Anda di halaman 1dari 65

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

(MFK)
RSU Bunda Jakarta

- 14 Januari 2023 -
1. Kepemimpinan dan Perencanaan

2. Keselamatan

3. Keamanan

4. Bahan Berbahaya dan Beracun

5. Pengamanan Kebakaran

6. Penanganan Kedaduratan dan Bencana

7. Peralatan medis

8. Sistem utilitas (Sistem pendukung)

9. Kontruksi dan Renovasi

10. Pelatihan
BENTUK SOSIALIASI MFK

Keselamatan
Keamanan

Disaster Plan Hazard


(Kesiapan
Menghadapi ous
Bencana)
(B3)

MFK
Fire
Safety Peralatan
(Kebakar Medis
an)
Utility
Systems
(Air,Listrik
)
KEAMANAN DAN KESELAMATAN

Suatu tingkatan keadaan tertentu dimana gedung, halaman/ground, peralatan,


KESELAMATAN teknologi medis, informasi serta sistem di lingkungan RS tidak menimbulkan
bahaya atau risiko fisik bagi pegawai, pasien, pengunjung serta masyarakat sekitar.

KEAMANAN Suatu kondisi yang melindungi properti milik RS, sumber daya manusia RS, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan RS dari bahaya pengrusakan
dan kehilangan atau akses serta penggunaan oleh mereka yang tidak berwenang.
keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana
kerja yang aman, baik berupa materil maupun non materil.
TUJUAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN DI RS

1. Mencegah kecelakaan & cidera,


2. Menjaga kondisi bagi keselamatan & keamanan pasien, keluarga, staf &
pengujung
3. Mengurangi & mengendalikan bahaya & risiko termasuk masa pembangunan
atau renovasi.
RESIKO-RESIKO KESELAMATAN & KEAMANAN DILINGKUNGAN RS?

KESELAMATAN KEAMANAN

1. Tertimpa plafon 1. Kekerasan fisik dan Verbal


2. Terpeleset akibat lantai licin 2. Penculikan bayi
3. Pasien yang jatuh dari tempat tidur 3. Pasien kabur
4. Tersengat listrik 4. Pencurian barang pasien atau asset
Rumah Sakit
5. Kebakaran
6. Debu akibat kontruksi
7. Kebisingan yang tinggi
8. Terjebak dalam lift
UPAYA PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN DI LINGKUNGAN
RSU BUNDA JAKARTA

1. Melakukan monitoring terkait keamana dan keselamatan RS


2. Membuat/mengadaan/upgrade fasilitas pendukung untuk keamanan dan
keselamatan RS
3. Pemasangan CCTV area-area beresiko tinggi dengan total CCTV 37 unit.
4. Adanya Code emergency di lingkungan RS
Tugas dan fungsi Unit Pelayanan dalam agar Terciptanya Keamanan dan
Keselamatan di Rumah Sakit

• Keselamatan
1. Unit kerja sama-sama memantau fasilitas di area masing-masing
2. Unit kerja wajib melaporkan kondisi fasilitas diarea masing-masing ke unit GA, Fasilitas dan
Maintenance
3. Monitoring berkala terkait fasilitas RS
• Keamanan
1. Bila ada kondisi yang mencurigakan terkait pengunjung semua staff wajib menginformasikan
ke pihak keamanan RS
2. Pihak keamanan RS melakukan patrol berkala di area RS
3. Bila ada kondisi yang menimbulkan kekerasan segera mungkin
melaporkan ke petugas keamanan.
PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN (B3)
PENGERTIAN

B3 Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya


(BAHAN dan atau jumalahnya, baik secara langsung maupun tidak
BERBAHAYA DAN langsung dapat mencemarkan, merusak, membahayakan
BERACUN) lingkungan hidup, Kesehatan kelangsungan hidup manusia

Sisa suatu usaha / kegiatan yang mengandung bahan yang


LIMBAH B3 berbahaya dan atau beracun (B3)
KARAKTERISTIK LIMBAH B3

1. Mudah Menyala/ terbakar (Flammable)


2. Mudah Meledak (Explosive)
3. Beracun (Toxic)
4. Korrosif (Corrosive)
5. Reaktif (Reactive)
6. Infeksius (Infectious)
7. Berbahaya bagi lingkungan (Dangerous to the environment)
• B3 disimpan di dalam lemari B3 atau didalam
PENYIMPANAN ruangan yang dialaskan palet
• Penyimpanan B3 dibedakan berdasarkan jenis
B3 melalui pelabelan symbol pada kemasan B3
• Wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan
(MSDS)
• Terdapat data inventaris B3 Meliputi Jenis , Jumlah,
Simbol B3 dan Lokasi
• Penyimpanan B3 tidak boleh terkena cahaya
matahari langsung
• Tersedia Spill Kit
• Tersedia Eye Washer atau Wastafel
LEMARI
LABEL PADA B3
PENYIMPANAN B3
SIMBOL B3

Mudah Pengoksidasi Mudah Berbahaya Beracun


Meledak terbakar

Irritant Korosif Berbahaya Karsinogenik, Gas


bagi teratogenik bertekana
lingkungan mutagenik n
FORMULIR TUMPAHAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
SARANA KESELAMATAN BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN (B3)

GUDANG FARMASI R. DEKONTAMINASI TPS B3

Eye Washer Dan Wastafel


JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH MEDIS PADAT SESUAI KATEGORINYA

No Kategori Warna Lambang Keterangan


Kontainer/Kant
ong Plastik
Kantong plastik
1 Limbah Infeksius,
kuat dan anti
patologi dan anatomi
bocor atau
kontainer
Kontainer plastic
2 Limbah benda tajam kuat dan anti bocor
atau safety box
Kantong box
3 Limbah radioaktif MERAH timbah dengan
symbol radioaktif
Kontainer plastik
4 Limbah sitotoksis
kuat dan anti bocor
Kantong
5 Limbah kimia dan farmasi
plastik/kontainer
Sumber: PERMENKES 1204/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
Kategori Limbah B3
Nama Limbah Jenis Pembuangan Karakteristik
Limbah Patologi Jaringan, organ tubuh, fetus darah, Kantong Plastik Infeksius
cairan tubuh, (amputasi), Kuning
spesimen
Limbah Padat Plabot, set infus, kain kassa, darah, Kantong plastik Infeksius
Infeksius muntahan terdapat darah, urine kuning
dan feses.

Limbah Benda Tajam Jarum, jarum hipodermik, pecahan Safety box Infeksius
kaca, paku, gergaji, pisau operasi

Limbah cair B3 Reagen kimia, sisa formalin, sisa Kontainer anti bocor/ Infeksius, beracun,
chemical laundry, Oli jerigen mencemari lingkungan

Limbah farmasi Produk obat kadaluarsa, botol Kantong plastik Beracun, mencemari
bekas chemical, Sarung tangan, kuning lingkungan
ampul dan pipet yang mengandung
residu obat
Limbah Logam berat Lampu TL, batu baterai, Memakai Beracun, mencemari
tensimeter, thermometer ,alkes jerigen/kardus lingkungan
yang mengandung merkuri dan
cadmium
KAIDAH PENGISIAN LIMBAH DALAM WADAH ATAU KANTONG

ISI LIMBAH MAKSIMUM Limbah jarum


¾ KAPASITAS dilarang di padatkan
Alur Pembuangan Limbah B3

Limbah B3 di setiap Pengangkutan Ke TPS


Penimbangan Pencatatan
ruangan Limbah B3

Pengangkutan oleh
Transporter PT
Penyimpanan Limbah Pemusnahan oleh PT
Universal Eco Pasific
B3 ke TPS B3 Universal Eco Pasific
(Pada hari Senin –
Sabtu )
Alat Pelindung Diri (APD) Pengelola Limbah B3
TPS B3 INFEKSIUS DAN NON INFEKSIUS

