Anda di halaman 1dari 9

Pengelolaan B3 & Limbah B3 di Puskesmas

-Peraturan pengelolaan B3 & Limbah


Tentang

UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP  74 /Tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Bacun  (B3)

PP 18 /199 jo PP 85/199 PP 18 /199 jo PP 85/199

Kepdal 01/BAPEDAL/
Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan & Pengumpulan Limbah B3
09/95

Kepdal 02/BAPEDAL/
Dokumen Limbah B3
09/95

Kepdal 03/BAPEDAL/
Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3
09/95

Kepdal 04/BAPEDAL/
09/95 Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi Bekas Pengola
han dan Lokasi Penimbunan Limbah B3
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan (zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahkluk hidup
lainnya. (PP 74/2001)

Pengelolaan B3
1. Indentifikas dan inventarisasi bahan dan limbah B3 
2. Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan
karekteristik, sifat, dan jumlah. 
3. Tersediannya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan dan limbah
B3. 
4. Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3. 
5. Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol B3,
dan lain lain. 
6. Memastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan sifat
bahan dan limbah B3. 
7. Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada proses
kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan, penyimpanan,
pengangkutan, penguburan dan/atau penimbunan bahan dan limbah B3). 
8. Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan kerja untuk
pengelola dan Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 yang
dilakukan. 

B3 YANG DIATUR & TIDAK


Yang diatur: (lihat lampiran PP 74/2001)
B3 yang digunakan
B3 yang terbatas digunakan
B3 yang dilarang digunakan

YANG TIDAK DIATUR DALAM PP 74 Tahun 2001:


-B3 radioaktif;
-hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi;
-makanan dan minuman; dan
-narkotika, psikotropika, dan/atau prekursornya serta zat adiktif lainnya.

KARAKTERISTIK B3
A. Bahaya fisik
-eksplosif;
-gas mudah menyala;
-aerosol mudah menyala;
-cairan mudah menyala;
-padatan mudah menyala;
-bahan atau campuran yang jika kontak dengan air melepaskan gas mudah menyala;
-bahan atau campuran swapanas;
-gas oksidator;
-cairan oksidator;
-padatan oksidator;
-oksidator organik;
-bahan atau campuran swareaktif;
-cairan piroforik;
-padatan piroforik;
-gas bertekanan; dan
-korosif pada logam.

B. Bahaya terhadap kesehatan


-toksisitas akut;
-korosi/iritasi kulit;
-kerusakan/iritasi serius pada mata;
-sensitifitas pernafasan atau kulit;
-mutagenasi sel induk;
-karsinogenisitas;
-toksik terhadap reproduksi;
-toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan tunggal;
-tokisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah paparan berulang; dan
bahaya aspirasi.

C. Bahaya terhadap lingkungan


-bahaya terhadap lingkungan akuatik; dan
-bahaya lingkungan terhadap lapisan ozon.

PENGATURAN PP B3 (PP 74 Thn 2001)


-Notifikasi
-Registrasi
-Import
-Export
-Pengangkutan
-Penggudangan/Penyimpanan
-Peredaran
-Penandaan (Simbol dan Label)

Yang perlu diperhatikan oleh Puskesmas


-Simbol dan pelabelan B3
-Penyimpanan B3
-Ketersediaan MSDS untuk tiap B3
-Wadah untuk pembuangan limbah B3
-Pengangkutan dari ruangan ke TPS B3
-Penyimpanan sementara limbah B3 (TPS B3)
-Pembuangan limbah B3
-Yang dilakukan jika terjadi tumpahan (lihat video clip)
-Yang dilakukan jika terjadi pajanan (lihat pada PPI)
SIMBOL/LABEL Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan perundangan
-Permen LH no 3/2008 : Simbol dan Label B 3
-Permen LH no 14/2013 : Simbol dan Label Limbah B3

Label & Simbol


-Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan untuk
mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat dilakukan dengan baik
guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan dari B3
-Label
Tulisan yang menunjukkan antara lain karakteristik dan jenis bahan kimia
berbaya & beracun.
-Simbol
Gambar yang menyatakan karakteristik bahan kimia berbaya & beracun.

Penandaan Wadah (Container Labelling)


-Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

-Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4 untuk menjelaskan tingkat bahayanya.

- Health Hazards (bahaya thd kesehatan)


-Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)
-Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)
-Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
Material Safety Data Sheets
Persyaratan terkait ketersediaan MSDS

MSDS harus tersedia di tempat kerja


• Karyawan harus paham terhadap informasi yang ada di MSDS
• MSDS disediakan dalam bentuk cetak atau elektronik
• Jika hilang harus segera diganti dalam waktu paling lambat 30 hari
• B3 tidak boleh digunakan jika MSDS tidak tersedia
• MSDS harus tersedia untuk dibaca/didiskusikan oleh karyawan

B3 disertai MSDS (Material Safety Data Sheet)


MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen atau manufaktur atau
importer dari suatu bahan kimia yang menjelaskan mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya
yang ada, batas bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta pertolongan
pertama.

Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :


Tempat kerja kita harus memiliki MSDS untuk setiap bahan kimia berbahaya yang kita
gunakan dalam pekerjaan kita.
MSDS yang ada harus bisa dibaca dengan mudah.
Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata tidak tersedia maka dalam waktu
satu hari kerja MSDS harus tersedia.

Limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan

Limbah yang dihasilkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia
beracun, dan sebagian bersifat radioaktif.
Maka dapat dikategorikan sebagai limbah B3

1. Limbah umum:
sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-infectious, limbah dari cuci
serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan.
2. Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai
binatang, darah dan cairan tubuh.
3. Limbah radioaktif
4. Limbah kimiawi:berupa benda padat, cairan atau gas misalnya berasal dari tindakan diagnostik
pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi
5. Limbah infeksius:
mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan kuantitasnya bila
terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit.
6. Limbah Benda-benda tajam:
berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang dapat
menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi, yang mungkin terkontaminasi oleh
darah, produk darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan sitotoksik. 
7. Limbah farmasi:
berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi yang dikembalikan dari
ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa atau terkontaminasi atau harus
dibuang karena sudah tidak digunakan lagi.
8. Kontainer-kontainer :
Kontainer bekas tempat kimiawi, obat, juga container berupa tabung yang mengandung gas dan
aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan dapat mencederai.

Prinsip Pengelolaan limbah B3


-Jangan memproduksi limbah B3
-Minimisasi Limbah B3
-Reduction, Recovery, Reuse dan Recycling
-Pembuangan secara aman (tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup)

Wadah/kantong sampah limbah di fasyankes


Prinsip penanganan

-Diletakkan dalam wadah/kantong sesuai kategori limbah


-Volume paling tinggi dalam wadah/kantong ¾ agar dapat ditutup secara aman
-Penanganan harus hati-hati untuk menghindari tertusuk benda tajam, limbah benda tajam
dimasukkan dalam safety box
-Pemadatan/penekanan dalam wadah/kantong mutlak tidak boleh
-Penanganan secara manual harus dihindari
-Gunakan wadah/kantong ganda jika robek, bocor atau tidak tertutup sempurna

Pengumpulan limbah B3
-Pengumpulan limbah dari setiap ruangan penghasil limbah menggunakan troli khusus yang
tertutup.

Masa penyimpanan (PP 101/2014), Permen LHK 56/2015


-Limbah B3 infeksius, benda tajam, dan patologis disimpan di tempat penyimpanan limbah B3
sejak dihasilkan paling lama:
-Dua hari pada temperature lebih besar dari nol derajat Celsius
-90 hari pada temperature sama atau lebih kecil dari nol derajat Celsius
-Limbah B3: farmasi, sitotoksis, kimiawai, radioaktif, container bertekanan, limbah dg kandungan
logam berat tinggi:
-90 hari jika dihasilkan sama atau lebih dari 50 kg/perhari, atau
-180 hari jika dihasilkan kurang dari 50 kg perhari untuk kategori 1
Persyaratan TPS B3 (PP 38 / 2007, Permen LH No: 30/2009)

-Bangunan TPS  yang memenuhi kapasitas dan beratap yang melindungi dari hujan dan dinding
untuk menghindari tampias
-Alat pemadam api ringan  (APAR)
-Shower / eye wash
-Sistem Penangkal petir   (jika TPS limbah B3 lebih tinggi dari bangunan sekitar)
-Pagar pengaman
-Penanganan tumpahan (bak penampung 110 % dari kemasan terb esar)  
-Kemiringan lantai 1⁰
-Penanganan ceceran (serbuk gergaji / spill kit)
-Kotak P3K
-Label dan Simbol Limbah B3
-Sistem Ventilasi
-Sistem Penerangan
-Alarm
-Mencantumkan penanggung jawab (personal incharge) pada bangunan TPS
-Jenis limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristik
-Penyimpanan antar kemasan minimal 60 cm.

TPS LIMBAH B3 KEPDAL NOMOR 01 TAHUN 1995


-TPS B3: Tempat untuk menyimpan sementara limbah b3 sebelum dilakukan pengelolaan lebih
Lanjut
-untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan yang dapat menyebabkan
pencemaran atau bahaya terhadap manusia
-Harus memenuhi persyaratan teknis dalam kepdal nomor 01 tahun 1995 tentang tatacara dan
persyaratan teknis penyimpanan dan pengumpulan limbah B 3

Anda mungkin juga menyukai