mencegah terjadinya dampak yang dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan manusia,
dan makhluk hidup lainnya. ketentuan umum yang berkaitan dengan bahan berbahaya dan
beracun penting untuk dipahani bersama.
1. Bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah zat, energy
dan/atau komponen lain yang karena sifat, kosentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup
dan membahayakan lingkungan hidup, kesehatan serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain.
2. Limbah berbahaya dan beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu
usaha dan kegiatan yang mengandung B3
3. Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan penimbunan.
4. Pengadaan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3) di Klinik Pratama STIESIA dilakukan
oleh unit Pelayanan Farmasi beserta unit Administrasi dan SDM (Sumber Daya Manusia)
sebagai unit yang melakukan pengadaan.
5. Penyimpanan Bahan Berbahaya Dan Beracun (B3)
6. Bahan berbahaya dan beracun harus disimpan secara tepat dan perlu dijamin agar
bahan-bahan tersebut tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain yang disimpan dan juga
perlu dijaga seperti bahan-bahan yang menimbulkan bahaya seperti bahan explosive
dan lain-lain.
18. Penyimpanan B3 harus memperhatikan sifat-sifat dari bahan tersebut dan reaksi
akibat interaksi bahan dalam penyimpan. Interaksi yang terjadi selama dalam proses
penyimpanan antara lain interaksi dengan lingkungan, interaksi bahan dengan wadah,
interaksi bahan dengan bahan.
a) Penyimpanan bahan mudah terbakar (Flammable)
a) Tempat penyimpanan bersuhu dingin
b) Jauh dari sumber api
c) Tersedia Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b) Penyimpanan bahan mudah meledak (Explosive)
d) Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
e) Jauh dari sumber api / panas
f) Terhindar dari tumbukan / benturan mekanis
c) Penyimpanan bahan beracun
g) Tempat penyimapanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
h) Terpisah dari bahan – bahan yang mungkin bereaksi
i) Tersedia alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja.
d) Penyimpanan bahan korosif
j) Tempat penyimapanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
k) Terpisah dari bahan – bahan yang mungkin bereaksi
l) Tersedia alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja
5. Pemilahan Limbah B3
1) Limbah padat yang sudah diketahui infeksius atau mengandung bakteri yang
berbahaya.
2) Limbah padat atau benda yang telah kontak dengan cairan tubuh pasien atau
pengobatan pasien.
3) Jaringan tubuh dan specimen laboratorium
Untuk limbah padat B3 infeksius dan potensial menjadi berbahaya
dimasukkan kontainer anti bocor, antitusuk dengan lapisan kantong plastik warna
kuning untuk membedakan sampah medis dan sampah non medis.
Untuk limbah padat B3 logam tajam, benda tajam dimasukkan kedalam container
khusus (safety box biohazard
6. Pengemasan Limbah B3
1. Limbah harus diletakkan dalam wadah atau kantong sesuai kategori limbah.
2. Volume paling tinggi limbah yang dimasukkan ke dalam wadah atau kantong limbah
adalah 3/3 (tiga per empat) limbah dari volume, sebelum ditutup secara aman dan
dilakukan pengelolaan selanjutnya.
3. Penanganan limbah harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari tertusuk
benda tajam, apabila limbah benda tajam tidak dibuang dalam wadah atau kantong
limbah sesuai kelompok limbah.
4. Pemadatan atau penekanan limbah dalam wadah atau kantong limbah dengan
tangan atau kaki harus dihindari.
5. Penanganan limbah secara manual harus dihindari. Apabila hal tersebut harus
dilakukan, bagian atas kantong limbah harus tertutup dan penanganannya sejauh
mungkin dari tubuh.
6. Penggunaan wadah atau kantong limbah ganda harus dilakukan, apabila wadah
atau kantong limbah bocor, robek atau tidak tertutup sempurna.
7. Limbah medis harus dikemas dalam plastik kuning dengan diikat tunggal, aman,
rapi dan tidak ada bocor.
8. Safety box harus kering, tidak rembes / bocor dan dapat ditutup rapat, apabila
kondisi safety box sudah tidak baik maka harus dikemas ulang dengan plastik
kuning
Tata Cara Penanganan Dan Peningkatan Limbah Medis Dalam Plastik Kuning Yang Benar
Gambar 2 Penanganan Limbah
Contoh Pengemasan Yang Baik Untuk Limbah Medis Dan Medis Tajam
1. Limbah medis harus dikemas dalam plastik kuning dengan diikat tunggal, aman,
rapi dan tidak ada bocor.
2. Safety box harus kering, tidak rembes / bocor dan dapat ditutup rapat, apabila kondisi
safety box sudah tidak baik maka harus dikemas ulang dengan plastik kuning
CONTOH PENGEMASAN YANG TIDAK BAIK UNTUK LIMBAH MEDIS DAN MEDIS
TAJAM
Gambar 4 Pengemasan yang tidak baIK
DAFTAR ISI
KOTAK TUMPAHAN B3
6 Sepatu Boods
14 Cloryn 1 botol
DAFTAR ISI
6 Sepatu
14 Clorin 1 botol
1) Penaganan Tumpahan :
a) Amankan area tumpahan dengan tanda/Warning sign
b) Ambil kotak Spill Kit kemudian mencuci tangan
c) Buka spill kit, pasang tanda peringatan diarea tumpahan
d) Gunakan APD (masker, sarung tangan, gaun/apron, tutup kepala, sepatu, kacamata
google)
e) Batasi penyebaran tumpahan dengan menaburkan pasir disekeliling tumpahan :
1) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk cairan, taburi pasir lalu serap dengan koran/lap
kain sekali pakai untuk menutupi tumpahan lalu masukan kedalam kantong.
2) Untuk tumpahan B3 dalam bentuk serbuk, basahi koran/kain lap sekali pakai
dengan air untuk menutupi tumpahan serbuk lalu sapu dan masukan kedalam
kantong.
f) Bersihkan area tumpahan dengan cara :
a) Bersihkan material tumpahan dengan menggunakan skop atau sapu dan pengki
kecil sampai benar – benar bersih.
b) Buang bahan penyerap bahan tumpahan tadi ke dalam kantong.
c) Dekotaminasi area tumpahan dengan cloryn sebanyak 3 kali lalu semprotkan
disinfektan, biarkan selama 2 menit kemudian keringkan dengan tissue/kain lap
sekali pakai lalu buang di kantong.
d) Llakukan hal yang di atas 3 kali berturut – turut sampai benar-benar bersih.
e) Lepaskan APD dan masukan ke kantong.
f) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.