Anda di halaman 1dari 59

STANDAR

AKREDITASI PUSKESMAS

PT LIPA MITRA NUSA

drg. Nurul Hikmah, M. Kes


WS Akreditasi Puskesmas
2-3 Juni 2023
MANAJEMEN FASILITAS
STANDAR DAN KESELAMATAN
1.4
MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

Pengelolaan fasilitas dan keselamatan untuk


menjamin berfungsinya, kenyaman, keamanan,
keselamatan, dan efisiensi dari fasilitas dan
lingkungannya bagi pengguna layanan,
pengunjung, petugas dan masyarakat tersebut.
Regulasi
 UU No 24 Tahun 2007 ttg Penanggulangan Bencana
 UU 36 Tahun 2009 ttg Kesehatan.
 PP No 74 Tahun 2001 ttg Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
 PP No 47 Tahun 2016 ttg Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
 PP No 88 Tahun 2019 ttg Kesehatan Kerja.
 Permen PU No 26 Tahun 2008 ttg Persyaratan Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
 Permenkes No 11 tahun 2017 ttg Keselamatan Pasien.
 Permenkes No 27 Tahun 2017 ttg Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi.
 Permenkes No 52 Tahun 2018 ttg Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Permenkes No 43 Tahun 2019 ttg Pusat Kesehatan Masyarakat.
 Permenkes No 25 Tahun 2019 ttg Penerapan Manajemen Risiko
Terintegrasi dilingkungan Kemkes
Kriteria 1.4.1

PROGRAM MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

MANAJEMEN
1.4.2 KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

PENDIDIKAN MFK
1.4.3 BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (b3) DAN LIMBAH B3

1.4.4 KEDARURATAN DAN BENCANA

1.4.5 PENGAMANAN KEBAKARAN

1.4.6 PERALATAN KESEHATAN

1.4.7 SISTEM UTILITAS


Elemen Penilaian

a) Terdapat petugas yang bertanggung jawab dalam MFK serta


tersedia program MFK yang ditetapkan setiap tahun
berdasarkan identifikasi risiko (R).
- SK PJ MFK
- SK Program MFK
b) Puskesmas menyediakan akses yang mudah dan aman bagi
pengguna layanan dengan keterbatasan fisik (O, W).
Elemen Penilaian

c) Dilakukan identifikasi terhadap area-area berisiko (D, W).


No Area Risiko Pengelolaan Risko
1 Laboratorium Kebakaran, Pemeriksaan berkala dan kalibrasi
ledakan peralatan lab, pemberian penutup kabel
tahan api, pemberian lemari B3 seusai
dengan standar, pemisahan/ penataan
B3 sesuai dengan jenisnya, dst
2 Dapur Kebakaran, Pemeriksaan tabung gas LPG, pemanas
ledakan air dipindah posisi di daerah yang tidak
terkena paparan sinar matahari
3 Genset Kebakaran, Pemberian label tegangan tinggi,
ledakan
Farmasi
TPS B3
IPAL
Elemen Penilaian

d) Disusun daftar risiko (risk register) yang mencakup seluruh lingkup


program MFK (D).
Elemen Penilaian

e) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut per triwulan terhadap pelaksanaan


program MFK (D).
Kriteria 1.4.2
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

• Keselamatan fasilitas adalah suatu keadaan tertentu pada


bangunan, halaman, prasarana, peralatan yang tidak
menimbulkan bahaya atau risiko bagi pengguna layanan,
pengunjung, petugas dan masyarakat.
• Keamanan fasilitas adalah perlindungan terhadap
kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau penggunaan
akses oleh mereka yang tidak berwenang.
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

