Anda di halaman 1dari 3

PENGOLAHAN SAMPAH MEDIS

DAN LIMBAH B3
No. : 040/SOP/2020
Dokumen
S No. Revisi :
O
Tanggal : 01 April 2020
P
Terbit
Halaman :2

PUSKESMAS H.Darmawan, A.Md.Kep


SUNGAI BESAR NIP. 196809031988121001

1.Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu


usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan atau beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya baik secara lanhsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mencegah
dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun dan
berbahaya Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas
lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan
fungsinya kembali
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Sungai Besar nomor : 239/SKPKM-
SBR/03/2020 tentang TGC Penanganan Covid-19 di UPTD
Puskesmas Sungai Besar
4.Referensi Pedoman Teknis PPI di FKTP Kementerian Kesehatan RI Tahun
2020
5.Prosedur 1. Pemilahan Limbah
Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari
sumber yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limabh farmasi,
sitotoksiss, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah
container bertekanan dan dengan kandungan logam
berat yang tinggi. Kategori limbah beracun dan
berbahaya berdasarkan criteria sebagai berikut:
1) Mudah meledak
2) Mudah terbakat
3) Bersifat reaktif
4) Beracun
5) Menyebabkan infeksi
6) Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
1) Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan
penghasil limbah menggunakan troli khusus yang
tertutup
2) Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim
tropis yaitu pada musim hujan paling lama 48 jam
dan musim kemarau paling lama 48 jam.
3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan
karat, kedap air dan mempunyai permukaan yang
halus pada bagian dalamnya, misalnya fiberglass.
2) Di setiap sumber penghasil limbah medis harus
tersedia tempat pewadahan yang terpisah dengan
limbah non-medis
3) Kantong plastic diangkat setiap hari atau kurang
sehari apabila 2/3 bagian telah terisi limbah
4) Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung
pada tempat khusus (safety box) sperti botol atau
karton yang aman
5) Tempat pewadahan limbah medis infeksius dan
sitotoksik yang tidak langsung kontak dengan
limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali,
sedangkan untuk kantong plastic yang telah dipakai
dan kontak langsung dengan limbah tersebut tidak
boleh digunakan lagi
6) Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat
limbah, satu untuk limbah medis (warna kuning
atau merah) dan satunya lagi untuk non medis
(warna hitam)
7) Semua limbah dari ruang perawatan dan unit gawat
darurat (UGD) dianggap sebagai limbah medis
8) Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat
tulis dianggap sebagai limbah non medis
9) Tempat pewadahan limbah non medis sebagai
berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan,
tahan karat, kedap air dan mempunyai
permukaan yang halus pada bagian dalamnya
misalnyya fiberglass
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan
ditutup tanpa mengotori tangan
c. Terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan
atau sesuai dengan ebutuhan
7) Limbah tidak boeh dibiarkan dalam wadahnya
melebihi 3x24 jam atau apabila 2/3 bagian kantong
sudah terisi limbah maka harus diangkut supaya
tidak menjadi perindukan vector penyakut atau
binatang pengganggu.
4. Tempat Penampungan Sementara
1) Jika terdapat insenerator maka limbah harus
dibakar selambat-lambatnya 24 jam
2) Jika tidak mempunyai insenerator, limbah medis
harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan
Puskesmas atau pihak lain yang memiliki
insenerator untuk dilakukan pemusnahan
selambat-lambatnya 24 jam apabila disimpan pada
suhu ruang.
5. Transportasi
1) Pengangkutan limbah ke luar Puskesmas
menggunakan kendaraan khusus
2) Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke
kendaraan pengangkut harus diletakkan dalam
container yang kuat dan tertutup
3) Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan
manusia maupun binatang
4) Petugas yang menangani limbah harus
menggunakan alat pelindung diri yang terdiri dari
topi/helm, masker, pelindung mata, pakaian
panjang, apron untuk industry, pelindung
kaki/sepatu boot dan sarung tangan khusus
(disposable gloves atau heavy duty gloves)
6. Pengolahan
1) Lokasi pengolahan
Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya
dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah
atau di luar penghasil limbah. Syarat lokasi
pengolahan di dalam area penghasil harus:
a. Daerah bebas banjir
b. Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
c. Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan
aktivitas umum minimum 300 meter
d. Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar
alam, hutan lindung minimum 300 meter.
2) Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan system
operasi meliputi:
a. System keamanan fasilitas
b. System pencegahan terhadap kebakaran
c. System penanggulangan keadaan darurat
d. System pengujian peralatan
e. Pelatihan karyawan
3) Pengolahan limbah
Proses insenerasi dengan cara melakukan
pembakaran materi limbah menggunakan alat
khusus insenerator dengan efisiensi pembakaran
harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya jika
suatu materi limbah bahan beracun dan berbahaya
ingin dibakar dengan berat 100 kg maka abu sisa
pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10
gr.
6. Unit terkait 1. Promkes
2. Ruang Pemeriksaan Umum
3. Ruang Farmasi
4. Ruang Kesehatan Keluarga ( MTBS dan KIA-KB )
5. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Ruang ISPA
7. Ruang Tindakan dan Gawat Darurat

Rekaman historis perubahan

Tgl. Mulai
No. Yang Diubah Isi perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai