PENGOPERASIAN INSINERATOR
Nomor Dokumen No. Revisi Halaman
1 1 dari 2
Tanggal Terbit Ditetapkan Di SOLOK
5 agustus 2014 Direktur
Standar
Operasional
Prosedur
( Drg. ERNOVIANA MKes
Nip. 19601118 198701 2 001
Residu insinerator adalah hasil sisa pembakaran limbah padat B3
Pengertian
(bahan berbahaya dan beracun) yang dibakar dengan alat insinerasi.
Memastikan kegiatan pengelolaan residu hasil pembakaran limbah B3
Tujuan sesuai dengan dengan program kesehatan lingkungan yaitu tidak
membahayakan terhadap lingkungan dan manusia.
1. Hasil pembakaran berupa residu dengan menggunakan incinerator
melaksanakan pengelolaan limbah residu sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di rumah sakit dan diawasi oleh petugas kesehatan
Kebijakan
lingkungan.
3. Direktur rumah sakit melakukan kerjasama dengan pihak tranporter
dan pihak pemusanah LB3 yang telah memiliki izin.
Prosedur 1. Hasil pembakaran LB3 dengan menggunakan incinerator
(Residu) di simpan di TPSLB3 dalam wadah karung plastik.
2. Penyimpan Residu paling lama selama 90 hari
3. Pihak ketiga penyimpan dan pengangkut LB3 mengambil Residu
hasil pembakaran insinerator setiap 90 hari setelah pengambilan
sebelumnya atau sewaktu jika volume limbah melebihi kapasitas
TPSLB3
4. Serah terima Residu hasil pembakaran insinerator, dengan cara
menimbang berat limbah, yang disaksikan dan dicatat oleh
Penangung Jawab Lingkungan RS,
5. Penanggung jawab menerima Dokumen Limbah B3
(HAZARDOUS WASTE MANIFEST) salinan Lembar 2 dan
lembar 3
6. Setelah Residu LB3 yang diangkut dengan kemasan drum atau
dalam plastik yang ditata rapi dalam box/kardus, diterima oleh
pihak pemusnah dan pemanfaat yang dibuktikan pada lembar ke 7
dokumen Limbah B3.
7. Untuk memnatau progres proses pengelolaan akhir, pihak
pengumpul dan tranporter menyerahkan lembar ke 7 dokumen
Lb3 ke Penanggung Jawab lingkungan rumah sakit untuk dapat
diproses lebih lanjut pembayaran jasa.
c.
Unit terkait IPSRS
2.
Dokumen terkait
JENIS SAMPAH YANG ADA DI TPSLB3
Nomor Dokumen No. Revisi Halaman
2 dari 2
( Drg. ERNOVIANA
Nip. 19601118 198701 2 001
Pengertian Limbah B3 adalah
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
UNIT TERKAIT
DOKUMEN 3. Laporan pengangkutan limbah padat medis.
TERKAIT 4. Logbook/catatan keluar masuk limbah B3
PENGGUNAAN AC
Nomor Dokumen No. Revisi Halaman
2 dari 2
Kebijakan Untuk pedoman bagi Tim LK3 (tim lingkungan, keselamatan dan
kesehatan kerja) dalam menangani keadaan darurat
Prosedur Pe
. P1. Pemeriksaan Kesiapan Terhadap Keadaan Darurat
Tiap 1 (satu) bulan sekali Tim LK3 yang ditunjuk oleh Direktur
melakukan pemeriksaan kesiapan terhadap keadaan darurat dengan
D menggunakan formulir Daftar Periksa Keadaan Darurat, yang
meliputi:
a. APAR
b. Isi kotak obat
c. Petunjuk Evakuasi / Rambu Evakuasi
d. Fasilitas Sarana dan Prasarana (Rawan Bahaya)
e. Personil LK3
Hasil dari pemeriksaan tersebut oleh Tim LK3 dilaporkan ke
Ketua Tim tanggap darurat untuk ditentukan tindak lanjut jika
ditemukan adanya ketidak sesuaian.
2. Kesiagaan dan Tanggap Darurat
Ketua Tim Tanggap Darurat yang telah ditunjuk oleh Direktur
bertanggung jawab untuk menyusun rencana kesiagaan dan
tanggap darurat yang berisi informasi yang diperlukan untuk
mengatasi suatu keadaan darurat, sebagai berikut :
a. Pengenalan keadaan darurat : jenis dan prakiraan dampaknya
b. Pengkajian akibat / dampak dan menyiapkan pencegahannya
c. Prosedur penanggulangan keadaan darurat
d. Sistem komunikasi dalam keadaan darurat
e. Personil yang bertanggung jawab
f. Tata cara pemberitahuan keadaan darurat
g. Petunjuk komunikasi : Nama, Instansi, Alamat, Nomor telpon
Pejabat terkait
h.Peta situasi dalam keadaan darurat.
i. Program evakuasi dalam keadaan darurat.
j. Peta daerah aman untuk evakuasi.
k. Peta tempat / titik berkumpul (Assembly point).
l. Pengakhiran keadaan darurat dan tindak lanjut.
m. Program pelatihan keadaan darurat.
3. Rencana kesiagaan dan tanggap darurat oleh Ketua Tim Tanggap
Darurat didistribusikan ke semua petugas terkait.
4. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab memberikan
pelatihan kesiagaan dan tanggap darurat terutama pada keadaan
darurat yang paling memungkinkan terjadi di RSUD Solok atau
lokasi pekerjaan / kepada anggota tim dan karyawan.
5. Ketua Tim Tanggap Darurat mengantisipasi kejadian-kejadian
yang dapat diklasifikasikan sebagai keadaan tindak darurat, yang
paling mungkin terjadi, antara lain sebagai berikut :
a. Kebakaran atau ledakan
b. Gempa bumi
c. Huru-hara / demonstrasi
d. Banjir
e. Sabotase atau ancaman Bom
f. Cedera parah
g. Tumpahan minyak (B3)
6. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab membuat
gambar / denah umum yang memperlihatkan tata letak (layout)
semua peralatan kedaruratan, jalur evakuasi, daerah aman dan
tempat untuk berkumpul (Assembly point).
9. Ketua Tim Tanggap Darurat juga bertanggung jawab untuk
menyusun petunjuk penggunaan peralatan yang berkaitan dengan
keaadaan darurat.
10. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menjelaskan
tata cara evakuasi dalam keadaan darurat kepada anggota tim.
11. Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab menetapkan
kewenangan dan tanggungjawab petugas yang ditunjuk sebagai
penanggung jawab dalam keadaan darurat sebelum pejabat yang
berkompeten tiba di lokasi mengambil alih tanggung jawab.
Semua pegawai termasuk pengunjung harus mengikuti komando
yang diberikan oleh petugas tersebut. Apabila ada perubahan
petugas maka daftar petugas harus direvisi dan disampaikan ke
P2K3 atau Unit K3.
12.Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk
memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menghadapi kondisi darurat akibat kebakaran,
serta penjelasan pencegahan bahaya kebakaran sesuai Instruksi
Kerja Pencegahan Bahaya Kebakaran serta cara penggunaan
APAR sesuai dengan Instruksi Kerja APAR.
13.Ketua Tim Tanggap Darurat bertanggung jawab untuk menyusun
prosedur tindak darurat untuk keadaan kebakaran.
Pegawai atau orang yang pertama kali yang mengetahui / melihat
kebakaran segera mengambil APAR yang terdekat dan berusaha
memadamkan api sambil berteriak memberitahukan kepada
karyawan lainnya untuk segera melaporkan adanya kebakaran
kepada Unit LK3 atau petugas yang ditunjuk.
12.Anggota tim yang ditunjuk bertanggung jawab untuk
membunyikan alarm (jika ada) atau tanda bahaya secara terus
menerus dengan jeda disertai dengan pemberitahuan adanya
kebakaran melalui pengeras suara.
13. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada petugas
pemeliharaan / teknisi untuk memadamkan aliran listrik yang tidak
dibutuhkan.
14. Anggota tim yang ditunjuk memberitahukan kepada semua
pegawai termasuk tamu atau pengunjung untuk menuju kedaerah
yang aman dengan cara memberikan komando :
a. Tidak boleh Panik
b. Berkumpul bersama-sama membentuk kelompok-kelompok
kecil
c. Tinggalkan tempat kerja sesuai arah peta daerah aman untuk
evakuasi
d. Jangan terburu-buru sewaktu menuju daerah aman dan sewaktu
menuruni tangga darurat.
15. Anggota tim yang ditunjuk menghubungi Dinas Pemadam
Kebakaran.
16.Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pejabat RSUD Solok
yang berkompeten, untuk segera datang ke lokasi kejadian dan
mengambil alih kendali.
17.Anggota tim yang ditunjuk mengupayakan penyelamatan antara
lain :
a. Mencari sumber penyebab bahaya dan melakukan tindakan
pengamanan
b. Melokalisir lokasi bahaya
c. Memberikan pertolongan pertama.
18.Anggota tim yang ditunjuk menghubungi pihak kepolisian dan
Lembaga / Instansi yang terkait sehubungan dengan kebakaran
yang terja
4.. Matriks Tindakan Darurat Kebakaran :
Tingkat Tanda Instruksi Tindakan
Bahaya Bahaya Dari
Bahaya 1 Teriak kebakaran
Kebakaran a. Orang pertama yang
masih melihat api.
terkendali b. Melapor kepada
(mudah koordinator.
dipadamkan) c. Koordinator area
melapor kepada
PM/SM.
ad
UNIT TERKAIT
DOKUMEN 14. Laporan pengangkutan limbah padat medis.
TERKAIT 15. Logbook/catatan keluar masuk limbah B3
RSUD
PROSEDUR
PENGGUNAAN AUTOCLAVE SAMPAH MEDIS
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
08/P.Non Medik-RS/2013
Drg.Ernoviana MKes
Nip: 19601118 198701 2 001
Tujuan Untuk memastikan bahwa limbah padat yang disterilkan sudah aman
bagi lingkungan dan kesehatan
Kebijakan 1. Unit penghasil limbah medis, petugas cleaning service
dan petugas kesehatan lingkungan memantau
pemilahan limbah medis padat.
2. Dilakukan untuk jenis limbah Plabot (plastik dan botol)
Prosedur
1. Pastikan stop kontak sudah terhubung dengan benar.
2. Pastikan keran pembuangan sudah tertutup dengan
sempurna.
3. Pastikan volume air pada EXHAUST BOTTLE sudah cukup
( antara LOW dan HIGH level ) dan terpasang dengan benar
pada tempatnya.
4. Nyalakan alat dengan menaikan SWITCH POWER yang
berada di samping kanan.
5. Buka CHAMBER LID dengan menginjak pedal pembuka.
6. Keluarkan BASKET dan CHAMBER BOTTOM PLATE dari
dalam CHAMBER ,tuangkan air suling sebanyak ± 3 liter
( minimal sensor WATER LEVEL terendam sempurna )
7. Susun kembaliCHAMBER BOTTOM PLATE dan BASKET
kemudian masukan SAMPLE atau alat – alat yang akan di
sterilisasi,tutup CHAMBER LID.
8. Pastikan lampu LED tanda READY sudah menyala.
9. Pilih mode sterilisasi yang di inginkan,
STERILIZE/LIQUID,STERILIZE/NORMAL STERILIZE -
WARM ,WARM - HEAT.
10. Atur waktu dan suhu dengan menekan tombol panah naik
dan turun.
11. Tekan tombol START untuk memulai pengoperasian,tunggu
sampai lampu LED tanda COMPLETE menyala dan alarm
peringatan berbunyi.
12. Tunggu temperature turun, untuk keamanan sebaiknya suhu
di dalam CHAMBER 60° C atau lebih dingin.Dan tekanan
pada CHAMBER nol ( 0 ), Untuk mempercepat pendinginan
CHAMBER bisa menggunakan tombol COOLING FAN dan
mengatur EXHAUST FAN SPEED.
13. Jika temperature dan tekanan aman sudah tercapai , buka
CHAMBER LID dan keluarkan sample atau alat dari dalam
BASKET.
14. Untuk membuang air yang sudah tidak digunakan lagi, lepas
EXHAUST BOTTLE dan buka keran pembuangan setelah
menyiapkan wadah untuk menampung air pembuangan.
Buka keran pembuangan.
15. Tutup keran pembuangan dan susun kembali EXHAUST
BOTTLE.
16. Tutup CHAMBER LID dan matikan daya. Untuk keamanan ,
jika dalam jangka lama tidak dipergunakan,lepas kabel power
dari stop kontak.
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
07/P. N.Medik-RS/2012
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas sumur arthesis IPSRS Rumah Sakit
Umum Solok pada waktu mengaktifkan pompa sumur arthesis
Rumah Sakit Umum Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas sumur arhesis Rumah Sakit Umum
Solok
Prosedur
A. Persiapan
1. Pastikan listrik rumah sakit hidup
2. Tombol power on/of baik
B. Pelaksanaan
1. Petugas penaggung jawab sumur arthesis, melihat
persediaan air di resevoar untuk menghidupkan power
sumur arthesis sesuai jadwal.
2. Jika sediaan air reservoir kurang dari setengah, maka
petugas menghidupkan power listrik arthesis.
3. Jika lampu listrik RS mati, petugas segera mematikan
power listrik sumur arthesis (maintedence pompa sumur
Bor)
4. Jika listrik sudah hidup dan arusnya sudah stabil, maka
power on/of dpat dihidupkan kembali.
5. Jika sediaan air (reservoar) sudah penuh maka power
sumur arthesis dapat dimatikan kembali.
6. Jika ada kendala pada sumur arthesis, maka petugas
membuat laporan pada buku laporan ruangan untuk
ditindak lanjut oleh kepala IPSRS.
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, Kabid
penunjang, kasi penunjang non medik, ULP RSUD Solok
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
05/P. N.Medik-RS/2012
Pengertian Mesin cuci adalah alat yang digunakan untuk membersihkan alat
tenun rumah sakit umum daerah solok
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
pada waktu pencucian alat tenun di Rumah Sakit Umum Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
Prosedur
1. Persiapan
a. Periksa keadaan mesin apakah sudah siap pakai
b. Pastikan arus listrik aman
c. Pastikan jumlah alat tenun sudah sesuai dengan
kapasitas mesin
2. Pelaksanaan
Menggunakan tombol 1 2
Menggunakan compas ©
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, ULP
RSUD Solok
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
06/P. N.Medik-RS/2012
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
pada waktu pengeringkan alat tenun di Rumah Sakit Umum Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
Prosedur
3. Persiapan
a) Periksa keadaan mesin apakah sudah siap pakai
b) Pastikan arus listrik aman
c) Pastikan jumlah alat tenun sudah sesuai dengan
kapasitas mesin
4. Pelaksanaan
a) Menarik engkol panel box pengering untuk
menghidupkan mesin
b) Buka pintu mesin pengering, masukan alat tenun
yang dicuci sesuai kapasitas (jangan terlalu padat)
c) pilih program pengeringkan dengan ukuran waktu 20
menit (standar Normal) atau sesuai dengan
kebutuhan dan jenis kain.
d) Biarkan mesin bekerja secara otomatis, petugas
menunggu sampai mesin berhenti sendiri (tanda:
sensor berbunyi tut tut...
e) Keluarkan kain dan siap untuk distrika
f) Mesin pengering ditutup kembali, dan turunkan
kembali engkol panel box ke posisi off (mati).
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, ULP
RSUD Solok
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
06/P. N.Medik-RS/2012
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
pada waktu pengeringkan alat tenun di Rumah Sakit Umum Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
Prosedur
5. Persiapan
a) Periksa keadaan mesin apakah sudah siap pakai
b) Pastikan arus listrik aman
c) Pastikan jumlah alat tenun sudah sesuai dengan
kapasitas mesin
6. Pelaksanaan
a) Menarik engkol panel box strika/Ironer untuk
menghidupkan mesin
b) Tekan tombol berwarna hijau pada bagian kiri alat
c) Atur suhu panas (normal 110 pada jarun alat)
d) tekan tombol hitam untuk menaikan suhu pada ironer
e) Tunggu mesin panas (15 Menit) baru digunakan
f) baru digunakan untuk merapikan alat tenun
g) Jika telah selesai matikan tombol bewarna hitam,
pada kiri alat , biarkan selama 15 menit
h) Turunkan kemali engkol panel box.
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, Kabid
penunjang, kasi penunjang non medik, ULP RSUD Solok
RSUD PROSEDUR PENYERAHAN KAIN BERSIH (SETELAH
PENCUCIAN) DI RSUD SOLOK
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
06/P. N.Medik-RS/2012
Pengertian Kain bersih adalah : kain/Alat tenun yang telah dilakukan pencucian
di Wasray rumah sakit umum daerah solok
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
pada waktu pengeringkan alat tenun di Rumah Sakit Umum Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
Prosedur
A.Persiapan
1. Buku Catatan
2. Pena
B. Pelaksanaan
1. Alat tenun yang sudah bersih dan distrika dipisahkan
pisahkan menurut Ruangan.
2. Alat tenun yang sudah dipisah dicocokn kembali dengan
yang diterima petugas wasray
3. Kain bersih diantar kembali keruangan dengan
menggunakan troli kain bersih
4. Kain bersih diserahkan keruangan/Instalasi dicocokan
dengan catatan buku penerimaan dan ditandatangani oleh
petugas ruangan/perawat.
5. Jika ada kain yang diterima kurang, perawat ruangan
membuat catatan pada buku terima untuk ditindak lanjuti
oleh kepala ruangan wasray
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, Kabid
penunjang, kasi penunjang non medik, ULP RSUD Solok
RSUD PROSEDUR PENGAMBILAN KAIN KOTOR (LOGISTIK)
DI RSUD SOLOK
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
07/P. N.Medik-RS/2012
Pengertian Kain kotor adalah : alat tenuan RS yang telah digunakan untuk
kebutuhan klien dan tindakan medis di rumah sakit umum daerah
solok
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
pada waktu pengambilan kain kotor di Instalasi Rumah Sakit Umum
Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas washray Rumah Sakit Umum Solok
Prosedur
A. Persiapan
1. Buku serah terima alat tenun menurut ruangan yg akan
dituju
2. Pena
B. Pelaksanaan
1. Petugas wasray mengambil kain kotor pada tempatnya
tiap hari di semua Instalasi Rawat Inap.
2. Menimbang dan mencatat berat kain kotor dari masing
rawat inap dan instalasi
3. Petugas wasray menghitung jumlah kain kotor/alat tenun
sesuai dengan jenis disaksikan oleh perawat ruangan
4. Petugas wasray mencatat jumlah kain kotor yang dierima
pada buku serah terima kain kotor dan diketahui oleh
perawat ruangan (tanda tangan petugas ruangan)
5. Petugas membawa kain kotor ke wasray dan dilakukan
pemisahan kain kotor antara Kain yang kena
darah/muntah dll (infeksi) dg kain Non Infeksi
6. Kain non infkesi dimasukan langsung kemesin cuci untuk
dilakukan pembersihan.
7. Kain Kotor yang infeksi direndam dengan menggunakan
Hypoclorin (by clin) 1% dan merendam selama ± 30
Menit
8. Kemudian kain kotor dibersihkan dengan menggunakan
sabun batang dan dibilas.
9. Kain kotor yang telah dibilas dimasukan ke mesin cuci.
10. Setelah dicuci dikeringkan
11. Setelah kering baru disterika dan dipilah menurut ruangan
Instalasi
12. Kain yang telah bersih dikembalikan ke masing Instalasi
13. Kain bersih yang diterima Instalasi dibukukan dalam
pencatatan yang disaksikan petugas/perawat.
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, Kabid
penunjang, kasi penunjang non medik, ULP RSUD Solok
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
08/P. N.Medik-RS/2013
Pengertian Air limbah adalah : air yang didapat dari bak pengumpul awal (inlet)
dan air yang didapat setelah dari IPAL akhir (outlet) yang ada pada
IPAL RS
B. Pelaksanaan
1. Petugas mengambil air limbah secara rutin tiap bulan,
pada inlet dan outlet ipal sebanyak lebih kurang 2lt.
2. Petugas memberi tanda inlet (drigen I) dan outlet
pada (drigen 2).
3. Sampel yang diambil segera diperiksa pada labor
kesehatan yang telah terakreditasi.
4. Hasil Pemeriksaan didokumentasikan oleh petugas
sanitasi untuk dianalisa dan bukti fisik pemeriksaan
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, Kabid
penunjang, kasi penunjang non medik, RSUD Solok
SOLOK
No Dokumen No Revisi Halaman
07/P. N.Medik-RS/2012
Tujuan Sebagai acuan bagi petugas sumur arthesis IPSRS Rumah Sakit
Umum Solok pada waktu mengaktifkan pompa sumur arthesis
Rumah Sakit Umum Solok.
Kebijakan Berlaku bagi semua petugas sumur arhesis Rumah Sakit Umum
Solok
Prosedur
C. Persiapan
3. Pastikan listrik rumah sakit hidup
4. Tombol power on/of baik
D. Pelaksanaan
7. Petugas penaggung jawab sumur arthesis, melihat
persediaan air di resevoar untuk menghidupkan power
sumur arthesis sesuai jadwal.
8. Jika sediaan air reservoir kurang dari setengah, maka
petugas menghidupkan power listrik arthesis.
9. Jika lampu listrik RS mati, petugas segera mematikan
power listrik sumur arthesis (maintedence pompa sumur
Bor)
10. Jika listrik sudah hidup dan arusnya sudah stabil, maka
power on/of dpat dihidupkan kembali.
11. Jika sediaan air (reservoar) sudah penuh maka power
sumur arthesis dapat dimatikan kembali.
12. Jika ada kendala pada sumur arthesis, maka petugas
membuat laporan pada buku laporan ruangan untuk
ditindak lanjut oleh kepala IPSRS.
Unit Terkait Kabid keuangan dan Program, Kasi aset dan perlengkapan, Kabid
penunjang, kasi penunjang non medik, ULP RSUD Solok
Pengelolaan limbah plastik-botol infus bekas
Nomor Dokumen No. Revisi Halaman
1 dari 2
Pasal. 61
• Dumping hanya dapat dilakukan dengan izin menteri, gubernur atau bupati/wlkota sesuai
dengan kewenangannya;
• Dumping hanya dapat dilakukan dilokasi yang telah ditentukan;
• Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara & persyaratan dumping limbah/ bahan diatur dalam
PP.
D. Penyimpanan LB3
1. Persyaratan Pengemasan LB3
LB3 mempunyai karakteristik yang beragam, untuk meningkatkan pengamanannya,
sebelum disimpan LB3 dikemas lebih dahulu.
a. Persyaratan pra pengemasan
• Karakteristik bahaya LB3 harus dengan pasti diketahui;
• Bila LB3 yang dhasilkan sama, pengujian karakteristik LB3 dapat dilakukan min 1X;
• Bentuk & bhn kemasan berdasarkan kecocokan terhadap jenis dan karakteristik limbah yang
dikemas.
b. Persyaratan umum kemasan
• Kemasan harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas karat & kebocoran;
• Bentuk, ukuran & bahan kemasan sesuai dengan karakteristik LB3 yang dengan
mempertimbangkan segi keamanan, kemudahan penanganannya;
• Kemasan dapat dari bahan plastik ( HDPE, PP, PVC) & logam (teflon, baja karbon, SS304
dll)
c. Prinsip pengemasan limbah B3
• LB3 dengan bahan yang tidak saling cocok tidak boleh disimpan dalam 1 kemasan;
• Jumlah pengisian LB3 dalam kemasan harus mempertimbangkan kemungkinan pengemb vol
LB3, pembentukan gas atau terjadinya kenaikan tekanan;
• Jika kemasan yang berisi LB3 dalam kondisi tidak layak/ bocor LB3 harus dipindahkan ke
kemasan lain yang memenuhi syarat;
• Kemasan yang telah berisi limbah B3 harus diberi penandaan (simbol & label) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
• Wajib dilakukan pemeriksaan terhadap kemasan LB3 untuk memastikan tidak terjadi
kerusakan/kebocoran;
• Wajib melaporkan kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan LB3 sebagai bagian
PLB3.
- Rancang bangunan & luas penyimpanan sesuai jenis, karakteristik & jumlah
LB3;
– Terlindung dari masuknya air hujan secara langsung;
– Tanpa plafond & mempunyai sistim ventilasi udara, memasang kasa/bahan lain mencegah
msuknya burung/ binatang kecil;
– Mempunyai penerangan (lampu/cahaya matahari) yang memadai, dilengkapi dengan sistim
penangkal petir;
– Pada bagian luar dberi penandaan (simbol);
– Lantai kedap air, tidak bgelombang, kuat & tidak retak, landai minimal 1%. Pada bagian luar
bangunan, air hujan dapat mengalir menjauhi bangunan penyimpanan;
– Tempat penyimpanan lebih dari 1 karakteristik limbah, dbuat tanggul pemisah, tiap bagian
penyimpanan mempunyai bak penampung tumpahan;
– Sarana lain yang harus tersedia : peralatan & sistem pemadam kebakaran, pagar
pengamanan, pembangkit listrik cadangan, Fasilitas P3K, Peralatan komunikasi, Gudang
tempat penyimpanan peralatan & perlengkapan, Pintu darurat & alarm.