Keamanan fasilitas
Merencanakan, menerapkan, dan memelihara
upaya-upaya untuk menjaga keamanan fisik
fasilitas Puskesmas
Caranya :
• Dinding bangunan yang kuat
• Pagar, pintu
• ID card dan badge karyawan
• Pemasangan kunci (misalnya pada ruang
kasir, ruang farmasi, ruang rekam medis,
ruang bayi)
• Monitoring dengan CCTV
• APAR
• Jalur evakuasi
• Titik kumpul
• Rambu-rambu keselamatan
• Kode darurat
• Sistem alarm: fire alarm, fire detector,
smoke detector, heat detector
• Sistem ventilasi dan air conditioning
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS

Keselamatan fasilitas
Keselamatan dari petugas, pasien, dan pengunjung Puskesmas

• Terhindar dari kondisi fasilitas (bangunan, system utilitas, peralatan) yang


tidak aman
• Terhindar dari tindak kekerasan fisik maupun pelecehan seksual
• Terhindar dari bahaya jika terjadi bencana atau kebakaran
• Terhindar dari aksi terror
• Terhindar dari aksi penculikan
• Pemakaian alat pelindung diri (pada renovasi)
• Evakuasi dan escape jika terjadi bencana atau kekerasan
MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KEAMANAN FASILITAS
Elemen Penilaian

a) Dilakukan identifikasi terhadap pengunjung, petugas dan


pekerja alih daya (outsourcing) (R, O, W).
- SOP identifikasi pengunjung, petugas dan pekerja alih
daya (outsourcing)
b) Dilakukan inspeksi fasilitas secara berkala yang meliputi
bangunan, prasarana dan peralatan (R, D, O, W).
- SOP inspeksi fasilitas
- Bukti hasil inspeksi
c) Dilakukan simulasi terhadap kode darurat secara berkala (D, O,
W, S).
- Bukti hasil simulasi (foto, video, BHD)
b) Dilakukan pemantauan terhadap pekerjaan konstruksi terkait
keamanan dan pencegahan penyebaran infeksi (D, O, W).
- ICRA bangunan (kerjasama TIM MFK dan PPI)
Kriteria 1.4.3
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Regulasi
• PP No 74 Th 2002 ttg Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3)
• PP No 22 Th 2021 ttg Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
• Permen LHK No P.56 Th 2015 ttg Tata Cara dan Persyaratan
Teknis Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Dari Fasyankes
• Permen LHK NO 14 Th 2013 ttg Simbol dan Label Limbah B3
• Permen LHK No 6 Th 2021 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

B3 LIMBAH B3
adalah adalah
zat, energi, dan/atau komponen lain yang sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau mengandung B3
jumlahnya, baik secara langsung maupun (PP 74/2001)
tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
(PP 74/2001)

Tujuan Pengelolaan B3 dan Limbah B3


Mencegah dan atau mengurang irisiko dampak B3 terhadap
lingkungan hidup, kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Kategori B3 Karakteristik Limbah B3


 Dg karakteristik infeksius (darah,  mudah meledak
cairan tubuh, limbah lab dll)  mudah menyala
 benda tajam (jarum intravena, vial,  reaktif
lancet, syringe, scalpel dll)  beracun
 Patologis  Infeksius
 Bahan kimia kadaluarsa, tumpahan  Korosif
atau sisa kemasan  Berbahaya terhadap
 Radioaktif lingkungan
 Farmasi
 Sitotoksik (obat sitotoksik)
 Peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi
 Tabung gas atau kontainer tekanan

SIMBOL LIMBAH B3
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Yang perlu diperhatikan


 Penetapan jenis dan area
penyimpanan lokasi B3
 Pengelolaan, penyimpanan dan
penggunaan B3
 Simbol dan pelabelan B3
 MSDS untuk setiap B3
 Penggunaan APD
 Wadah untuk pembuangan
limbah B3
 Pengangkutan dari ruangan ke TPS
B3
 TPS B3
 Pembuangan limbah B3
 Yang dilakukan jika terjadi
tumpahan
Infeksius radioaktif sitotoksik
 Yang dilakukan jika terjadi pajanan
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Material Savety Data Sheet (MSDS)


 Lembar Material Safety Data Sheet
(MSDS) untuk memberi informasi
mengenai bahan berbahaya, efeknya,
dan cara penanggulangannya bila terjadi
kedaruratan
 MSDS harus tersedia ditempat kerja
 Karyawan harus paham terhadap
informasi yang ada di MSDS
 MSDS disediakan dalam bentuk cetak
atau elektronik
 B3 tidak boleh digunakan jika MSDS
tidak tersedia
 MSDS harus tersedia untuk
dibaca/didiskusikan oleh karyawan
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Pemilahan Limbah B3
a. memisahkan Limbah B3 berdasarkan jenis, kelompok,
dan/atau karakteristik Limbah B3; dan
b. mewadahi Limbah B3 sesuai kelompok Limbah B3.
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Penyimpanan B3
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3
MANAJEMEN BAHAN BERBAHAYA & BERACUN (B3) DAN LIMBAH B3

Penanganan B3/Limbah B3
Elemen Penilaian

a) Dilakukan inventarisasi B3 dan limbah B3 (D).


- Daftar Inventarisasi B3 dan Limbah B3
b) Dilaksanakan manajemen B3 dan limbah B3 (R, D, W).
- SOP Pengelolaan Limbah B3 di Puskesmas
- Program manajemen B3 dan Limbah B3
Pemilahan, Pewadahan, Penyimpanan sementara
Transportasi
c) Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (D, O, W).
- Izin IPAL
d) Apabila terdapat tumpahan dan/atau paparan/pajanan B3
dan/atau limbah B3, dilakukan penanganan awal,
pelaporan, analisis, dan tindak lanjutnya (D, O, W).
- Bukti penanganan awal oleh petugas
- Bukti hasil pelaporan, analisis, dan tindak lanjutnya
Kriteria 1.4.4
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA

adalah
tanggap terhadap wabah, bencana dan
keadaan kegawatdaruratan akibat bencana.
Manajemen kedaruratan dan bencana
direncanakan dan efektif.
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA

Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi


program tanggap darurat bencana internal dan eksternal :
a) identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin
terjadi menggunakan Hazard Vulnerability Assessment (HVA),
b) menentukan peran Puskesmas dalam kejadian bencana
c) strategi komunikasi jika terjadi bencana,
d) manajemen sumber daya,
e) penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
f) identifikasi peran dan tanggung jawab tiap pegawai serta manajemen
konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana, dan
g) peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya masyarakat
yang tersedia.
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA

Regulasi :

 UU 24 Th 2007 ttg Penanggulangan Bencana


 PP No 21 Th 2008 ttg Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
 Permenkes No 75 Tahun 2019 ttg Penanggulangan Krisis
Kesehatan
 KMK No 1105 Th 2007 ttg Pedoman Penanganan Medis Korban
Masal Akibat bencana Kimia
 KMK No 145 Th 2007 ttg Pedoman Bencana Bidang Kesehatan
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA

Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan mengevaluasi


program tanggap darurat bencana internal dan eksternal :
a) identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang mungkin terjadi
menggunakan Hazard Vulnerability Assessment (HVA),

Natural Hazard Technological Hazard Hazardous Material Human Hazard


MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA

Tiap hazard dianalisis dengan memperhatikan kategori sbb:


a. Probability terjadinya hazard
b. Dampak dari hazard terhadap:
- Manusia
- Properti
- Bisnis
c. Kesiapan organisasi
d. Kamampuan untuk menanggapi (respons) thd hazard tsb:
- Respons internal
- Respons eksternal
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
MANAJEMEN KEDARURATAN DAN BENCANA
Elemen Penilaian

a) Dilakukan identifikasi risiko terjadinya bencana internal dan eksternal


sesuai dengan letak geografis Puskesmas dan akibatnya terhadap
pelayanan (D).
- Hasil identifikasi bencana di Puskesmas/Hazard
Vulnerability Assessment (HVA)
b) Dilaksanakan manajemen kedaruratan dan bencana (D, W).
- Bukti pelaksanaan program (huruf a s/d g pd pokir)
c) Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap manajemen
kedaruratan dan bencana yang telah disusun, dan dilanjutkan dengan
debriefing setiap selesai simulasi. (D, W).
- Bukti pelaksanaan simulasi (daftar hadir, foto, presensi)
- Bukti hasil evaluasi tahunan
- Bukti pelaksanan debriefing setiap selesai simulasi
(daftar hadir, foto, laporan)
d) Dilakukan perbaikan terhadap manajemen kedaruratan dan bencana
sesuai hasil simulasi dan evaluasi tahunan. (D).
- Bukti rencana perbaikan program
- Bukti evaluasi tahunan
Kriteria 1.4.5
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
Manajemen pengamanan kebakaran terdiri dari :
a) frekuensi inspeksi, pengujian, dan pemeliharaan sistem proteksi dan
penanggulangan kebakaran secara periodik sesuai peraturan yang
berlaku,
b) jalur evakuasi yang aman dari api, asap dan bebas hambatan,
c) proses pengujian sistem proteksi dan penanggulangan kebakaran
dilakukan selama kurun waktu 12 bulan, dan
d) edukasi kepada staf terkait sistem proteksi dan cara evakuasi
pengguna layanan yang efektif pada situasi kebakaran.

Sistem proteksi adalah penyediaan proteksi kebakaran baik secara aktif maupun
pasif.
Proteksi kebakaran secara aktif : APAR, sprinkler, detektor panas, detektor asap
Proteksi kebakaran secara pasif : jalur evakuasi, pintu darurat, tangga darurat,
dan tempat titik kumpul aman.
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN

PROGRAM PENGAMANAN KEBAKARAN :


a. Identifikasi risiko terjadinya kebakaran
b. Inspeksi terhadap sistem proteksi kebakaran, ketersediaan
sarana
c. Menguji dan memelihara sistem proteksi secara periodik
d. Meningkatkan sumber daya manusia melalui edukasi dan
simulasi
e. Menerbitkan SK larangan merokok
f. Memantau kebijakan larangan merokok

Puskesmas menyusun, memelihara, melaksanakan, dan


mengevaluasi manajemen pengamanan kebakaran termasuk
sarana evakuasi.
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
Elemen Penilaian

a) Dilakukan manajemen pengamanan kebakaran (D, O, W).


- Bukti pelaksanaan program manajemen pengamanan
(huruf a s/d d pada pokir)
b) Dilakukan inspeksi, pengujian dan pemeliharaan terhadap alat deteksi
dini, alarm, jalur evakuasi, serta keberfungsian alat pemadam api (D, O).
- Bukti pelaksanaan dan hasil inspeksi pengujian
- Bukti pemeliharaan alat deteksi dini, jalur evakuasi serta fungsi
APAR
c) Dilakukan simulasi dan evaluasi tahunan terhadap manajemen
pengamanan kebakaran (D, W, S).
- Bukti pelaksanaan simulasi
- Bukti evaluasi tahunan
d) Ditetapkan kebijakan larangan merokok bagi petugas, pengguna
layanan, dan pengunjung di area Puskesmas
- SK larangan merokok bagi petugas, pengguna layanan dan
pengunjung di area puskesmas
Kriteria 1.4.6
MANAJEMEN PERALATAN KESEHATAN

 Manajemen alat kesehatan berguna untuk mengurangi risiko


ketidaktersediaan dan kegagalan fungsi alat kesehatan.
 Alat kesehatan harus dipilih, dipelihara, dan digunakan sesuai
dengan ketentuan.
 Manajemen Alkes meliputi kegiatan pemeriksaan dan kalibrasi
secara berkala, sesuai dengan panduan produk tiap alat
kesehatan.
 Pemeriksaan alat kesehatan yang dilakukan petugas meliputi:
kondisi alat, ada tidaknya kerusakan, kebersihan, status kalibrasi,
dan fungsi alat.
 Data sarana, prasarana, dan alat kesehatan di Puskesmas harus
diinput dalam ASPAK dan divalidasi oleh dinas kesehatan daerah
kabupaten/kota untuk menjamin kebenarannya.
MANAJEMEN PERALATAN KESEHATAN

PENGELOLAAN PERALATAN KESEHATAN


 Inventarisasi Peralatan
Semua peralatan Kesehatan wajib di inventarisir
setiap ruangan sesuai dengan ASPAK
 Pemeriksaan
Melakukan pemeriksan peralatan dengan teratur
menggunakan checklist yang sesuai
 Uji fungsi dan Uji coba
Semua peralatan harus cocok dengan kontrak, dilakukan
uji fungsi sesuai dengan ketentuan pabrik dan uji coba
melalui pelatihan
 Pemeliharaan dan kalibrasi
Pemeliharaan alkes dengan SOP dan dikalibrasi sesuai
dengan rencana yang ditetapkan secara berkala
MANAJEMEN PERALATAN KESEHATAN
MANAJEMEN PENGAMANAN KEBAKARAN
Elemen Penilaian

a) Dilakukan inventarisasi alat kesehatan sesuai dengan ASPAK (D).


- Bukti kesesuaian inventarisasi alkes dengan ASPAK

b) Dilakukan pemenuhan kompetensi bagi staf dalam mengoperasikan alat


kesehatan tertentu (D, W).
- Bukti pemenuhan kompetansi staf dlm mengoperasikan alkes tertentu

c) Dilakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat kesehatan secara


periodik (R, D, O, W).
- SOP pemeliharaan alat kesehatan
- Jadwal dan bukti pemeliharaan alkes
- Bukti kalibrasi alkes
Kriteria 1.4.7
MANAJEMEN SISTEM UTILITAS

• Puskesmas menyusun dan melaksanakan pengelolaan untuk


memastikan semua sistem utilitas berfungsi dan mencegah
terjadinya ketersediaan dan kegagalan fungsi sistem utilitas
dan harus dipastikan tersedia selama 7 hari 24 jam.

• Manajemen sistem utilitas meliputi sistem listrik, sistem air,


sistem gas medik, dan sistem pendukung lainnya, seperti
generator (genset), serta perpipaan air.
MANAJEMEN SISTEM UTILITAS
Elemen Penilaian

a) Dilakukan inventarisasi sistem utilitas sesuai dengan ASPAK (D).


- Daftar inventarisasi utilitas
b) Dilaksanakan manajemen sistem utilitas dan sistem penunjang
lainnya (R, D).
- Bukti pelaksanaan program manajemen utilitas dan
sistem penunjang lainnya
c) Sumber air, listrik dan gas medik beserta cadangannya tersedia
selama 7 hari 24 jam untuk pelayanan di Puskesmas (O)
Kriteria 1.4.8
PENDIDIKAN MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN

 Untuk meningkatkan pemahaman, kemampuan dan


keterampilan dalam pelaksanaan manajemen MFK perlu
dilakukan pendidikan petugas agar dapat menjalankan peran
mereka dalam menyediakan lingkungan yang aman bagi
pasien, petugas dan masyarakat.
 Pendidikan dapat berupa edukasi, pelatihan, dan in house
training/workshop/lokakarya
 Pendidikan tertuang dalam rencana pendidikan MFK
PENDIDIKAN MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN

PROGRAM DIKLAT MFK

 Workshop MFK
 Pelatihan staf untuk pengoperasian dan pemeliharaan
peralatan
 Pelatihan staf untuk pengoperasian dan pemeliharaan sistem
utilitas
 Pelatihan pengelolaan B3
 Pelatihan pengelolaan limbah B3
 Pelatihan APAR
Elemen Penilaian

a) Ada rencana pendidikan MFK bagi petugas (R)


b) Dilakukan pemenuhan pendidikan MFK bagi petugas
sesuai rencana (D, W)
c) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut perbaikan
pelaksanaan pemenuhan pendidikan MFK bagi
petugas (D, W)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai