TADULAKO Tgl. Terbit : Ditetepkan oleh Direktur STANDAR PROSDUR OPERASIONAL dr. Rustam Amiruddin, Sp. PD
Limbah Padat Rumah Sakit adalah semua limbah rumah sakit
yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan non medis.
Limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang
berasal dari kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator, anastesi dan Pengertian pembuatan obat sitotoksik.
Insenerator adalah alat pembakaran sampah medis dimana
pembakaran atau insenerasi itu sendiri merupakan proses oksidasi kering bersuhu tinggi yang dapat mengurangi limbah organik dan limbah yang mudah terbakar dan mengakibatkan penurunan yang signifikan dari segi volume maupun berat limbah. 1. Meminimalisasi bahaya infeksius Tujuan 2. Limbah padat medis dapat tertangani dengan baik dan benar dan aman Mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep – 13/Men LH/3/ tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Kebijakan Mengacu kepada KepMenKes RI No.1204/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 1. Operator Incenerator menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) diantaranya masker, handscoon (Sarung Tangan), helm, baju kerja dan sepatu both. 2. Operator Incenerator melakukan pemilahan sampah medis untuk mengeluarkan botol infus tersebut diiris untuk Prosedur mengeluarkan cairan yang masih tersisa. 3. Operator Incenerator melakukan proses penimbangan sampah medis yang telah melalui proses pemilahan dan mencatat setiap hasil penimbangan pada buku yang telah disediadakan. 4. Operator memasukan sampah medis ke dalam mesin incenerator melalui melalui pintu utama mesin. 5. Sebelum melakukam pembakaran Operator diwajibkan mengecek/memeriksa terlebih dahulu ketersediaan bahan bakar dan air. 6. Apa bila telah tersedia mka Operator membuka kran tengki bahan bakar dan stop kran air 7. Operator menyalakan (mengaktifkan) lampucontrol panel mesin dengan menghidupkan sekring 8. Setelah lampu control panel mesin menyala (aktif) Operator memulai pembakaran dengan dua cara otomatis dan manual, yaitu dengan memutar selector ke arah kiri (otomatis) dan ke arah kanan (manual) kemudian operator memencet tombol star yang berwarna hijau. 9. Setelah Operator menghidupkan mesin baik secara automatic atau manual Operator tetap memperhatikan keadaan lampu control pada panel untuk mengetahui/memastikan keadaan mesin pada saat hidup/beroperasi apakah dalam keadaan normal atau tidak. 10. Setelah proses pembakaran berjalan Operator tetap memperhatikan dan menunggu proses pembakaran sampai selesai selama 1 jam. 11. Kemudian setelah proses pembakaran berjalan selama 1 jam selesai Operator tetap menunggu proses pendinginan sampai selama 30 menit. 12. Selanjutnya, setelah mesin incenerator mati/berhenti beroperasi secara otomatis ataupun manual Operator segera menutup kran tengki bahan bakar. Stop kran air dan memutar selector ke arah tengah (netral) pada control panel mesin dan mematiakan sikring. 13. Apabila Operator Incenerator akan melakukan pembakaran sampah medis kembali, maka Operator harus membersihkan/mengumpul sisa pembakaran dan abu sisa pembakaran sampah medis tersebut. 14. Dari sisa pembakaran sampah medis yang telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam karung dan selanjutnya dikelolah oleh pihak ke tiga dengan ketentuan-ketentuan tertentu. SOP Penanganan Sampah Medis dengan Incenerator Dokumen terkait
Lingkungan rumah sakit
Unit terkait PENYIMPANAN RESIDU ABU PEMBAKARAN INCENERATOR
Rumah sakit umum
tadulako Tgl. Terbit : Ditetapkan oleh Direktur STANDAR PROSDUR OPERASIONAL dr. Rustam Amiruddin, Sp. PD
Insenerator adalah alat pembakaran sampah medis dimana
pembakaran atau insenerasi itu sendiri merupakan proses oksidasi kering bersuhu tinggi yang dapat mengurangi limbah organik dan limbah yang mudah terbakar dan mengakibatkan penurunan yang signifikan dari segi volume maupun berat limbah. Pengertian Residu adalah jumlah terbentuk dari proses perlakuan seperti abu incenerator, residu dari penyimpanan dan pengumpulan oli bekas dan lain-lain yang belum dikelolah, sehingga jika misalnya limbah tertentu setelah dilakukan salah satu jenis perlakuan lalu menghasilkan sisa limbah, maka sisa limbah tersebut dimasukkan sebagai residu. 1. Meminimalisasi bahaya infeksius Tujuan 2. Limbah padat medis dapat tertangani dengan baik dan benar dan aman Peraturan menteri negara lingkungan hidup Nomor : 02 Tahun 2008 Tentang Pemanfaatan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Kebijakan Mengacu kepada KepMenKes RI No.1204/MenKes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. 1. Sebelum dilakukan pengambilan residu abu pembakaran incenerator petugas menunggu suhu incenerator sampai menurun/dingin sehingga residu pembakaran tidak lagi terdapat api sama sekali. 2. Sebelum melakukan pengambilan residu abu incenerator petugas diwajibkan menggunakan APD yang terdiri dari Prosedur helm, ketel pack, masker, sarung tangan dan sepatu boot. 3. Petugas mengambil residu abu incenerator yang kemudian dimasukkan ke dalam karung. 4. Residu yang telah masuk dalam wadah karung dibawa.simpan di TPS LB3 5. Residu abu pembakaran incenerator yang terdapat dalam karung tersebut dimasukkan kembali ke dalam kotak kayu kemudian ditutup. 6. Tumpukkan residu pembakaran incenerator yang ada dalam kotak maksimal disusun 3 tumpukkan.
Dokumen terkait SOP Penyimpanan residu abu pembakaran incenerator.
Unit terkait Lingkungan rumah sakit
PENGGUNAAN MESIN INCENERATOR
Rumah sakit umum
tadulako Tgl. Terbit : Ditetapkan oleh Direktur STANDAR PROSDUR OPERASIONAL dr. Rustam Amiruddin, Sp. PD
Limbah Padat Rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit
yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah padat medis dan non medis.
Limbah Padat Medis adalah limbah padat yang terdiri dari
limbah infeksis, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan Pengertian logam berat yang tinggi
Incenerator adalah alat pembakaran sampah medis dimana
pembakaran atau insenerasi itu sendiri merupakan proses oksidasi kering bersuhu tinggi yang dapat mengurangi limbah organik dan limbah yang mudah terbakar menjadi bahan anorganik yang tidak mudah terbakar dan mengakibatkanpenurunan yang signifikan dari segi volume maupun berat limbah. 1. Meminimalisasi bahaya infeksius Tujuan 2. Limbah padat medis dapat tertangani dengan baik dan benar dan aman Peraturan Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan beracun. Mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. Kep – 13/Men LH/3/1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Kebijakan Tidak Bergerak. Mengacu kepada KepMenKes RI No. 1204/MenKes/SK/X/2004 entang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit 1. Bukalah pintu mesin incenerator dan pastikan jika ruang pembakaran dalam keadaan bersih dari sisa abu pembakaran, lalu tutup kembali. Prosedur 2. Periksa ketersediaan bahan bakar, air dan listrik 3. Bukalah kran tengki bahan bakar, kran air, dan bukalah box panel untuk untuk menghidupkan sekring. 4. Lakukan pemanasan awal tanpa limbah padat medis untuk memnaskan ruang pembakaran sampai 800 C. 5. Masukkan limbah padat medis melalui pintu utama mesin kemudian tutuplah pintu dengan rapat. 6. Mulailah pembakaran. Pembakaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu otomatis ataupun manual. a) Cara otomatis Putarlah selector ke arah kiri (Auto) Aturlah total timer atau waktu pembakaran setengah jam sampai 1 jam (sesuai dengan banyaknya limbah padat medis yang dibakar), dan putarlah termo control ke angka 800 C s/d 1200 C (sesuai kebutuhan) Kemudian tekan tombol wara hijau (star) Biarkan mesin bekerja secara otomatis kurang lebih 30 menit setelah pembakaran selesai. b) Cara manual Putar selector ke arah kanan (manual) Kemudian putar ke arah kanan satu persatu selector blower, water pump, barner 1, barner 2, barner 3. Awasi proses pembakaran. Pembakaran selesai selama kurang lebih 1 jam atau ditandai dengan suhu di barner mulai stabil dan cenderung menurun. Matikan (putar ke kiri) burner 1, 2, dan 3, tetapi tetap awasi proses pendinginan kurang lebih 30 menit. Kemudian matikan selektor blower dan water pump dengan memutar ke arah kiri. Matikan sekring yang ada pada box panel. Tutup kran tengki bahan bakar. Stop kran air. SOP Penggunaan mesin incenerator Dokumen terkait Lingkungan rumah sakit Unit terkait PENANGANAN ABU INSENERATOR
RUMAH SAKIT UMUM
TADULAKO Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh STANDAR Direktur PROSEDUR OPRASIONAL (SPO) dr. Rustam Amiruddin, Sp. PD
Penanganan abu insinerator adalah suatu kegiatan pengumpulan
Pengertian dan pewadahan abu sisa hasil pembakaran insinerator Tujuan Mencegah terjadinya kontaminasi/pencemaran lingkungan dan petugas Penanganan abu insenerator sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (sesuai dengan SK Direktur RS. …. No….. Tentang kebijakan Kebijakan manajemen fasilitas dan keselamatan mengenai bahan berbahaya.) 1. Cuci tangan dengan sabun dan air 2. Pakai APD : sepatu, helm, apron, google, masker, sarung tangan rumah tangga 3. Buka pintu ruang insinerator 4. Buka pintu ruang bakar dengan posisi berada tepat dibelakang pintu supaya uap yang keluar dari dalam ruang bakar, tidak langsung mengenai petugas 5. Bersihkan abu dalam ruang bakar dengan garuk besi 6. Masukkan abu kedalam ember besi 7. Timbang abu Prosedur umum 8. Buka tong untuk “LIMBAH B3” 9. Masukkan abu kedalam tong “LIMBAH B3” 10. Tutup rapat tong untuk “LIMBAH B3” 11. Tutup kembali ruang bakar 12. Bersihkan ruang insinerator dan area sekitarnya 13. Lepas APD mulai dari sarung tangan, masker, google, apron, helm, sepatu 14. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir 15. Catat semua kegiatan pada buku monitoring incinerator