Lokasi TPS Limbah B3 berada di Lantai 1, tepatnya di belakang IGD


Penanganan Tumpahan

Penanganan Tumpahan B3 dan


Cairan Infeksius menggunakan
Spill Kit dan setelah membersihkan
mengisi laporan tumpahan B3
yang tersedia di dalam SPILL KIT
Tumpahan
Tumpahan B3
Cairan Infeksius
KELENGKAPAN SPILL KIT
1. Kotak perlengkapan pembersih alat untuk menyimpan
perlengkapan dan bahan-bahan pembersih untuk keperluan
tumpahan
2. Sign Bio Hazard weet floor
3. Kain/Lap sekali pakai yang dapat digunakan untuk
mengelap tumpahan tersebut
4. Sarung Tangan
5. Dustpan/serok dan tempatnya
6. Alat Pelindung Diri (Sarung kepala, kaca mata, masker,
apron, sarung tangan)
7. Cairan Desinfektan
8. Air Bersih
9. Pasir
PROSEDUR SPILL KIT B3
1. Identifikasi kenali lokasi terjadinya tumpah, jumlah bahan 11. Petugas membersihkan dengan cairan desinfektan
yang tumpah, sifat kimia, fisika tumpahan dan cara untuk menghilangkan sisa tumpahan.
penangganan tumpahan (Lihat MSDS) 12. Pembuatan Larutan desinfektan:
2. Sebelum melakukan tindakan petugas diwajibkan untuk • 1/5 tutup botol bayclin
mencuci tangan terlebih dahulu. • Dilarutkan dengan 200 ml air
3. Petugas memasang sign Bio Hazard weet floor 13. Lalu Lakukan pembersihan area.
4. Ambil dan siapkan spill kit. 14. Petugas melepas semua APD yang sudah digunakan
5. Petugas memakai APD (Tutup kepala, kacamata, masker, (handglove, apron, masker, kacamata, tutup kepala)
apron, handglove) 15. Petugas membuang bekas APD yang telah terpakai
6. Petugas menyiapkan plastik coklat. sekali pakai ke kantong plastik warna kuning dan ikat
7. Petugas melokalisir area tumpahan dengan pasir atau 16. Untuk APD (Handglove, Safety Google) dimasukan
serbuk kayu agar tidak menyebar (jika perlukan) atau bisa kedalam plastik kuning yang berbeda untuk di
menggunakan underpad/tisu bersihkan dan digunakan kembali.
8. Biarkan hingga pasir/serbuk kayu/underpad/tisu menyerap
tumpahan tersebut lalu diamkan selama 1 – 5 menit. Petugas merapikan spill kit dan cuci tangan
9. Petugas mengangkat bekas tumpahan tersebut dengan Petugas membuat laporan kejadian tumpahan pada
serok kecil/pinset dan membuang ke kantong plastik warna formulir pelaporan ke bag K3RS/KESLING
coklat.
10. Ulangi langkah 8 dan 9 jika masih ada sisa cairan tumpahan.
PROSEDUR SPILL KIT CAIRAN INFEKSIUS
1. Petugas mengambil 1 set spill kit dan papan tanda peringatan ada tumpahan darah/cairan infeksius 
2. Pasang papan tanda peringatan dekat sekitar area tumpahan darah atau cairan tubuh 
3. Petugas membuka set spill kit dan memakai APD dengan urutan kebersihan tangan, gaun pelindung, masker,
kacamata, kebersihan tangan dan sarung tangan.
4. Buka dan siapkan plastic kuning 
5. Tandai sekitar tumpahan darah 
6. Bersihkan tumpahan darah/cairan tubuh dengan kain atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh 
7. Selesai pembersihan buang kai atau bahan yang bisa menyerap cairan tubuh kedalam plastic kuning
8. Tuangkan cairan detergen pada tempat bekas tumpahan lalu serap dengan tisu/ kain sekali pakai 
9. Tuangkan cairan chlorin 0,5% diatas bekas cairan infeksius tunggu 3 menit 
10. Serap menggunakan tisu/kain kering sekali pakai, buang ke plastik kuning 
11. Ikat plastik kuning yang berisi alat dan barang yang sudah terkontaminasi 
12. Bereskan peralatan 
13. Buang plastik kuning ke sampah medis 
14. Lanjutkan dengan mengepel permukaan lantai 
15. Lepas APD dengan urutan sarung tangan, gaun pelindung, kacamata dan masker, buang di sampah infeksius 
16. Lakukan kebersihan tangan. 
PROTEKSI KEBAKARAN
1. Kebakaran adalah salah satu bencana yang mungkin terjadi di Rumah Sakit dimana akibat yang
ditimbulkan akan berakibat fatal .
2. Rumah Sakit harus melakuka pencegahan kebakaran dengan melakkan identifikasi resiko kebakaran.
3. Rumah Sakit Harus mempunyai pengendalian kebakaran :
a) APAR
b) Hidran
c) Deteksi asap
d) Alarm kebakaran
e) Sprinkler
f) Pintu darurat
g) Jalur Evakuasi
h) Tangga darurat
i) Titik kumpul
Penanggulangan Kebakaran

 Tujuan utama penanggulangan kebakaran adalah

 Untuk mencegah terjadinya kebakaran semakin besar

 Menyelamatkan orang yang berada di lingkungan Rumah Sakit.

 Meminimalkan kerugian harta benda dan “down time” operasional rumah sakit

 Jika kebakaran tetap terjadi, karyawan harus tahu tugasnya sesuai prosedur berikut:

 Mendeteksi kebakran dan segera lakukan pemadaman denagan APAR

 Aktifkan Code Red

 Melakukan evakuasi orang dari bangunan/gedung bila api tidak bisa ditangani dengan APAR

 Mengisolasi kebakaran.

 Memadamkan kebakaran
DEFINISI

 API adalah rantai reaksi kimia yang UNSUR-UNSUR API


diikuti oleh pengeluaran panas dan cahaya.
 KEBAKARAN adalah api yang tak diingini dan/
atau tidak terkendali.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
adalah penggolongan kebakaran terutama berdasarkan bahan yg terbakar & bahaya yg
terkandung dalam kebakaran terserbut.

KLASIFIKASI KEBAKARAN INDONESIA


• Klas A : padat bukan logam
• Klas B : Cair atau gas bisa terbakar
• Klas C : Instalasi listrik bertegangan
• Klas D : l o g a m
JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN
APLIKASINYA
Jenis Media APAR

Masing- masing dari jenis media pemadam memiliki keunggulan dan kekurangan tertentu.
Jenis-jenis media pemadam kebakaran antara lain :
• Air
• Busa (foam)
• Serbuk kimia kering (dry chemical powder)
• Carbondioksida
• Halocarbon (Halon)
• dan lain lain.
• Fungsi / kegunaan APAR : Untuk mencegah dan memadamkan kebakaran yang masih kecil.
APAR dirancang khusus agar mudah dijinjing untuk memadamkan api awal yang masih kecil agar
tidak berkembang menjadi bencana kebakaran.
HIDRAN SMOKE DETECTOR &HEAT DETECTOR
CARA MENGGUNAKAN HYDRANT
Apa saja kegiatannya?
D a la m p elayana n nya di Rumah Sakit, lingkup
kerja teknik elektromedik adalah
1. Inventaris
2. Pemeliharaan
3. Perbaikan
4. Uji fungsi
5. Kalibrasi
6. Instalasi
Pemeliharaa
n
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan y a n g
dilakukan untuk memastikan peralatan
elektromedis selalu laik pakai. Kegiatan y a n g
dilakukan meliputi:

1. Mengecek kondisi bo dy d a n aksesoris alat


2. M e n g e c e k t ega nga n input alat
3. M e n g e c e k kelayakan aksesoris alat
4. Uji fungsi alat secara keseluruhan
5. M e n g e c e k kelayakan alarm alat
Pemeliharaan Alat Elektromedis Bagi User
Pemeliharaan alat elektromedis selain dilakukan oleh pelaksana
elektromedis juga dilakukan oleh user. Pemeliharaan y a n g
dilakukan oleh user meliputi:

🞇 Membersihkan unit setelah digunakan dari tumpahan obat,


gel, cairan, dll. Body alat dibersihkan m eng gu na k an kain
lembut d a n air hangat. Elektroda d a n tranduser
dibersihkan d e n g a n gel itu sendiri d a n dilap d e n g a n tisu
lembut.
🞇 Membuang d a y a d a n m e n g e c a s alat setiap 2 minggu
sekali untuk alat y a n g m e n g g u na k an baterai.
🞇 Tidak memberi label atau menamai alat d e n g a n spidol
permanent
🞇 Mengganti baterai setiap bulan untuk peralatan elektromedis
y a n g m eng g u na k an baterai alkaline
🞇 M e m b e rsihka n tempa t p e na m p un g a n cairan dan selang
suction p u m p setiap setelah digunakan
🞇 Mengganti filter udara b a b y incubator setiap 3 bulan
🞇 M e m b u a n g d a n membersihkan tempat p e n a m p u n g air p a d a
flowmeter jika tidak digunakan
🞇 M e m b uang dan m embersihkana ir dari neb ulizer ultrasonic
🞇 M e m b u a n g air p a d a tempat air humidifier jika tidak
digunakan
🞇 Tidak menaruh b e n d a a p a p u n diatas timbangan
🞇 Meng gulung semua jenis kabel (kabel power, kabel sensor, kabel
ECG, dll) d e n g a n benar (menggulung bukan menekuk), jika a d a
gantungannya lebih baik digantung
Pengecekan Sebelum Digunakan
Hal y a n g perlu diperhatikan bagi user sebelum alat akan
digunakan dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit adalah
m e ng ec ek fungsi alat d a n kelengkapan aksesoris alat.
Kegiatannya meliputi:

🞇 Memastikan alat nyala saat tersambung


PLN dan
dinyalakan
🞇 Memastikan kelengkapan aksesoris alat sudah terpasang
lengkap (sensor-sensor, kertas print, manset, kabel ecg,
tranduser, dll)
🞇 Untuk alat y a n g m e n g g u na k a n baterai, pastikan indikator
baterai terisi minimal seperempat. Ganti baterai atau cas
alat jika sudah seperempat untuk mengantisipasi alat tidak
mati saat dioperasikan.
Perbaikan
Perbaikan merupakan kegiatan ya n g dilakukan untuk
mengupayakan agar peralatan elektromedis dapat
digunakan kembali.

Alur pelaporan kerusakan:


🞇 Unit m elaporkan dan membuat form kerusakan
🞇 Elektromedis akan segera melakukan pengecekan
kerusakan alat.
🞇 Apabila Kerusakan perlu ada penggantian part atau butuh
pengecekan lanjut dari vendor akan diinfokan ke unit dan di
follow up untuk segera di proses.
Inventarisasi

Inventaris kegiatan y a n g dilakukan untuk mendata


semua peralatan elektromedis di setiap ruangan di RSU
Bunda Jakarta. Kegiatan inventaris dilakukan d u a kali
dalam setahun.
Kalibrasi Alat Medis

Berdasarkan PERMEN
KEMENKES
No.54 tahun 2015
⚫ Pengertian Kalibrasi
Kalibrasi adalah kegiatan peneraan untuk menentukan
kebenaran nilai penunjukkan alat ukur dan/atau b a h a n
ukur.
Alat kesehatan y a n g dilakukan Pengujian dan/atau
Kalibrasi merupakan peralatan y a n g digunakan untuk
keperluan diagnosa, terapi, rehabilitasi d a n penelitian
medik baik secara langsung maupun tidak langsung d a n
memiliki parameter penunjukan, keluaran, atau kinerja.
⚫ Mengapa alat kesehatan wajib dikalibrasi?
⚫ Memberikan a c u a n bagi pemerintah, pemerintah daerah, d a n
masyarakat dalam pelaksanaan Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat
Kesehatan
⚫ Menjamin tersedianya Alat Kesehatan y a n g sesuai standar
pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, manfaat, keselamatan,
d a n laik pakai di Fasilitas Pelayanan Kesehatan d a n Fasilitas
Kesehatan lainnya
⚫ Meningkatkan akuntabilitas, d a n mutu pelayanan Balai Pengujian
Fasilitas Kesehatan d a n Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan
dalam Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan.
⚫ Waktu Kalibrasi

⚫ Pengujian dan/atau Kalibrasi Alat Kesehatan dilakukan secara


berkala paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
⚫ Dalam kondisi tertentu, Alat Kesehatan wajib diuji dan/atau dikalibrasi
sebelum jangka waktu 1 (satu) tahun. Kondisi tertentu s eb agai mana
dimaksud terdiri atas:
⚫ Mengikuti petunjuk pemakaian Alat Kesehatan
⚫ Diketahui penunjukan atau keluarannya atau
kinerjanya atau Keam ana nnya tidak sesuai lagi
⚫ Telah mengalami perbaikan
⚫ Telah dipindahkan bagi y a n g memerlukan instalasi
⚫ Telah dilakukan reinstalasi
⚫ Belum memiliki Sertifikat Pengujian dan/atau Kalibrasi.
⚫ Siapa saja yang berhak melakukan kalibrasi?

Setiap Alat Kesehatan y a n g digunakan di Fasilitas Pelayanan


Kesehatan d a n Fasilitas Kesehatan lainnya harus dilakukan uji dan/atau
kalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan atau
Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan.

• Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan adalah Unit Pelaksana Teknis


Kementerian Kesehatan atau Unit Pelaksana Teknis Daerah yang
melaksanakan tugas teknis operasional di bidang pengujian dan kalibrasi
prasarana dan alat kesehatan.
• Institusi Pengujian Fasilitas Kesehatan adalah sarana yang mempunyai
tugas dan fungsi untuk melakukan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.
SISTEM UTILITAS
DI RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA
PENGELOLAAN UTILITAS RUMAH SAKIT

Sistem dan peralatan yang mendukung


UTILITAS
pelayanan mendasar perawatan kesehatan
yang aman. Sistem ini mencakup distribusi
Listrik, Air Bersih, Ventilasi Dan Aliran
Udara, Gas Medis, Pemanasan, Limbah
Air dan Sistem Komunikasi dan Data.
Sistem Utilitas RSU Bunda Jakarta Meliputi

1. Pengelolaan Sumber Listrik


2. Pengelolaan Gas Medis
3. Pengelolaan Sumber Air Bersih
4. Pengelolaan Limbah
5. Pengelolaan Sistem Tata Udara (HVAC)
6. Sistem Informasi RS dan Komunikasi
Pengelolaan Sumber Listrik

RSU Bunda Jakarta dipasok oleh tenaga listrik dari PLN dengan kapasitas 630 KVA
melalui tegangan 20 KV dan ditransformasikan melalui transformator 1 x 630 KVA .

Listrik ini didistribusikan dari Cubical PLN masuk Ke Trafo 20 KV ditransfer


Kembali ke Panel LVMDP (Low Voltage Main Distribution Board) listik di distribusikan
ke panel LVSDP (Low Voltage Sub-Distribution Panel)  listrik didistribusikan ke
elektonik RS.
Pengelolaan Sumber Listrik

RSU Bunda Jakarta memiliki 3 Genset dengan kapasitas 350 KVA, 135 KVA dan 5 KVA
sebagai listrik alternatif bila terjadi kegawat daruratan listrik, Genset RSU Bunda Jakarta
dilakukan preventif pemeliharaan setiap 1 tahun sekali dan diuji coba fungsi beban
sebanyak 1x dalam setahun
Pengelolaan Gas Medis
Gas medis RSU Bunda Jakarta terapat beberapa Jenis

1. Oxygen (O2) gas dan VGL dengan tabung warna silver


2. Nitrous Oksida (N2O) dengan tabung warna biru
3. Karbon dioksida (CO2) dengan tabung warna hitam
4. Udara tekan warna Hijau/abu-abu
5. Udara vacuum warna kuning
6. Compresor unuk membantu udara tekan.
Pengelolaan Sumber Air Bersih dan Kotor
RS
Sistem air bersih rumah sakit ada 2 yaitu :
1. (SUMBER UTAMA)  Air bersih dari sumur bor / artesis
2. (SUMBER CADANGAN)  Air bersih dari PDAM

RSU Bunda Jakarta juga memiliki penyimpanan air bersih dengan kapasitas besar yaitu 90 m3 di
ground tank dan di roof tank sebesar 20.000 liter
Pengelolaan Sumber Air Bersih dan Kotor
RS
 Sistem air bersih RSU Bunda Jakarta dilakukan Uji Lab setiap 6 bulan sekali parameter lengkap
 Uji mikrobiologi setiap 1 bulan sekali
 Uji baku mutu Air HD (Endotoksin) dilakukan setiap 1 bulan sekali
 Uji baku mutu air limbah dilakukan setiap 1 bulan sekali.
 Uji coba standart kedaruratan air dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Dan pembersihan ground tank serta roof tank dilakukan setiap 6 bulan sekali
Sistem pengelolaan air kotor RSU Bunda
Jakarta

RSU Bunda Jakarta memiliki sistem IPAL mandiri yang dikelola


oleh kesling , sistem IPAL yang saat ini bekerja masih mampu
menampung debit pemakaian seluruh Instalasi pelayanan di
RS, dengan rata-rata data yang masuk dalam harian 40-50 M3,
Dengan kapasitas Ipal setiap cubical nya sebesar 70 M3 per
hari
Pengelolaan Sistem Tata Udara
(HVAC)
Jenis Sistem Tata Udara RSU Bunda Jakarta
1. Ac Split wall Total 290 Unit
2. AC ducting Total 4 Unit

Selain sistem AC, RSUBM memiliki Ruangan Khusus isolasi


bertekanan negative
PENANGGULANGAN BENCANA RSU BUNDA JAKARTA
CODE-CODE BENCANA

NO CODE BENCANA KEGUNAAN EXT


1 CODE RED KEBAKARAN 36003
2 CODE PINK PENCULIKAN BAYI 36003
3 CODE BLACK ANCAMAN BOM 36003

4 CODE GREEN GEMPA BUMI 36003


5 CODE GREY HURU-HARA/PASIEN 36003
MARAH-MARAH
6 CODE Y E L L O W EVAKUASI 36003
7 CODE BROWN BENCANA DISASTER 36003
8 CODE BLUE HENTI JANTUNG 36003
FLOORWARDEN
ASSESMENT KEJADIAN KERENTANAN DAN BAHAYA
RSU BUNDA JAKARTA UNTUK TAHUN 2022

RS UMUM BUNDA JAKARTA TAHUN 2022

NO Jenis Kejadian Presentase Kategori Bahaya


  ALAM  
1 Kebakaran Internal 44% Alam
2 Gempa Bumi 28% Alam
  ALAT  
1 Kontaminasi B3 67% Alat
2 Kegagalan Saluran Pembuangan 33% Alat
3 Kebakaran Internal 26% Alat
  MANUSIA  
1 Penculikan Bayi 33% Manusia
2 Ancaman Bom 26% Manusia
  B3  
1 Tumpahan Internal ukuran kecil - sedang 22% B3

2 Kejadian korban b3 masal >5 orang 15% B3


ALUR KOMUNIKASI BENCANA

Petugas Tim Bencana Ketua


pertama TIM
(Operasional) Bencan
a

BENCANA TIM Bencana


Bencana Internal
MENEGERIAL
SUPORT

BENCANA
RSU BUNDA JAKARTA

MEDICAL
SUPORT
Bencana External
MEDICAL
SUPORT

BENCANA
RSU BUNDA JAKARTA

MEDICAL Dinas
SUPORT Kesehata
n
Terima kasih

PT Bundamedik Tbk
Jl. Teuku Cik Ditiro No. 28
Menteng, Jakarta Pusat
1-500-799|info@bmhs.co.id

Anda mungkin juga menyukai