN
PENGOLAHAN TERMAL NONTERMAL
AUTOKLAF
DISINFEKSI KIMIAWI
MICROWAVE
PROSES BIOLOGIS
IRADIASI
ENKAPSULASI
INSINERATOR
INERTISASI
TEKNOLOGI LAIN SESUAI
PERKEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI.
22
INSINERATOR
[PERSYARATAN TEKNIS Permen LHK No P.56 Psl 22]
Efisiensi pembakaran > 99,95%;
Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber)
minimum 800oC (temperatur operasional);
Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber)
minimum 1000oC (temperatur operasional), dengan waktu
tinggal minimum 2 (dua) detik;
Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet
scrubber);
Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan
tanah; dan
Memenuhi baku mutu emisi.
Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada temperatur >
1200oC.
23
PERSYARATAN AUTOKLAF
[PERSYARATAN TEKNIS Permen LHK No P.56 Psl 22]
25
MICROWAVE
Persyaratan teknis disinfeksi limbah medis menggunakan
peralatan microwave dilakukan pada temperatur 100oC
(seratus derajat celsius) dengan waktu tinggal sekurang-
kurangnya 30 (tiga puluh) menit.
26
IRRADIASI FREKWENSI RADIO
(radiofrequency irradiation)
Dilakukan pada temperatur > 90oC (sembilan puluh
derajat celsius).
27
NON-THERMAL
PENGOLAHAN NON
INCINERASI
Desinfeksi KIMIA
[PERSYARATAN TEKNIS Permen LHK No P.56 Lampiran V]
Sebagai alternatif terakhir jika tdk ada fasilitas
pengolah lain.
Untuk LM yg mengandung Pathogen.
Dapat dikombinasi dengan pencacahan untuk lebih
optimal
Bahan yg digunakan :
◦ Natrium hipoklorit (NaOcl) 3% sd 6%
◦ Asam peroksi-asetat (asam perasetat)
◦ Glutaraldehida
◦ Natrium hidroksida
◦ Gas Ozone
◦ Kalsium oksida
Desinfeksi Biologis
35
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH PATOLOGIS
36
CONTOH FASILITAS PENGUBURAN
UNTUK LIMBAH BENDA TAJAM
37
Needle Pit dg PVC
SEGREGASI YANG BAIK:
41
JANGAN DITIRU....
SEPERTI INI .......?????
WADAH / TEMPAT LIMBAH MEDIS
CONTOH WADAH LIMBAH BENDA TAJAM
46
DIMANFAATKAN SBG WADAH BENDA TAJAM..?????
KONDISI LIMBAH DI TPS
TPS
KONDISI LIMBAH DI TPS
CONTOH TEMPAT PENYIMPANAN
SEMENTARA LIMBAH B3
54
Persyaratan TPS (Tempat Penyimpanan
Sementara) Limbah Medis ;
1. Lantai kedap air
2. Memiliki saluran air yang baik
3. Permukaan mudah dibersihkan
4. Aman dan dapat dikunci
5. Tersedia air cukup di lingkungan TPS
6. Lokasi mudah diakses petugas pengelola
7. Pencahayaan dan ventilasi yang baik sampah
8. Memilki Perijinan dari DLH Kab/ Kota
Permenkes 1204/2004
PENGANGKUTAN
DI FASYANKES MASIH MJD POLEMIK
Tugas Sanitarian RS/PKM
Menyiapkan perencanaan
Mengembangkan prosedur rutin termasuk manual
untuk pelaksanaannya.
Melatih dan mengawasi karyawan-karyawan
tertentu termasuk petugas cleaning service.
Membagi tugas dan tanggung jawab.
Melapor kepada atasan atau pimpinan
FASYANKES harus mengolah limbah cairnya / IPAL
dasar hukumnya apa .....?
1.Permen LH RI No 5 / 2014
2.Pergub Jatim No. 72 / 2013
Pra Pengolahan
Bar Grease Trap Pengolahan disinfektan
Saluran
Pipa Drainase
Pengolahan
Rotating Biological
Lumpur Aktif Extended Aeration Contactor
Filter Anaerobik Anaerobik-Aerobik
Pembuangan
Badan Air
Cara Memilih IPAL
Memahami dengan benar konsep yang Risiko kesulitan dalam operasional,
terjadi pada setiap sistem IPAL. pemeliharaan, dan perawatan.
Keuntungan dan kerugian yang terjadi jika Efektivitas IPAL terhadap pengolahan
memakai IPAL. parameter.
Sebaiknya melihat IPAL yang sudah Hasil efluen air limbah memenuhi baku
beroperasi di tempat lain minimal 3 tahun. mutu (dibuktikan dengan hasil uji).
Sebaiknya sistem IPAL ekonomis dalam Jika ada rencana pengembangan, sebaiknya
operasional, pemeliharaan, dan perawatan. gunakan IPAL yang dapat dipindahkan.
Kelebihan Kelemahan