Anda di halaman 1dari 10

Pengendalian Dan Pembuangan Limbah

Berbahaya
No. : 023/004-MUTU/PKM-
Dokumen DMJ/I/2022
No. Revisi :0
SOP
Tgl Terbit : 7 Januari 2022
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Limbah bahan beracun dan berbahaya adalah sisa suatu usaha dan atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau beracunyang karena sifat
dan ataukonsentrasinya dan atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak
langsung dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup dan atau
membahayakan lingkungan hidup,kesehatan,kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
2. Tujuan 1. Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah bahan beracun
berbahaya
2. Agar dapat dilakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah
tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Darmaraja Nomor
440/0013/PKM-DMJ/I/2022 tentang Pengendalian dan Pembuangan Limbah
Berbahaya
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Puskesmas.

5. Langkah- 1. Pemilihan Limbah


langkah Dilakukan pemilihan jenis limbah medis mulai dari sumber yang
terdiri dari limbah infeksius,.limbah benda tajam,.limbah farmasi.
Kategori limbah beracun dan berbahaya berdasarkan kriteria sebagai
berikut:
- Menyebabkan infeksi
- Bersifat korosif
2. Pengumpulan Limbah Medis
- Pengumpulan limbah medis dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan tempat yang tertutup rapat.
- Penyimpanan limbah medis harus sesuai iklim tropis yaitu pada
musim hujan palinglama 48jam dan musim kemarau paling lama
48 jam.

3. Persyaratan Pewadahan Limbah Medis


- Terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan karat,kedap air
dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya,misalnya fiberglass.
- Disetiap sumber penghasil limbah medis harus tersedia tempat
pewadahan yang terpisah dengan limbah non medis.
- Kantong plastik diangkat tiap hari atau kurang sehari apabila 2/3
bagian telah terisi limbah.
- Untuk benda-benda tajam hendaknya ditampung pada tempat
khusus (safety box) seperti botol atau karton yang aman
- Tempat pewadahan limbah medis infeksius yang tidak langsung
kontak dengan limbah harus segera dibersihkan dengan larutan
desinfektan apabila akan dipergunakan kembali,sedangkan untuk
kantong plastikyang telah dipakai dan kontak langsung dengan
limbah tersebut tidak boleh digunakan lagi
- Tempat limbah memiliki minimal 2 macam tempat, limbah
medis (warna kuning ) dan satunya lagi untuk non medis (warna
hitam)
- Semua limbah dari ruang gigi,kia,UGD dianggap sebagai limbah
medis
- Semua limbah dari kantor biasanya berupa alat-alat tulis
dianggap sebagai limbah non medis
- Tempat pewadahan non medis sebagai berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat,cukup ringan,tahan karat,kedap
air dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian
dalamnya misalnya fiberglass
b. Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
c. Terdapat minimal 1 buah untuk setiap ruangan atau sesuai
dengan kebutuhan
- Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi
3x24jam atau apabila bagian kantong sudah terisi limbah maka
harus diangkut supaya tidak menjadi perindukanvector penyakit
atau binatang pengganggu
4. Tempat Penampungan Sementara
- Jika terdapat insenerator maka limbah harus dibakar selambat
lambatnya 24jam
- jika tidak mempunyai insenerator,limbah medis harus melalui
kerjasama dengan puskesmas atau pihak lain yang memiliki
insenerator untuk dilakukan pemusnahan selambat-lambatnya
24jam apabila disimpen pada suhu ruang
5. Transportasi
- Pengangkutan limbah keluar Puskesmas menggunakan
kendaraan khusus
- Kantong limbah medis sebelum dimasukkan ke kendaraan
pengangkut harus diletakan dalam countainer yang kuat dan
tertutup.
- Kantong limbah medis harus aman dari jangkauan manusia
maupun binatang
- Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat
perlindungan diri yang terdiri dari topi/helm,masker,pelindung
mata ,pakaian panjang .
6. Pengolahan
6.1 Lokasi pengolahan
Pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya dapat
dilakukan didalam lokasi penghasil limbah atau diluar
penghasil limbah.Syarat lokasi pengolahan pengolahan didalam
area penghasil harus:
- Daerah bebas banjir
- Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
- Jarak dengan wilayah terlindungi seperti cagar alam hutan
lindumg min 300meter
- Jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum
minimum 300 meter
6.2 Fasilitas Pengolahan
Sistem keamanan harus menerapkan system operasi meliputi:
- System keamanan fasilitas
- System pencegahan terhadap kebakaran
- System penanggulangan kadaan gawat darurat
- System pengujian peralatan
- Pelatiham karyawan
6.3 Pengolahan limbah
Proses inserenasi dengan cara melakukan pembakaran materi
limbah menggunakan alat khusus insenerator dengan efisiensi
pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih artinya jika suatu
materi limbah,bahan beracun dan berbahaya ingin dibakar
dengan berat 100kg maka abu sisa pembakaran tidak boleh
melebihi 0,01kg atau 10gr.
6. Bagan Alir
Pemilihan Pengumpulan Persyaratan
limbah limbah medis pewadahan
limbah medis

Tempat
Pengolahan
penampungan
limbah medis
sementara limbah

7. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP


perlu
diperhatikan
8. Unit terkait 1. R. Laboratorium
2. R. Gawat Darurat
3. R. KIA-KB dan Imunisasi
4. R. Kesehatan Gigi dan Mulut
5. R. Rawat Inap
6. R. PONED
9. Dokumen Catatan Tindakan
terkait
10. Rekaman
Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan diberlakukan
Inventarisasi Pengelolaan Penyimpanan
Dan Penggunaan Bahan Berbahaya
No. : 024/004-MUTU/PKM-
Dokumen DMJ/I/2022
SOP No. Revisi :
Tgl Terbit : 7 Januari 2022
Halaman :
PUSKESMAS
dr. Hj Herni Wiwik H
DARMARAJA
NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Suatu rangkaian kegiatan yang mencakup pencatatan atau pendaftaran,
penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan/penggunaan, pengolahan bahan yang
karena sifat kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan
pada kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungannya.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menerangkan mekanisme inventarisasi, pengelolaan,
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Darmaraja Nomor
440/0014/PKM-DMJ/I/2022 tentang Inventarisasi, Pengelolaan, Penyimpanan
dan Penggunaan Bahan Berbahaya.
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019
tentang Puskesmas
5. Langkah- 1. Sanitarian
langkah a. Mengidentifikasi semua bahan berbahaya untuk penanganan dan
penyimpanan sesuai ketentuan.
b. Menerima informasi telah dilaksanakan pengelolaan bahan
berbahaya
c. Memonitor atau melakukan pengawasan pelaksanaan pengelolaan
bahan berbahaya
d. Melakukan verifikasi di cheking monitoring
2. Pengelola Barang
a. Menginventarisir semua bahan berbahaya sesuai ketentuan yang
berlaku
3. Petugas Laboratorium
a. Membuat jadwal monitoring penggunaan bahan berbahaya
b. Mengkoordinasikan dengan petugas terkait
c. Menginformasikan hasil monitoring kepetugas terkait

6. Bagan Alir 1. Sanitarian

Pengidentifikasian
Menerima informasi
bahan berbahaya

Monitor pelaksanaan
Verifikasi di cheking pengelolaan bahan
monitoring berbahaya

2. Petugas lab

Membuat jadwal Koordinasi dengan petugas


Monitoring penggunaan terkait
bahan berbahaya

Penyampaian hasil
monitoring

7. Hal-hal yang Dilaksanakan sesuai SOP


perlu
diperhatikan
8. Ruang terkait 7. Sanitarian
8. Pengelola Barang
9. Petugas Laboratorium
9. Dokumen Catatan tindakan
terkait
10. Rekaman
Historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Perubahaan
diberlakukan

Pemantauan Pelaksanaan Kebijakan


Dan Prosedur Penanganan Limbah
Berbahaya
No. : 025/004-MUTU/PKM-
Dokumen DMJ/I/2022
No. Revisi : 0
SOP
Tgl Terbit : 7 Januari 2022
: 1/2
Halaman

PUSKESMAS dr. Hj Herni Wiwik H


DARMARAJA NIP. 19710301 200212 2 002
1. Pengertian Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bahan dan limbah
berbahaya dalam lingkup UPT Puskesmas Rawat Inap Darmaraja

2. Tujuan Sebagai acuan untuk memastikan pelaksanaan penanganan bahan dan


limbah berbahaya tidak menimbulkan pencemaran dan membahayakan
lingkungan sekitar sehingga jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
dapat ditelusuri penyebabnya

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Darmaraja Nomor
440/0015/PKM-DMJ/I/2022 tentang Pengendalian dan Pembuangan
Limbah Berbahaya.

4. Referensi Peraturan Pemerintah RI No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan


Limbah Berbahaya dan Beracun

5. Langkah- A. Pengumpulan Limbah Berbahaya


langkah PetugasLaboratorium
a. Mengumpulkan limbah berbahaya yang secara periodik
dihasilkan oleh unit tersebut.
b. Melaporkan kepada sanitarian mengenai hasil identifikasi
tersebut.
c. Mengangkut limbah berbahaya dari unitnya ke tempat sampah
khusus pembuangan sementara limbah berbahaya.
d. Petugas laboratorium dan sanitarian memverifikasi limbah
berbahaya yang sudah ditampung dan memberikan simbol/label
dengan checklist inventaris limbah berbahaya).
e. Masa simpan sementara adalah maksimal 90 hari sesuai
persyaratan atau bila limbah berbahaya sudah mencapai 50
kg/hari.
B. Pengelolaan Limbah Berbahaya Oleh pihak Ketiga
a. Pihak ketiga sebagai pengumpul/pengelola limbah berbahaya
harus memiliki izin dari Kementerian Lingkungan Hidup republik
Indonesia.
b. Pihak transportir harus mempunyai izin dari Dirjen Perhubungan
Darat Kementerian Perhubungan Darat RI dan mendapat
rekomendasi dari Kementerian Lingkungan Hidup RI. Izin sesuai
dengan jalur transportasi yang dilalui limbah berbahaya.
c. Adanya surat bentuk kerjasama antara puskesmas dengan pihak
ketiga perihal pembuangan limbah berbahaya.
d. Berita acara serah terima limbah berbahaya harus selalu
dilampirkan setiap pihak ketiga mengambil limbah berbahaya dari
tempat penyimpanan sementara di puskesmas.

6. Bagan Alir
sanitarian dan petugas Mengangkut limbah ke
Pengumpulan limbah tempat pembuangan
terkait mengidentifikasi
berbahaya di unit
limbah berbahaya yang sementara khusus limbah
terkait
dihasilkan berbahaya

Petugas memverifikasi
Pengelolaan oleh pihak
limbah yang sudah
ketiga yang telah bekerja
ditampung dan memberi
sama
label

Berita acara pengambilan


limbah berbahaya dari
tempat penyimpanan
sementara Puskesmas
7. Hal – hal yang Pelaksanaan sesuai SOP
perlu
diperhatikan

8. Ruang terkait 1. Petugas sanitarian


2. R. laboratorium
3. R. pelayanan puskesmas
4. Pihak ketiga pengumpul limbah berbahaya

9. Dokumen Form monitoring


terkait

10. Rekaman
Tgl Mulai
Historis No Yang Diubah Isi Perubahan
Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai